Anda di halaman 1dari 26

Tugas Pembekalan Pre-DI Rotasi Klinik

NCP Kasus 7

OLEH:
Kelompok 14
Izzatun Nafsiyah 165070300111029
Evita Virginia Sihombing 165070300111030
Nabilah Ainul Haq 165070307111011
Nur Faadiyah Sofian 165070307111012
Fildzah Safirah Rizkita G. 165070307111013
Citra Rystia 185070309111004
Suci Utari 185070309111008
Nadhiya Apriliani Sunarno 185070309111014

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN GIZI
2020
Kasus 7
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 65 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
MRS : 1 Maret 2017
Tanggal pengamatan : 2 – 5 Maret 2017
Diet RS : Cair DM
Diagnosa Medis : ST-Elevation Myocardial Infarction Anterior Killip I Thrombolysis
In Myocardial Infraction 4/14 Global Registry of Acute Coronary Events 102 post Fibrinolitik +
Hipertensi stage 2 + Hiperglikemia due to Diabetes Melitus tipe 2

2.2 Assessment
2.2.1 Antropometri
TL = 50,5 cm
LILA = 31 cm
2.2.2 Biokimia
Tabel 2.2 Hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil uji lab tanggal 1 Maret 2017
Data Lab Hasil Lab Nilai Normal
GDS 220 mg/dL < 200 mg/dL
Troponin 0,3 Negative bila < 1,0
Positive bila ≥ 1,0
Natrium 136 mmol/L 136 – 145 mmol/L
Kalium 4,02 mmol/L 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida 107 mmol/L 98 – 106 mmol/L
Ureum 32,2 mg/dL 16,6 – 48,5 mg/dL
Kreatinin 0,67 mg/dL < 1,2 mg/dL

HbA1c 8,20% < 5,7%


GDP 130 mg/dL 60 – 100 mg/dL
Kolesterol total 161 mg/dL < 200 mg/dL
Trigliserida 141 mg/dL < 150 mg/dL
Kolesterol HDL 36 mg/dL > 50 mg/dL
Kolesterol LDL 113 mg/dL < 100 mg/dL
Asam urat 3,5 mg/dL 3,4 – 7,0 mg/dL
2.2.3 Fisik/Klinis
Data fisik/klinis pasien pada saat pengambilan data dasar disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Data Fisik dan Klinis
Data Fisik/Klinis Hasil Nilai Normal
Keadaan umum Lemas Baik
Kesadaran CM CM
GCS 4-5-6 4-5-6
Tekanan Darah 170/80 mmHg <120/80 mmHg
Nadi 64x/menit 60-100x/menit
RR 20x/menit 12-24x/menit
Suhu 37°C 36,5-37,5°C

2.2.4 Dietary Assessment


1) Riwayat Gizi Sekarang
Pasien mendapatkan Diet Cair DM 5x200cc/24 jam dengan energi 1004 kkal, protein 34
gram, lemak 41 gram dan karbohidrat 122 gram.
Tabel 2.4 Hasil Recall 24 Jam Asupan Makan Pasien (2 Maret 2017)
Energi dan Zat Gizi
Energi (kkal) Protein Lemak Karbohidrat
(gram) (gram) (gram)
Asupan dari 402 kkal 14 gram 16 gram 48 gram
makanan

2) Riwayat Gizi Dahulu


a. Alergi makanan : tidak ada
b. Pola Makan :
- Pasien memiliki frekuensi makan 2-3x makanan utama/hari dengan susunan menu
yang sering dikonsumsi makanan pokok, lauk nabati dan sayur
- Makanan pokok yang sering dikonsumsi 2-3x/hari adalah nasi putih, sekali makan
sebanyak 2 centong (±200 gram). Singkong 2x/minggu @2-3 potong sedang.
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah telur 1 btr atau ikan 1 ekor sebanyak
3x/minggu, dan konsumsi daging atau ayam 1 ptg sdg sebanyak 1x/minggu.
- Lauk nabati yang dikonsumsi setiap hari adalah tempe dan tahu sebanyak 2 potong
sedang (25gr tempe dan 55 gr tahu) dengan cara digoreng.
- Sayuran dikonsumsi setiap hari sebesar ½ porsi (50 gr) sekali makan, seringkali
diolah dengan cara dibening, disantan atau ditumis. Sayur yang paling disukai adalah
kangkung dan daun singkong.
- Konsumsi buah-buahan pasien sebanyak 4-5x/minggu sebanyak 1 ptg sdg (100
gram). Buah yang paling sering dikonsumsi pasien adalah buah pepaya 1 ptg sdg
dan pisang 1 ptg sdg (100 gram).
- Cara pengolahan makanan yang paling sering adalah digoreng, direbus dan ditumis.
Pengolahan dengan disantan tergolong jarang sebanyak 1x/minggu.
- Pasien setiap hari mengkonsumsi gorengan, keripik atau jajanan manis 2x/hari. @
±50 gram. Minuman yang paling sering dikonsumsi adalah air putih sebanyak 6x per
hari @1 gelas, teh 2x/hari dengan gula 2 sdm @1 gelas.
Kebiasaan makan pasien dapat diketahui melalui Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQ-FFQ) yang disajkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.5 Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ)
Frekuensi Rata-
Rata-rata
Bahan rata/hari
No URT Gram frekuensi/hari
Makanan (gram)
TP Hr Mgg Bln
1 Nasi 2 ctg 200 3 3 600
2 Nasi jagung √
3 Kentang 1 bh sdg 50 1 1/7 7,1
4 Mie 1 bks 45 1 1/7 6,4
5 Roti 2 slice 35 1 1/7 5
6 Biscuit 3 keping 45 1 1 45
7 Singkong/ubi 1 ptg 100 2 2/7 28,57
8 Tempe 1 ptg 50 1 1 50
9 Tahu 1 ptg 100 1 1 100
10 Daging sapi 1 ptg 50 1 1/30 1,7
11 Ayam 1 ptg 50 1 1/7 7,14
12 Ikan 1 ptg 25 3 3/7 25
13 Telur ayam 1 butir 75 3 3/7 10,71
14 Hati ayam 1 ptg 40 1 1/30 1,33
15 Udang √
16 Bayam 1 gls 100 2 2/7 28,57
17 Wortel 3 sdm 30 2 2/7 8,57
18 Kangkung 1 gls 100 3 3/7 42,85
19 Daun 1 gls 100 3 3/7 42,85
singkong
20 Pisang 1 bh 50 4 4/7 28,57
21 Semangka 1 ptg sdg 100 1 1/30 3,33
22 Pepaya 1 ptg sdg 100 4 4/7 57,14
23 Jeruk 1 bh 100 2 2/7 28,57
24 Gorengan 1 ptg 40 2 2 80
25 Susu √
26 Keju √
27 Teh manis 1 gls 200 2 2 400
28 Jamu √
2.2.5 Infus dan Obat
Intravena:
- NaCL 0,9%
- ISDN
Per Oral:
- ASA 0-0-80 mg
- CPG 75 g-0-0
- Atorvastatin 0-0-40 mg
- Ramipril 0-0-10 mg
- Amlodipine 10 g-0-0
- Bisoprolol 2,5 g-0-0
- Laxadin 0-0-CI
- Diazepam 0-0-2 mg
Subkutan:
- Enoxaparin 2 x 0,6 cc
PES dan Faktor Resiko STEMI
A. Patofisiologi
a. Patofisiologi STEMI (ST-Segment Elevation Myocardial Infarction)
STEMI umumnya disebakan oleh penyumbatan secara menyeluruh atau
sebagian pada arteri coroner oleh thrombus atau blood clot. Penyumbatan ini
kemudian dapat mengganggu suplai darah pada arteri coroner, sehingga memicu
terjadinya kerusakan miokardial. Semakin lama peredaran darah terganggu, maka
semakin besar kerusakan otot jantung yang terjadi.
Proses aterosklerotik dimulai ketika terdapat luka pada sel endotel yang
bersentuhan langsung dengan zat-zat dalam darah. Permukaan ssel endotel
mengalami perubahan dari licin menjadi kasar, sehingga zat-zat di dalam darah
menempel dan masuk ke dalam lapisan dinding arteri dan membentuk plak.
Penumpukan plas yang semakin banyak akan membuat lapisan pelindung arteri
coroner menebal dan jumlah sel otot bertambah. Setelah beberapa lama jaringan
penghubung yang menutupi daerah berubah menjadi jaringan sikatrik yang dapat
mengurangi elastisitas arteri dan menyebabkan lumen arteri mengecil. STEMI
umumnya terjadi jika aliran darah coroner menurun secara mendadak setelah
penyumbatan oleh thrombus.
ST-elevation Myocardial Infarction (STEMI) diklasifikasikan menjadi 4 kelas
menurut klasifikasi Killip, yang didasarkan pada hasil penilaian fisik, S3 gallop,
kongesti paru dan syok kardiogenik.
Klasifikasi Killip pada Infark Miokard Akut

Kelas Definisi Mortalitas


(%)
I Tak ada tanda gagal jantung kongestif, 6
tidak didapatkan ronkhi dan suara
jantung
II +S3 dan/atau ronki basah dimana 17
terdapat ronkhi pada <50% luas paru,
terdapat tanda gagal jantung ringan
hingga sedang
III Terdapat ronkhi pada >50% lapangan 30-40
paru, Edema paru
IV Syok kardiogenik 60-80
(El-Menyar, et al., 2010)
(Darliana, 2013; Montecucco, carbone, dan Schindler, 2016; National Institute for Health
and Care Excellence, 2013)
B. Etiologi
Penyebab infark miokard secara umum, diantaranya:
a. Adanya thrombus dan/atau embolus yang menyebabkan aterosklerosis dan
aklusis di arteri coroner
b. Vasospasme (vasokonstriksi atau penyepitan mendadak) pada arteri coroner
c. Penurunan suplai oksigen (tekanan darah rendah, kehilangan darah yang akut
atau anemia)
d. Penyempitan arteri coroner nonsklerolik
e. Penyempitan aterosklerotik
f. Plak aterosklerotik
g. Lambatnya aliran darah di daerah plas atau oleh viserasi plak
h. Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium
i. Penyempitan arteri oleh perlambatan jantung selama tidur
j. Spasme otot segmentall pada arteri kejang otot
C. Faktor Risiko
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
i. Usia
Walaupun akumulasi plak atherosclerotic merupakan proses yang progresif,
biasanya tidak akan muncul manifestasi klinis sampai lesi mencapai ambang
krisits dan mulai menimbulkan kerusakan organ pada usia menengah maupun
usia lanjut. Oleh karena itu, pada usia antara 40 dan 60 tahun, insiden infark
miokard pada pria meningkat sebanyak 5 kali lipat (Kumar, et al., 2007)
ii. Jenis Kelamin
Infark miokard jarang ditemukan pada wanita premenopause kecuali jika terdapat
diabetes, hyperlipidemia, dan hipertensi berat. Setelah menopause, insiden
penyakit yang berhubungan dengan aatherosclerosis meningkat lebih tinggi
disbanding laki-laki
iii. Ras
Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kaukasia
iv. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit jantung coroner meningkatkan
risiko terjadinya infark miokardium.

8
b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah
i. Merokok
Merokok merupakan factor risiko yang banyak ditemukan pada pria, dan
beberapa wanita. Rokok dapat menambah beban miokard karena rangsangan
oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi Oksigen akibat inhalasi CO,
sehingga dapat menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah,
merubah permeabilitas dinging pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb
menjadi karboksi -Hb. Disamping itu, dapat menurunkan HDL kolesterol, tetapi
mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka
kadar HDL kolesterolnya semakin menurun. Perempuan yang merokok,
tingkat penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar disbanding laki-laki
perokok. Merokok juga dapat meningkatkan tipe IV abnormal pada diabester
diserai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung
lebih mudah terjadi proses aterosklerosis daripada non-perokok.
ii. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida serum
di atas batas normal. Peningkatan kadar kolesterol di atas 180 mg/dl akan
meningkatkan risiko penyakit arteri koronaria, dan peningkatan risiko ini akan
lebih cepat terjadi apabila kadarnya melebihi 240 mg/dl. Peningkatan
kolesterol LDL dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit arteri
koronaria, sedangkan kadar HDL kolesterol yang tinggi berperan sebagai
factor pelindung terhadap penyakit ini.
iii. Hipertensi
Hipertensi merupakan factor risiko mayot dari IMA, baik tekanan darah sistol
maupun diastole memiliki peran penting. Hipertensi dapat meningkatkan risiko
ischemic heart disease (IHD) sekitar 60% dibandingkan dengan individu
dengan tekanan darah normal. Tanpa perawatan, sekitar 50% pasien
hipertensi dapat meninggal karena gagal jantung kongestif, dan sepertiga
lainnya dapat meninggal karena stroke (Kumar, et al., 2007). Mekanisme
hipertensi berkaitan dengan IHD adalah sebagai berikut:

9
1. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel
kiri (factor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya
hipertensi.
2. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya arterosklerosis coroner (factor coroner). Hal ini
menyebabkan angina pektoris, insufisiensi coroner, dan infark miokard,
yang lebih sering terjadi pada individu dengan hipertensi dibandingkan
dengan individu dengan tekanan darah normal.
iv. Diabetes Mellitus
Kondisi Diabetes Mellitus menginduksi hiperkolesterolemia dan juga
meningkatkan predisposisi atherosclerosis. Insiden infark miokard dua kali
lebih tinggi pada seseorang yang menderita diabetes mellitus dibandingkan
yang tidak. Selain itu, terdapat peningkatan risiko stroke pada seseorang yang
menderita diabetes mellitus.
v. Gaya hidup monoton
Gaya hidup yang monoton terutama yang tidak melibatkan cukup aktivitas fisik
berperan pada timbulbya penyakit jantung coroner.
vi. Stres Psikologik
Kondisi stress dapat menyebabkan peningkaatan katekolamin yang bersifat
aterogenik serta mempercepat terjadinya serangan jantung.
D. Tanda dan Gejala
a. Gejala (Keluhan utama klasik)
1. Nyeri dada sentral yang berat, seperti terbakar, ditindih benda berat, seperti
ditusuk, diperas, dipelintir, atau tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit dan tidak
berkurang dengan pemberian nitrat.
2. Karakteristik nyeri mirip dengan angina pectoris, tetapi biasa terjadi saat
istirahat, dengan tingkat nyeri lebih berat, dan berlangsung lebih lama
3. Rasa nyeri pada dada dapat menyebar ke area lengan, abdomen, punggung,
rahang bawah, dan leher.
4. Rasa nyeri seringkali disertai kelemahan, berkeringat, nausea, muntah, anxiety.
5. Terjadi penurunan urin yang dapat mengindikasikan syok kardiogenik
b. Tanda
10
1. Tampak pucat
2. Tubuh dingin, berkeringan, diaphoresis yang disebabkan stimulus dari
kurangnya kontraktilitas yang dapat mengindikasikan adanya shock
kardiogenik.
3. Terjadi oedema yang disebabkan kurangnya kontraktilitas.
4. Tekanan darah menurun atau normal
5. Volume dan denyut nadi cepat, atau pada kasus STEMI berat nadi menjadi
kecil dan lambat
6. Adanya bradikardi dan aritmia
7. Suara jantung melemah dilihat dari auskultasi pericardium jantung
8. Denyut nadi menjadi sulit untuk dipalpasi
9. Pada STEMI anterior, terdengan denyut sistolik abnormal yang disebabkan oleh
diskinesis otot-otot jantung
10. Nafas memendek, dyspnea, takipnea
11. Krakles dapat terdengan jika ada kongesti pulmonaris
12. Dapat disertai edema paru
(Fauci, et al., 2008, ACCF/AHA, 2013)

11
NCP Kasus 7 Kelompok 14

A. Asessment Gizi

Data Sintesa Data Interpretasi Data


Antropometri Status gizi menurut LiLA/U: Berdasarkan pengukuran
TL = 50,5 cm LiLA status gizi menurut
LiLA aktual
LILA = 31 cm %deviasi standar= LiLA/U Tn. x 100
K %adalah
Nilai standar baku Harvard
Usia = 65 tahun normal.

= 93%

TB estimasi menggunakan
tinggi lutut
=64,19 + (2,02 x TL) – (0,04 x
U)
=64,19 + (2,02 x 50,5) – (0,04
x 65)
=64,19 + 102,01 – 2,6
=163,6 cm

BBI = TB – 100
= 163,6 – 100
= 63,6 kg
Biokimia - GDS, GDP, HbA1c
Data Lab Hasil Lab Nilai Normal Hasil tinggi merupakan tanda
GDS 220 mg/dL < 200 mg/dL Tinggi dari diagnosa penyakit
Troponin 0,3 (-) bila <1,0 Negatif Tn. K yaitu diabetes
Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L Normal mellitus (Kemenkes RI,
Kalium 4,02 3,5-5,0 mmol/L Normal
2011).
mmol/L 98-106 mmol/L Tinggi
- Troponin negatif
Klorida 107 mmol/L 16,6 – 48,5 Normal
Ureum 32,2 mg/dL mg/dL menandakan Tn. K
Kreatinin 0,67 mg/dL <1,2 mg/dL Normal mengalami kondisi
HbA1c 8,20% <5,7% Tinggi STEMI akut, yaitu
GDP 130 mg/dL 60-100 mg/dL Tinggi troponin naik saat
Kolesterol 161 mg/dL <200 mg/dL Normal serangan jantung terjadi
Total lalu mengalami
Trigliserida 141 mg/dL < 150 mg/dL Normal penurunan perlahan
Kolesterol 36 mg/dL >50 mg/dL Rendah (Ahmad, et al., 2013).
HDL Selain itu, troponin
Kolesterol 113 mg/dL < 100 mg/dL Tinggi
sendiri biasanya
LDL membutuhkan 12-24
Asam urat 3,5 mg/dL 3,4 – 7,0 mg/dL Normal
jam untuk naik kadarnya
pada serangan jantung.
Karena itu, pasien yang
12
baru MRS sebaiknya
dilakukan penilaian
ulang terhadap kadar
troponin pada 6-12 jam
setelah MRS. Untuk
pasien dengan kadar
troponin negative pada
≥6 jam setelah nyeri
dada muncul, biasanya
memiliki short-terms
prognosis yang baik,
dan dapat keluar dari
unit gawat darurat
sesegera mungkin (Hillis
dan Fox, 2019)
- Tn. K mengalami
dislipidemia ditandai
dengan kadar HDL
rendah dan LDL tinggi,
hal ini berkaitan dengan
kebiasaan makan Tn. K
mengonsumsi gorengan
2x sehari dan juga
terkait penyakit DM
yang dialami Tn. K
(Kemenkes, 2011)
- Tn. K mengalami
peningkatan kadar
klorida yang dapat
terjadi karena Tn. K
mengalami dehidrasi
(Kemenkes, 2011)
Fisik Klinis Pasien mungkin merasa
Data Fisik Hasil Nilai Normal Hasil lemas karena mengalami
Klinis Pemeriksa STEMI akut dan juga
an Baik Lemas konsumsi gabungan obat
KU Lemas CM Normal ASA dan CPG
Kesadaran CM 4-5-6 Normal menimbulkan rasa nyeri di
GCS 4-5-6 <120/80 Normal ulu hati (Handayani, dkk.,
Tekanan 170/80 mmHg 2015).
Darah mmHg
Nadi 64x/menit 60 - Normal
RR 20x/menit 100x/menit
Suhu 370C 12-24x/menit Normal

13
36,5-37,50C Normal
Dietary 1) Riwayat Gizi
1) Riwayat Gizi Sekarang Sekarang : Energi 40%;
Pasien mendapatkan Diet Protein 41,2%; Lemak
Cair DM 5x200cc/24 jam 39%; KH 39,3%.
dengan energi 1004 kkal, Tingkat energi dan zat
protein 34 gram, lemak 41 gizi pasien adalah
gram dan karbohidrat 122 defisit tingkat berat
gram. <70% (Depkes RI,
Hasil Recall 24 jam (2 1996 dalam Handayani
Maret 2017) dkk, 2015).
Energi 402 kkal 2) Riwayat Gizi Dahalu:
Protein 14 gram Energi 103%; Protein
Lemak 16 gram 54%; lemak 123,2%;
KH 48 gram KH 115%. tingkat
2) Riwayat Gizi Dahulu kecukupan protein yaitu
a. Alergi Makanan : tidak defisit tingkat berat dan
ada tingkat kecukupan
b. Pola Makan : lemak yaitu berlebih
- Pasien memiliki (Depkes RI, 1996
frekuensi makan 2-3x dalam Handayani dkk,
makanan utama/hari 2015).
dengan susunan menu Pasien setiap hari
yang sering dikonsumsi mengkonsumsi jajanan
makanan pokok, lauk manis dan minum teh
nabati dan sayur 2x/hari dengan gula 2
- Makanan pokok yang sdm tiap 1 gelas. Gula
sering dikonsumsi 2- merupakan karbohidrat
3x/hari adalah nasi putih, sederhana yang mudah
sekali makan sebanyak 2 diubah menjadi glukosa
centong (±200 gram). sehingga dapat
Singkong 2x/minggu @2- meningkatkan kadar
3 potong sedang. glukosa darah (Listiana
- Lauk hewani yang sering dkk, 2015).
dikonsumsi adalah telur
1 btr atau ikan 1 ekor
sebanyak 3x/minggu,
dan konsumsi daging
atau ayam 1 ptg sdg
sebanyak 1x/minggu.
- Lauk nabati yang
dikonsumsi setiap hari
adalah tempe dan tahu
sebanyak 2 potong
14
sedang (25gr tempe dan
55 gr tahu) dengan cara
digoreng.
- Sayuran dikonsumsi
setiap hari sebesar ½
porsi (50 gr) sekali
makan, seringkali diolah
dengan cara dibening,
disantan atau ditumis.
Sayur yang paling
disukai adalah kangkung
dan daun singkong.
- Konsumsi buah-buahan
pasien sebanyak 4-
5x/minggu sebanyak 1
ptg sdg (100 gram).
Buah yang paling sering
dikonsumsi pasien
adalah buah pepaya 1
ptg sdg dan pisang 1 ptg
sdg (100 gram).
- Cara pengolahan
makanan yang paling
sering adalah digoreng,
direbus dan ditumis.
Pengolahan dengan
disantan tergolong
jarang sebanyak
1x/minggu.

- Pasien setiap hari


mengkonsumsi
gorengan, keripik atau
jajanan manis 2x/hari. @
±50 gram. Minuman
yang paling sering
dikonsumsi adalah air
putih sebanyak 6x per
hari @1 gelas, teh
2x/hari dengan gula 2
sdm @1 gelas.
Hasil SQ-FFQ
Energi: 2063,2 kkal
Protein: 54 gram
15
Lemak: 54,7 gram
KH: 343,9 gram
Ekologi
Tn. K berjenis kelamin laki-
laki, beragama Islam
dengan pekerjaan petani,
masuk rumah sakit sejak 1
Maret 2017 dengan
diagnosa STEMI,
hipertensi stage 2, dan DM
tipe 2
Farmakologi - NaCl 0,9% Obat intravena dan
Intravena: Natrium klorida diindikasikan subkutan tidak
- NaCL 0,9% untuk terapi keseimbangan menyebabkan IOM.
- ISDN elektrolit pada dehidrasi dan IOM :
Per oral: menjaga tubuh agar terhidrasi - ASA 0-0-80 mg
- ASA 0-0-80 mg dengan baik (Blumberg, et al., ASA / aspirin dapat
- CPG 75 g-0-0 2018). menurunkan zat besi
- Atorvastatin 0-0-40 mg - ISDN dengan meningkatkan
- Ramipril 0-0-10 mg Isosorbide dinitrate (ISDN) kehilangan darah
- Amlodipine 10 g-0-0 merupakan obat yang (perdarahan saluran GI)
digunakan sebagai dan menjaga asupan
- Bisoprolol 2,5 g-0-0
pengobatan profilaksis vitamin K pada level yang
- Laxadin 0-0-CI
serangan angina pektoris / konstan (Handayani, dkk.,
- Diazepam 0-0-2 mg
nyeri dada (Fadiah, 2017). 2015 dan Inayah, dkk.,
Subkutan:
- ASA 0-0-80 mg 2018).
- Enoxaparin 2 x 0,6 cc
Obat untuk mengentalkan - CPG 75 g-0-0
darah dan mencegah stroke Gabungan konsumsi obat
istemik, serta mencegah aspirin dan CPG
pembentukan trombus pada menyebabkan rasa nyeri di
arteri (Handayani, dkk., 2015 ulu hati (Inayah, 2018).
dan Fadiah, 2017) - Atorvastatin 0-0-40
- CPG 75 g-0-0 mg
CPG / clopidogrel merupakan GI upset / gangguan
obat antiplatelet yang saluran cerna (Handayani,
berfungsi untuk mencegah dkk., 2015)
pengumpalan darah (Inayah, - Ramipril 0-0-10 mg
dkk., 2018). Menyebabkan perubahan
indra pengecap, sehingga
- Atorvastatin 0-0-40 mg dapat menurunkan asupan
Obat golongan statin yang makanan dan penurunan
berfungsi menurunkan berat badan; antagonis
kolesterol, membersihkan LDL dengan vitamin B6
dan VLDL dengan (Handayani, dkk., 2015).
16
menghambat enzim HMG Co- - Amlodipine 10 g-0-0
A. (Handayani, dkk., 2015). Menyebabkan mual dan
- Ramipril 0-0-10 mg rasa nyeri pada perut
Obat golongan ACE inhibitor (Fadiah, 2017)
yang berfungsi menurunkan - Bisoprolol 2,5 g-0-0
tekanan darah (Handayani, Menyebabkan penurunan
dkk., 2015) kolesterol HDL
- Amlodipine 10 g-0-0 (Handayani, dkk., 2015)
Obat golongan Calcium - Laxadin 0-0-CI
Channel Blocker (CCB) untuk Malabsorpsi vitamin dan
mengatasi hipertensi dengan mineral, menghambat
menurunkan ketersediaan lipase, presipitasi garam
kalsium untuk kontrasi empedu (Handayani, dkk.,
vasodilatasi (Handayani, dkk., 2015).
2015) - Diazepam 0-0-2 mg
- Bisoprolol 2,5 g-0-0 Menyebabkan mual dan
Obat golongan beta-blockers sembelit (Priyatni, 2016)
yang berfungsi mengobati
hipertensi, angina pektoris,
aritmia kardiak, dan gagal
jantung (Handayani, dkk.,
2015)
- Laxadin 0-0-CI
Obat laksatif yang berfungsi
mengatasi konstipasi dengan
meningkatkan motilitas usus
(Handayani, dkk., 2015).
- Diazepam 0-0-2 mg
Obat jenis benzodiazepin (obat
penenang) (Priyatni, 2016).
- Enoxaparin 2 x 0,6 cc
Enoxaparin merupakan obat
pengencer darah untuk
mengatasi penggumpalan
darah (SANOFI, 2018).

17
B. Diagnosa Gizi
- NI 2.1
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi pasien yang masih lemas ditandai
intake energi, protein, lemak, dan karbohidrat kurang dari standar kebutuhan (energi:
40%; protein: 41,17%; lemak: 40%; karbohidrat: 39,3%).
- NB 1.1
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berhubungan dengan pasien belum
pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan konsumsi karbohidrat berlebih (SQ-
FFQ nasi: 600g/hari), mengonsumsi teh manis dengan gula sebanyak 2 sdm,
mengonsumsi gorengan, keripik atau jajanan manis 2x/hari.
- NC 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi khusus yang berhubungan penyakit diabetes melitus
ditandai dengan hiperglikemi, nilai GDS, GDP, HbA1c di atas normal.

C. Intervensi Gizi
 Intervensi Diet
a. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi yang adekuat dengan kemampuan jantung dan
komplikasinya dengan diabetes melitus serta hipertensi stage 2
b. Prinsip Diet
Diet DM cukup energi serta rendah garam
c. Syarat Diet
- Energi diberikan 30kkal/BBest dengan menambah faktor aktivitas fisik dan
stress serta mengurangi dengan faktor usia didapatkan 2000 kkal untuk
mempertahankan status gizi pasien.
- Protein diberikan cukup 20% dari total energi dengan nilai biologis yang tinggi
untuk membantu proses penyembuhan pasien. Bahan makanan: ikan, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu skim
- Lemak diberikan cukup 20% dari total energi,<7% lemak jenuh dan 15% lemak
tidak jenuh. Jenis lemak diperhatikan pemberiannya agar tidak meningkatkan
kolesterol pasien (Sartika, 2018) dan utamakan omega3 untuk memengurangi
resiko penyakit jantung. Bahan makanan: kacang pohon, minyak zaitun

18
- Omega-3 khususnya berbentuk EPA dan DHA berperan dalam menurunkan
adar tligiserida darah, berpengaruh secara positif pada fungsi endotel, aritmia,
dan inflamasi. Omega-3 dapat mengurangi sintesisVLDL hati, meningkatkan
oksidasi-β, menurunkan transport asam lemak bebas dan meningkatkan
sintesis fosfolipid di hati. Fungsi Omega-3 pada jaringan endotel dapat
meningkatkan sintesis NO sehingga membatasi respon vasokontriktid dari
norefinefrin dan angiotensin II dan meningkatkan respon vasodilatasi sehingga
memperbaiki compliance arteri. Omega-3 bisa didapatkan dari ikan-ikanan
seperti ikan teri, tengiri, sardine, kakap, cucut, dan belanak (Setiadi, 2014).
- Karbohidrat diberikan 60% dari total energi dengan jenis karbohidrat kompleks
atau bahan makanan dengan Indeks Glikemik rendah, dimana bahan makanan
dengan IG rendah memiliki efek positif pada kadar kolesterol LDL, trigliserida,
dan menurunkan kadar high sensitivity C-reactive Protein, yang berhubungan
dengan PKV (penyakit kardiovaskular) dab Diabetes Melitus tipe 2 (Setiadi,
2014). Bahan makanan: nasi merah, roti gandum, kentang
- Serat 25gr/hari untuk membantu melarutkan lemak darah,berasal dari buah-
buahan dan sayur-sayuran. 25% atau sekitar 10 g dari serat harian merupakan
serat larut, yang fungsinya dihubungkan dengan penurunan kadar kolesterol
LDL sebesar 5% (Setiadi, 2014)
- Bahan makanan dengan kolesterol tinggi maksimal 200gr/hari (Hartati,2019)
- Natrium <1000 mg/hari untuk mengurangi peningkatan tekanan darah
- Vitamin E 15 mg/hari untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Sumber
makanan: bayam,kacang-kacangan, biji-bijan,minyak zaitun,jagung
(Hartati,2019)
- Vitamin B (B3 (16 mg) dan B12 (2,4 µg)) karena kandungan asam amino
(homosistein) dapat membantu meringangkan penggumpalan di pembuluh
darah (Hartati,2019)
- Kalsium 800mg, vitamin D 15 µg, magnesium 300 mg untuk membantu
menjaga kesehatan jantung dan mengatur detak jantung tetap stabil
(Hartati,2019)
- L-karnitin yang merupakan asam amino trimetilasi, yang berperan pada
transport asam lemak asam lemak rantai panjang. L-karnitin memiliki efek
kardioprotektif dimana dapat mengurangi kerusakan iskemik dan memperbaiki

19
pemulihan miokardium selama reperfusi. L-karnitin bisa didapatkan dari daging
merah, ikan, dan produk susu (Setiadi, 2014).
- Koenzim Q10 atau ubiqionon berperan dalam transport electron pada rantai
pernapasan mitokondria untuk pembentukan ATP. Koenzim Q10 juga berperan
untuk mencegah peroksidasi lipid dengan berperan sebagai scavenger radikal
bebas. Koenzim Q10 berperan vital pada sel-sel dengan kebutuhan metabolic
yang tinggi seperti miosit jantung.
- Cairan diberikan 30 mL/kgBBI/hari atau sekitar 1900 mL karena tidak
ditemukan adanya gagal jantung.
- Bentuk makanan lunak, meningkat bertahap dari diet cair karena pasien tidak
ada kesulitan menelan.
d. Perhitungan Energi
Basal: 63,6 x 30 = 1.908 kkal
Faktor aktivitas: 10%
Faktor stress: 10%
Faktor usia: 15%
- Energi: 1.908+190,8+190,8-286,2 = 2.003,4 kkal = 2000 kkal
- Protein 20%: 20%x2000= 400 kkal = 100 gram
- Lemak 20%: 20%x2000=400 kkal = 44,4 gram
Karbohidrat 60%: 60%x2000=1.200 kkal = 300 gram
e. Bahan Makanan Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan


Karbohidrat Nasi, kentang, sagu, tepung
beras/sagu/terigu, kentang,
Ubi, singkong, roti tawar dalam jumlah
terbatas.
Protein Hewani Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu
rendah lemak dalam jumlah yang
ditentukan
Protein Nabati Biji kacang segar, tahu/tempe.
Sayuran Bayam, kangkung, buncis, kecang
panjang, wortel, tomat, labu siam, tauge,
terong, oyong
Buah-buahan Jambu, kedondong, pisang, pepaya,
jeruk, apel, melon, semangka, salak.

20
Lemak Minyak minyak jagung dan kedelai,
kelapa dan santan encer dalam jumlah
terbatas.
Minuman
Bumbu Bumbu yang tidak tajam.

f. Bahan Makanan Dihindari

Bahan Makanan Dihindari


Karbohidrat Tape singkong, tape ketan, gula pasir,
gula jawa, gula batu, gula aren, sirup,
selai, susu kental manis, cake, dodol.
Protein Hewani Daging sapi, ayam berlemak, sosis,
jerohan, otak, kepiting, kerang-kerangan,
keju dan susu full cream, ikan asin, telur
asin.
Protein Nabati Kacang tanah, kacang mete, kacang
bogor.
Sayuran Kol, kembang kol, lobak, sawi, nangka
muda.
Buah-buahan Buah bergas dan beralkohol, buah
diawetkan, nangka masak dan durian.
Lemak Minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
santan kental..
Minuman Teh/kopi kental, minuman kemasan, es
krim, minuman bersoda dan beralkohol.
Bumbu Bumbu tajam misal cabai besar dan
rawit, gula, madu, kecap.

21
g. Contoh Menu

Waktu Bahan Bera Energi Protei Lemak


Menu KH (g)
Makan Makanan t (kkal) n (g) (g)
Nasi tim Beras 75 262.5 6 - 60
Telur semur Telur 50 75 7 5 -
Sawi putih 50 12.5 0.5 - 2.5
Pagi
Sayur tumis Wortel 50 12.5 0.5 - 2.5
Minyak 2.5 25 - 2.5 -
Pisang ambon Pisang 50 50 - - 12
Agar-agar - - - - -
Snack
Puding buah Pepaya 110 50 - - 12
pagi
Gula pasir 6.5 25 - - 6
Nasi tim Beras 75 262.5 6 - 60
Ikan 100 100 14 4 -
Sup ikan Wortel 50 12.5 0.5 - 2.5
Siang Buncis 50 12.5 0.5 - 2.5
Tepung terigu 12.5 43.75 1 - 10
Perkedel tahu
Tahu 150 120 9 4.5 12
Jus apel Apel 110 50 - - 12
Kacang hijau 40 150 15 6 14
Snack Bubur kacang
Gula pasir 6.5 25 - - 6
siang hijau
Santan 40 50 - 5 -
Nasi tim Beras 75 262.5 6 - 60
Ayam tanpa
Ayam bumbu 80 100 14 4 -
kulit
bali
Minyak 5 50 - 5 -
Mala Tempe 75 120 9 4.5 12
Tempe bacem
m Minyak 2.5 25 - 5 -
Wortel
Sayur sop Buncis 100 25 1 - 5
Sawi putih
Jus jeruk Jeruk 110 50 - - 12
TOTAL 1971.25 90 45.5 303
KEBUTUHAN 2000 100 44.4 300
PRESENTASE 98.56% 90% 102.48% 101%

22
 Intervensi Edukasi
a. Edukasi saat pasien di RS (E1-Konten)
 Tujuan
Pasien dan keluarga paham tentang tujuan, prinsip diet DM dan diet jantung.
 Sasaran
Pasien dan keluarga.
 Waktu
3 Maret 2017 – 30 menit
 Alat dan media
Leaflet dan daftar bahan makanan penukar.
 Metode
Konseling.
 Evaluasi
Dilakukan setelah edukasi selesai dengan:
- Menanyakan kembali tujuan dan prinsip diet DM dan diet jantung
- Klien menjawab dengan tepat tentang 3J

b. Edukasi saat pasien akan KRS


 Tujuan
Pasien dan keluarga mengetahui prinsip 3J serta mengetahui jumlah, jenis dan
jadwal makan yang tepat Tn.K terkait penyakitnya (DM) dan jantung.
Pasien dan keluarga dapat menggunakan daftar bahan makanan penukar dengan
tepat.
 Sasaran
Pasien dan keluarga.
 Waktu
Sebelum pasien KRS - 30 menit
 Alat dan media
Leaflet dan daftar bahan makanan penukar.
 Metode
Konseling

23
 Evaluasi
Dilakukan setelah edukasi selesai dengan:
- Menanyakan kembali apa yang dimaksud 3J
- Menanyakan kembali bagaimana jumlah, jenis dan jadwal makan yang tepat
untuk Tn.K.
- Menanyakan bagaimana contoh penggunaan daftar bahan makanan penukar

D. Monitoring dan Evaluasi

Pengkajian Metode Target Frekuensi


FH 1.1 Asupan 24 hours recall Asupan pasien Setiap hari
energi mencapai 50% dari
kebutuhan
FH 5.1 Kepatuhan Wawancara dan Pasien dapat Setiap visite
terhadap observasi menerapkan diet
rekomendasi gizi DM dan diet jantung
BD 1.5 Profil Rekam medis Profil GDS, GDP, Setiap visite
glukosa dan HbA1c pasien
normal

24
DAFTAR PUSTAKA

ACCF/AHA. ACCF/AHA Guideline for the Management of ST-Elevation Myocardial


Infarction: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Ahmad, M.I., et al. 2013. Cardiac Troponin I Level in STEMI and Clinical Correlation with Left
Ventricular Dysfunction in Indian Population. Journal of Cardiovascular Diseases &
Diagnosis, Vol. 1 No. 4: 1-6.
Ardianti, F. 2015. ST-Elevation Infark Miocard (STEMI). Semarang: Universitas Diponegoro
Blumberg, N., et al. 2018. 0.9% NaCl (Normal Saline)-Perharps Not so Normal After All?.
Transfus Apher Sci., Vol. 57 No. 1: 127-131.
Darliana, D. 2013. Manajemen Pasien ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI). Idea Nursing
Journal Vol. 1 No. 1. ISSN: 2087-2879
Djohan, A.B. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. Sumatera Utara: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
El-Menyar, A., Zubaid, M., Almahmeed, W., Sulaiman, K.m AlNabti, A., Singh, R., Al Suwaidi,
J. 2010. Killip classification in Patients with Acute Coronary Syndrome: Insight from
a multicenter registry. American Journal of Emergency Medicine Vol. 30 hh. 97-103
Fadiah, Y. 2017. Studi Penggunaan Isosorbide Dinitrate (ISDN) pada Pasien Jantung
Koroner (Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo). Universitas Muhammadiyah
Malang.
Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo. 2008. Harrison’s Principles
of Internal Medicine 17th Edition. New York: McGraw-Hill Inc.
Handayani, D., dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hillis, G.S., Fox, K.A.A. 2019. Cardiac Troponin in Chest Pain. Jurnal BMJ Vol. 319 hh. 1451
– 1452.
Inayah, N., dkk. 2018. Analisis Efektivitas dan Efek Samping Penggunaan Clopidogrel
Tunggal dan Kombinasi Clopidogrel- Aspilet pada Pasien Stroke Iskemik di RSUP
Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 22 No.
3: 81-84.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Kumar, Abbas, Fausto, Mitchel. 2007. Robbin’s Basic Pathology. London: Elsevier Inc.
Listiana, Nina., Mulyasari, Indri., Paundrianagari, M.D. 2015. Hubungan Asupan Karbohidrat
Sederhana Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Wanita Usia 45-55 Tahun Di Kelurahan Gedawang
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. JGK-vol.7,no.13.

25
Montecucco, F., Carbone, F., Schindler, T.H. 2016. Pathophysiology of ST-segment
elevation myocardial infarction: Novel mechanisms and treatments. Jurnal
European Heart Vol. 37 hh. 1268-1283
National Institute for Health and Care Excellence. 2013. Myocardial infarction with ST-
segment elevation: The acute management of myocardian infarction with ST-
segment elevation. Clinical Guideline 167 Methods, evidence, and recommendation.
Priyatni, N. 2016. Berapa Kebutuhan Diazepam untuk Memenuhi Pelayanan Kesehatan di
Indonesia? Studi Kasus Konsumsi Diazepam di Indonesia. Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, Vol. 6 No. 4: 297-302.
SANOFI. 2018. Lovenox (Enoxaparin Sodium Injection): Step-by step Instruction for Self-
injection.
Setiadi, C. 2014. Tatalaksana Nutrisi pada Pasien Sindrom Koroner Akut dengan Faktor
Risiko Sindrom Metabolik. Universitas Indonesia.

26

Anda mungkin juga menyukai