Dari hasil analisis saya yang bersumber dari Jurnal Nasional : PROSES KEPERAWATAN
DALAM MELAKUKAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN /181101086, oleh DESTRI
NAULI HUTAGALUNG, diKutip tanggal 30 April 2020
Secara umum, tujuan proses keperawatan adalah membuat kerangka konsep berdasarkan
kebutuhan individu dari klien, keluarga, dan, masyarakat (Carpenito dan Moyet 2007). Selain itu,
dengan membuat proses keperawatan, seorang perawat akan menyelesaikan suatu masalah secara
sistematis dan logis sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas. Proses keperawatan
sangat penting karena berfungsi sebagai alat untuk mengenal masalah pasien, menyusun
perencanaan secara sistematik, melaksanakan tindakan dan menilai hasil tindakan (Muhlisin,
2011 )
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Zaidin Ali,2009). Dokumentasi keperawatan
tidak hanya sebagai persyaratan untuk akreditasi, tetapi juga merupakan catatan permanen tentang
apa yang terjadi pada klien.
Dokumentasi ini juga merupakan persyaratan legal dalam setiap lingkungan pelayanan
kesehatan, dimana dengan banyaknya gugatan dan sorotan mal praktik agresif dalam masyarakat,
semua aspek rekam medis penting untuk pencatatan legal.
Tujuan pendokumentasian keperwatan adalah sebagai alat komunikasi antara klien, keluarga,
tim perwata dan tim kesehatan lain sehingga terbentuk komunikasi yang baik dalam perawatan
klien, sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perlindungan klien dalam pelayanan dan
keamanan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang
dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu, sehingga memberikan informasi
bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan.
Menurut (Potter & Perry, 2005) Dokumentasi harus mengikuti standar yang ditetapkan untuk
mempertahankan akreditasi, mengurangi pertanggungjawaban, dan untuk menyesuaikan
kebutuhan pelayanan keperawatan
Teknik naratif, pencatatan tradisonal dan dapat bertahan paling lama serta merupakan
sistem pencatatan yang fleksibel.
Teknik flowsheet (bentuk grafik), cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi
Teknik checklist, tinggal mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan
mencentang.
Menurut Potter & Perry (2005), petunjuk cara pendoumentasian yang benar yaitu : Jangan
menghapus menggunakan tipe-x atau mencatat tulisan yang salah, koreksi semua kesalahan
sesegera mungkin karena kesalahan menulis diikuti kesalahan tindakan, dan catatan harus akurat,
teliti dan reliabel, pastikan apa yang ditulis adalah fakta, jangan berspekulatif atau menulis
perkiraan saja.
2. JURNAL NASIONAL TENTANG MODEL DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN (KAJIAN NO. 4)
Jawab
Dari hasil analisa saya yang didapat dari Jurnal Ners International Vol. 13, No. 1, April 2018 :
Nurses Education and Motivation Towards Nursing Documentation, oleh Devi Mediarti,
Rehana Rehana dan Abunyamin Abunyamin, dicutip tanggal 30 April 2020
Keperawatan adalah bentuk layanan profesional dari kebutuhan dasar yang diberikan untuk
kesehatan individu dan kondisi sakit, yang meliputi gangguan fisik, psikologis dan sosial, untuk
mencapai status kesehatan yang optimal. Bentuk dasar pemenuhan pada individu dapat berupa
peningkatan kemampuan yang ada, pencegahan, perbaikan dan rehabilitasi kondisi sakit seperti
yang dirasakan oleh individu (Alligood and Tomey, 2006).
Perawatan adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perawatan
kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah studi yang mempelajari tentang penyebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
tersebut dalam menanggapi pasien (Nursalam, 2008). Layanan keperawatan profesional
didasarkan pada keperawatan sebagai proses sains. Artinya, asuhan keperawatan sebagai metode
ilmiah masalah keperawatan pasien - dan menyelesaikannya untuk meningkatkan hasil pasien,
yang harus didokumentasikan (Aziz, 2003).
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan akuntabilitas dari
berbagai masalah yang mungkin dialami oleh pasien atau klien dan terdiri dari kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap layanan kesehatan yang diberikan (Nursalam 2008). Dokumentasi
keperawatan yang tepat waktu, akurat dan lengkap tidak hanya penting untuk menutupi dan
melindungi keperawatan, tetapi juga penting untuk membantu pasien dan klien untuk mendapatkan
asuhan keperawatan yang lebih baik (Depkes, 1996). Implementasi dokumentasi keperawatan
adalah ukuran untuk menentukan, memantau dan menyimpulkan layanan perawatan keperawatan
yang terorganisir di rumah sakit (Setiadi, 2012).
4. JURNAL INTERNATIONAL TENTANG STANDAR DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN
Jawab:
Menurut analisa saya dari jurnal Asamani, J. A., Amenorpe, F. D., Babanawo, F., & Ofei,
A. M. A. (2014). Nursing documentation of inpatient care in eastern Ghana. British Journal
of Nursing, 23(1), 48-54. Di kutip 30 April 2020 (jurnal internasional) standar dokumentasi
keperawatan yang paling utama itu adalah proses keperawatan yang mana digunakan untuk
perbandingan.
Referensi :
Yustiana Olfah, Abdul Ghofur. 2018. “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Dokumentasi
Keperawatan “. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
2. Tentukan dan Analisa Secara Singkat 1 Jurnal ( Nasional ) tentang dokumentasi
keperawatan ( yang terkait salah satu bahan kajian 4-6 ?
4) STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN
1. Pengertian Standar Dokumentasi Standar
Dokumentasi adalah pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi
dipertimbangkan secara baik untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau
pedoman pendokumentasian dalam tindakan keperawatan. Perawat memerlukan standar
dokumentasi sebagai petunjuk dan arah agar tidak terjadi penyimpangan dan melakukan teknik
pencatatan dengan benar. Setelah memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan keluarga,
dokumentasi merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan, terutama dalam pencapaian mutu
kualitas pelayanan asuhan. Setiap pelaksanaan tugas dalam keperawatan, harus ada bukti yang
tercatat dan nantinya bila ada sesuatu yang terjadi bisa ditelusuri semenjak awal dari
dokumentasi keperawatan yang telah dibuat.
Dokumentasi keperawatan adalah 'bukti otentik' yang dituliskan dalam format yang telah
tersedia dan dibubuhi dengan inisial dan tanda tangan/paraf nama perawat dan juga menyatu
dalam rekam medis pasien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien, maka setiap
langkah dari proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, penentuan diagnosis
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan harus masuk dalam
dokumentasi keperawatan. Pemenuhan kebutuhan klien dan asuransi kepegawaian harus
memenuhi standar profesi. Standar perlu diobservasi sehingga perawat, pasien akan dilindungi
dari kesalahan.
2. Pentingnya Standar Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan mampu mengidentifikasi kebutuhan asuhan keperawatan klien,
mencerminkan sudut pandang klien serta memberikan informasi pola asuhan keperawatan yang
berkesinambungan dan menjadi alat komunikasi antar tim kesehatan lainnya. Melalui
dokumentasi juga, informasi pelayanan keperawatan dan riwayat keperawatan pasien dapat
dilacak manakala di perlukan secara hukum. Dokumentasi keperawatan juga mampu
menunjukkan komitmen perawat untuk memberikan perawatan yang aman, efektif dan ber-
etika dengan menunjukkan akuntabilitas untuk praktik profesional. Hasil dokumentasi
merupakan bukti perawat telah menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien, pengetahuan,
keterampilan dan pengambilan keputusan perawat berdasarkan pertimbangan profesional
sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang ditetapkan.
Pernahkan Anda mendengar atau membaca tentang tenaga kesehatan yang digugat ke
pengadilan dengan tuduhan mal praktik? Tuduhan ini akan mudah diantisipasi jika
dokumentasi lengkap dan terstandar.
Referensi :
Yustiana Olfah, Abdul Ghofur. 2018. “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan “. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
3. Tentukan dan Analisa Secara Singkat 1 Jurnal ( Internasional ) Tentang Dokumentasi
Keperawatan ( yang terkait salah satu bahan kajian 1-3 ) ?
Jawab :
Bahan Kajian 1 : Pengertian Dokumentasi Keperawatan ( Definition of Nursing
Documentation)
Dokumentasi adalah alat komunikasi untuk pertukaran informasi yang disimpan dalam
catatan antara perawat dan pengasuh lainnya (Urquhart et al. 2009). Dokumentasi keperawatan
berkualitas mempromosikan komunikasi yang terstruktur, konsisten dan efektif antara
pengasuh dan memfasilitasi kesinambungan dan individualitas perawatan dan keselamatan
pasien (Bjo¨rvell et al. 2000, Voutilainen et al. 2004).
Dokumentasi keperawatan didefinisikan sebagai catatan asuhan keperawatan yang
direncanakan dan diberikan kepada masing-masing pasien dan klien oleh perawat yang
berkualitas atau oleh perawat lain di bawah arahan perawat yang berkualitas (Urquhart et al.
2009). Ini berusaha untuk menunjukkan apa yang terjadi dalam proses keperawatan dan apa
pengambilan keputusan didasarkan pada dengan menyajikan informasi tentang penerimaan,
diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi kemajuan dan hasil (Nilsson & Willman 2000,
Karkkainen & Eriksson 2003). Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk
tujuan lain seperti jaminan kualitas, tujuan hukum, perencanaan kesehatan, alokasi sumber
daya dan pengembangan keperawatan dan penelitian. Untuk mencapai tujuan ini, dokumentasi
keperawatan perlu memiliki informasi yang valid dan dapat diandalkan serta mematuhi standar
yang ditetapkan (Idvall & Ehrenberg 2002, Karkkainen & Eriksson 2003, Urquhart et al. 2009).
Keperawatan telah memperhatikan data pasien sejak awal Nightingale (Gogler et al. 2008).
Itu maju dengan diperkenalkannya proses keperawatan ke dalam pengaturan klinis
(Oroviogoicoechea et al. 2008). Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah
terstruktur untuk praktik keperawatan dan pendidikan dan pertama kali dijelaskan oleh Yura
dan Walsh pada tahun 1967.
Awalnya terdiri dari empat tahap: penilaian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
perawatan dan belakangan termasuk masalah keperawatan atau diagnosis ( Bjo¨rvell et al.
2000). Model proses keperawatan telah banyak digunakan sebagai dasar teoritis untuk praktik
keperawatan dan dokumentasi.
Menurut Irving et al (2006), dokumentasi keperawatan dapat dilihat sebagai catatan
perawatan yang direncanakan dan atau perawatan yang diberikan kepada pasien. Dokumentasi
keperawatan dijelaskan oleh College of Registered Nurses of British Columbia (CRNBC,
2007) sebagai informasi yang dihasilkan, tertulis atau elektronik, yang menggambarkan
perawatan atau layanan yang diberikan kepada klien individu atau kelompok klien. Sebenarnya
itu adalah akun yang akurat tentang apa yang telah terjadi dan kapan itu terjadi.
Reference :
Ning Wang, David Hailey & Ping Yu. 2017. “Quality of Nursing Documentation and
Approaches To Its Evaluation : A Mixed-Method Systematic Review”. Australia :
University Of Wollongong
4. Tentukan dan Analisa Secara Singkat 1 Jurnal ( Internasional ) Tentang Dokumentasi
Keperawatan ( yang terkait salah satu bahan kajian 4-6 ) ?
Jawab :
Bahan Kajian 4 : Aspek Legal Hukum Dokumentasi Keperawatan ( Legal Aspect In law of
Nursing Documentation)
Reference :
Malawat, Krisna Yetty. 2018. “ International Journal of Nursing and Health Services”.
Jakarta : Nursing Department Faculty of Nursing University Of Indonesia
Aspek hukum dan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan ditingkatkan setelah
penerapan dokumentasi berbasis komputer. Komponen aspek hukum merupakan bagian
penting dalam dokumentasi asuhan keperawatan karena tanda tangan dan nama ini akan
menjadi bukti bagi perawat tentang tindakan yang mereka ambil. Catatan pasien memberikan
bantuan untuk mencakup berbagai aspek dan mendukung etika dan secara hukum untuk
bantuan profesional yang bertanggung jawab dan pasien. Kelengkapan catatan keperawatan
juga mempromosikan kesinambungan perawatan dan keselamatan pasien.
Hukum
Laporan klinis pasien, penyedia, dokumentasi, catatan administrator, dan dokumen lain yang
berkaitan dengan pasien dan organisasi yang menyediakan dan mendukung perawatan pasien
adalah bukti penting dalam masalah hukum. Dokumentasi yang tidak lengkap, tidak akurat,
sebelum waktunya, tidak terbaca atau tidak dapat diakses, atau yang salah dan menyesatkan
dapat menyebabkan sejumlah hasil yang tidak diinginkan, termasuk:
• Menghambat penemuan fakta hukum
• Membahayakan hak, klaim, dan pembelaan hukum baik pasien maupun penyedia layanan
kesehatan
• Menempatkan organisasi dan penyedia layanan kesehatan dalam risiko tanggung jawab
Regulasi dan legislasi
Audit laporan dan dokumentasi klinis menyediakan metode untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kualitas perawatan pasien, mempertahankan standar perawatan saat ini, atau
memberikan bukti evaluatif ketika standar memerlukan modifikasi untuk mencapai tujuan,
mandat legislatif, atau menangani inisiatif kualitas.
Aspek hukum antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan tidak menunjukkan perbedaan karena banyak tanda tangan
perawat dan nama masih tidak muncul. Komponen aspek hukum merupakan bagian penting
dalam dokumentasi asuhan keperawatan karena tanda tangan dan nama ini akan menjadi bukti
bagi perawat tentang tindakan yang mereka ambil. Hasil yang relevan dengan penelitian
sebelumnya bahwa elektronik mendukung perawat untuk memberikan informasi secara hukum
bijaksana terkait dengan perawatan pasien dan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dokumentasi keperawatan yang dibuat oleh perawat belum
semuanya memenuhi aspek hukum, karena masih ada dokumentasi asuhan keperawatan yang
tanpa tanda tangan atau nama. Dokumentasi dapat digunakan sebagai bukti dalam proses
hukum, sebagai bukti dari catatan kegiatan yang telah dilakukan. Aspek hukum keperawatan
berdampak pada cara perawatan diberikan kepada pasien oleh perawat. Hasil penelitian ini
mengikuti pernyataan bahwa catatan dalam catatan medis pasien membantu untuk mencakup
berbagai aspek dan mendukung etika dan secara hukum untuk bantuan profesional yang
bertanggung jawab dan pasien.
Kelengkapan menunjukkan perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sebelum menerapkan sistem baru, sedangkan untuk aspek hukum tidak ada perbedaan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sementara setelah menggunakan dokumentasi
elektronik perbedaan signifikan dilakukan pada kelompok kontrol dan intervensi. Kelengkapan
dokumentasi membaik setelah menggunakan sistem baru. Ini adalah penelitian yang berkaitan
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan sistem informasi keperawatan mendukung
kualitas perawatan dan keselamatan pasien
Semua perawat harus terbiasa dengan hukum dan etika keperawatan dan mereka harus
memahami bagaimana masalah hukum keperawatan dapat memengaruhi mereka. Hukum
keperawatan dasar yang harus diketahui oleh semua perawat adalah: -
• Dokumentasi: Adalah tanggung jawab perawat untuk memastikan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan berkaitan dengan perawatan pasien (tanda-tanda vital, koleksi spesimen, pemberian
obat-obatan, dll.) Didokumentasikan dalam bagan / lembar kasusnya. Jika mereka tidak
didokumentasikan dalam kerangka waktu yang tepat, perawat dapat dimintai
pertanggungjawaban atas hasil negatif. Catatan hati-hati: jika kesalahan dibuat pada grafik,
itu harus dicoret dengan satu baris (sehingga tetap terbaca) dan koreksi dan penyebab
kesalahan harus dicatat.
• Hak Privasi: Perawat bertanggung jawab untuk menjaga semua catatan pasien dan informasi
pribadi pribadi dan hanya dapat diakses oleh penyedia perawatan langsung. Jika catatan keluar
atau privasi pasien dilanggar, tanggung jawab ada pada perawat, karena perawat memiliki
akses langsung ke catatan.
Nama : Nanda
NPM : 1914201110040
1. Didapat dari jurnal nasional oleh Suhendra Agung tahun 2013 tentang hubungan
keperawatan dengan kepuasan pasien di RS Jawa Timur,
dokumentasi keperawatan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
(Nursalam, 2011). Sedangkan hasil beberapa survei menunjukkan bahwa mutu
pelayanan yang diberikan, kecepatan pemberian layanan, prosedur serta sikap yang
diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan itu berhubungan dengan kepuasan pasien
(Anwar, 1998 dalam Awinda, 2004). Hal itu didukung dengan pernyataan Suryawati
bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang
diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses
pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit (Suryawati, dkk., 2008 ).
Nursalam (2011) yang menyatakan bahwa salah satu manfaat dari dokumentasi
keperawatan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan
menurut Awinda (2004) hasil beberapa survei menunjukkan bahwa mutu pelayanan
yang diberikan, kecepatan pemberian layanan, prosedur serta sikap yang diberikan oleh
pemberi pelayanan kesehatan itu berhubungan dengan kepuasan pasien. Hal itu
didukung dengan pernyataan Suryawati (2008) bahwa kepuasan pasien banyak
dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama
yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya
yang bekerja di rumah sakit.
2. Dari artikel penelitian tentang analisis sistem menajemen dokumentasi keperawatan
pada politiknik gigi rumah sakit di bukittinggi oleh dewi rosmalla tahun 2015.
Dokumentasi keperawatan terdiri dari 1) keterampilan berkomunikasi untuk
pengumpulan data dan menciptakan hubungan baik antara perawat dan klien dalam
pemecahan masalah klien. 2) dokumentasi proses keperawatan yang merupakan metode
pemecahan masalah secara sistimatis sesuai kaidah keperawatan dan 3) standar
dokumentasi dapat memberi informasi pernyataan kualitas dan kuantitas dokumentasi
untuk memperkuat pola pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi merupakan
bagian dari administrasi sebagai jaminan pelayanan yang diberikan kepada pasien dan
dapat mendukung kualitas pelayanan yang diberikan. Pelaksanaan manajemen
dokumentasi keperawatan sebagai kegiatan manajerial perawat gigi yang terdiri dari
input, proses dan output. Dalam mengelola dokumen di klinik gigi sehingga dokumen
tertata rapi dan mudah di akses sesuai aturan, data yang didapat diolah untuk
memperoleh informasi.
3. Didapat dijurnal NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 62-72 tentang
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM. Oleh Muhammad kasim
tahun 2016 di semarang.
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu ditingkatkan.
Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang paling penting dari perawat
sejak zaman Florence Nightingale, sistem pelayanan kesehatan mengharuskan adanya
pendokumentasian karena dapat menjamin kelangsungan perawatan, dapat berfungsi
sebagai bukti hukum dari proses perawatan dan mendukung evaluasi kualitas perawatan
pasien, perawat yang kurang patuh dalam pendokumentasi asuhan keperawatan akan
berakibat pada rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.
Departemen kesehatan RI menetapkan capaian standar asuhan keperawatan (SAK)
yaitu sebesar 90% (Depkes RI, 2010; Cheevakasemsook, 2006). Pendokumentasian
asuhan keperawatan yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu
pelayanan keperawatan karena tidak dapat menilai sejauh mana tingkat keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah diberikan (Yanti dan Warsito, 2013). Salah satu upaya
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan profesional adalah
dengan menerapkan model asuhan keperawatan profesional metode tim yang
memungkinkan perawat profesional mengatur dalam pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Pengembangan
model asuhan keperawatan profesional metode tim dikembangkan untuk menjawab
tantangan terhadap kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan yang dirasakan belum
memuaskan. Model asuhan keperawatan profesional metode tim telah dilaksanakan di
berbagai negara termasuk rumah sakit di Indonesia (Nursalam, 2007). Berdasarkan
uraian di atas ditemukan fakta bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan
keperawatan masih rendah yaitu masih di bawah standar minimal yang ditetapkan oleh
pemerintah dan masih kurangnya pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga
penelitian ini bertujuan ingin mengetahui apakah ada hubungan antara penerapan
metode tim dengan kualitas pelayanan dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
4. Didapat dijurnal NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 62-72 tentang
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM. Oleh Muhammad kasim
tahun 2016 di semarang.
Penerapan model praktek keperawatan profesional dalam pemberian asuhan kepada
pasien membutuhkan metode dan sistem tertentu termasuk sarana sumber daya manusia
dan peralatan yang memadai misalnya kualifikasi sumber daya manusia keperawatan
harus ada perawat profesional yaitu perawat yang berkualifikasi sarjana yaitu minimal
5 orang dalam satu ruang. Putra, Prabowo, & Setiawan (2013) menyebutkan bahwa
model praktek keperawatan profesional memberikan dampak positif terhadap kepuasan
pasien, keluarga, dan perawat, selain itu model praktek keperawatan profesional juga
berdampak terhadap kepuasan kerja profesi lain, dalam penelitian ini adalah dokter
yang menyimpulkan bahwa dokter lebih puas bekerjasama dengan perawat pada model
praktek keperawatan profesional. Nursalam (2011) mengatakan bahwa dalam
pengembangan model asuhan keperawatan profesional ada tiga aspek yang perlu
dikembangkan yaitu ketenagaan, sistem pemberian asuhan keperawatan, dan
dokumentasi keperawatan. Pengembangan model asuhan keperawatan profesional
metode tim dimaksudkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas pelayanan dan
asuhan keperawatan perawat yang dirasakan belum memuaskan. Menurut Wahyuni
(2007) kinerja perawat dalam mengimplementasikan model praktek keperawatan
profesional dipengaruhi oleh kompetensi kepala ruang dalam pelaksanaan standar
manajemen pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori di atas.
Bahwa dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional metode tim dapat
memberikan dampak positif kepada rekan kerja dan pasien atau keluarga selama di
lingkungan rumah sakit, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh perawat. Perawat di ruang rawat inap Mawar, Cempaka, dan Teratai RSUD Sunan
Kalijaga Demak sudah memenuhi kriteria dalam penerapan model asuhan keperawatan
profesional metode tim yang salah satunya adalah berkualifikasi sarjana.
Nama : Bela Patmisari
NPM : 191421110127
1. tentukan & analisa secara singkat 1 jurnal ( nasional) tenang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajuan 1& 3)
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik
yamenggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation). (Di ambil dari
jurnal Jurnal Keperawatan Globa, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73 )
2. tentukan & analisa secara singkat 1 jurnal ( nasional) tenang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajuan 4&6 )
Standar dokumentasi adalah pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi
dipertimbangkan secara baik untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau
pedoman pendokumentasian dalam tindakan keperawatan. (jurnal di ambil dari STANDART
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN, NADIA SAFIRA)
3. tentukan & analisa secara singkat 1 jurnal (internasional) tenang dokumentasi
keperawatan (yang terkait salah satu bahan kajuan 1& 3)
Dokumentasi adalah rekaman otentik atau semuanya file asli yang dapat dibuktikan atau
digunakan sebagai bukti dalam masalah hukum. Perawatan dokumentasi adalah bukti rekaman
dan melaporkan bahwa perawat memiliki dalam melakukan perawatan catatan yang
bermanfaat untuk kepentingan klien ( diambil dari jurnal Asian Journal of Research in Nursing
and Healt Herisiyanto et al.AJRNH, 3(1): 10-19, 2020; Article no.AJRNH.55278)
4. tentukan & analisa secara singkat 1 jurnal (internasional) tenang dokumentasi
keperawatan (yang terkait salah satu bahan kajuan 4& 6)
Model Finlandia Dokumentasi Perawatan Standar yang didasarkan pada model dokumentasi
keperawatan WHO dan penggunaan Finnish Care Classification (FinCC) telah dikembangkan
untuk tujuan nasional sebagai bagian dari EHR nasional proyek di Finlandia. Model
dokumentasi keperawatan berstandar nasional telah diterapkan di berbagai EHR sistem yang
digunakan di sektor publik dan swasta di Finlandia. Di sektor publik, sistem EHR ini
digunakan di perawatan primer, sekunder, dan tersier. (jurnal di ambil dari internasional jurnal
of medical intermatics 79(2010) 554-564
Nama : M. Saifullah
NPM :1914201110068
A. Tentukan & Analisa Secara Singkat 1 Jurnal ( Nasional ) Tentang Dokumentasi
Keperawatan (Yang Terkait Salah Satu Bahan Kajian 1 Sampai Dengan 3)
1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik
yang menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan
yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper
based documentation). Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya
percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat
penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi,
2011).
Dyah Fitri Wulandari, Pengembangan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
http://jurnalkeperawatanglobal.com/index.php/jkg/article/download/66/56
REFERENSI
Di ambil dari Jurnal : Jurnal Ners LENTERA, Vol. 6, No. 1, Maret 2018
2.TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT 1 JURNAL (NASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN KAJIAN 4 s.d 6) ?
JAWABAN :
Berdasarkan hasil pencarian literatur di dapatkan beberapa gambaran model
pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai berikut:
1.Model Dokumentasi SOR (Source Oriented Record)
Model pendokumentasian ini berorientasi pada sumber informasi. Model ini
menempatkan catatan atas dasar displin orang atau sumber yang mengelola pencatatan.
Dokumentasi ini dibuat dengan cara setiap anggota tim kesehatan membuat catatan
sendiri dari hasil observasi dan semua hasil yang di catat dikumpulkan jadi satu. Pada model
ini memiliki komponen catatan berorientasi pada sumber informasi yang terdiri
dari lembar penerimaan berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medik
atau penyakit, catatan perawat, dan catatan atau laporan khusus.
Diambil dari Jurnal : Erta Iman Jelita Harefa /181101138 Gambaran Model Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.Version: 1Submitted: December 15, 2019 | Last edited: December 15,
2019
3. TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT JURNAL (INTERNASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN 1-3) ?
JAWABAN :
Dokumentasi keperawatan berkualitas tinggi sangat penting untuk kualitas dan kontinuitas
asuhan keperawatan Dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan komunikasi yang
efektif antara profesional kesehatan,yang membuatnya sangat penting untuk keselamatan
pasien (Wang et al., 2011). Karena itu, kualitas keperawatan dokumentasi ditekankan secara
internasional sebagai yang paling penting. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kualitas dokumentasi cukup miskin. Kami sudah melakukan tinjauan sistematis untuk
mendapatkan gambaran umum dari bukti yang ada tentang dokumentasi keperawatan, dan
dengan demikian membantu staf perawat mencapai dokumentasi keperawatan berkualitas
tinggi.Ketidakcukupan dalam dokumentasi keperawatan sering ditemukan dalam
dokumentasi perawatan pasien kebutuhan, intervensi, dan laporan kemajuan.
Ketidakcukupan ini terkait dengan fakta itu proses keperawatan tidak selalu digunakan
sebagai titik tolak dalam dokumentasi (Blair & Smith,2012). Proses keperawatan adalah
metode penyelesaian masalah relasional, sistematis, yang memfasilitasi perawat di
pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan klinis (Paans et al.,
2011). Unsur utama dari proses keperawatan adalah: (a) penilaian, (b) diagnosis
keperawatan, (c) perencanaan, (d) implementasi, dan (e) evaluasi dan — jika ada — serah
terima
Diambil dari Jurnal : Groot, K. de, Triemstra, M., Paans, W., Francke, A.L. Quality criteria,
instruments and requirements for nursing documentation: a systematic review of systematic
reviews. Journal of Advanced Nursing (JAN): 2019
4. TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT JURNAL (INTERNASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN 4-6) ?
JAWABAN :
Perawat menerapkan dokumentasi terstruktur menggunakan terminologi keperawatan standar
dalam pengaturan layanan kesehatan terkomputerisasi. Persepsi perawat, dibentuk oleh
pengalaman mereka dalam mengimplementasikan dokumentasi tersebut, merupakan
indikator penting untuk pemeliharaan dan peningkatan sistem dokumentasi yang optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan persepsi perawat menggunakan
SISTEM yang menampilkan pernyataan keperawatan standar dan dokumentasi terstruktur.
Desain penelitian cross-sectional kuantitatif digunakan. Sebanyak 42 perawat dari rumah
sakit pendidikan tinggi berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner survei yang
dikembangkan oleh peneliti mencakup tujuh pertanyaan yang menanyakan persepsi perawat
tentang fase proses keperawatan dan kegunaan, efektivitas, kebutuhan SISTEM, bantuan
dalam pengambilan keputusan, dan saran untuk perbaikan SISTEM. Sebagai hasilnya, fase
penilaian dianggap yang paling diperlukan, sedangkan fase perencanaan dianggap yang
paling tidak perlu. Kerugian yang dirasakan adalah penurunan waktu perawatan pasien,
peningkatan waktu pembuatan grafik, dan pernyataan perawatan standar yang tidak
mencakup beragam kondisi pasien. Kerugian ini bertentangan dengan manfaat yang
dirasakan. Untuk keberhasilan pelaksanaan catatan keperawatan elektronik, pemangku
kepentingan di tingkat klinis, teknologi informasi, dan administrasi harus bekerja sama erat
untuk mengatasi konsekuensi yang merugikan dari penerapan dokumentasi terstruktur dan
terminologi keperawatan standar.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama :Murniati
NPM :1914201110039
1. Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
mengambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat di gunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di
rumah sakit saat ini umumnya di lakukan secara tertulis (paper based documentation).
TUJUAN DOKUMENTASI
Dokumentasi keperawatan memiliki tujuan yang sangat penting dalam bidang
keperawatan. Berikut ini, anda dapat mempelajari beberapa pendapat mengenai tujuan
dokumentasi keperawatan :
Menurut Nursalam (2001), tujuan utama dari dokumentasi keperawatan adalah :
a. Mengonfirmasikan data pada semua anggota tim kesehatan.
b. Memberikan bukti untuk tujuan evaluasi asuhan keperawatan.
c. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Sebagai metode pengembangan ilmu keperawatan.
Menurut Serri (2010), tujuan dokumentasi keperawatan adalah :
a. Sebagai bukti asuhan keperawatan.
b. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban perawat kepada klien.
c. Menjadi sumber informasi terhadap perlindungan individu.
d. Sebagai bukti aplikasi standar praktik keperawatan.
e. Sebagai sumber informasi statistik untuk standard an riset keperawatan.
f. Dapat mengurani biaya informasi terhadap pelayanan kesehatan.
g. Sumber informasi untuk data yang dimasukan dalam dokumen keperawatan
yang lain sesuai dengan data yang di butuhkan.
h. Komunikasi konsep resiko asuhan keperawatan.
i. Informasi peserta didik keperawatan.
j. Menjaga kerahasiaan informasi klien.
k. Sebagai sumber data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan
datang.
Menurut isti (2009), tujuan dokumentasi keperawatan adalah :
a. Sebagai sarana komunikasi.
b. Sebagai tanggungjawab dan tanggung gugat.
c. Sebagai informasi statistic.
d. Sebagai sarana pendidikan.
e. Sebagai sumber data penelitian.
f. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan.
g. Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan berkelanjutan.
PENTINGNYA DOKUMENTASI
Responsibilitas dan akuntabilitas profesionali merupakan salah satu alasan penting
dibuatnya dokumentasi yang akurat. Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan
tanggungjawab perawat untuk perawatan pasien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian
perawatan, meningkatkan kontiunitas perawatan, dan membantu mengkoordinasikan
pengobatan dan evaluasi klien.
American Nurses Assosiation merupakan peran dokumentasi dengan pernyataan
berikut : “perawat bertanggungjawab untuk mengumpulkan data dan mengkaji status kesehatan
klien, menentukan rencana asuhan keperawatan yang di tujukan untuk mencapai tujuan
perawatan, mengevaluasi efekktifitas asuhan keperawatan dalam mencapai tujuan perawatan
dan mengkaji ulang serta merevisi kembali rencana asuhan keperawatan”
Salah satu fungsi professional perawat dalah mengevaluasi respon pasien terhadap asuhan
keperawatan. Perawat professional bertanggungjawab untuk menatalaksanakan masalah pasien
yang bertambah komplek dan mengkoordinasikan perawatan pasien ke berbagai tingkat tenaga
kesehatan. Dokumentasi harus dengan jelas mengkomunikasikan penilaian dan evaluasi
perawat terhadap status pasien. Kemampuan perawat untuk membuat perubahan dalam hasil
yang di dapat harus ditujukan dalam praktik dan dalam pencatatan.
2. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencaatatan dan pelaporan yang
dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan
klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggungjawab
perawat, dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan pada
klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang digunakan sebagai tanggungjawab dan
tanggunggugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah
kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
Standar proses keperawatan berkaitan dengan kegiatan keperawatan
professional yang di tujukan oleh perawat melalui proses keperawatan berdasarkan
standar yang telah disepakati oleh organisasi profesi. Ativitasnya melibatkan
pengkajian, penentuan diagnosa, identifikasi hasil, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dokumentasi dalam catatan individu memfasilitasi komunikasi antara para
professional dari berbagai disiplin ilmu dan shift yang berbeda. Ini menyediakan
informasi sehingga penyedia layanan kesehatan dapat memberikan perawatan secara
terkoordinasi. Dengan dokumnetasi keperawatan dapat di terima individu dapat
berfungsi sebagai dokumen hukum yang dapat dimasukan ke dalam proses pengadilan
sebagai catatan perawatan yang diterima klien.
Standart keperawatan merupakan pernyataan yang menjelaskan tentang kualitas
yang diharapkan dari berbagai aspek praktik keperawatan, dimana hal tersebut
mencerminkan kualitas karakteristik tindakan keperawatan, kekayaan terampil berbasis
teknologi serta performa yang diharapakan sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan. Dalam pelaksanaanya, perawat perlu membuat standar dokumentasi
untuk menunjukkan arah dokumen dalam penyimpanan dan teknik pencatatan yang
benar. Oleh karena itu standar harus dipahami oleh teman sejawat dan tenaga kesehatan
professional lainnya, termasuk tim akreditas. Bagi perawat lainnya informasi tentang
catatan perawatan yang akurat dan informasi yang bermanfaat mempunyai hak untuk
memperoleh informasi sesuai dengan standar yang berlaku. Jika standar dapat
diobservasi, perawat, pekerja, dan pasien akan di hargai dan dilindungi dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation). Metode ini
mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang
tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip,
memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat
diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang
harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu
adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan
berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di Indonesia
baru dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini
memberikan keuntunganbagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih singkat,
keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas.
Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus memperhatikan
prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi
pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas bagi tenaga
perawat dalam menjalankan sistem ini. Di sebuah rumah sakit X di Kota Depok, telah
dikembangkan aplikasi dokumentasi berbasis elektronik yaitu menggunakan Sistem Informasi
Keperawatan (SIMPRO) pada tahun 2016. Namun saat ini masih dipakai dokumentasi berbasis
kertas. Permasalahan yang ada adalah tidak tersedianya sarana yang memadai, yaitu belum
adanya server yang cukup menampung aplikasi SIMPRO ini, adanya survey akreditasi yang
membuat jajaran direksi keberatan apabila model dokumentasi keperawatan dirubah dari
berbasis kertas menjadi berbasis elektronik. Selain itu belum dilakukannya tindak lanjut dari
bidang keperawatan terhadap pelaksanaan uji coba aplikasi SIMPRO ini. Berbagai masalah
yang ada perlu dicari penyelesaiannya agar metode SIMPRO yang sudah ada di RS X bisa
segera dipakai sebagai bentuk dokumentasi keperawatan.
JURNAL INTERNASIONAL
“ DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
Nursing documentation is a record that can be proven or can be used as evidence of all sorts of
demands, which contains complete data, real and recorded not only on the level of pain of
patients, but also kind/ type, quality and quantity of health services to meet the needs of
patients. Based on data fromthe Hospital Medical Records Muhammadiyah Gresik in January
2014 to April 2014. Of the total 490 medical record, the model of nursing care documentation
at the discretion of the hospital, document nursing care on the part of nursing diagnosis and
intervention are all still empty (unfilled), this should have filled all (≥ 85% of the supposed
filled).
TERJEMAHAN :
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi datalengkap, nyata dan tercatat bukan hanya
tentang tingkat kesakitandari pasien, tetapi juga jenis/type, kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Berdasarkan data Rekam Medik Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik pada bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Total 490 Rekam
Medik, dengan model dokumentasi asuhan keperawatan sesuai kebijakan rumah sakit,
dokumen asuhan keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan dan intervensi semua masih
kosong (belum terisi), seharusnya ini diisi semua (≥ 85 % dari yang seharusnya terisi).
JURNAL INTERNASIONAL
“ DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
The quality of nursing care in the hospital will not run properly if the nursing process does not
properly implemented. Data on patient satisfaction in one of hospital in Central Java in 2012
showed 24% of patients said did not satisfied with the service, while the 41.5% obtained
documenting aspects of incomplete documentation. The study aimed to determine relationship
of the application of the team method with the quality of care and nursing care documentation
in hospital. The method applied was analytic survey, and total sampling technique with
involved 37 respondents. The Instrument which used questionnaire and checklist sheets. The
data obtained were analyzed using Spearman rank statistical analysis. The results obtained from
the 37 respondents indicated that the application of the team method in both categories
amounted to 75.7% and 24.3% in the category enough. quality of service in either category as
much as 62.2% and 37.8% in the category enough. While the documentation of nursing care in
a complete category of 78.4% and 21.6% less than complete documentation. Conclusion: there
was a significant relationship between the application of the team method with the quality of
service with significant values 0.021 and a correlation coefficients of 0.378, and there was a
significant association with the application of the team method with nursing care
documentation with significant value 0.042 and a correlation coefficient of 0.336. Based on
these results the better application of the method of the team , the better quality of care and
documentation of nursing care , nursing implications of this research is the need for the
application of the method in a proper team by providing training and supervision of the
implementation of the method of the team
TERJEMAHAN :
Kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit tidak akan berjalan dengan baik apabila proses
keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik. Data kepuasan pasien di salah
satu rumah sakit di Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan 24% pasien mengatakan tidak puas
dengan pelayanan, dan 41,5% pendokumentasian asuhan keperawatan kurang lengkap.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan metode tim dengan kualitas
pelayanan dan pendokumentasian asuhan keperawatan di salah satu rumah sakit di Jawa
Tengah. Metode penelitian menggunakan survei analitik dan teknik total sampling dengan
melibatkan 37 responden. Instrument yang digunakan ialah kuesioner dan lembar cheklist dan
diolah menggunakan analisis statistik Spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode tim dengan kategori baik sebesar 75,7%. Kualitas pelayanan dengan
kategori baik sebanyak 62,2%. Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kategori
lengkap sebesar 78,4%. Simpulan penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan antara
penerapan metode tim dengan kualitas pelayanan dengan nilai signifikan 0,021 dan koefisien
korelasi 0,378, dan ada hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan nilai signifikan 0,042 dan koefisien korelasi
0,336. Berdasarkan hasil penelitian tersebut semakin baik penerapan metode tim maka akan
semakin baik kualitas pelayanan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, implikasi
keperawatan dalam penelitian ini adalah perlunya penerapan metode tim secara baik dan benar
dengan cara memberikan pelatihan dan supervisi pelaksanaan metode tim.
JURNAL NASIONAL
“ MODEL DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN”
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi datalengkap, nyata dan tercatat bukan hanya
tentang tingkat kesakitandari pasien, tetapi juga jenis/ type,kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991).Mutu asuhan keperawatan dapat
tergambar dari dokumentasi proses keperawatan (Gillies, 1994).Dokumentasi dalam
keperawatan sangat diperlukan dan memegang peranan penting terhadap segala macam
tuntutan masyarakat yang semakin kritis, dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-
haknya dari suatu unit kesehatan. Walaupun demikian, tetapi pada kenyataannyakelengkapan
pengisian dokumen masih kurang perhatian sehingga masihbanyak dokumen asuhan
keperawatan yang isinya belum lengkap. Berdasarkan data Rekam Medik Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik pada bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Dari total 490
Rekam Medik, denganmodel dokumentasi asuhan keperawatan sesuai kebijakan rumah
sakit,dokumen asuhan keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan dan intervensi semua
masih kosong (belum terisi), seharusnya ini diisi semua (≥ 85 % dari yang seharusnya terisi).
Penilaian kinerja perawat didasarkan atas kelengkapan dokumetasi asuhan keperawatan
dengan acuan penilaian dari Sitorus (2009) sebagai berikut : setiap item akan mendapat nilai 1
(satu) jika kelengkapan dokumentasi mencapai 75 % atau lebih dan mendapatkan nilai 0 (nol)
jika kelengkapan dokumentasi kurang dari 75 % . Menurut Instrumen Evaluasi Dokumentasi
Penerapan Asuhan Keperawatan (standar minimal pelayanan di rumah sakit) dari Depkes
(2005), yaitu dengan kategori sebagai berikut: dokumentasi (kinerja) baik jika nilainya 85 %
atau lebih, dan dokumentasi (kinerja) tidak baik jika nilainya kurang dari 85 %.Studi
pendahuluan yang peneliti lakukan dengan cara melakukan observasi ke beberapa ruang rawat
inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, ternyata pendokumentasian proses keperawatan
masih ada yang tidak dikerjakan dan sebagian dari yang dikerjakan tidak berkesinambungan
serta kurang lengkap, oleh karena yang didokumentasikan hanya tindakan keperawatan
(implementasi) dan evaluasi saja, sedangkan diagnosa dan rencanakeperawatantidak pernah
didokumentasikan. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini kinerja perawat masih tidak baik.
Proses keperawatan mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi perawat dan klien.
Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan, merencanakan, melaksanakan,
dan menilai hasil dari asuhan keperawatan. Semua itu memerlukan pendokumentasian
sehingga perawat mendapatkan data klien dengan sistematis. Dokumentasi merupakan salah
satu sarana komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien.
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam pencatatan tindakan keperawatan.
Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh seorang perawat tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan klien. Menurut Brian
Gugerty, et all dalam Challenges and Opportunities in Documentation of the Nursing Care of
Patients Report of the Maryland Nursing Documentation Work Group (2007), perawat setiap
harinya dalam melakukan rutinitas menghabiskan 15-25 % waktunya digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan keperawatan. Tetapi perawat menganggap bahwa dokumentasi
tidak penting atau berlebih-lebihan, sehingga sebagian besarwaktunya dipakai untuk
melakukan tindakan keperawatan secara langsung kepada pasien.Handayaningsih (2007)
menyebutkan bahwa standart dokumentasi menjadi hal yang penting dalam setiap tindakan
keperawatan, namun hal ini kadang tidak disadari oleh perawat. Beberapa hal yang sering
menjadi alasan antara lain banyak kegiatan-kegiatan di luar tanggung jawab perawat menjadi
beban dan harus dikerjakan oleh tim keperawatan, sistem pencatatan yang diajarkan terlalu
sulit dan banyak menyita waktu, tidak semua tenaga perawat yang ada di institusi pelayanan
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama untuk membuat dokumentasi keperawatan
sesuai standar yang ditetapkan dan dikembangkan oleh tim pendidikan keperawatan sehingga
mereka tidak mau membuatnya (Arikh, 2011). Bidang keperawatan Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik juga belum pernah melakukan evaluasi tentang penerapan standar
asuhan keperawatan sehingga tidak bisa diidentifikasi kendalakendala yang dihadapi oleh
perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Beberapa model asuhan keperawatan
yang ada, salah satunya adalah model keperawatan Problem Oriented Record (POR).Model
keperawatan ini banyak digunakan di negara-negara lain karena berorientasi pada masalah
pasien, dapat menggunakan multi disiplin dengan mengaplikasikan pendekatan pemecahan
masalah. Model POR ini mengintegrasikan semua masalah yang dikumpulkan oleh dokter,
perawatatau tenaga kesehatan yang lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada pasien.
Dalam format aslinya pendekatan berorientasi pada masalah ini dibuat untuk memudahkan
pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua
petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.Pendokumentasian asuhan
keperawatan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat professional oleh karena dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus membuat suatu rencana dan digunakan
sebagai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
ANALISIS
Dari setiap dokumentasi keperawatan memiliki standar yang hrus di patuhi bagi semua tenaga
perawat, dokumentasi bertujun mengevaluasi perawatan, dokumentasi membantu
menyampaikn informasi tentang perawatan yang di rencanakan, tentu dalam melakukan
dokumentasi perawat hrus memperhatikann standar dokumentssi keperawatan ,melakukan
tindakan dengan tidak memperhatikan standaar dokumentasi dapat penurunan kualitas
pelayanan
Diambil dari : journal of advanced pharmacy education & research, Vol 8, 2018
Nama : Nur Khairina Zulfah
NPM : 1914201110046
1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di
rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation).
Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal,
sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan
pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang
tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang
benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis
elektronik. Pencatatan berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara
maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an.
Dari
Dari
Dari
Min-Jeoung Kang etc. Identifying nurses’ concern concepts about patient deterioration
using a standard nursing terminology. International Journal of Medical Informatics 133
(2020) 104016. Columbia University, Department of Biostatistics, New York, USA
Nama : Nur Laila
NPM : 1914201110044
1. Tentukan & analisa secara singkat 1 jurnal (Nasional) tentang dokumentasi
keperawatan (yang terkait salah satu bahan kajian 1 s.d 3) ?
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik
yang menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan
dapat digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi
keperawatan yang berlaku dirumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara
tertulis (paper based documentation). Metode ini mempunyai kelemahan yaitu
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia,
membutuhkan biaya percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau
terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian
kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang
tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi
keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan
menggunakan pencatatan berbasis elektronik telah lebih dilakukan oleh negara-
negara maju, namun di indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an.
Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini memberikan keuntungan bagi
perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan data
dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas.
Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, lomprehensif, akurat, tepat waktu,
dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan
dan pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan sistem ini.
Tujuan dan Manfaat Dokumentasi Keperawatan : Dokumentasi asuhan dalam
pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh
perawat setelah memberi asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu
informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan
asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien
yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan
koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk
mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung jawabkan (Yeni, 2010).
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat sakit
pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan
asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan. Umumnya catatan pasien berisi
informasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatandan medik,
respons pasien terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan dan respon
terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan.
Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat
membantu komunikasi antara sesama perawat/bidan maupun disiplin ilmu lain
dalam rencana pengobatan (Yeni, 2010).
Berikut ini adalah pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang legal :
1. Mengetahui tentang konteks malpraktik.
2. Memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti terapi
dan asuhan keperawatan.
3. Mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan misalnya :
pengkajian keperawatan, riwayat kesehatan, riwayat kesehatan klien, rencana
asuhan keperawatan dan intervensi.
4. Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah yang
kompleks atau yang membutuhkan perawatan yang intensif.
5. Dokumentasi yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadinya dan
yang telah dilakukan.
6. Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara penyediaan
asuhan antara tenaga kesehatan lain dan perawat.
7. Dokumentasi yang rutin selalu mencerminkan gejala dan komplain oleh klien.
Menurut Sue Dill Calloway berikut ini adalah beberapa situasi yang
mempengaruhi proses litigasi :
1. Kesalahan pemberian pengobatan.
2. Kegagalan untuk melindungi klien.
3. Kegagalan untuk mengembalikan objek setelah pembedahan.
4. Klien terbakar.
5. Kegagalan untuk memonitor, mencatat, dan melaporkan.
6. Dispensasi pengobatan.
7. Kesalahan mengidentifikasi klien.
8. Menggunakan alat yang rusak.
9. Kerusakan peralatan pasien.
10. Kegagalan untuk menjelaskan tentang pekerjaan perawat dan edukasi.
11. Kegagalan dalam menggunakan teknik antiseptik.
12. Kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
13. Kegagalan untuk melaporkan Chart yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Judge, Timothy A_Robbins, S. P (2017). Organizational Behavior. 17th edotion.
Boston: Pearson Education Limited.
Pramithasari., & Diah, I. (2016). Gambaran kinerja perawat dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan berbasis komputer. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1 (1). Retrieved from journal.um-surabaya.ac.id
Mangole, J.E., Rompas, S., Ismanto, A.S (2015). Hubungan Perawat Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Cardiovaskuler and Brain Ce
Nama :Nurul Syifa Rida Amilin
NPM :1914201110048
TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT 1 JURNAL (NASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN KAJIAN 1 s.d 3) ?
JAWABAN:
Pengertian Dokumentasi Keperawatan.
Dokumentasi Keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di
rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation).
Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal,
sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan
pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang
tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang
benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis
elektronik. Pencatatan berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara
maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan
berbasis elektronik ini memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu
pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila
dibandingkan dokumentasi dalam format kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan
berbasis elektronik tetap harus memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien,
komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga
perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan
sistem ini. Di sebuah rumah sakit X di Kota Depok, telah dikembangkan aplikasi
dokumentasi berbasis elektronik yaitu menggunakan Sistem Informasi Keperawatan
(SIMPRO) pada tahun 2016. Namun saat ini masih dipakai dokumentasi berbasis kertas.
Permasalahan yang ada adalah tidak tersedianya sarana yang memadai, yaitu belum adanya
server yang cukup menampung aplikasi SIMPRO ini, adanya survey akreditasi yang
membuat jajaran direksi keberatan apabila model dokumentasi keperawatan dirubah dari
berbasis kertas menjadi berbasis elektronik. Selain itu belum dilakukannya tindak lanjut dari
bidang keperawatan terhadap pelaksanaan uji coba aplikasi SIMPRO ini. Berbagai
masalahyang ada perlu dicari penyelesaiannya agar metode SIMPRO yang sudah ada di RS
X bisa segera dipakai sebagai bentuk dokumentasi keperawatan.
Di ambil dari Jurnal : Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
Diambil dari Jurnal : Erta Iman Jelita Harefa /181101138 Gambaran Model Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.Version: 1Submitted: December 15, 2019 | Last edited: December 15,
2019
3. TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT JURNAL (INTERNASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN 1-3) ?
JAWABAN :
Catatan keperawatan memberikan informasi mengenai kondisi pasien,mendukung
pengambilan keputusan perawat dan menyiratkan penilaian klinis perawat[1-3]. Data ini
sering mencerminkan akumulasi pengalaman perawat 'seputar pengakuan kemunduran
pasien melalui interpretasi perilaku pasien dan tanda-tanda fisiologis [4-7].Perawat
mengungkapkan keprihatinan untuk kerusakan pasien melalui dokumentasi telah disorot
[6-9]. Studi sebelumnya menggunakan frekuensi komentar teks gratis oleh perawat
sebagai indikator keperawatan kepedulian terhadap pasien dan frekuensi komentar sangat
terkaitpeningkatan serangan jantung dan mortalitas [10,11]. Lain yang patut
diperhatikanTemuan dari penelitian lain adalah bahwa kepedulian perawat terhadap
kerusakan pasien ada sebelum penurunan pasien terbukti dalam data fisiologis[6,8,9].
Temuan ini menunjukkan bahwa ekstraksi keperawatankekhawatiran dari catatan
keperawatan dapat dimanfaatkan sebagai sinyal penting untukmendeteksi pasien yang
berisiko mengalami kerusakan. Namun, catatan keperawatan dapat mengambilpada
banyak bentuk karena mencerminkan persepsi perawat tentang kondisi pasiendan dapat
mencakup berbagai istilah dan singkatan. Variabilitas inimembuatnya sulit untuk
mengekstrak informasi yang berguna dari catatan keperawatan.Analisis teks otomatis
dapat mengekstrak data spesifik dan mengonversi data tidak terstruktur menjadi data
terstruktur dari sebuah korpus yang terdiri dari sejumlah besar data naratif, dan dapat
dijalankan menggunakan banyak metode seperti Natural Language Processing (NLP), data
mining, dan pembelajaran mesin. Langkah-langkah awal untuk mengekstraksi data
tertentu sering membutuhkan pengembangan leksikon komprehensif yang mencakup
bahasa alami yang ditulis dalam data yang tidak terstruktur.
Diambil dari Jurnal : Received 17 April 2019; Received in revised form 8 September 2019;
Accepted 17 October 2019 1386-5056/ © 2019 Elsevier B.V. All rights reserved.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama :Nurul Hilaliyah
NPM :1914201110049
Saputra, Wahyu Bima., dkk. (2020). Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Perawat
Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Diruang Rawat Inap Rumah Sakit
Permata Bunda Medan Tahun 2018. Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ). Volume 4. Nomor 1. Maret
2020
Analisa : Pengertian dan Tujuan
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan
menyimpulkan penyelenggaraan asuhan keperawatan yang ada dirumah sakit. Seperti yang
diketahui tujuan dari dokumentasi asuhan keperawatan sebagai komunikasi, diantaranya
sebagai koordinasi, mencegah informasi berulang, meminimalkan kesalahan, meningkatkan
penerapan asuhan keperawatan dan sebagai sarana perlindungan hukum bagi perawat jika
terjadi gugatan di pengadilan sebagai mana yang sudah tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan. Jadi, dokumentasi keperawatan dianggap sebagai
alat ukur untuk menyimpulkan seluruh penyelenggaraan asuhan keperawatan dengan tujuan
untuk perlindungan hukum jika terjadi gugatan di pengadilan.
Mediarti, Devi., et al. (2018). Nurses Education and Motivation Towards Nursing
Documentation. Jurnal Ners. Volume 13, issue 1, April 2018. pISSN: 1858-3598. eISSN: 2502-
5791
Analisa : Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan pencatatan, pelaporan, dan pemeliharaan yang
terkait dengan pengelolaan klien untuk menjaga sejumlah fakta dari suatu peristiwa dalam
waktu. Dokumentasi adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh perawat dalam
catatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim medis dalam menyediakan
layanan kesehatan berdasarkan data yang akurat dan lengkap yang ditulis sebagai tanggung
jawab perawat. Dokumentasi keperawatan dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan
akuntabilitas dari berbagai masalah yang mungkin dialami oleh pasien atau klien dan terdiri
dari kepuasan atau ketidakpuasan terhadap layanan kesehatan yang diberikan. Dokumentasi
keperawatan yang tepat waktu, akurat dan lengkap tidak hanya penting untuk menutupi dan
melindungi keperawatan, tetapi juga penting untuk membantu pasien dan klien untuk
mendapatkan perawatan keperawatan yang lebih baik. Jadi, dokumentasi keperawatan sangat
penting dalam praktik keperawatan karena dokumentasi keperawatan merupakan bukti
pencatatan yang di tulis lengkap untuk kepentingan klien, perawat dan tim medis dalam
menyediakan layanan kesehatan.
Groot, K., et al. (2020). Use of electronic health records and standardized terminologies: A
nationwide survey of nursing staff experiences. International Journal of Nursing Studies: 2020,
104, 103523
Analisa : Standar Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan yang akurat tidak hanya penting untuk komunikasi antara staf
perawat, tetapi juga memiliki potensi untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan hasil pasien
dengan menjadi sumber informasi penting tentang kebutuhan pasien dan intervensi
keperawatan. Dokumentasi keperawatan sebagai proses mendokumentasikan informasi
keperawatan tentang asuhan keperawatan dalam catatan kesehatan. Dokumentasi keperawatan
dalam catatan kesehatan dipahami secara internasional untuk mencerminkan fase proses
keperawatan. Praktik standar untuk mendokumentasikan informasi penilaian perawat, serta
diagnosis keperawatan, dan perencanaan, implementasi, dan evaluasi intervensi keperawatan.
Terminologi terstandarisasi yang mencakup kerangka kerja teoritis atau konsep khusus untuk
asuhan keperawatan sering disebut sebagai terminologi keperawatan standar atau sistem
klasifikasi (misalnya NANDA Internasional dan American Nursing Association (ANA)). Jadi,
standar untuk mendokumentasikan informasi, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi intervensi keperawatan menggunakan terminologi keperawatan
standaratau sistem klasifiksi (misalnya NANDA Internasional dan American Nursing
Association (ANA)).
Nama : Rahamawati Hidayah
NPM :1914201110053
TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT 1 JURNAL (NASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN KAJIAN 1 s.d 3) ?
Jawaban:
Pengertian Dokumentasi Keperawatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling penting bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan di era modern saat ini
menjadi tuntunandari berbagai aspek bagi para perawat. Perkembangan saat ini bahwa perawat
harus melakukan proses keperawatan berdasarkan standar standar asuhan keperawatan.
Penggunaan dokumentasi keperawatan secara elektronik dapat selalu berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi, ini dapat meningkatkan harapan hidup klien dan mengurangi
kesalahan dalam melakukan tindakan intervensi pada klien. Sistem dokumentasi yang berbasis
IT ini akan membantu dalam memenuhi standar dokumentasi, dapat meningkatkan kualitas
dokumentasi, memudahkan dalam pengambilan keputusanserta menyediakan informasi yang
mudah di akses, dapat meminimalkan potensi kehilangan atau kerusakan catatan
perkembangan, meningkatkan pertukaran informasi dan koordinasi antara perawat atau tim
kesehatan lain, dokumentasi dapat mudah diaudit, membantu meningkatkan akurasi data klien,
dapat mengakses kemajuan perkembangan kesehatan klien serta mengurangi biaya perawatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan,
dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungi yang paling penting dari perawat. Disini
ditulis segala informasi tentang klien sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien. Melalui dokumentasi perawat harus dapat memutuskan
tindakan yang tepat untuk klien.
Dokumentasi merupakan bagian integral proses keperawatan, bukan sesuatu yang
berbeda dari metode problem solving. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian
identifikasi masalah, perencanaan, tindakan, dan evaluasi terhadap klien.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama :Regita Pramesty
NPM :1914201110054
1. Materi kajian yang dianalisa adalah Pengertian Dokumentasi Keperawatan (Jurnal
Nasional)
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation). Metode ini
mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang
tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip,
memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat
diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang
harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu
adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan
berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di
Indonesia baru dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik
ini memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih
singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format
kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas
mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang
jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan sistem ini.
Dokumentasi adalah segala yang tertulis atau tercetak oleh individu yang
berwewenang. Catatan harus menjelaskan keperawatan yang diberikan kepada klien, status
dan kebutuhan klien yang komprehensif (Potter & Parry, 2005). Sementara Fisbch (1991),
menyatakan dokumentasi adalah informasi yang tertulis tentang status perkembangan kondisi
kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang di lakukan oleh perawat.
Dokumentasi merupakan suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat bukan
hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan
yang di berikan (Nurhafni, 2013). (Dyah Fitri Wulandari, Jurnal Keperawatan Global,
Volume 4, No 1, Juni 2019 Universitas Indonesia FIK Magister Kekhususan Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperwatan)
Models and structures used in nursing documentation in health records in Europe The nursing
process was used or partly used in the countries which responded. Nursing assessments were
used in all settings in all countries, except in Denmark. Three countries stated that nursing
diagnoses were used (Austria, Iceland, Italy), most countries said they were partly used and the
only English speaking countries, England and Ireland did not use nursing diagnoses. Nursing
care plans were used in all settings and countries, except in primary health care in Iceland, but
nursing interventions were used a little less than nursing care plans, indicating free text being
used to make the nursing care plans. Nursing outcomes were the part of the nursing process
which was least used or in half of the settings in the countries which replied. Electronic
recording in nursing was possible for all steps of the nursing process and for work load
measurements and staff scheduling in four countries, namely Austria, Finland, Norway and
Switzerland. In Latvia and Poland it was not possible to record these elements electronically.
When respondents were asked to estimate the amount of nursing being documented
electronically, the Scandinavian countries reported the most wide-spread use of computer
support. Sweden estimated 81-100% of nursing care being documented electronically, Norway
61-80% and Finland 41-60%. Integrated nursing information systems were available in 11 of
the 17 European countries and stand alone systems for nursing were used in seven countries.
In some countries both types of systems were in use.
(Model dan struktur yang digunakan dalam dokumentasi keperawatan dalam catatan kesehatan
di Eropa
Proses keperawatan digunakan atau sebagian digunakan di negara-negara yang merespons.
Perawatan penilaian digunakan di semua pengaturan di semua negara, kecuali di Denmark.
Tiga negara menyatakan bahwa diagnosis keperawatan digunakan (Austria, Islandia, Italia),
sebagian besar negara mengatakan mereka sebagian digunakan dan satu-satunya negara
berbahasa Inggris, Inggris dan Irlandia tidak menggunakan diagnosis keperawatan. Rencana
asuhan keperawatan digunakan di semua pengaturan dan negara, kecuali dalam perawatan
kesehatan primer di Islandia, tetapi intervensi keperawatan ada digunakan sedikit kurang dari
rencana asuhan keperawatan, menunjukkan teks bebas yang digunakan untuk membuat
rencana asuhan keperawatan. Hasil keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang
paling tidak digunakan atau setengah dari pengaturan di negara-negara yang menjawab.
Rekaman elektronik dalam keperawatan dimungkinkan untuk semua langkah proses
keperawatan dan untuk beban kerja pengukuran dan penjadwalan staf di empat negara, yaitu
Austria, Finlandia, Norwegia dan Swiss. Di Latvia dan Polandia tidak mungkin untuk mencatat
elemen-elemen ini secara elektronik. Ketika responden diminta untuk memperkirakan jumlah
keperawatan didokumentasikan secara elektronik, negara-negara Skandinavia melaporkan
penyebaran paling luas penggunaan dukungan komputer. Swedia memperkirakan 81-100%
dari asuhan keperawatan didokumentasikan secara elektronik, Norwegia 61-80% dan Finlandia
41-60%. Keperawatan terintegrasi sistem informasi tersedia di 11 dari 17 negara Eropa dan
berdiri sendiri sistem keperawatan digunakan di tujuh negara. Di beberapa negara kedua jenis
sistem sedang digunakan.
JAWABAN :
Catatan keperawatan memberikan informasi mengenai kondisi pasien,mendukung
pengambilan keputusan perawat dan menyiratkan penilaian klinis perawat[1-3]. Data ini
sering mencerminkan akumulasi pengalaman perawat 'seputar pengakuan kemunduran
pasien melalui interpretasi perilaku pasien dan tanda-tanda fisiologis [4-7].Perawat
mengungkapkan keprihatinan untuk kerusakan pasien melalui dokumentasi telah disorot
[6-9]. Studi sebelumnya menggunakan frekuensi komentar teks gratis oleh perawat sebagai
indikator keperawatan kepedulian terhadap pasien dan frekuensi komentar sangat
terkaitpeningkatan serangan jantung dan mortalitas [10,11]. Lain yang patut
diperhatikanTemuan dari penelitian lain adalah bahwa kepedulian perawat terhadap
kerusakan pasien ada sebelum penurunan pasien terbukti dalam data fisiologis[6,8,9].
Temuan ini menunjukkan bahwa ekstraksi keperawatankekhawatiran dari catatan
keperawatan dapat dimanfaatkan sebagai sinyal penting untukmendeteksi pasien yang
berisiko mengalami kerusakan. Namun, catatan keperawatan dapat mengambilpada banyak
bentuk karena mencerminkan persepsi perawat tentang kondisi pasiendan dapat mencakup
berbagai istilah dan singkatan. Variabilitas inimembuatnya sulit untuk mengekstrak
informasi yang berguna dari catatan keperawatan.Analisis teks otomatis dapat mengekstrak
data spesifik dan mengonversi data tidak terstruktur menjadi data terstruktur dari sebuah
korpus yang terdiri dari sejumlah besar data naratif, dan dapat dijalankan menggunakan
banyak metode seperti Natural Language Processing (NLP), data mining, dan pembelajaran
mesin. Langkah-langkah awal untuk mengekstraksi data tertentu sering membutuhkan
pengembangan leksikon komprehensif yang mencakup bahasa alami yang ditulis dalam
data yang tidak terstruktur.
Diambil dari Jurnal : Received 17 April 2019; Received in revised form 8 September 2019;
Accepted 17 October 2019 1386-5056/ © 2019 Elsevier B.V. All rights reserved.
4. TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT JURNAL (INTERNASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN 4-6) ?
JAWABAN :
Perawat menerapkan dokumentasi terstruktur menggunakan terminologi keperawatan
standar dalam pengaturan layanan kesehatan terkomputerisasi. Persepsi perawat, dibentuk oleh
pengalaman mereka dalam mengimplementasikan dokumentasi tersebut, merupakan indikator
penting untuk pemeliharaan dan peningkatan sistem dokumentasi yang optimal. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menggambarkan persepsi perawat menggunakan SISTEM yang
menampilkan pernyataan keperawatan standar dan dokumentasi terstruktur. Desain penelitian
cross-sectional kuantitatif digunakan. Sebanyak 42 perawat dari rumah sakit pendidikan tinggi
berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner survei yang dikembangkan oleh peneliti
mencakup tujuh pertanyaan yang menanyakan persepsi perawat tentang fase proses
keperawatan dan kegunaan, efektivitas, kebutuhan SISTEM, bantuan dalam pengambilan
keputusan, dan saran untuk perbaikan SISTEM. Sebagai hasilnya, fase penilaian dianggap yang
paling diperlukan, sedangkan fase perencanaan dianggap yang paling tidak perlu. Kerugian
yang dirasakan adalah penurunan waktu perawatan pasien, peningkatan waktu pembuatan
grafik, dan pernyataan perawatan standar yang tidak mencakup beragam kondisi pasien.
Kerugian ini bertentangan dengan manfaat yang dirasakan. Untuk keberhasilan pelaksanaan
catatan keperawatan elektronik, pemangku kepentingan di tingkat klinis, teknologi informasi,
dan administrasi harus bekerja sama erat untuk mengatasi konsekuensi yang merugikan dari
penerapan dokumentasi terstruktur dan terminologi keperawatan standar.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama Rohani:
NPM :1914201110057
1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang
berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based
documentation). Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form
yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu
masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana
dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan
dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini
memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih
singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam
format kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan
jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan
pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan system ini.
2. Aspek Legal Hukum Dokumentasi Keperawatan.
Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan klien biasanya
dituliskan dalam bentuk chart.chart memuat segala proses dan perkembangan klien
yang dituliskan secara akurat. Chart mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian
data mengenai klien dan merupakan laporan yang dapat menjaga standar
pelayanan.adapun komponen komponen dari data yang legal adalalah sebagai berikut:
1.kondisi fisik mental.dan emosional.
2.pengakajian ,obrservasi,status kesehatan dan hasil laboratorium.
3. perilaku.
4.respons terhadap stimulus ,perubahan vuisual dan pendengaran respons verbal
terhadap pertanyan ,respons terhadap lingkungan dan perubahan perilaku.
5.Asuhan keperawatan terapeutik.
6.perawat yang rutin kontrol nyeri,terapi darah dan penggantian cairan intravena.
7.pengawasan asuhan keperawatan.
8.memonitor aktivitas motorik tanda tanda vital ,status neurologi, kardiovaskular cairan
dan nutrisi.
9.respons klien terhadap terapi.
10.keseimbangan cairan konsumsi makanan intake dan output,status sirkulasi dan
pernapasan serta edukasi dan nyeri. Beriku ini adalah pedoman dalam membuat sebuah
dokumen yang legal .
1. mengetahui tentang konteks malpraktik.
2.memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti terapi dan
asuhan keperawatan.
3.mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan misalnya :pengkajian
keperawatan ,riwayat kesehatan klien ,rencana asuhan keperawatan dan intervensi.
4.Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah yang kompleks
ataunyang membutuhkan perawatan yang intensif.
5.dokumentas yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadinya dan yang telah
dilakukan.
6..Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara penyediaan asuhan
antara tenaga kesehatan lain dan perawat .
7.Dokumentasi yang rutim selalu mencerminkan gejala dan komplain oleh klien.
REFRENSI
Simamora, R , H. (2017). Peran manajer dalam pembinaan etika perawat pelaksana
dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Jurnal
IKESMA, jilid 4. Tebitan 2.
3. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang
berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based
documentation). Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form
yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu
masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana
dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan
dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini
memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih
singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam
format kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan
jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan
pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan system ini.
4. Aspek Legal Hukum Dokumentasi Keperawatan.
Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan klien biasanya
dituliskan dalam bentuk chart.chart memuat segala proses dan perkembangan klien
yang dituliskan secara akurat. Chart mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian
data mengenai klien dan merupakan laporan yang dapat menjaga standar
pelayanan.adapun komponen komponen dari data yang legal adalalah sebagai berikut:
1.kondisi fisik mental.dan emosional.
2.pengakajian ,obrservasi,status kesehatan dan hasil laboratorium.
3. perilaku.
4.respons terhadap stimulus ,perubahan vuisual dan pendengaran respons verbal
terhadap pertanyan ,respons terhadap lingkungan dan perubahan perilaku.
5.Asuhan keperawatan terapeutik.
6.perawat yang rutin kontrol nyeri,terapi darah dan penggantian cairan intravena.
7.pengawasan asuhan keperawatan.
8.memonitor aktivitas motorik tanda tanda vital ,status neurologi, kardiovaskular cairan
dan nutrisi.
9.respons klien terhadap terapi.
10.keseimbangan cairan konsumsi makanan intake dan output,status sirkulasi dan
pernapasan serta edukasi dan nyeri. Beriku ini adalah pedoman dalam membuat sebuah
dokumen yang legal .
1. mengetahui tentang konteks malpraktik.
2.memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti terapi dan
asuhan keperawatan.
3.mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan misalnya :pengkajian
keperawatan ,riwayat kesehatan klien ,rencana asuhan keperawatan dan intervensi.
4.Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah yang kompleks
ataunyang membutuhkan perawatan yang intensif.
5.dokumentas yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadinya dan yang telah
dilakukan.
6..Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara penyediaan asuhan
antara tenaga kesehatan lain dan perawat .
7.Dokumentasi yang rutim selalu mencerminkan gejala dan komplain oleh klien.
Ruang lingkup jenis tindakan keperawatan yang didokumentasikan adalah sebagai
berikut:
1.Aspek legal : isinya data tentang kondisi.
2.Kesalahan:cedera diamna peraturan menyebabkan kerugian .
3.Kelalaian :kegagalan untuk merawat.
4.Malpraktik :kegagalan untuk menerapkan standar.
5.Duty :obligasi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Standar pelayanan :standar yang berlaku yang harus ditepai oleh orang yang
bersangkutan. Menurut sue Dill Calloway berikut ini adalah beberapa situasi yang
memperngaruhi proses litigasi.
1.Kesalahan pemberian pengobatan
2. Kegagalan untuk melindungi klien.
3. Kegagalan untuk mengembalikan objek setelah pembedahan.
4.Klien terbakar.
5.Kegagalan untuk memonitor ,mencatat ,dan melaporkan
6.Dispensasi pengobatan.
7.Kesalahan mengidentifikasi klien.
8.Menggunakan alat yang rusak.
9.Kerusakan peralatan klien.
10. Kegagalan untuk menjelaskan tentang pekerjaan perawat dan edukasi.
11.Kegagalan dalam menggunkan teknik antiseptik.
12. Kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan .
REFRENSI
Simamora, R , H. (2017). Peran manajer dalam pembinaan etika perawat pelaksana
dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Jurnal
IKESMA, jilid 4. Tebitan 2.
Nama :Santi
NPM :1914201110058
Jawaban
Dokumentasi Keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang
berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based
documentation). Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form
yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu
masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana
dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan
dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini
memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih
singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam
format kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan
jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan
pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan sistem ini. Di sebuah
rumah sakit X di Kota Depok, telah dikembangkan aplikasi dokumentasi berbasis
elektronik yaitu menggunakan Sistem Informasi Keperawatan (SIMPRO) pada tahun
2016. Namun saat ini masih dipakai dokumentasi berbasis kertas. Permasalahan yang
ada adalah tidak tersedianya sarana yang memadai, yaitu belum adanya server yang
cukup menampung aplikasi SIMPRO ini, adanya survey akreditasi yang membuat
jajaran direksi keberatan apabila model dokumentasi keperawatan dirubah dari berbasis
kertas menjadi berbasis elektronik. Selain itu belum dilakukannya tindak lanjut dari
bidang keperawatan terhadap pelaksanaan uji coba aplikasi SIMPRO ini. Berbagai
masalahyang ada perlu dicari penyelesaiannya agar metode SIMPRO yang sudah ada
di RS X bisa segera dipakai sebagai bentuk dokumentasi keperawatan.
Di ambil dari Jurnal : Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-
73
2. Tentukan dan analisa secara sinkat 1 jurnal ( nasional ) tentang dokomentasi keperawatan (
yang terkait dalah satu bahan kajian 4 s.d 6) ?
Jawaban
Jawaban
Diambil dari Jurnal : Received 17 April 2019; Received in revised form 8 September
2019; Accepted 17 October 2019 1386-5056/ © 2019 Elsevier B.V. All rights reserved.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue
5 - p 266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama :Saptuji Saputra
NPM :1914201110059
1. Tentukan & analisa secara singkat jurnal ( Nasional) pengertian dokomuntasi
keperwatan
JAWAB :
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang
berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based
documentation). Metode ini mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkam biaya percetakan form
yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang
luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu
masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana
dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan
dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan berbasis elektronik
telah lebih dahulu dilakukan oleh negara negara maju, namun di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 2000-an. Dokumentasi keperawatan berbasis elektronik ini
memberikan keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih
singkat, keterbacaan data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam
format kertas. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis elektronik tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan
jelas mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan
pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam menjalankan sistem ini.
2. Tentukan & analisa secara singkat jurnal ( Nasional) Tujuan dan manfaat
dokumentasi keperawatan
JAWAB :
Menurut Serri (2010), tujuan dokumentasi keperawatan adalah:
Sebagai bukti kualitas asuhan keperawatan.
Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban perawat kepada klien.
Menjadi sumber informasi terhadap perlindungan individu.
Sebagai bukti aplikasi standar praktik keperawatan.
Sebagai sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan.
Dapat mengurangi biaya informasi terhadap pelayanan kesehatan.
Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan dalam dokumen
keperawatan
yang lain sesuai dengan data yang dibutuhkan.
Komunikasi konsep risiko asuhan keperawatan.
Informasi untuk peserta didik keperawatan.
Menjaga kerahasiaan informasi klien.
Sebagai sumber data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan
datang.
MANFAAT DOKUMENTASI
Menurut Isti ( 2009), manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan:
Hukum.
Dokumentasi dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-
data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditanda tangani oleh
perawat pelaksana, diberi tanggal dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interpretasi yang salah.
Jaminan mutu.
Dengan pencatatan yang lengkap dan akurat akan membantu meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan
Komunikasi.
Dokumentasi keperawatan merupakan perekam terhadap masalah yang berkaitan
dengan klien yang bisa dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan,bagi semua profesional kesehatan.
Keuangan.
Dokumentasi dapat menjadi sumber pertimbangan biaya perawatan.
Pendidikan.
Data yang ada dalam dokumentasi dapat menjadi sumber belajar
Penelitian.
Data dalam dokumentasi dapat menjadi bahan penelitian
Akreditasi.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien. Hal ini akan bermanfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan dan bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang
karir/kenaikan pangkat.
Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73. Abdul Gafar,yutiana
olfah,Jakarta selatan.
European Scientific Journal January 2016 edition vol.12, No.3 ISSN 1857 – 7881
(Print) e - ISSN 1857- 7431. Osama A Alkouri,Ahed jalkhatih dan kahaflai, university
jordan.
Diambil dari Jurnal : Erta Iman Jelita Harefa /181101138 Gambaran Model Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.Version: 1Submitted: December 15, 2019 | Last edited: December 15,
2019
3. TENTUKAN DAN ANALISA SECARA SINGKAT JURNAL (INTERNASIONAL)
TENTANG DOKUMENTASI KEPERAWATAN (YANG TERKAIT SALAH SATU
BAHAN 1-3) ?
JAWABAN :
Catatan keperawatan memberikan informasi mengenai kondisi pasien,mendukung
pengambilan keputusan perawat dan menyiratkan penilaian klinis perawat[1-3]. Data ini
sering mencerminkan akumulasi pengalaman perawat 'seputar pengakuan kemunduran
pasien melalui interpretasi perilaku pasien dan tanda-tanda fisiologis [4-7].Perawat
mengungkapkan keprihatinan untuk kerusakan pasien melalui dokumentasi telah disorot
[6-9]. Studi sebelumnya menggunakan frekuensi komentar teks gratis oleh perawat
sebagai indikator keperawatan kepedulian terhadap pasien dan frekuensi komentar sangat
terkaitpeningkatan serangan jantung dan mortalitas [10,11]. Lain yang patut
diperhatikanTemuan dari penelitian lain adalah bahwa kepedulian perawat terhadap
kerusakan pasien ada sebelum penurunan pasien terbukti dalam data fisiologis[6,8,9].
Temuan ini menunjukkan bahwa ekstraksi keperawatankekhawatiran dari catatan
keperawatan dapat dimanfaatkan sebagai sinyal penting untukmendeteksi pasien yang
berisiko mengalami kerusakan. Namun, catatan keperawatan dapat mengambilpada
banyak bentuk karena mencerminkan persepsi perawat tentang kondisi pasiendan dapat
mencakup berbagai istilah dan singkatan. Variabilitas inimembuatnya sulit untuk
mengekstrak informasi yang berguna dari catatan keperawatan.Analisis teks otomatis
dapat mengekstrak data spesifik dan mengonversi data tidak terstruktur menjadi data
terstruktur dari sebuah korpus yang terdiri dari sejumlah besar data naratif, dan dapat
dijalankan menggunakan banyak metode seperti Natural Language Processing (NLP), data
mining, dan pembelajaran mesin. Langkah-langkah awal untuk mengekstraksi data
tertentu sering membutuhkan pengembangan leksikon komprehensif yang mencakup
bahasa alami yang ditulis dalam data yang tidak terstruktur.
Diambil dari Jurnal : Received 17 April 2019; Received in revised form 8 September 2019;
Accepted 17 October 2019 1386-5056/ © 2019 Elsevier B.V. All rights reserved.
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama :Selfiana
NPM :1914201110060
Dyah Fitri Wulandari, Pengembangan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
Pengertian Dokumentasi Keprawatan (Nasional)
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation). Metode ini
mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang
tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip,
memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat
diperlukan. (Hadi, 2011).
Nursing documentation practice and associated factors among nurses in public hospitals,
Tigray, Ethiopia . Tasew et al. BMC Res Notes (2019) 12:612
Definition of nursing documentation
Nursing documentation is the record of nursing care that is planned and delivered to
individual patients by quali-fied nurses or other caregivers under the direction of a
qualified nurse. Nursing documentation is the princi-pal clinical information source to meet
legal and profes-sional requirements. It is a vital component of safe, ethical and effective
nursing practice whether done man-ually or electronically. Nursing documentation should
fulfill the legal requirements of nursing care documenta-tion.
Translate :
Dokumentasi keperawatan adalah catatan asuhan keperawatan yang direncanakan dan
dikirim ke pasien secara individu oleh perawat yang berkualitas atau perawat lain di bawah
arahan perawat yang berkualitas. Dokumentasi keperawatan adalah sumber informasi klinis
utama untuk memenuhi persyaratan hukum dan profesional. Ini adalah komponen penting dari
praktik keperawatan yang aman, etis dan efektif apakah dilakukan secara manual atau
elektronik. Dokumentasi keperawatan harus memenuhi persyaratan hukum dari dokumentasi
asuhan keperawatan.
Introduction.
The standardization of nursing language has been in process already for many years.
However, standardized structures and terminologies for nursing recording are not very
common within European countries [1,2]. The most common model to structure nursing
notes in health records is the nursing process model presented by the World Health
Organization (WHO) [3]. According to the model the nursing process can be divided into
four up to six phases based on the decision making theory.
- What kind of organizations and collaborative efforts exist in the nursing language
standardization work in Europe?
- What is the role of health care authorities in developing standardized nursing language in
European countries?
The instrument for this survey was designed based on literature and experiences from the
ACENDIO conferences. It had 24 questions including background information, use of
structures and terminologies in nursing documentation, national initiatives and activities,
means of organizing standardization activities in nursing, and methods of support from
national stakeholders. The questionnaire was sent out electronically to all members of
ACENDIO in 38 (73 %) countries in Europe in the spring 2008. Descriptive statistics were
used to analyse the data.
Results.
- Demographics and background of respondents
Replies were received from nearly half of the countries targeted or 17 countries in
Europe: Austria, Belgium, Croatia, Denmark, England, Finland, Germany, Iceland,
Ireland, Italia, Latvia, Norway, Poland, Portugal, Sweden, Switzerland and Wales. The
number of replies from each country ranged from one to six, but the total number of
replies were 41. Most respondents came from academia, research or nursing education
(n=18), professional organisations (n=7), were in nursing management or project
leaders (n=8), registered nurses (n=3), and students (MS or PhD) (n=3). More than two
thirds (n=29) of respondents said they were involved in professional or governmental
organisations, developing or implementing standards, were members of advisory and/or
steering groups/boards or workgroups, working on research and evaluations or authors
of books related to standardisation or terminologies.
- Models and structures used in nursing documentation in health records in Europe
The nursing process was used or partly used in the countries which responded. Nursing
assessments were used in all settings in all countries, except in Denmark. Three
countries stated that nursing diagnoses were used (Austria, Iceland, Italy), most
countries said they were partly used and the only English speaking countries, England
and Ireland did not use nursing diagnoses. Nursing care plans were used in all settings
and countries, except in primary health care in Iceland, but nursing interventions were
used a little less than nursing care plans, indicating free text being used to make the
nursing care plans. Nursing outcomes were the part of the nursing process which was
least used or in half of the settings in the countries which replied. Electronic recording
in nursing was possible for all steps of the nursing process and for work load
measurements and staff scheduling in four countries, namely Austria, Finland, Norway
and Switzerland.
- Use, translations and validations of terminologies in Europe Standardised nursing
terminologies were in use in 70% of the settings responded for. NANDA-I (see list of
acronyms for terminologies and their meaning in Appendix) was the most widely
mentioned terminology, then ICNP, with NIC and NOC closely following. Other
terminologies being used were VIPS, CCC, SNOMED-CT, LOINC, PNDS and local
terminologies.
- Standards and standardisation work
Results show that nursing data were neither stored (25 of 41) in a majority (60%) of the
institutions or countries responded to nor could be retrieved (26 of 41). In only four
countries; Belgium, Croatia, Iceland and Portugal, were nursing data stored and could
be retrieved. Standardisation work in relation to nursing terminologies and health care
record systems was taking place in more than half of the countries.
The results show that the nursing process with four phases was most commonly used in
European countries for the structuring of nursing documentation. It was of interest to see
how limited the use of nursing diagnoses were in Europe and the use of standardized
nursing outcomes is still in its infancy. The use of standardized nursing terminologies is
still lacking in many European countries and not yet the standard way of practice by nurses
to record patients’ status and nursing care by using terminologies
Terjemahan :
Jenis Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dapat berupa dokumentasi berbasis kertas atau elektronik.
Dokumentasi berbasis kertas telah dijelaskan tidak memenuhi standar yang disyaratkan.
• Pengantar.
Standarisasi bahasa keperawatan telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, struktur
standar dan terminologi untuk pencatatan keperawatan tidak terlalu umum di negara-negara
Eropa [1,2]. Model yang paling umum untuk menyusun catatan keperawatan dalam catatan
kesehatan adalah model proses keperawatan yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) [3]. Menurut model proses keperawatan dapat dibagi menjadi empat hingga enam fase
berdasarkan teori pengambilan keputusan.
• Maksud dan Tujuan.
Survei ini bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Model dan struktur apa yang digunakan dalam dokumentasi keperawatan dalam catatan
kesehatan di Eropa? - Terminologi keperawatan apa yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Eropa dan divalidasi untuk penggunaan budaya?
Organisasi dan upaya kolaborasi seperti apa yang ada dalam pekerjaan standardisasi
bahasa keperawatan di Eropa?
Apa peran otoritas perawatan kesehatan dalam mengembangkan bahasa keperawatan
standar di negara-negara Eropa?
Dukungan apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan standardisasi di tingkat nasional di
negara-negara Eropa?
.
Nama : Sintia Ananda
NPM :1914201110061
JURNAL NASIONAL
“ PENGERTIAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation). Metode ini
mempunyai kelemahana yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang
tersedia, membutuhkam biaya percetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip,
memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat
diperlukan. (Hadi, 2011).
Dyah Fitri Wulandari, Pengembangan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
JURNAL INTERNASIONAL
“ DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
Nursing documentation is a record that can be proven or can be used as evidence of all sorts
of demands, which contains complete data, real and recorded not only on the level of pain of
patients, but also kind/ type, quality and quantity of health services to meet the needs of
patients. Based on data fromthe Hospital Medical Records Muhammadiyah Gresik in January
2014 to April 2014. Of the total 490 medical record, the model of nursing care documentation
at the discretion of the hospital, document nursing care on the part of nursing diagnosis and
intervention are all still empty (unfilled), this should have filled all (≥ 85% of the supposed
filled).
TERJEMAHAN :
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi datalengkap, nyata dan tercatat bukan hanya
tentang tingkat kesakitandari pasien, tetapi juga jenis/type, kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Berdasarkan data Rekam Medik Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik pada bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Total 490
Rekam Medik, dengan model dokumentasi asuhan keperawatan sesuai kebijakan rumah sakit,
dokumen asuhan keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan dan intervensi semua masih
kosong (belum terisi), seharusnya ini diisi semua (≥ 85 % dari yang seharusnya terisi).
REFERENSI : JOURNALS OF NERS COMMUNITY Volume 06, Nomor 02,
November 2015
JURNAL INTERNASIONAL
“ DOKUMENTASI KEPERAWATAN”
The quality of nursing care in the hospital will not run properly if the nursing process does
not properly implemented. Data on patient satisfaction in one of hospital in Central Java in
2012 showed 24% of patients said did not satisfied with the service, while the 41.5%
obtained documenting aspects of incomplete documentation. The study aimed to determine
relationship of the application of the team method with the quality of care and nursing care
documentation in hospital. The method applied was analytic survey, and total sampling
technique with involved 37 respondents. The Instrument which used questionnaire and
checklist sheets. The data obtained were analyzed using Spearman rank statistical analysis.
The results obtained from the 37 respondents indicated that the application of the team
method in both categories amounted to 75.7% and 24.3% in the category enough. quality of
service in either category as much as 62.2% and 37.8% in the category enough. While the
documentation of nursing care in a complete category of 78.4% and 21.6% less than complete
documentation. Conclusion: there was a significant relationship between the application of
the team method with the quality of service with significant values 0.021 and a correlation
coefficients of 0.378, and there was a significant association with the application of the team
method with nursing care documentation with significant value 0.042 and a correlation
coefficient of 0.336. Based on these results the better application of the method of the team ,
the better quality of care and documentation of nursing care , nursing implications of this
research is the need for the application of the method in a proper team by providing training
and supervision of the implementation of the method of the team
TERJEMAHAN :
Kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit tidak akan berjalan dengan baik apabila
proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik. Data kepuasan pasien di
salah satu rumah sakit di Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan 24% pasien mengatakan
tidak puas dengan pelayanan, dan 41,5% pendokumentasian asuhan keperawatan kurang
lengkap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan metode tim dengan
kualitas pelayanan dan pendokumentasian asuhan keperawatan di salah satu rumah sakit di
Jawa Tengah. Metode penelitian menggunakan survei analitik dan teknik total sampling
dengan melibatkan 37 responden. Instrument yang digunakan ialah kuesioner dan lembar
cheklist dan diolah menggunakan analisis statistik Spearman rank. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode tim dengan kategori baik sebesar 75,7%. Kualitas
pelayanan dengan kategori baik sebanyak 62,2%. Pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan kategori lengkap sebesar 78,4%. Simpulan penelitian yaitu ada hubungan yang
signifikan antara penerapan metode tim dengan kualitas pelayanan dengan nilai signifikan
0,021 dan koefisien korelasi 0,378, dan ada hubungan yang signifikan antara penerapan
metode tim dengan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan nilai signifikan 0,042 dan
koefisien korelasi 0,336. Berdasarkan hasil penelitian tersebut semakin baik penerapan
metode tim maka akan semakin baik kualitas pelayanan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan, implikasi keperawatan dalam penelitian ini adalah perlunya penerapan metode
tim secara baik dan benar dengan cara memberikan pelatihan dan supervisi pelaksanaan
metode tim.
Jawab:
tindakan yang dilakukan hingga pasien sehat. Seluruh tindakan yang sudah
dilakukan, dalam pendataannya, harus ditulis dengan susunan yang baik, valid,
proses keperawatan, yang berisi semua data dan tindakan yang berhubungan
ASUHAN KEPERAWATAN.)
Jawab:
data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga
Suatu sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau
dimana catatn keperawatan yang terlihat hanya kode saja. Kode sendiri
ASUHAN KEPERAWATAN.)
Jawab:
Dokumentasi keperawatan harus akurat dan benar apa yang telah diamati dan
dilakukan. Itu juga harus bisa untuk mengidentifikasi waktu, tanggal, dan
waktu, teratur dalam urutan kronologis dan sesuai dengan standar atau pedoman.
Jawab:
Jadi menurut yang saya analisa dari jurnal Asamani, dkk:2014 (jurnal internasional)
standar dokumentasi keperawatan yang paling utama itu adalah proses keperawatan yang
2. Mencatat pekerjaan aktual perawat dan ditulis untuk mencerminkan penilaian klinis
obyektif perawat
4. Caranya berurutan
7. Memenuhi persyaratan hukum ( Asamani, J. A., Amenorpe, F. D., Babanawo, F., &
Jurnal:
Asamani, J. A., Amenorpe, F. D., Babanawo, F., & Ofei, A. M. A. (2014). Nursing
23(1), 48-54.
Nama : Wendi Wahyudi
NPM :1914201110064
1. Tentukan dan Analisa Secara Singkat 1 Jurnal ( Nasional ) Tentang Dokumentasi
Keperawatan ( yang terkait salah satu bahan kajian 1-3 ) ?
Jawab :
Jawab :
Bahan Kajian 4 : Hubungan Model Asuhan Keperawatan Profesional Metode Tim
Terhadap Kualitas Pelayanan
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi Spearman rank
didapatkan data bahwa pada model asuhan keperawatan profesional metode tim dengan
kategori baik dengan kualitas pelayanan kategori baik sebanyak 20 responden (71,4%)
dan kualitas pelayanan dengan kategori cukup sebanyak 8 responden (28,6%).
Sedangkan model asuhan keperawatan dengan kategori cukup sebanyak 3 responden
(33,3%) dengan kualitas pelayanan kategori baik sebanyak 20 responden (71,4%) dan
kualitas pelayanan dengan kategori cukup sebanyak 6 responden (66,7%). Hasil analisis
statistik dengan menggunakan korelasi Speraman rank didapatkan hasil p value 0,021
(<0,05) dengan nilai korelasi 0,378 maka Ha diterima yang artinya ada hubungan model
asuhan keperawatan profesional metode tim terhadap kualitas pelayanan di ruang rawat
inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta menyelenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan yang menguntungkan dan diberikan
dalam konteks pelayanan di rumah sakit berarti memberikan pelayanan kepada pasien
dan keluarganya didasarkan pada standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka, sehingga dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarganya terhadap rumah sakit (Muninjaya,
2011) Menurut Anjaryani (2009)
mengemukakan bahwa mutu asuhan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan di
mata masyarakat, kualitas pelayanan keperawatan juga akan meningkatkan kepuasan
pasien (Trimumpuni, 2009). Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan diperlukan alat ukur yaitu standar asuhan keperawatan yang baku
dan disyahkan melalui kesepakatan oleh tenaga perawat. Salah satu usaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
pengembangan model asuhan keperawatan profesional metode tim yang
memungkinkan perawat profesional mengatur dalam pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Hasil penelitian jika
dikaitkan dengan teori yang dikemukakan pada paragraf sebelumnya dan dengan
mempertimbangkan berbagai informasi yang diterima, dengan tingginya model asuhan
keperawatan profesional metode tim seharusnya tinggi pula usaha tenaga perawat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga
selama dirawat di rumah sakit. Tingginya model asuhan keperawatan profesional
metode tim memiliki korelasi yang signifikan terhadap kualitas pelayanan di ruang
rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Semakin besar nilai satu variabel semakin
besar pula nilai variabel lainnya, artinya semakin baik model asuhan keperawatan
profesional metode tim maka semakin baik pula kualitas pelayanan di ruang rawat inap
RSUD Sunan Kalijaga Demak. Hal ini dikarenakan oleh karena kerjasama yang baik
antara ketua tim dan anggotanya selama menjalankan model asuhan keperawatan
profesional metode tim, sehingga terciptanya komunikasi yang baik sesama perawat
selama memberikan pelayanan kepada pasien, perawat dalam berkomunikasi dengan
pasien atau keluarga menggunakan tutur kata yang sopan serta ramah terhadap pasien
dalam memberikan pelayanan sehingga dapat mengurangi kecemasan pasien saat
kondisi kesehatan memburuk, serta menjaga kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
lainya
Dari : Nourseline Journal
Tahun : 2016
Penulis : Mohamad Kasim1*, Muh. Abdurrouf²*
Reference :
Ning Wang, David Hailey & Ping Yu. 2011. “Quality of Nursing Documentation and
Approaches To Its Evaluation : A Mixed-Method Systematic Review”. Australia :
University Of Wollongong
Blair, W., & Barbara Smith. 2012. Nursing Documentation: Framewor and Barriers.
Contemporary Nurse, 41(2), 160–168. Chand, S. 2014. Electronic nursing
documentation. International Journal of Information Dissemination and Technology,
4(4),328.http://search.proquest.com/openview/d6d5
5f2afd6a05546fe10097d559980a/1?pqorigsite=gscholar.
Alkouri OA, Just T, Kawafhah M. Importance And Implementation Of Nursing
Documentation: Review Study. Eur Sci J. 2016;12(3):101–6.
• Alkouri OA, Just T, Kawafhah M. Importance And Implementation Of Nursing
Documentation: Review Study. Eur Sci J. 2016;12(3):101–6
• Dwisatyadini M, Hariyati RTS, Afifah E. The effects of the application of SIMPRO on the
completeness and time efficiency of nursing documentation in the outpatient
installation at Dompet Dhuafa Hospital Parung. In: IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering. 2018
Abdurrouf, Nursalam, & Purwaningsih. 2013. Model caring caring Islami terhadap
peningkatan kepuasan pasi
Nama : Winarti Eka Sari
NPM :1914201110065
1. Jurnal Nasional Tentang Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Judul : Indra. A, Astarini. (2018). Literatur Review: Efektivitas Modifikasi
Dokumentasi Keperawatan ( A literature Review: Effectivities of Nursing
Documentation Modification). Jurnal Ners LENTERA. Volume 6, Nomor 1, Maret
2018.
REFERENSI :
http://jurnalkeperawatanglobal.com/index.php/jkg/article/download/66/56
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/download/987/826
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/3478
Nama :Novita Dewi
NPM :1914201110053
Diambil dari Jurnal : computers , informatics ,Nursing: May 2019 volume37 Issue5,p 266-275
doi:
Jurnal Erta Iman Jelita Harefa /181101138 Gambaran Model Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan.Version: 1Submitted: December 15, 2019 | Last edited: December 15, 2019
Diambil dari Jurnal : Computers, Informatics, Nursing: May 2019 - Volume 37 - Issue 5 - p
266-275 doi: 10.1097/CIN.0000000000000510
Nama : M. Arsyi Aura Ramadhan
NPM :1914201110036
Tentukan dan analisa secara singkat 1 jurnal (Nasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 1 s.d 3)
Pentingnya dokumentasi keperawatan
Jawab : Dokumentasi keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan,
dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari perawat.
Disini ditulis segala informasi tentang klien sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan klien. Melalui dokumentasi perawat dapat memutuskan
tindakan yang tepat untuk klien. Keakuratan suatu data data klien dalam proses keperawatan
di era modern saat ini menjadi tuntutan dari berbagai aspek bagi para perawat, bermacam
macam bentuk, upaya telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk meningkatkan
dokumentasi keperawatan, hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan perawatan klien (Paan et al, 2010). Sebuah keprihatinan bersama mengenai
dokumentasi keperawatan adalah catatan mengenai pengkajian yang tidak aktual, intervensi,
implementasi serta evaluasi keperawatan yang tidak konsisten dan tidak lengkap sehingga
tidak memenuhi standar asuhan keperawatan.Dalam hal ini catatan keperawatan tidak
mendukung sebagai informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hukum (Chand,
2014).
(498 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 497-502)
2. Tentukan & analisa secara sigkat 1 jurnal (Nasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 4 s.d 6)
Model dokumentasi keperawatan
Jawab : Model pengembangan system yang digunakan oleh penulis merupakan model
waterfall (air terjun), dimana setiap tahapannya saling berurutan dan dalam penyelesaiannya
harus diselesaikan tahap per tahap
model watefall dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam model tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Analisis
Pada tahap analisis ini penulis akan melakukan pengamatan langsung terhadap proses
pembelajaran dokumentasi keperawatan dalam pengembangan renanca asuhan keperawatan
dan menganalisa kekurangan dan kelemahan yang ada pada sistem yang digunakan sekarang
yang masih menggunakan paper base, sehingga program aplikasi yang akan dibuat dapat
membantu proses pembuatan asuhan keperawatan dan mempermudah pemahaman tentang
pembuatan asuhan keperawatan bagi mahasiswa keperawatan.
b. Desain
Pada tahap ini dilakukan perancangan data, antar muka (interface) dan model sistem dengan
menggunakan Use Case, Class Diagram, Activity Diagram. Sedangkan untuk merancang
prosedur dari sistem menggunakan Flowchart. Tahap ini membantu dalam menyempurnakan
kebutuhan sistem secara keseluruhan. Desain menterjemahkan kebutuhan perangkat lunak ke
dalam sekumpulan representasi seperti tabel, diagram dan algoritma yang dipakai, agar
mempermudah penggunaan software yang akan dipakai oleh mahasiswa dan dosen pada
proses belajar mengajar mata kuliah dokumentasi keperawatan Akademi Keperawatan
Garuda Putih Jambi.
c. Pengkodean
Pada tahap ini, peneliti membuat program masih dalam bentuk kode-kode program
menggunakan bahasa pemograman HTML, PHP ke dalam program serta penggunaan dbms
mysql sebagai database server. Hal ini dimaksudkan agar desain yang telah dirancang dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dan unit-unit yang dihasilkan tersebut diuji
coba agar tidak terjadi penyimpangan.
d. Pengujian
Pada tahap ini dilakukan proses pengujian atau testing terhadap rancangan aplikasi asuhan
keperawatan untuk memastikan apakah semua fungsi sistem berjalan dengan baik dan
mencari apakah masih ada kesalahan yang terjadi pada sistem sehingga dapat dilakukan
perbaikan terhadap sistem yang mengalami kesalahan. Pengujian ini bertujuan untuk
menjamin perangkat lunak aplikasi asuhan keperawatan agar dapat berjalan dengan baik.
e. Pemeliharaan
Pada tahap ini dilakukan proses pemeliharaan dan atau perbaikan terhadap rancangan
aplikasi.
(ILMU-ILMU KESEHATAN Vol. 5, No. 1, Juni 2019)
3. Tentukan 1& analisa secara sigkat jurnal (Internasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 1 s.d 3)
Pengertian dokumentasi keperawatan
Jawab : Nursing documentation is defined as the record of nursing care that is planned and
given to individual patients and clients by qualified nurses or by other care givers under the
direction of a qualified nurse (Urquhart et al. 2009). It attempts to show what happens in the
nursing process and what decision-making is based on by presenting information about
admission, nursing diagnoses, interventions, and the evaluation of progress and outcome
(Nilsson & Willman 2000, Karkkainen & Eriksson 2003). In addition, nursing documentation
can be used for other purposes such as quality assurance, legal purposes, health planning,
allocation of resources and nursing development and research. For achieving these purposes,
nursing documentation needs to hold valid and reliable information and comply with
established standards (Idvall & Ehrenberg 2002, Karkkainen & Eriksson 2003, Urquhartet al.
2009)
WANG N., HAILEY D. & YU P. (2011) Quality of nursing documentation and approaches
to its evaluation: a mixed-method systematic review. Journal of Advanced Nursing 00(0),
000–000
4. Tentukan & analisa secara sigkat 1 jurnal (Internasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 4 s.d 6)
Jawab
The implementation of nursing services by standard operating procedures in principle is
apart of individual behavior to work according to their duties as a nurse. Nurses at hospital
X are expected to implement these standard operating procedures that have been set by the
hospital and work in accordance with their duties.When they have complied with these
standards, it is expected that nursing care documentation can be implemented appropriately
to achieve improvement of quality of service.
According to Nuaraeni, et al (2014) facilities of health care are a tool or place used
for conducting the health service. Facilities and infrastructure that are badin documentations
caused the incomplete documentation of nursing care. The research conducted by
Gamrin & Joeharno (2008)based on patient’s perceptions finds that the availability
offacilities is related to quality of service, which means that the available facilities to
support the administration of health services will lead to maximum services provided
and will certainly affect patient satisfaction.
(JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit), 7(2): 170-177, August
2018)
Nama :Noorkhalisa
NPM :1914201110042
1. Tentukan dan analisa secara singkat jurnal Nasional tentang dokumentasi
keperawatan yang terkait dengan salah satu bahan kajian 1 sampai dengan 3
2. Tentukan dan analisa secara singkat jurnal Nasional tentang dokumentasi
keperawatan yang terkait dengan salah satu bahan kajian 4 sampai dengan 6
3. Tentukan dan analisa secara singkat jurnal Internasional tentang dokumentasi
keperawatan yang terkait dengan salah satu bahan kajian 1 sampai dengan 3
4. Tentukan dan analisa secara singkat jurnal Internasional tentang dokumentasi
keperawatan yang terkait dengan salah satu bahan kajian 4 sampai dengan 6
Hasil Analisa
Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Perry & Potter (dalam Rudolf Sinaga, 2019)
juga menjelaskan tujuan pendokumentasian yaitu sebagai alat komunikasi tim
kesehanan untuk menjelaskan perawatan klien termaksuk perawatan individual,
edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan. Dokumentasi
sebagai tagihan finansial dengan menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan
mendapatkan ganti rugi atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
. Tentukan dan analisa secara singkat 1 jurnal (nasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 1 s.d 3)
Jawaban
Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah
sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis ( paper, based, documtation). Meotde ini
mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang
tersedia, membutuhkan biaya pencetakan yang cukup mahal, sering hilang atau terselip,
memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat
diperlukan. (Hadi, 2011). Disamping itu masih banyak perawat yang tidak tahu data apa yang
harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu
adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik. Pencatatan
berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh Negara maju, namun di Indonesi baru
dilakukan pada tahun 2000an. Dokumentasi keprawatan berbasis elektronik ini memberikan
keuntungan bagi perawat dalm hal waktu pendomuentasian yang lebih singkat, keterbacaan
data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas.
2. Tentukan dan analisa secara singkat 1 jurnal (nasional) tentang dokumentasi keperawatan
(yang terkait salah satu bahan kajian 4 s.d 6)
Jawaban
A. Model dokumentasi SOR (Source-Oriented-Record) merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang
atau sumber yang mengelola percatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim
kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil dokumentasi
dikumpulkan menjadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan
kegiatan sendiri tanpa bergantung dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya,
kumpulan dokumentasi yang bersumber dari doskter,bidan, perawat, fisoterapi, ahli gizi, dan
lai-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat intruksi, lembaran riwayat penyakit dan
perkembangan penyakit. Bidan menggunakan catatan kebidanan, begitu pula disiplin lain
mempunyai catatan masing-masing. Model ini dapat diterapkan pada pasien rawat inap, yang
didalamnya terdapat catatan pesan Dokter yang ditulis oleh Dokter, dan riwayat keperawatan
yang ditulis oleh perawat. Namun demikian, secara umum catatan ini berupa pasien Dokter.
Catatan-catatan dalam model ini ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
mengolah pendokumenan. Model dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik,
format pemberian obat, format catatan perawat termasuk riwayat penyakit klien, riwayat
perawatan, perawatan dan perkembangan pasien, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
diagnostik, formulir masuk rumah sakit dan formulir untuk tindakan operasi yang
ditandatangani oleh pasien dan keluarga.
Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 komponen, yaitu : lembar penerimaan berisi biodata,
lembar intruksi dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, dan catatan dan
laporan khusus. Keuntungan model dokumentasi SOR (Source-Oriented-Record) adalah :
menyajikan data yang berurutan dan mudah diidentifikasi, memudahkan perawat melakukan
cara pendokumentasian, proses pendokumentasian menjadi sederhana.
B. Model dokumentasi POR (Problem-Oriented-Record) merupakan model dokumentasi
yang berorientasi pada maasalah. Dimana model ini berpusat pada klien yang
didokumentasikan dan susun menurut masalah klien. Pendekatan ini pertama kali dikenalkan
oleh DR. Lewrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya pendekatan
berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan
perkembangan yang terintegrasi,dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat
observasinya dari suatu daftar masalah.
Komponen-komponen model dokumentasi (POR) :
a. Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien yang berisi semua informasi-
informasi yang telah dikaji dari klien sejak pertama kali masuk rumah sakit. Data dasar ini
meliputi : Riwayat klien tentang keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan penyakit
yang dialami pasien, tindakan keperawatan yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan
data-data penunjang (laboratorium dan diagnostik).
b. Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari
perbuatan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak nornal dari data yang
didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang dituliskan ke dalam daftar masalah dan
diberikan pada setiap pergantian shift. Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah : data yang
telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal identifikasi masalah. Daftar
masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan klien ataupun
orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya. Daftar ini berada pada bagian depan
dengan status klien, tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta nama
perawat yang menemukan masalah tersebut.
c. Daftar rencana awal asuhan keperawatan merupakan rencana yang dapat dikembangkan
secara spesifik untuk setiap masalah. Daftar rencana awal asuhan keperawatan terdiri dari
tiga komponen, yaitu : pemeriksaan diagnostic, manajemen kasus atau disebut juga usulan
terapi, dan pendidikan kesehatan (sebagai tujuan jangka panjang)
d. Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan dari keadaan klien yang
didasarkan pada setiap masalah yang ditemukan pada klien. Revisi atau pembaharuan rencana
dan tindakan mengikuti perubahan dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi
perkembangan atau kemajuan dari setiap masalah kesehatan klien. Catatan perkembangan
dapat digunakan dalam bentuk SOAP, SOAPIER, dan PIE.
Jawaban
Model dokumentasi keperawatan berstandarisasi terdiri dari empat fase proses keperawatan :
penilaian kebutuhan,menentukan diagnosis dan tujuan asuhan keperawatan,merencanakan
dan memberikan intervensi keperawatan,dan evaluasi
Referensi