Makalah Stres Adaptasi Dan Koping
Makalah Stres Adaptasi Dan Koping
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Alah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah “Stres Adaptasi
dan Koping” ini dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dengan adanya penulisan
makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa
menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup ilmu
keperawatan.
Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum
mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat
diharapkan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah
ini dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang
masih belum diungkapkan dalam membahas Stres Adaptasi dan Koping.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1. Latar Belakang.....................................................................................
2. Tujuan..................................................................................................
BAB II ISI......................................................................................................
1. Konsep Stres........................................................................................
2. Model Stres..........................................................................................
3. Pengertian Koping...............................................................................
4. Faktor yang mempengaruhi koping.....................................................
5. Gangguan pola koping.........................................................................
6. Manajemen keperawatan ....................................................................
BAB III KESIMPULAN................................................................................
1. Kesimpulan..........................................................................................
2. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1
BAB III
ISI
1. Konsep Stress
Sumber Stres
JENIS STRES
2
Ditinjau dari penyebabnya, stress dapat dibagi dalam beberapa jenis
sebagai berikut:
1) Stres fisik, merupakan stress yang disebabkan oleh keadaan
fisik, seperti suhu yang terlalu tinggin atau terlalu rendah, suara
bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dlln.
2) Stress kimiawi, merupakan stress yang disebabkan oleh
pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat
beracun asam, basa, faktor hormone atau gas, dlln.
3) Stress mikrobiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh
kuman, seperti virus, bakteri, atau parasit.
4) Stress fisiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh
gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur
tubuh, fungsi jaringan, organ, dlln.
5) Stress proses tumbuh kembang, merupakan stress yang
disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa
pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6) Stress psikologis dan emosional, merupakan stress yang
disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri,
misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau
keagamaan.
2. Model Stress
Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori
perilaku. Model stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien
mengatasi respons yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor.
3
tubuh terhadap tuntutan yang dihadapinya. Stress ditunjukkan oleh reaksi
fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum ( general
adaptation syndrome-GAS )
4
Model ini berfokus pada karakteristik yang bersifat menggangu atau
merusak dalam lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stress
sebagai stimulus telah menghasilkan skala penyesuaian ulang sosial, yang
mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan
seseorang terhadap penyakit yang dideritanya (Holmes dan Rahe, 1976).
Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah:
1. Perisrtiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan
hal normal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama.
2. Orang adalah penerima stress yang pasif; persepsi mereka terhadap
suatu peristiwa tidaklah relevan.
3. Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit
akan timbul setelah ambang batas tersebut terlampaui.
Dua jenis stres koping adalah koping yang berfokus pada masalah
dan koping yang berfokus pada emosi. Koping yang berfokus pada
masalah mengacu pada upaya memperbaiki situasi dengan membuat
5
perubahan atau mengambil beberapa tindakan. Koping yang berfokus pada
emosi mencakup pikiran dan tindakan yang meredakan distres emosi.
Koping yang berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi, tetapi setelah
menggunakannya, individu sering kali merasa lebih baik.
6
berkoping. Beberapa orang memilih untuk menghindar lainnya berhadapan
dengan situasi sebagai koping. Sementara, yang lainnya lagi mencari
informasi atau tergatung pada keyakinan agama sebagai strategi koping.
7
4. Faktor yang mempengaruhi koping
Faktor yang mempengaruhi strategi koping individu meliputi usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, kesehatan
fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan
dukungan sosial dan materi (Suwitra, 2007).
a. Usia
Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan
jenis stresor yang paling mengganggu. Usia dewasa lebih mampu
mengontrol stress dibanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut
(Siswanto, 2007). Indonesiannursing (2008) memaparkan usia
berpengaruh terhadap cara pandang seseorang dalam kehidupan,
masa depan dan pengambilan keputusan.
b. Jenis kelamin
Wanita biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap
stressor dibanding dengan pria, secara biologis kelenturan tubuh
wanita akan mentoleransi terhadap stres menjadi baik dibanding
pria (Siswanto, 2007). Jenis kelamin sangat mempengaruhi dalam
berespon terhadap penyakit, stres, serta penggunaan koping dalam
menghadapi masalah.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang mudah terkena
stres atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi
dan pengontrolan terhadap stressor lebih baik (Siswanto, 2007).
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
d. Status Perkawinan
Yosep (2007) menjelaskan salah satu penyebab stress psikososial
yaitu status perkawinan dimana berbagai permasalahan perkawinan
8
merupakan sumber stres yang dialami seseorang, misalnya
pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian pasangan, dan lain
sebagainya. Stressor ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam
depresi dan kecemasan.
e. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam
usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga
yang cukup besar.
f. Keyakinan atau Pandangan Positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting,
seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang
mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan
(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping
tipe : problemsolving focused coping.
g. Keterampilan Memecahkan
Masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari
informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan
tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil
yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana
dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
h. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang berlaku dimasyarakat.
i. Dukungan Sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan
informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh
orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
j. Materi
9
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang barang
atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
5. Gangguan pola koping
a. Krisis maturasi
b. krisis situasional
c. Sistem pendukung yang tidak memadai
d. Harga diri rendah
e. Kelainan fungsi dan sistem keluarga
f. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
g. Penganiayaan dan pengabaian anak (Ademal 2012).
6. Manajemen Keperawatan
1) PENGKAJIAN
a. Faktor pendukung
Biologis : genetik, status nutrisi
Psikologis : pengetahuan, kemampuan berbicara, moral,
personal,
pengalaman
Status Budaya : umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan.
b. Faktor pencetus
Biologis :
a. Neroanatom
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Psikologis :
a. Persaingan antara saudara kandung
b. Intelegensi
c. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
d. Kehilangan mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu dan
bersalah
e. Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri
f. Keterampilan, bakat dan aktifitas
10
g. Pola adaptasi
h. Tingkat perkembangan emosi
Sosio-budaya :
a. Kestabilan keluarga
b. Tingkat ekonomi
c. Pengaruh ras dan agama
d. Masalah kelompok minoritas, prasangka dan fasilitas kesehatan,
pendidikandan kesejahteraan yang tidak memadai
c. Penilaian respon terhadap stress :
a. Afektif : perasaan sedih, marah, takut, senang, rasa tidak
berdaya(putus
asa, merasa sendirian)
b. Kognitif : tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri
sendiri, hilang
perhatian, ilusi, bingung, ragu-ragu
c. Psikologi : peningkatan(prolaktin,ACTH, kolagen,lemah,
letih, lesu,
pusing, perubahan berat badan)
d. Tingkah laku : menarik diri, gangguan tingkat aktifitas,mudah
marah,
menangis dan tersinggung
2) DIAGNOSA
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perawat mengambil dari
buku nanda domain 10
Data yang dikumpulkan dapat dikelompokkan dalam masalah
keperawatan(potensial atau aktual) dan etiologi dari masalah. Berikut
diagnosa keperawatan pada stress dan adaptasi :
a. Koping individu tidak aktif berhubungan dengan :
1. Perubahan pola hidup
2. Sistem pendukung tidak adekuat
11
3. Koping yang tidak ampuh
4. Stress yang berkepanjangan
b. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengar :
1. Masalah ekonomi
2. Kecacatan yang berkepanjangan
3. Stress yang berkepanjangan ( fisiologis, psikososial, dan situasi)
c. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
1. Stress fisiologis
2. Krisis emosi atau situasi
d. Keputusan berhubungan dengan :
1. Tidak mampu menyelesaikan stress
2. Tidak mampu mengontrol stree
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
1. Ansietas
2. Krisis situasi atau emosi
3) PERENCANAAN
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien,
mencakup :
a. Klien dapat menangani berbagai masalah dalam kehidupan
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat
4) IMPLEMENTASI
1. Dukungan klien dan keluarga
2. Orientasi klien
3. Pertahankan identitas klien
4. Memberi informasi yang dibutuhkan klien
5. Ulangi informasi jika klien sukar mengingat
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, dan mendukung kemandirian
klien
12
7. Meningkatkan harga diri klien
8. Membantu menejemen stress
9. Bantu dan latih klien berfikir
5) EVALUASI
1. Pada klien :
a. Klien dapat mengahadapi berbagai perubahan dalam kedepannya
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien dapat menerima beberapa dukungan yang adekuat
2. Pada keluarga :
a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapeutik
b. Keluarga mampu memberikan informasi yang dibutuhkan klien
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Setiap individu pasti pernah mengalami stres dan manusia juga haruslah
mampu dan pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena wanita
sangat rentan dan mudah mengalami stres. Dari masa remaja, pranikah,
kehamilan, melahirkan, nifas menyusui dan menopuse.
2. SARAN
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh
karena itu jagalah kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan
sebagai salah satu tes mental bagi jiwa manusia walaupun tidak dapat
dipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk menghindari
stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan
output agar tetap seimbang (homeostatis). Sebagai manusia terapi
psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup, terapi
psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu
14
berpikir positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada
hal-hal yang menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu
berpikir positif juga dapat mengurangi dampak stress pada diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
15