Anda di halaman 1dari 16

UPAYA GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM

BELAJAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
dibimbing oleh Dr.H.Maman Rusmana

Disusun oleh :

Disusun Oleh :

Ambar Fuzi Astuti

Kelas : 1B

ENGLISH EDUCATION PROGRAM


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
Jl. Pahlawan No. 32 Telp (0262) 233556 Fax (0262) 540649

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb…

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya
membahas tentang “UPAYA GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
dibimbing oleh Dr. H. Maman Rusmana. Saya  menyadari dalam makalah  ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang saya  miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami 
dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah ini
di waktu yang akan datang. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat.

Garut, 12 Januari 2014

            Penyusun

2
DAFTAR ISI                                                                                          HALAMAN

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..II

BAB I……………………………………………………………………………………………...1

PENDAHULUAN… ...…………………………………………………………………………...1

1. LATAR BELAKANG ...……………………………………………………………………….1

2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………….1

3. TUJUAN…..…………….……………………………………………………………………...1

BAB II….………………………………………………………………………………………….2

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..2

A. MOTIVASI BELAJAR……..………………………………………………………………….2

B. PERAN GURU……………………… ………………………………………………………..5

C. UPAYA GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR…………………….7

BAB III…………………………………………………………………………………………..11

KESIMPULAN ………………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...…………………………13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru
maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.
Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Seperti diketahui, motivasi belajar pada siswa tidak sama kuatnya. Pada siswa yang
motivasinya bersifat intrinsik, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di
luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya bersifat ekstrinsik, kemauan
untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikian, di dalam
kenyataan motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja.
Oleh karena itu, upaya menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, khususnya oleh guru
merupakan suatu hal yang perlu dan wajar (Max Darsono, 2001 : 68).
Penguatan dan penanaman motivasi belajar berada di tangan para guru. Karena selain
siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru menyusun
desain pembelajaran dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Guru juga berperan
sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk
menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.
Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Peran
Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”

II. Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan motivasi?

b. Apa saja peranan guru?

c. Apa upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar?

III. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari motivasi.

b. Untuk mengetahui apa saja peranan guru.

c. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi menurut Sudarwan Danim, motivasi diartikan sebagai kekuatan,
dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri
karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada
juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau
menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian
guru (Marx Lepper: 1988).
Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda.
Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-
keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga
komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi
apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka
memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan dan tujuan merupakan hal ingin di capai oleh seorang individu.
Tujuan tersebut akan mengarahkan perilaku dalam hal ini  yaitu perilaku unutk belajar.
Bertolak dari arti kata motivasi diatas, maka yang dimaksud dengan motivasi
belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat belajar. atau dengan kata lain
sebagai pendorong semangat belajar.

2. Pentingnya Motivasi Belajar


            Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut :

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar proses dan hasil akhir


Contohnya : setelah siswa membaca suatu bab buku bacaan, di bandingkan dengan temannya
sekelas yang juga bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca
lagi.

b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya
Sebagai ilustrasi jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai maka ia berusaha
maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.

5
c. Kegiatan belajar
Sebagai ilustrasi setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius, seperti
bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya.

d. Membesarkan semangat belajar


Contoh seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada
adik yang di biayai orang tua maka ia akan berusaha agar cepat lulus.

e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk
menggunakan kekuatannya sehingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa di
harapkan untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan  temannya. Apa yang
di lakukan di harapkan dapat berhasil memuaskan.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:

a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa


Dalam hal ini pujian, hadiah, dorongan atau pemicu semangat dapat di gunakan untuk
mengobarkan semangat belajar.

b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam  sehinnga


dengan bermacamnya motivasi tersebut di harapkan guru dapat menggunakan bermacam-macam
strategi belajar mangajar.

c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran
seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.

3. Jenis Motivasi
Berdasarkan sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi
oleh sesuatu di luar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan
puas kalau tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri.
Misalnya, orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorong, ia akan mencari sendiri buku-
buku untuk dibacanya. Orang yang rajin dan bertanggung jawab tanpa menunggu komando
sudah belajar dengan sebaik-baiknya.

b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa
mau melakukan belajar.

6
Misalnya, siswa yang sedang menyelesaikan pekerjaan rumah, sekedar mematuhi perintah guru,
kalau tidak dipatuhi guru akan memarahinya.

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada beberapa
prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:

a. Motivasi Sebagai Dasar Penggerak Yang Mendorong Aktivitas Belajar.


Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah
sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Minat merupakan
kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan.
Namun minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat
dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia
akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi
diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

b. Motivasi Intrinsik Lebih Utama Daripada Motivasi Ekstrinsik Dalam Belajar.


Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi
ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk
diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari
pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala
sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan
mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik Daripada Hukuman.


Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi
masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka
dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas
prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih
meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat
dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

d. Motivasi Berhubungan Erat Dengan Kebutuhan Belajar.


Dalam kehidupan anak didik. Membutuhkan penghargaan. Perhatian, ketenaran, status,
martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat
memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat
memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik
agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi
kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

7
e. Motivasi dapat Memupuk Optimisme Dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap
pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak
hanya kini, tetapi juga di hari mendatang.

B. PERAN GURU
1. Pengertian Guru
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama,
guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya
dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan
bagi masyarakat.

2. Peran Guru dalam proses pembelajaran


Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada
guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil
belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat optimal.
Peran seorang guru sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam
proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor,
motivator, konsuler, eksplorator, dsb.
Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru
sebagai:

a. Guru sebagai demonstrator


Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya
karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu hal yang
harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus
belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang
disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.

b. Guru Sebagai Pengelola Kelas


Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar.
Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang mendahului antara mengajar dan belajar karena
masing-masing memiliki peran yang memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya.
Keberhasilan/kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian
juga keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar.

8
Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Ad.
Rooijakkers, 1990:1). William Burton mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya
memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat penting dalam mengelola kelas agar terjadi PBM
dapat berjalan dengan baik.

c. Guru sebagai mediator


Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan
merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian
integral demi berhasilnya proses pendidikan.

d. Guru sebagai fasilitator


Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa
narasumber, buku teks, majalah ataupun suratkabar.

e. Guru sebagai evaluator


Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-
waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil
yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan,
karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

f. Guru sebagai motivator


Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi
kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya
adalah penguatan peran guru sebagai motivator.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk
perilaku belajar siswa yang efektif.

9
C. UPAYA GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar


Ada beberapa prinsip yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian siswa,
keaktifan siswa, keterlibatan langsung siswa, materi pelajaran yang merangsang, dan lain-lain.
Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan situasi kelas yang
kondusif, sehingga perhatian, keterlibatan siswa, dan lain-lain yang termasuk prinsip balajar
dapat berfungsi secara optimal.

2. Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar


Unsur-unsur dinamis dalam belajar maksudnya adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dapat berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan lemah menjadi menguat. Unsur-
unsur ini meliputi bahan mengajar dan upaya pengadaannya, alat bantu mengajar dan upaya
pengadaannya, suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi siswa dan upaya
penyiapannya.

3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman yang Telah Dimiliki Siswa


Siswa lebih senang mempelajari materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai
latar belakang untuk mempelajari materi baru tersebut. Oleh karena itu, guru harus pandai
memilih contoh-contoh untuk menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini hendaknya
banyak terdapat di lingkungan siswa.

4. Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa


Setiap siswa mempunyai cita-cita dalam belajar. Namun tidak semua siswa dapat
mencapai kesuksesan tersebut. Kesuksesan biasanya dapat meningkatkan aspirasi, dan kegagalan
mengakibatkan aspirasi rendah. Untuk meningkatkan aspirasi ini, hendaknya guru tidak
menjadikan siswa selalu gagal. Kegagalan yang berkepanjangan menyebabkan siswa menjadi
tidak bergairah dalam mencapai cita-citanya. Sebaiknya guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk merumuskan tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga motivasi mereka
untuk mencapai tujuan itu lebih kuat.

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pengaruh dari faktor lain.
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan
pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dalam dirinya yang lebih utama maupun
dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar
tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.

10
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara
wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Salah satu contoh dari
ancaman tersebut adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Pada tingkat tertentu memang ada
siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada
kasus-kasus tertentu, karena siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan
guru atau orang lain sangat diperlukan oleh siswa tersebut.

Berikut adalah upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar :

1. Pergunakan Pujian Verbal


Kata-kata seperti ”bagus”, ”baik”, ”pekerjaanmu baik”, yang diucapkan guru kepada
siswa setelah selesai mengerjakan yang diperintahkan atau mendekati tingkah laku yang
diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang besar.

2. Pergunakan Tes dan Nilai Secara Bijaksana


Kenyataan bahwa tes dan nilai dipakai sebagai dasar berbagai hadiah sosial
menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi siswa. Siswa belajar
karena ada keuntungan yang diperoleh dengan nilai yang tinggi. Dengan demikian, memberikan
tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi siswa untuk belajar.

3. Membangkitkan Rasa Ingin Tahu dan Hasrat Eksplorasi


Di dalam diri siswa ada potensi yang besar yaitu rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Potensi
ini dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Rasa ingin tahu
pada anak didik melahirkan kegiatan yang positif, yaitu eksplorasi. Keinginan siswa untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman baru merupakan desakan eksploratif dari dalam diri siswa.
Motivasi akan terus meningkat jika dalam diri siswa sudah ada rasa ingin tahu dan hasrat
eksplorasi.

4. Melakukan Hal yang Luar Biasa


Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru harus dapat melakukan hal-hal yang
luar biasa, misalnya menceritakan masalah guru dalam belajar di masa lalu ketika sedang sekolah
seperti mereka, sehingga setelah mendengar cerita dari guru siswa akan lebih bersemangat dalam
belajar dan prestasi siswa akan meningkat. Melakukan hal yang luar biasa merupakan upaya
yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar.

5. Merangsang Hasrat Siswa

11
Hasrat siswa perlu dirangsang dengan memberikan sedikit contoh hadiah yang akan
diterimanya bila ia berusaha dan berprestasi dalam belajar. Hadiah yang diberikan kepada siswa
dapat berupa benda, pujian verbal, nilai yang baik dan lain-lain yang akan merangsang hasrat
siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

6. Memanfaatkan Apersepsi Siswa


Pengalaman siswa baik yang didapat di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat
dimanfaatkan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Siswa mudah menerima dan
menyerap materi pelajaran dengan menghubungkan bahan pelajaran yang telah dikuasainya.
Bahan apersepsi merupakan seperangkat materi yang dikuasai yang memudahkan untuk menuju
materi pelajaran yang baru.

7. Minta Kepada Siswa untuk Mempergunakan Hal-hal yang Sudah Dipelajari


Sebelumnya
Hal ini menguatkan belajar siswa dan sekaligus menanamkan suatu penghargaan pada
diri siswa, bahwa apa yang sedang dipelajarinya sekarang, juga berhubungan dengan pengajaran
yang akan datang.

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil
belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode
untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar
dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah
disampaikan..

9. Menggunakan metode yang bervariasi.


Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi.
Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.

10. Perkecil Daya Tarik Sistem Motivasi yang Bertentangan


Kadang agar diterima oleh teman-temannya, siswa melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan oleh guru. Dalam hal ini guru sebaiknya melibatkan ketua kelas yang berperan
sebagai pemimpin dan sebagai contoh siswa yang lain di kelas itu, dalam aktivitas yang berguna
(menyusun tes, mewakili sekolah dalam pameran ilmiah, dan sebagainya) sehingga teman-
temannya akan meniru melakukan hal-hal yang positif.
Dalam interaksi edukatif tidak semua siswa termotivasi untuk bidang studi tertentu. Motivasi
siswa untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-beda, ada siswa yang memiliki motivasi yang
tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu
disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada siswa.

12
Jika terdapat siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, peranan motivasi ekstrinsik yang
bersumber dari luar diri siswa sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik ini di berikan bisa dalam
bentuk pujian, hadiah, dan lain-lain. Tugas guru sekarang adalah bagaimana menciptakan
interaksi edukatif yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan
ingin maju. Siswa dapat tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya menopang keberhasilan
pengajaran yang gemilang.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk dapat menyesuaikan dan akhirnya
untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dinamika manusia. Tugas guru dalam memberikan
motivasi siswa adalah mengingat adanya dinamika siswa dan membimbing dinamika siswa.
Maksudnya ialah supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak
melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik.

Adanya pandangan beberapa ahli yang menekankan segi-segi tertentu pada motivasi tersebut
justru mengisyaratkan guru bertindak taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar dihayati, dialami, dan merupakan kekuatan mental siswa dalam belajar. Dari
siswa, motivasi tersebut perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan
dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan program belajar sepanjang hayat,
sebagai perwujudan emansipasi kemandirian tersebut terwujud dalam cita-cita atau aspirasi
siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, dan dinamika siswa dalam belajar. Dari guru, motivasi
belajar pada siswa berada dalam lingkup program dan tindak pembelajaran. Oleh karena itu, guru
harus berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar.

Prestasi belajar yang baik dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara wajar,
terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun sayangnya ancaman,
hambatan, dan gangguan dialami oleh siswa tertentu. Sehingga mereka mengalami kesulitan
dalam belajar. Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki siswa yang
berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di
perkotaan, tapi juga dimiliki oleh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan
kesederhanaannya. Hanya yang membedakannya pada sifat, jenis, dan faktor penyebabnya.

Setiap kali kesulitan belajar siswa yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul
lagi kasus kesulitan belajar siswa yang lain. Dalam setiap bulan atau bahkan dalam setiap
minggu tidak jarang ditemukan siswa yang berkesulitan belajar. Walaupun sebenarnya masalah
yang mengganggu keberhasilan belajar siswa ini sangat tidak disenangi oleh guru dan bahkan
oleh siswa itu sendiri. Tetapi disadari atau tidak kesulitan belajar datang pada siswa. Namun,
begitu usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar siswa
dapat dibantu keluar dari kesulitan belajar. Sebab bila tidak, siswa akan mengalami kegagalan
dalam meraih prestasi belajar yang memuaskan.

13
BAB III

KESIMPULAN

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan


sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

14
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswanya yaitu; Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, Membangkitkan minat siswa,
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, Mengguanakan variasi metode penyajian
yang menarik, Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa, Berikan penilaian, Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, Ciptakan persaingan dan kerjasama.

DAFTAR PUSTAKA

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

http://mirandamustafa.blogspot.com/2012/08/tugas-dan-peran-guru-dalamproses.html

15
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai