Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang

berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan

pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi

permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan

secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan. Pembangunan perumahan dan

permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, Hasilnya langsung

menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat , juga pendorong terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Sejak awal, pembangunan perumahan dan permukiman

di Indonesia telah diselenggarakan berdasarkan prinsip :

a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas dan tanggung

jawab masyarakat sendiri.

b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan

masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak.

Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana, perbaikan

lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang bersifat memayungi,

layanan kemudahan dalam perijinan bagi kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah dll.

Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman

berjalan optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-1
umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana sektor

terkait, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui, dipedomani, dan

disepakati bersama. Skenario umum terutama diperlukan untuk mengantisipasi

persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang di kawasan permukiman

perkotaan, bahkan yang diprediksi balak terjadi pada periode tertentu.

Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan

suatu proses, maka RP3KP atau Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu dasar pengatasan yang bisa

diandalkan. Untuk itu pemerintah Kabupaten Lebong sudah harus

meletakkannya pada prioritas yang tinggi. Diharapkan dengan dorongan

pemerintahan pusat yang diwujudkan dalam bantuan teknis penyusunan RP3KP

yang disertai pendamping yang intensif pada saatnya akan mendewasakan

pemerintah kabupaten Lebong dalam mengisi kegiatan pembangunan

perumahan dan permukiman serta mengembangkannya hingga mencapai

Kondisi yang diharapkan. Kabupaten Lebong tidak luput dari masalah

kependudukan, sebagai salah satu Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten

Induknya yaitu Rejang Lebong senantiasa mengalami pertumbuhan fisik maupun

sosial. Arus perkembangan penduduk di Kabupaten Lebong tergolong relatif

tinggi (lihat Tabel 1.1), pertambahan penduduk dan aktivitas masyarakat

didukung dengan ketersediaan lahan yang memadai. Jumlah penduduk telah

melampaui daya dukung dalam menyediakan fasilitas yang layak bagi

penduduknya sehingga menuntut penyediaan fasilitas yang dapat memberikan

pelayanan serta penyebaran fasilitas yang merata dalam mendukung aktivfitas

penduduk. Fasilitas tersebut tentu berada di lingkungan permukiman yang

mendukung aktivitasnya secara efektif dan efisien.

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-2
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lebong per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Rimbo Pengadang 4.726


2 Topos 5.858
3 Lebong Selatan 13.700
4 Bingin Kuning 9.777
5 Lebong Tengah 10.232
6 Lebong Sakti 8.421
7 Lebong Atas 4.479
8 Padang Bano 4.989
9 Pelabai 6.182
10 Lebong Utara 15.757
11 Amen 6.930
12 Uram jaya 5.160
13 Pinang Belapis 4.540
Jumlah Total 100.751

Jumlah penduduk Kabupaten Lebong Tahun 2011 kurang lebih mencapai

100,7 ribu jiwa. Kecamatan Lebong utara merupakan kecamatan dengan

penduduk tertinggi meliputi 15,6 persen dari totol penduduk. Sedangkan

kecamatan dengan penduduk terendah yaitu kecamatan Lebong atas dengan

proporsi 4,5% dari keseluruhan penduduk.

Selanjutnya kepadatan penduduk sebesar 37 Jiwa/KM persegi atau setiap

1 KM persegi didiami lebih kurang 37 orang. Dari 13 Kecamatan , kecamat5an

lebong utara memiliki kepadatan paling besar yaitu 288 Jiwa/KM persegi.

Sedangkan Kecamatan Padang Bano merupakan Kecamatan yang paling

rendah kepadatan penduduknya yaitu 6 Jiwa/KM persegi.

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-3
Tabel 1.2. Luas Wilayah Kabupaten Lebong per Kecamatan

Padang Bano Rimbo Pengadang


30% 5%
Lebong Atas
2%
Pelabai
2%

Tubei
23%
Pinang Belapis
23%

Lebong Utara
2% Lebong Selatan
Uram Jaya
9%
2%
Amen Lebong Tengah Lebong Sakti Bingin Kuning
1% 3% 4%
4%

Gambar 1.1 Distribusi Kepadatan Penduduk Kabupaten


Lebong
350
300
250
200
150
Kepadatan Penduduk Per
100 Kecamatan
50
0

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-4
Kabupaten Lebong telah mencoba melakukan berbagai upaya dalam

memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman bagi warganya, baik dengan

penataan kawasan permukiman, pengembangan kawasan perumahan baru

maupun berupa dukungan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman

yang memadai. Untuk mengoptimalkan capaian pemenuhan kebutuhan

perumahan dan permukiman yang layak bagi warganya, serta memberikan arah

yang jelas dalam pencapaian kebijakan perumahan dan permukiman

sebagaimana yang diamanahkan dalam RPJP, RPJM, dan RTRW Kabupaten

Lebong, maka diperlukan skenario pengembangan yang terarah dan terencana

dalam satu dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan

dan Kawasan Permukiman (RP3KP).

Dalam tahapan RP3KP diawali dengan penyusunan data dasar,

penyusunan dokumen RP3KP dan pembuatan naskah akademis. Untuk itu

dalam rangka menuju pada tersusunnya dokumen RP3KP, tahap awal yang

dilakukan adalah pembuatan data dasar sebagai bahan yang akan digunakan

dalam penyusunan RP3KP nantinya.

Berdasarkan Pedoman Penyusunan RP3KP sesuai dengan Keputusan

Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 09/KPTS/M/IX/1999, bahwa

RP3KP merupakan acuan/ payung bagi seluruh pelaku pembangunan

perumahan dan permukiman di daerah. Muatan pokok RP3KP ditingkat

Kabupaten merupakan acuan untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan

perumahan dan permukiman secara teratur, terencana, dan terorganisasi. Pada

tingkat propinsi, muatan pokok RP3KP merupakan acuan untuk mengatur dan

mengkoordinasikan pembangunan perumahan dan permukiman khususnya yang

menyangkut dua atau lebih kabupaten/kota yang berbatasan. Pada tingkat

nasional, muatan pokok RP3KP merupakan masukan daerah dalam

penyempurnaan kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang perumahan

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-5
dan permukiman. RP3KP merefleksikan akomodasi terhadap aspirasi

masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Sedangkan

dalam konteks penataan ruang, RP3KP merupakan penjabaran RTRW di sektor

perumahan dan permukiman.

RP3KP mencakup rencana penanganan sektor perumahan dan

permukiman, baik yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan,

revitalisasi/optimalisasi kawasan, maupun pengembangan kawasan baru yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar, termasuk prioritas implementasi

dan rencana kebutuhan investasinya. Muatan pokok RP3KP meliputi:

a. Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di

daerah

b. Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap

sektor terkait;

c. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat

desa/kelurahan;

d. Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya;

e. Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya

(masyarakat, badan usaha, pemerintah);

f. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program

dan kegiatan;

g. Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait dan

Mekanisme pemberdayaan masyarakat;

h. Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan

permukiman;

i. Daftar kawasan terlarang (negative list) untuk pengembangan

kawasan perumahan dan permukiman baru;

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-6
j. Strategi dan prioritas penanganan prasarana dan sarana pada

kawasan kajian dengan melakukan zoning, sehingga keterpaduan

antar zoning sangat diutamakan.

Penyusunan RP3KP selama ini belum terekam dengan baik, sehingga

kegiatan- kegiatan untuk penyempurnaannya belum dapat dirumuskan secara

pasti. Selain itu, penyelenggaraan penyusunan RP3KP dirasakan masih

memerlukan penyempurnaan proses maupun kualitas RP3KP. Pada akhirnya,

penggunaan RP3KP sebagai acuan pembangunan juga memerlukan penguatan.

Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan

yang mengacu pada kondisi Kabupaten Lebong, disepakati oleh berbagai

stakeholder terkait dan dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan dan

pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Lebong. Diharapkan

visi yang terkandung dalam RP3KP ini nantinya dapat diwujudkan. Proses ini

memerlukan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penting untuk

memberikan bantuan dan penguatan kepada pemerintah daerah Kabupaten

Lebong sebagai penyelenggara pembangunan agar maksud, fungsi dan peran

RP3KP dapat direalisasikan dan diwujudkan dengan mem-PERDA-kan dokumen

RP3KP tersebut. Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam pembangunan

daerah perlu untuk terus dipacu dan diperkuat.

Selanjutnya yang menjadi permasalahan utama dalam pelaksanaan

pengembangan kawasan perumahan yang dirasakan yaitu:

a. Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP3KP baik

oleh lembaga di pemerintahan Kabupaten Lebong atau oleh

Masyarakat.

b. Belum kuatnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan

perumahan dan permukiman;

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-7
c. Rendahnya kemampuan mengelola pengembangan atau

pembangunan suatu kawasan perumahan dan permukiman.

Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan, Penyusunan RP3KP sebagai

salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku

pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam rangka

penyusunan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten

Lebong. Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya

keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan sehingga dapat

menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan

penghidupan bagi penghuninya di Kabupaten Lebong.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah :

a. Menyusun RP3KP sebagai pedoman dan skenario pemerintah daerah

Kabupaten Lebong dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang perumahan

dan permukiman.

b. RP3KP sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan prasarana dan

sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan perumahan dan

permukiman di Kabupaten Lebong.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini yaitu

untuk melakukan proses penyusunan RP3KP, substansi serta penggunaan

RP3KP termasuk identifikasi penataan keterpaduan prasarana dan sarana di

bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen yang mengikat

pihak-pihak terkait yang berada dalam yuridiksi administrasi Kabupaten Lebong.

1.3. SASARAN

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-8
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RP3KP Kabupaten Lebong ini

adalah:

1. Terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak-pihak terkait dalam

proses penyusunan, penggunaan serta pemantauan RP3KP, serta persoalan-

persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis penyusunan RP3KP dan

keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan permukiman di

daerah di Kabupaten Lebong.

2. Tersusunnya analisis masalah-masalah yang memerlukan penguatan agar

praktek penyusunan RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang

perumahan dan permukiman dapat mencapai hasil yang optimal.

3. Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi dan masukan

teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan RP3KP dan

keterpaduan prasarana kawasan di bidang pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman.

4. Tersedianya data dasar perumahan dan permukiman yang diperhitungkan

sehingga masih dapat digunakan (valid) sampai 20 tahun mendatang;

5. Teridentifikasinya masalah perumahan dan permukiman (existing dan

prediksi) serta terindikasinya perkiraan arah perkembangan perumahan dan

permukiman;

6. Derakomodasikannya seluruh kebutuhan akan perumahan dah permukiman

yang dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah;

7. Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan kawasan

perumahan dan permukiman berikut pengembangan prasarana dan sarana

penunjangnya

8. Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan permukiman di daerah,

sebagai bahan masukan bagi penyusunan kebajikan pemerintah vertikal,

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-9
penyusunan rencana serta program oleh berbagai pihak yang berkepentingan,

berminat untuk ikut serta/melibatkan diri sesuai ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

1.5. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) ini secara administratif berada

Kabupaten Lebong dan terkosentrasi di Pusat Pelayanan yang dirumuskan

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebong.

1.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman (RP3PK) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Lebong Tahun Anggaran 2013.

1.7. DASAR HUKUM

Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan

dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) ini adalah:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok

Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman;

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-10
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN);

10. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan;

16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan

Permukiman;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak

dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam

Penataan Ruang;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian

Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan

Tanah;

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-11
22. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Gedung;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;

26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air;

28. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

29. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budi

daya;

30. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung;

31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

32. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-12
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan

Perkotaan;

34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta

Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;

35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang

Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;

36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2011 Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi

Kabupaten/Kota;

37. Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No.

09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan RP4D.

Peta Dasar yang menjadi acuan dalam Rencana Pembangunan Dan

Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) ini adalah

peta dengan skala 1 : 50.000

1.8 RUANG LINGKUP LAPORAN

Jenis laporan yang yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen adalah sebagai berikut :

 Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini berisikan uraian tentang

hasil evaluasi dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi

dan model analisa yang akan dilakukan dalam penyusunan RP3KP

Kabupaten Lebong.

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-13
 Laporan Antara

Laporan Antara berisi mengenai inventarisasi data dibidang perumahan

dan permukiman berdasarkan hasil-hasil survey instansional dan

observasi lapangan, analisa citra satelit, identifikasi dan analisa kondisi

wilayah perencanaan. Hasil utama laporan ini adalah kompilasi data dan

rumusan potensi, permasalahan, peluang, tantangan, hambatan dan

kecenderungan kebutuhan pengembangan perumahan dan permukiman

di Kabupaten Lebong.

 Laporan Draft Akhir

Laporan Draft Akhir merupakan laporan yang memuat alternatif konsep

dan skenario pengembangan perumahan dan permukiman, berikut

dengan arah kebijakan dan strategi, arah pengembangan ruang, arahan

pengelolaan, arahan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat, serta

indikasi program pembangunan.

 Laporan Akhir

Laporan Akhir disampaikan setelah penyempurnaan Laporan Draft Final.

Laporan Ringkasan Eksekutif. Laporan Ringkasan Eksekutif ini

merupakan ringkasan eksekutif terhadap Rencana Pembangunan Dan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Laporan ini

diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar.

 Album Peta

Laporan Album Peta ini terdiri dari Album Peta Rencana ukuran A0

sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan Album Peta Rencana ukuran A3

sebanyak 5 (lima) eksemplar.

Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-14
Laporan Pendahuluan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) I-15

Anda mungkin juga menyukai