Dosen Pembimbing:
Achmad Chusnun Ni’am S.Si., M.T., Ph.D
Disusun Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Mekanisme Katak Rawa (Pelophylax Ridibundus) Sebagai Bioindikator
Perubahan Musim Di Kawasan Southern Bulgaria.................................................3
BAB III...........................................................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Goin dan Goin (1971), klasifikasi dan sistematika amfibi adalah sebagai
berikut: Kingdom Animalia, Filum Chordata, Sub-filum Vertebrata, Kelas Amphibia,
serta Ordo Gymnophiona, Caudata dan Anura. Amfibi adalah satwa bertulang belakang
yang memiliki jumlah jenis terkecil, yaitu sekitar 4,000 jenis. Walaupun sedikit, amfibi
merupakan satwa bertulang belakang yang pertama berevolusi untuk kehidupan di darat
dan merupakan nenek moyang reptile. Amfibi meliputi katak, toad, caecilian, newt dan
salamander. Amfibi adalah keturunan vertebrata pertama untuk membuat perpindahan
dari kehidupan di air menuju kehidupan di tanah. Kolonisasi awal habitat daratan, garis
zaman amphibian tidak pernah secara penuh mengikatkan hubungan mereka dengan
habitat air.
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada
suhu lingkungan. Keberadaan amfibi tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi,
dan vegetasi. Kebanyakan amfibi berkembangbiak di habitat perairan dan pindah ke
daratan untuk melakukan kegiatan hidupnya. Amfibi terdiri dari tiga ordo yaitu
Caudata, Gymnophiona dan Anura. Ordo Anura memiliki jumlah spesies yang
terbanyak
Perubahan musim (musim panas, musim semi dan musim gugur) , dapat
menimbulkan dampak yang luar biasa bagi Katak rawa. dibandingkan dengan
deforesasi. Perubahan iklim dan penggunaan lahan diperkirakan dapat mengurangi
daerah layak huni bagi katak rawa karena semakin sering speseies ini menghadapi suhu
yang cukup panas, dapat membahayakan perilaku reproduksi dan fisiologi mereka.
Perubahan iklim, bagaimanapun dapat menimbulkan kekuatan yang paling destruktif.
Sehingga keberadaan katak rawa tersebut dapat dijakikan sebagai bioindicator pada
suatu daearah untuk mementukan keadaan daerah tersebut. Katak sangat bergantung
pada cekungan air dimana mereka hidup dan biasanya menghabiskan hidup mereka
disana atau di tempat perkembangbiakan mereka. Sehingga membuat katak sangat baik
digunakan sebagai bioindicator untuk biomonitoring suatu Kawasan perairan. Spesies
ini bisa saja digunakan untuk penilaian umum awal dari status ekologis badan air tanpa
memerlukan analisis fisik dan kimia. Salah satu bagian tubuh katak yang digunakan
sebagai bioindikator adalah bagian kulitnya, dimana kulit tersebut yang digunakan
sebagai pernapasan. Pada saat terjadinya polusi terhadap lingkungannya, katak akan
mengalami gangguan pada saat respirasi dengan menggunakan kulitnya, sehingga
populasi katak pada lingkungan tersebut semakin berkurang. Itu terjadi karena
lingkungan tersebut sudah mengalami pencemaran.
Katak dapat beradaptasi dengan sangat baik terhadap lingkungan antropogenik,
juga kelimpahan yang sangat banyak. Hal ini berguna untuk menegtahui mekanisme
bertahan hidup katak, dan juga memiliki sifat yang dapat membantu menilai resiko
antropogenik dan kerusakan lingkungan. Pelophylax ridibundus mendiami hampir
semua Kawasan Eurasia, dimana daerah tesebut merupakan daerah dengan kepadatan
penduduk yang padat. Katak hijau Eropa Pelophylax esculentus terdiri dari dua spesies
kata rawa Pelophylax ridibundus dan Pelophylax lessonae diantara spesies Pelophylax
esculentus tersebar luas di Bulgaria.
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui mekanisme katak rawa (Pelophylax ridibundus) sebagai
bioindikator perubahan musim di Kawasan Southern Bulgaria
2 Untuk mengetahui respon katak rawa (Pelophylax ridibundus) ketika dijadikan
bioindikator terhadap perubahan musim di Kawasan Southern Bulgaria yang
padat penduduk
3 Untuk mengetahui menggunakan katak rawa (Pelophylax ridibundus) sebagai
bioindikator
4 Untuk mengetahui kekurangan menggunakan katak rawa (Pelophylax
ridibundus) sebagai bioindikator
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan antara data kualitas air (data fisikokimia), musim dan parameter
eritrosit P. ridibundus dari populasi dalam tiga biotop dinilai oleh Principal Component
Analysis - PCA (Canonical korespondensi). PCA tidak menyertakan tanda SVL, karena
semua P. Ridibundus individu adalah katak dewasa dan pemisahan kelas umur tidak
dilakukan.