Laporan Biokimia Enzim I Dan II PDF
Laporan Biokimia Enzim I Dan II PDF
ENZIM
Kelompok 18
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Enzim adalah biomolekul protein yang terdiri dari satu atau lebih rantai
polipeptida. Enzim mengubah senyawa dan mempercepat proses reaksi dengan
mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara spesifik oleh enzim
(substrat) menjadi molekul lain (produk). Kerja enzim dipengaruhi beberapa
faktor, yaitu suhu , pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan aktivator.
Pada kondisi optimum, laju reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum
sehingga produk yang dihasilkan lebih banyak (Sutresna 2009). Enzim bersifat
katalis dalam reaksi tubuh makhluk hidup, sehingga sering disebut biokatalis.
Enzim yang digunakan harus sesuai dengan polisakarida yang akan dihidrolisis.
Enzim memiliki fungsi mendasar yaitu menurunkan energi aktivasi sehingga
reaksi dapat berlangsung dalam suhu atau kondisi normal (Samsuri et al. 2008).
Enzim dapat diklasifikasikan menjadi oksidoredutase, transferase, hidrolase, liase,
isomerasi dan ligase (Setyono dan Soetarto 2008).
Oksidoredutase adalah enzim-enzim yang mengkatalisis oksidoreduksi antara
substrat melalui molekul oksigen, yang termasuk adalah enzim yang
mengkatalisis oksidoreduksi dari gugus CH-OH, C=O, CH-NH 2, dan CH=NH.
Terdapat dua jenis enzim yang paling utama yaitu oksidase dan dehidrogease.
Transferase adalah enzim yang mengkatalisis pemindahan suatu gugus antara
sepasang substrat. Transferase mengkatalisis pemindahan gugus satu karbon,
residu aldehida, dan gugus yang mengandung asil, alkil, glikosil, fosfor atau
sulfur. Hidrolase mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan
substrat dengan bantuan molekul air. Transferase mengkatalisis ikatan-ikatan
ester, eter, peptida, glikosil, anhidrida asam, C-C, C-halida atau P-N. Liase
merupakan enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat tanpa
molekul air, dan meninggalkan ikatan rangkap. Liase meliputi enzim yang bekerja
pada ikatan C-C, C-O, C-N, C-S, dan C-halida. Isomerase mengkatalisis
interkonversi isomer-isomer optik, geometrik atau posisi. Ligase merupakan
enzim yang mengkatalisis penggabungan dua senyawa diikuti pemecahan ikatan
pirofosfat pada ATP atau senyawa yang sejenis (Indah 2010).
2010).
Amilase adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula.
Enzim amilase terbagi menjadi α-Amilase, β- β-Amilase, dan γ-Amilase.
γ-Amilase. Enzim
Amilase merupakan komponen yang sangat penting pada proses pencernaan
makanan. Enzim ini mengubah karbohidrat menjadi gula yang pada akhirnya
diubah menjadi ATP (Sumardjo 2008). Enzim amilase yang terkandung dalam
saliva dapat menghidrolisis ikatan 1,4-glikosidik yang terdapat dalam amilum
menghasilkan dextrin, maltosa, dan sejumlah kecil glukosa dengan konfigurasi
gula (Endah dan Nafizah 2011).
Saliva merupakan cairan yang terdiri dari sekresi kelenjar ludah dan cairan
krevikular gingiva. Terdapat 90% saliva diproduksi oleh kelenjar ludah mayor,
antara lain kelenjar parotis dengan sekresi cairan serosa, kelenjar submandibula
dan kelenjar sublingual dengan sekresi cairan seromukosa. Sekitar 10% saliva
diproduksi oleh kelenjar ludah minor yang terdapat pada mukosa rongga mulut di
bagian lingual, labial, bukal, palatinal, dan glossopalatinal. Rongga mulut yang
sehat, volume saliva setiap harinya berkisar antara 500 ml hingga 1,5 liter. Saliva
mengandung beberapa elektrolit (Na +, K +, Cl -, HCO3-, Ca 2+, Mg 2+, HPO42-, SCN-,
dan F-), protein (amilase, musin, histatin, cystatin, peroxidase, lisozim, dan
laktoferin), immunoglobulin (sIgA, Ig G, dan Ig M), molekul organik (glukosa,
asam amino, urea, asam uric, dan lemak) (Saputri et al. 2010). Praktikum ini
bertujuan dapat menunjukkan sifat enzim pencernaan, menentukan sifat dan
susunan air liur, menentukan sifat dan susunan getah lambung.
METODE
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas
piala, pipet tetes, pipet mohr, glass wool, gegep tabung
ta bung reaksi, sudip, corong, dan
penangas air. Bahan-bahan yang digunakan adalah air liur, akuades, asam asetat
encer, lakmus PP, lakmus MO, pereaksi biuret, pereaksi Millon, pereaksi Molisch,
klorida, sulfat, fosfat, pereaksi yodium, pereaksi benedict, dan larutan kanji 1%.
Prosedur Percobaan
Air liur (saliva) diproduksi oleh praktikan dengan berkumur berkali-kali untuk
membersihkan rongga mulut dan kemungkinan sisa-sisa makanan yang tertinggal.
Kertas saring yang telah diberi asam asetat encer dimasukkan ke dalam mulut di
bawah bagian lidah. Saliva disimpan dan disaring dengan glass wool.
PP pH : 8,3-10
Fenoftalein
Biuret -
Millon +
Molisch +
Musin +
Klorida +
Sulfat -
Fosfat -
Keterangan :
Uji biuret dan Uji millon : (+) : Mengandung protein
(-) : Tidak mengandung protein
Uji molisch : (+) : Mengandung karbohidrat
(-) : Tidak mengandung karbohidrat
Uji musin, uji klorida, uji sulfat, uji fosfat :
(+) : Mengandung
Mengandung garam anorganik
anorganik
(-) : Tidak mengandung garam anorganik
10°
10° Keruh Keruh (-) Hijau (+)
25°
25° Keruh Keruh (-) Hijau (+)
37°
37° Keruh Keruh (-) Hijau (+)
100°
100° Keruh Biru (+) Biru (-)
Keterangan :
Uji Iod : (+) : Mengandung amilum
(-) : Tidak mengandung amilum
Uji Benedict : (+) : Mengandung gula pereduksi
(-) : Tidak mengandung gula pereduksi
Keterangan :
Benedict : (+) : Mengandung gula pereduksi
Uji Iod : (+) : Mengandung amilum
(-) : Tidak mengandung amilum
(A) (B)
(-) (+)
Keterangan:
(+) Mengandung amilum dan gula pereduksi pada menit ke -15
(-) Tidak mengandung amilum dan gula pereduksi pada menit ke -15
Air liur mengandung enzim amilase. Saliva memiliki rentan pH 8,0 – 10,
mengandung bahan anorganik seperti klorida, fosfat, dan sulfat, serta komponen
organik seperti musin dan komponen anorganik saliva yaitu sodium, kalium,
magnesium, bikarbonat, klorida, fosfat, potassium, dan nitrat. Enzim amilase
mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa. Kerja enzim amilase spesifik.
Kerja enzim dipengaruhi beberapa faktor di antaranya suhu dan pH. Enzim
amilase pada saliva bekerja optimum pada suhu 37 C.°
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
Aziz NB. 2014. Analisis kandungan mineral dalam air zam-zam yang beredar di
kota semarang [skripsi]. Semarang (ID): Institut Agama Islam Negeri
Walisongo.
Cazzola M, Blasi F, Ewig S. 2009. Antibiotics and the lung. European
Monograph . 9(43): 242-246.
Respiratory Monograph.
Damin, Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta (ID):
Buku Kedokteran EGC.
Endah R, Nafizah Z. 2011. Aktifitas immobilized β -amilase dan free β-amilase
β-amilase
dari Zoogloearamigera ABL 1 dalam medium pati cair dengan perlakuan
faktor lingkungan. Jurnal Biota. 16(1) : 95-98.
Hashim AB. 2010. Saliva sebagai media diagnosa [skripsi]. Medan(ID):
Universitas Sumatera Utara.
Hastuti W, Agustien A, Nurmiati. 2012. Screening and characterization of
amylo-thermophylic bacteria from semurup hot springs, Kerinci, Jambi.
Universit as Andalas. 1(2) : 150-155.
Jurnal Biologi Universitas
Indah M. 2010. Biokimia. Medan (ID): USU Digital Library.
Mastuti E, Setywardhani DA. 2014. Pengaruh variasi temperatur dan konsentrasi
katalis pada kinetika reaksi hidrolisis tepung kulit ketela pohon.
Nisa K, Wuryanti, Taslimah. 2013. Isolasi,
Isolasi, karakterisasi dan amobilisasi
α-amilase dari Aspergillus niger fnnc 6018. Chem Info. 1(1) : 141-144.
Panil Z. 2009. Memahami Teori dan Bio kimia Dasar Medis. Jakarta (ID):
d an Praktek Biokimia
Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi A, Supriyanti T. 2009. Dasar-Dasar Biokimia
Bi okimia. Jakarta (ID): Universitas
Indonesia.
Prasetya B, Naskin M. 2008. Pemanfaatan sellulosa bagas untuk produksi ethanol
melalui sakarifikasi dan fermentasi serentak dengan enzim xynalase.
Jurnal Makara, Teknologi. 11(1): 17-24.
Pratama AP. 2012. Pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim. Jurnal Kimia
Indonesia. 1(1): 22-27.
Putri, Bakar AA .2016. Analisis kadar albumin ikan sidat ( Anguilla marmorata
dan Anguilla bicolor ) dan uji aktivitas penyembuhan luka terbuka pada
kelinci (Oryctolagus cuniculus). Galenika Journal of Pharmacy. 2(2):
90-95.
Rahmawati VM. 2012. Penetapan kadar protein dan non protein nitrogen (NPN)
pada ulat kidu ( Rhynchophorus ferrugineus) dan hasil olahannya dengan
metode kjeldahl [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Samsuri M, Gozan M, Mardias R, Baiquni M, Hermansyah H, Wijanarko A,
Saputri TO, Zala HQ, Arnanda BB, Ardhani R. 2010. Saliva as an early detection
tool for chronic obstructive pulmonary disease risk in patients with
periodontis. Journal of Dentistry Indonesia.
Ind onesia. 17(3): 87-92.
Sastrohamidjo. 2008. Kimia Organik . Yogyakarta (ID): Gajah Mada University
Press.
Setyono P, Soetarto ES. 2008. Biomonitoring degradasi ekosistem akibat libah
CPO di muara Sungai Mentaya Kalimantan
Kali mantan Tengah dengan metode
elektromorf isozim esterase. Jurnal Biodiversitas.
Biodiversitas . 9(3): 232-236.
Sumardjo D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID):
EGC.
Suratri, Made AL. 2017. Pengaruh (pH) Saliva terhadap Terjadinya Karies Gigi
pada Anak Usia Prasekolah .Buletin Penelitian Kesehatan. 45(4):
241-248.
Susanti D. 2010. Amobilisasi enzim α-amilase
α -amilase dari Bacillus subtilis ITBCCB148
dengan menggunakan karboksil metil selulosa (CMC) [skripsi]. Lampung
(ID): Universitas Lampung.
Sutresna N. 2009. Kimia. Bandung (ID): Grafindo.
Trismilah, Wahyuntari B. 2009. Pemanfaatan berbagai jenis pati sebagai sumber
karbon untuk produksi α-amilase
α -amilase ekstraseluler Bacillus sp. SW2. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia. 11(3): 169-174.
Venturi S. 2009. Iodine in evolution of salivary glands and in oral health.
Nutrition and Health. 20(2): 119-134.
Yusrin, Mukaromah AH. 2010. Proses hidrolisis onggok dengan variasi as am
pada pembuatan ethanol. Jurnal Unismus. 1(1): 20-25.