Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA


(PIS PK)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebidanan Komunitas

Di Program Studi D III Kebidanan Tasikmalaya

Disusun oleh,

Kelompok : 11

Anggota : 1. Salma Rahmy Nabilah (P20624118030)

2. Suci Nisrina Ratu A (P20624118035)

3. Tri Novianty (P20624118038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

JURUSAN KEBIDANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, dengan judul “Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK)”.

Shalawat beserta salam juga tidak lupa pula penulis sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang
terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini. Makalah ini dibuat
untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana program indonesia sehat
dengan metode pendekatan keluarga (PIS PK).

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tasikmalaya, Februari 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PIS-PK..................................................................................3
B. Konsep Pendekatan Keluarga.................................................................3
C. Keluarga Sebagai Fokus Pemberdayaan.................................................6
D. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga..........................................................8
E. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pendekatan Keluarga.............................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu: meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, meningkatnya pengendalian penyakit, meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PIS-PK ?
2. Bagaimana konsep pendekatan keluarga ?
3. Bagaimana keluarga sebagai fokus pemberdayaan ?
4. Bagaimana pelaksanaan pendekatan keluarga ?
5. Bagaimana kegiatan dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari PIS-PK.
2. Untuk mengetahui konsep pendekatan keluarga.
3. Untuk mengetahui keluarga sebagai fokus pemberdayaan.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan keluarga.
5. Untuk mengetahui kegiatan dalam pelaksanaan pendekatan keluarga.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pemaparan
pemikiran tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK).
2. Pembaca, sebagai media informasi perkembangan pengetahuan tentang
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian PIS-PK
PIS-PK ialah suatu program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
yang merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan VISI dan
MISI Presiden. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia (Program Indonesia Sehat) yang tertuang dalam rencana strategi
Kemenkes 2015-2019.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar
utama, yaitu:
1. Penerapan paradigma sehat.
2. Penguatan pelayanan kesehatan.
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Pedoman penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini
adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 39 tahun 2016. Puskesmaslah ujung tombak dan penentu
keberhasilan program ini.
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif,
serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.
B. Konsep Pendekatan Keluarga
Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di

3
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Keluarga sebagai fokus dalam
pendekatan pelaksanaan Program Indonesia Sehat. Salah satu fungsi keluarga
yaitu sebagai perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan, yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga-
nya.
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang
mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga,
didasarkan pada data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta
pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan
skrining kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari
upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan
berikut :

4
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil
Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidak- lanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan
memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (family
folder). Dalam menjangkau keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana
selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga.
Perlu diperhatikan, bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini
tidak berarti mematikan UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat
UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif.
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan dapat
mengenali masalah-masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik). Individu
anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian
dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan
Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi
kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini
merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan
UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas (gambar diatas). Untuk itu,
diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki
Tim Pembina Keluarga.
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam
Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian
Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang

5
terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa
pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi
bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda
(usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua atau usia lanjut. Untuk
dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap
seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus
pada keluarga. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, individu-individu
harus dilihat dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya.

Gambar 1 : pendekatan siklus hidup


C. Keluarga Sebagai Fokus Pemberdayaan
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil dari
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini disebut
rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga yang
anggotanya mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain yang
memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah
(misalnya pembantu rumah tangga), disebut keluarga luas (extended family).
Oleh karena merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat kesehatan
rumah tangga atau keluarga menentukan derajat kesehatan masyarakatnya.
Sementara itu, derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh PHBS
dari keluarga tersebut. Dengan demikian, inti dari pengembangan desa dan
kelurahan adalah memberdayakan keluarga-keluarga agar mampu
mempraktikkan PHBS. PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan

6
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.
Contohnya pada bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan, menimbang balita dan memantau perkembangannya secara
berkala, memberikan imunisasi dasar lengkap kepada bayi, menjadi aseptor
keluarga berencana, dan lain-lain. Kemudian pada bidang gizi dan farmasi
harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum Tablet
Tambah Darah (TTD) selama hamil, memberi bayi Air Susu Ibu saja (ASI
eksklusif), dan lain-lain.
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dari Puskesmas. Karena keluarga merupakan lembaga
terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari
pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang selama ini
dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini
disebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan
kelanjutan dari pemberdayaan keluarga melalui pengembangan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Tujuan dari
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain adalah
terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat.
Kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan perorangan
(UKP) tingkat pertama memang dapat menghasilkan individu sehat, yang
diukur dengan Indikator Individu Sehat (IIS). Tetapi dengan cara ini saja,
Kecamatan Sehat akan sulit dicapai. Melalui pemberdayaan masyarakat desa
dan kelurahan di wilayah kerjanya, Puskesmas akan lebih cepat mencapai
Kecamatan Sehat. Dengan mengembangkan dan membina desa dan
kelurahan, Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan

7
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan
keluarga-keluarga sehat yang diukur dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Sedangkan pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan akan menghasilkan
peran serta masyarakat berupa UKBM seperti Posyandu, Posbindu, Polindes,
Pos UKK, dan lain-lain.
D. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,
ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam
satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat
telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan
sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
Pada indikator yang pertama, Keluarga mengikuti program
keluarga berencana (KB), pasangan usia subur, dapat mengunakan
metode KB yang sesuai dan diharapkan kepada ibu bersalin untuk dapat
menggunakan KB segera setelah melahirkan. Untuk pilihan metode
kontrasepsi yang tetap bagi anda dan pasangan tentunya anda bisa
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ada sejumlah manfaat ber-KB
diantaranya dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dan juga dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga, mengatur dan menjarangkan kehamilan,
meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak, dan
dapat menurrunkan resiko kematian ibu dan bayi.
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Pada indikator kedua, Ibu melakukan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan akan membuat ibu selamat dan bayi sehat. Ada
sejumlah manfaat bersalin difasilitas pelayana kesehatan diantaranya

8
dengan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi ditolong
oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Ibu juga akan dapat memperoleh
pelayanan KB segera setelah melahirkan, dapat menggunakan JKN-
KIS/JAMPERSAL sebagai sumber pembiayaan, ibu dan bayi
mendapatkan penanganan segera jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi,
bayi akan mendapatkan IMD (inisiasi menyusu dini) dan juga bayi akan
mendapatkan seluruh perawatan yang diperlukan termasuk juga
imunisasi.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Indikator ketiga, Bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi
dasar lengkap untuk bayi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas,
Dokter, dokter spesialis anak, bidan praktik dan juga di rumah salin.
untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi dasar lengkap yang harus
diperoleh oleh seorang bayi dan anak dapat dilihat pada paket
informasi Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di sini.
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
Indikator keempat, Bayi mendapat ASI Ekslusif. Pastikan bayi
anda hanya diberikan ASI saja dari usia 0-6 bulan, dan ASI diteruskan
sampai usia bayi 2 tahun. Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat dan
anak akan tumbuh kembang secara optimal. Anak akan tumbuh sehat dan
cerdas. 
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
Indikator ke-lima, Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan.
Agar Balita mendapat pemantauan pertumbuhan, balita harus dibawa ke
posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Diposyandu balita akan
ditimbang  setiap bulan sejak lahir sampai 5 tahun. Pemantauan
pertumbuhan balita ini bermanfaat untuk mengetahui status pertumbuhan
balita, sebagai deteksi dini gangguan pertumbuhan balita, Ibu mendapat
penyuluhan gizi pertumbuhan balita.
Konsultasikan segera balita ke Puskesmas apabila ditemui hal-hal
sebagai berikut:

9
a. Berat badan berada dibawah garis Merah
b. Berat badan tidak naik
c. Balita sakit/demam/batuk/pilek/diare
Manfaat lain balita selalu dibawa ke Posyandu adalah agar orang
tua dapat selalu memantau pertumbuhan balita, mendapat kapsul vitamin
A, mendapat imunisasi lengkap,  tempat mendapatkan makanan
tambahan bergizi. Selain itu ke posyandu juga sangat bermanfaat bagi ibu
hamil untuk mendapat tablet tambah darah dan ibu juga bisa mendapat
pengetahuan/wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti penuyukuhan
yang disampaiakan oleh petugas kesehatan, terutama pengetahunan yang
terkait dengan Kesehatan ibu dan anak.
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Indikator keenam, Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai
standar. Gejala TB diantaranya adalah batuk berdahak, sesak nafas dan
nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, dan  demam meriang
berkepanjangan, Gejala lainnya adalah berat badan menurun, dan adanya
kontak dengan pasien TB. Bila ada salah satu atau lebih gejala di atas
segera periksa ke Puskesmas.
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Indikator ketujuh, Penderita Hipertensi melakukan pengobatan
secara terarur. Pada umumnya hipertensi tidak disertai dengan gejala atau
keluhan tertentu. Keluhan tidak spesifik pada penderita hipertensi adalah
sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur,
rasa sakit di dada, mudah lelah dan lain-lain.
Mengendalikan hipertensi bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat
dan minum obat secara teratur. Pengobatan secara teratur adalah :
meminum obat secara teratur sesuai rekomendasi dokter dan melakukan
kontrol teratur. sudah seharusnya kita waspadai hipertensi dan kendalikan
tekanan darah.
Ada sejumlah faktor resiko hipertensi. Faktor resiko tersebut ada
yang merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu umur jenis

10
kelamin dan riwayat keluarga. Dan ada juga faktor resiko yang dapat
diubah seperti merokok, kurang makan buah dan sayur, konsumsi garam
berlebih, kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan,
dislipidemia dan stres.
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
Indikator kedelapan, Penderita gangguan jiwa mendapat
pengobatan dan tidak ditelantarkan. Gangguan jiwa dapat diobati apa apa
lagi jika ditangani sedini mungkin. Peran keluarga sangat penting dalam
memperhatikan dan mendeteksi dini gejala perubahan emosi, perilaku
dan pola/isi pikir yang tidak wajar dari anggota keluarga. Hal yang harus
diperhatikan adalah apabila ada anggota keluarga yang dipasung agar
segera dilaporkan kepada kader/puskesmas setempat untuk dapat
ditangani sebagaimana mestinya. 
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Indikator kesembilan,  Anggota keluarga tidak ada yang merokok.
Rokok itu sebenarnya adalah racun. Dalam satu batang rokok yang
dibakar, mengandung 4000 zat kimia beracun dan sebagian diantaranya
adalah bersifat karsinogenik. Racun utama yang terdapat dalam sebatang
rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida.
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Indikator ke sepuluh, Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN.
Menjadi anggota JKN atau menjadi peserta JKRA di aceh adalah sesuatu
yang sangat penting bagi keluarga. Hal ini untuk menjamin anggota
keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Indikator kesebelas, Keluarga mempunyai akses sarana air bersih.
Sarana air bersih sangat penting untuk mencapai keluarga sehat.Harus
dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air disekitar sumber air,

11
dan dilengkapi dengan saluran pembuanagan air, tidak ada kotoran atau
kuman pencemar air dan memenuhi syarat-syarat air yang bersih.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Indikator kedua belas, Menggunakan/mempunyai akses jamban
keluarga. Selalu gunakan jamban sehat. Manfaat Buang Air Besar dan
Kecil di jamban diantaranya adalah :
a. Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
b. Tidak mencemari sumber air dan tanah yang ada disekitarnya
c. Tidak mengundang lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan
penyakit sehingga semua anggota keluarga akan sehat dan terhindar
dari  berbagai penyakit yang biasa disebabkan oleh kegiatan buang
air besar sembarangan seperti infeksi saluran pencernaan, tifus,
kecacingan, diare, dan disentri.
Agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih
prima kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks
keluarga sehat, yang merupakan komposit indikator dari 12 indikator
keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
1. Menurunkan angka kematian ibu
2. Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
3. Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis
dan malaria)
4. Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes
melitus, obesitas, kanker
5. Dan gangguan jiwa.
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing
indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan
atau dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.

12
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Penguatan UKM di Puskesmas juga mutlak diperlukan, yang mencakup
dua macam UKM, yaitu UKM esensial dan UKM pengembangan. Puskesmas
wajib melaksanakan UKM esensial yang meliputi:
1. Pelayanan promosi kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan lingkungan.
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
4. Pelayanan gizi.
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (baik penyakit menular
maupun penyakit tidak menular).
E. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di
tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh
Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan). Pendataan
keluarga merupakan langkah awal , sehingga pada langkah ini harus
dikelola dengan baik supaya langkah-langkah selanjutnya dapat berfungsi
secara optimal.
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga
pengelola data Puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun
rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh
Pembina Keluarga.
5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung)
oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga
pengelola data Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah
manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-
Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) ialah
suatu program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga yang merupakan
salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia. Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah promotif-preventif, dibarengi
dengan pemberdayaan masyarakat.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database
keluarga sehat yang meliputi seluruh keluarga yang tinggal di wilayah
kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas merancang kegiatan
promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi
yang sakit atau keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga
memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.
B. Saran
Diharapkan pembaca menemukan banyak sumber mengenai PIS-PK
(Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) untuk mendapatkan
informasi yang lebih banyak.

14
Daftar Pustaka
Marwati, Triani, Irnafa Ratri Aisya, Aulia Alifariani. 2018. Promosi
Kesehatan untuk Mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) Indikator Hipertensi dan KB di Desa Combongan. Jurnal
Pemberdayaan. 2(1). 75-82.
Virdasari, Eri, Septo Pawelas Arso, Eka Yunila Fatmasari. 2018. Analisis
Kegiatan Pendataan Keluarga Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga di Puskesmas Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(5). 53-
61.
Laelasari, Eva, Athena Anwar, Rachmalina Soerachman. 2017. Evaluasi
Kesiapan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK). Jurnal Ekologi Kesehatan. 16(2). 57-72.
Taher, Akmal, Yudhi Prayuda Ishak Djuarsa, dkk. 2016. Pedoman Umum
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai