Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Aspek sosial Budaya yang Berkaitan dengan Pra Perkawinan dan
Perkawinan
       1.      Pra perkawinan
Masa pra perkawinan adalah masa pasangan untuk
mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan Pelayanan kebidanan
diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita
yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang
hubungan seksual yang sehat, kesiapan mentaldalam menghadapi
kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan,
pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan. Promosi
kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok
remajawanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian
nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan
dengan tingkat intelektual para calon ibu dan keadaan sosial
budayamasyarakat.
Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di
mengerti karenainformasi yang di berikan bersifat pribadi dan
sensitif. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh
perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja
perludiketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang,
sesuatu yang dianggap kakudan kolot serta ingin akan kebebasan
dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka.Pendekatan
keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian
pesan kesehatandilakukan melalui bahasa remaja dengan
memperhatikan aspek sosial budaya setempat.Pemeriksaan kesehatan
bagi remaja yang akan menikah dianjurkan.Tujuan dari pemeriksaan
tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi
kesehatan pararemaja.
Bila ditemukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja,
maka tindakan pengobatandapat segera dilakukan. Bila penyakit atau
kelainan tersebut tidak diatasi maka diupayakan agar remaja
tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah
berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang
menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus
memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita
AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV.
Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila
menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini
dapatdilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti
karang taruna, pramuka,organisaai wanita remaja dan sebagainya.
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuanmasyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada
masyarakatreproduktip pranikahBidan juga berperan dalam mencegah
perkawinan dini pada pasangan pranikah yangmasih menjadi masalah
penting dalam kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia. Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas2)mencatat, anak perempuan yang
menikah pertama kali pada usia sangat muda, 10-14 tahun, cukup
tinggi, jumlahnya 4,8 persen dari jumlah perempuan usia 10-59tahun.
Sedangkan yang menikah dalam rentang usia 16-19 tahun berjumlah
41,9 persen. Dengan demikian, hampir 50 persen perempuanIndonesia
menikah pertama kali pada usia di bawah 20tahun.
Provinsi dengan persentase perkawinan dini tertinggi adalah
kalimantan Selatan (9 persen), Jawa Barat (7,5 persen), serta
Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah masing-masing 7
persen. Hal ini sangat berhubungan dengan sosial budaya pada daerah
tersebut yangmendukung perkawinan dini. Usia perkawinan dini yang
cukup tinggi pada perempuan mengindikasikan rentannya posisi
perempuan di masyarakat. Koordinator Kartini Network Nursyahbani
Katjasungkanamenyebut dalam berbagai kesempatan, pernikahan dini
menunjukkan posisi perempuan yanglebih lemah secara ekonomi
maupun budaya. Secara budaya, perempuan disosialisasikan
segeramenikah sebagai tujuan hidupnya.
Akibatnya, perempuan memiliki pilihan lebih terbatas untuk
mengembangkan diri sebagai individu utuh. Selain itu, segera
menikahkan anak perempuanartinya keluarga akan mendapat mas
kawin yang berharga di masyarakat setempat, seperti hewanternak.
Data Riskesdas memperlihatkan, perkawinan sangat muda (10-14
tahun) banyak terjadi pada perempuan di pedesaan, berpendidikan
rendah, berstatus ekonomi termiskin, serta berasaldari kelompok
buruh, petani, dan nelayan.Sedangkan bagi perempuan, menikah
artinya harus siap hamil pada usia sangat muda.Bila disertai
kekurangan energi dan protein, akan menimbulkan masalah kesehatan
yang dapat berakibat kematian bagi ibu saat melahirkan dan juga
bayinya. Dan resiko hamil muda sangat tinggi
.
       2.     Perkawinan
Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan
istri. Perkawinanmemberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi
yang dilahirkan juga adalah bayi yangsehat dan direncanakan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara
lainmempromosikan kesehatan agar peran serta ibu dalam upaya
kesehatan ibu, anak dan keluargameningkat. Pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibunifas,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak
balita dan anak prasekolah sehat. Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak tersebut diyakinimemerlukan pengetahuan
aspek sosial budaya dalam penerapannya kemudian melakukan
pendekatan-pendekatan untuk melakukan perubahan-perubahan
terhadap kebiasaan-kebiasaa yang tidak mendukung peningkatan
kesehatan ibu dan anak.
Misalnya pola makan, pactadasarnya adalah merupakan salah
satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar.Hal ini
terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu,
termasuk pola makan ibuhamil dan anak yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa
makanan tertentu. Misalnya di Jawa Tengah adanya anggapan bahwa
ibu hamil pantangmakan telur karena akan mempersulit persalinan dan
pantang makan daging karena akanmenyebabkan perdarahan yang
banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang
kehamilannya memasuki  8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yangdikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Sikap seperti ini akan berakibat buruk bagi ibu hamilkarena akan
membuat ibu dan anak kurang gizi.

Anda mungkin juga menyukai