NCP Kasus 7 KLP 14 New
NCP Kasus 7 KLP 14 New
NCP Kasus 7
OLEH:
Kelompok 14
Izzatun Nafsiyah 165070300111029
Evita Virginia Sihombing 165070300111030
Nabilah Ainul Haq 165070307111011
Nur Faadiyah Sofian 165070307111012
Fildzah Safirah Rizkita G. 165070307111013
Citra Rystia 185070309111004
Suci Utari 185070309111008
Nadhiya Apriliani Sunarno 185070309111014
2.2 Assessment
2.2.1 Antropometri
TL = 50,5 cm
LILA = 31 cm
2.2.2 Biokimia
Tabel 2.2 Hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil uji lab tanggal 1 Maret 2017
Data Lab Hasil Lab Nilai Normal
GDS 220 mg/dL < 200 mg/dL
Troponin 0,3 Negative bila < 1,0
Positive bila ≥ 1,0
Natrium 136 mmol/L 136 – 145 mmol/L
Kalium 4,02 mmol/L 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida 107 mmol/L 98 – 106 mmol/L
Ureum 32,2 mg/dL 16,6 – 48,5 mg/dL
Kreatinin 0,67 mg/dL < 1,2 mg/dL
8
b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah
i. Merokok
Merokok merupakan factor risiko yang banyak ditemukan pada pria, dan
beberapa wanita. Rokok dapat menambah beban miokard karena rangsangan
oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi Oksigen akibat inhalasi CO,
sehingga dapat menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah,
merubah permeabilitas dinging pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb
menjadi karboksi -Hb. Disamping itu, dapat menurunkan HDL kolesterol, tetapi
mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka
kadar HDL kolesterolnya semakin menurun. Perempuan yang merokok,
tingkat penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar disbanding laki-laki
perokok. Merokok juga dapat meningkatkan tipe IV abnormal pada diabester
diserai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung
lebih mudah terjadi proses aterosklerosis daripada non-perokok.
ii. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida serum
di atas batas normal. Peningkatan kadar kolesterol di atas 180 mg/dl akan
meningkatkan risiko penyakit arteri koronaria, dan peningkatan risiko ini akan
lebih cepat terjadi apabila kadarnya melebihi 240 mg/dl. Peningkatan
kolesterol LDL dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit arteri
koronaria, sedangkan kadar HDL kolesterol yang tinggi berperan sebagai
factor pelindung terhadap penyakit ini.
iii. Hipertensi
Hipertensi merupakan factor risiko mayot dari IMA, baik tekanan darah sistol
maupun diastole memiliki peran penting. Hipertensi dapat meningkatkan risiko
ischemic heart disease (IHD) sekitar 60% dibandingkan dengan individu
dengan tekanan darah normal. Tanpa perawatan, sekitar 50% pasien
hipertensi dapat meninggal karena gagal jantung kongestif, dan sepertiga
lainnya dapat meninggal karena stroke (Kumar, et al., 2007). Mekanisme
hipertensi berkaitan dengan IHD adalah sebagai berikut:
9
1. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel
kiri (factor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya
hipertensi.
2. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya arterosklerosis coroner (factor coroner). Hal ini
menyebabkan angina pektoris, insufisiensi coroner, dan infark miokard,
yang lebih sering terjadi pada individu dengan hipertensi dibandingkan
dengan individu dengan tekanan darah normal.
iv. Diabetes Mellitus
Kondisi Diabetes Mellitus menginduksi hiperkolesterolemia dan juga
meningkatkan predisposisi atherosclerosis. Insiden infark miokard dua kali
lebih tinggi pada seseorang yang menderita diabetes mellitus dibandingkan
yang tidak. Selain itu, terdapat peningkatan risiko stroke pada seseorang yang
menderita diabetes mellitus.
v. Gaya hidup monoton
Gaya hidup yang monoton terutama yang tidak melibatkan cukup aktivitas fisik
berperan pada timbulbya penyakit jantung coroner.
vi. Stres Psikologik
Kondisi stress dapat menyebabkan peningkaatan katekolamin yang bersifat
aterogenik serta mempercepat terjadinya serangan jantung.
D. Tanda dan Gejala
a. Gejala (Keluhan utama klasik)
1. Nyeri dada sentral yang berat, seperti terbakar, ditindih benda berat, seperti
ditusuk, diperas, dipelintir, atau tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit dan tidak
berkurang dengan pemberian nitrat.
2. Karakteristik nyeri mirip dengan angina pectoris, tetapi biasa terjadi saat
istirahat, dengan tingkat nyeri lebih berat, dan berlangsung lebih lama
3. Rasa nyeri pada dada dapat menyebar ke area lengan, abdomen, punggung,
rahang bawah, dan leher.
4. Rasa nyeri seringkali disertai kelemahan, berkeringat, nausea, muntah, anxiety.
5. Terjadi penurunan urin yang dapat mengindikasikan syok kardiogenik
b. Tanda
10
1. Tampak pucat
2. Tubuh dingin, berkeringan, diaphoresis yang disebabkan stimulus dari
kurangnya kontraktilitas yang dapat mengindikasikan adanya shock
kardiogenik.
3. Terjadi oedema yang disebabkan kurangnya kontraktilitas.
4. Tekanan darah menurun atau normal
5. Volume dan denyut nadi cepat, atau pada kasus STEMI berat nadi menjadi
kecil dan lambat
6. Adanya bradikardi dan aritmia
7. Suara jantung melemah dilihat dari auskultasi pericardium jantung
8. Denyut nadi menjadi sulit untuk dipalpasi
9. Pada STEMI anterior, terdengan denyut sistolik abnormal yang disebabkan oleh
diskinesis otot-otot jantung
10. Nafas memendek, dyspnea, takipnea
11. Krakles dapat terdengan jika ada kongesti pulmonaris
12. Dapat disertai edema paru
(Fauci, et al., 2008, ACCF/AHA, 2013)
11
NCP Kasus 7 Kelompok 14
A. Asessment Gizi
= 93%
TB estimasi menggunakan
tinggi lutut
=64,19 + (2,02 x TL) – (0,04 x
U)
=64,19 + (2,02 x 50,5) – (0,04
x 65)
=64,19 + 102,01 – 2,6
=163,6 cm
BBI = TB – 100
= 163,6 – 100
= 63,6 kg
Biokimia - GDS, GDP, HbA1c
Data Lab Hasil Lab Nilai Normal Hasil tinggi merupakan tanda
GDS 220 mg/dL < 200 mg/dL Tinggi dari diagnosa penyakit
Troponin 0,3 (-) bila <1,0 Negatif Tn. K yaitu diabetes
Natrium 136 mmol/L 136-145 mmol/L Normal mellitus (Kemenkes RI,
Kalium 4,02 3,5-5,0 mmol/L Normal
2011).
mmol/L 98-106 mmol/L Tinggi
- Troponin negatif
Klorida 107 mmol/L 16,6 – 48,5 Normal
Ureum 32,2 mg/dL mg/dL menandakan Tn. K
Kreatinin 0,67 mg/dL <1,2 mg/dL Normal mengalami kondisi
HbA1c 8,20% <5,7% Tinggi STEMI akut, yaitu
GDP 130 mg/dL 60-100 mg/dL Tinggi troponin naik saat
Kolesterol 161 mg/dL <200 mg/dL Normal serangan jantung terjadi
Total lalu mengalami
Trigliserida 141 mg/dL < 150 mg/dL Normal penurunan perlahan
Kolesterol 36 mg/dL >50 mg/dL Rendah (Ahmad, et al., 2013).
HDL Selain itu, troponin
Kolesterol 113 mg/dL < 100 mg/dL Tinggi
sendiri biasanya
LDL membutuhkan 12-24
Asam urat 3,5 mg/dL 3,4 – 7,0 mg/dL Normal
jam untuk naik kadarnya
pada serangan jantung.
Karena itu, pasien yang
12
baru MRS sebaiknya
dilakukan penilaian
ulang terhadap kadar
troponin pada 6-12 jam
setelah MRS. Untuk
pasien dengan kadar
troponin negative pada
≥6 jam setelah nyeri
dada muncul, biasanya
memiliki short-terms
prognosis yang baik,
dan dapat keluar dari
unit gawat darurat
sesegera mungkin (Hillis
dan Fox, 2019)
- Tn. K mengalami
dislipidemia ditandai
dengan kadar HDL
rendah dan LDL tinggi,
hal ini berkaitan dengan
kebiasaan makan Tn. K
mengonsumsi gorengan
2x sehari dan juga
terkait penyakit DM
yang dialami Tn. K
(Kemenkes, 2011)
- Tn. K mengalami
peningkatan kadar
klorida yang dapat
terjadi karena Tn. K
mengalami dehidrasi
(Kemenkes, 2011)
Fisik Klinis Pasien mungkin merasa
Data Fisik Hasil Nilai Normal Hasil lemas karena mengalami
Klinis Pemeriksa STEMI akut dan juga
an Baik Lemas konsumsi gabungan obat
KU Lemas CM Normal ASA dan CPG
Kesadaran CM 4-5-6 Normal menimbulkan rasa nyeri di
GCS 4-5-6 <120/80 Normal ulu hati (Handayani, dkk.,
Tekanan 170/80 mmHg 2015).
Darah mmHg
Nadi 64x/menit 60 - Normal
RR 20x/menit 100x/menit
Suhu 370C 12-24x/menit Normal
13
36,5-37,50C Normal
Dietary 1) Riwayat Gizi
1) Riwayat Gizi Sekarang Sekarang : Energi 40%;
Pasien mendapatkan Diet Protein 41,2%; Lemak
Cair DM 5x200cc/24 jam 39%; KH 39,3%.
dengan energi 1004 kkal, Tingkat energi dan zat
protein 34 gram, lemak 41 gizi pasien adalah
gram dan karbohidrat 122 defisit tingkat berat
gram. <70% (Depkes RI,
Hasil Recall 24 jam (2 1996 dalam Handayani
Maret 2017) dkk, 2015).
Energi 402 kkal 2) Riwayat Gizi Dahalu:
Protein 14 gram Energi 103%; Protein
Lemak 16 gram 54%; lemak 123,2%;
KH 48 gram KH 115%. tingkat
2) Riwayat Gizi Dahulu kecukupan protein yaitu
a. Alergi Makanan : tidak defisit tingkat berat dan
ada tingkat kecukupan
b. Pola Makan : lemak yaitu berlebih
- Pasien memiliki (Depkes RI, 1996
frekuensi makan 2-3x dalam Handayani dkk,
makanan utama/hari 2015).
dengan susunan menu Pasien setiap hari
yang sering dikonsumsi mengkonsumsi jajanan
makanan pokok, lauk manis dan minum teh
nabati dan sayur 2x/hari dengan gula 2
- Makanan pokok yang sdm tiap 1 gelas. Gula
sering dikonsumsi 2- merupakan karbohidrat
3x/hari adalah nasi putih, sederhana yang mudah
sekali makan sebanyak 2 diubah menjadi glukosa
centong (±200 gram). sehingga dapat
Singkong 2x/minggu @2- meningkatkan kadar
3 potong sedang. glukosa darah (Listiana
- Lauk hewani yang sering dkk, 2015).
dikonsumsi adalah telur
1 btr atau ikan 1 ekor
sebanyak 3x/minggu,
dan konsumsi daging
atau ayam 1 ptg sdg
sebanyak 1x/minggu.
- Lauk nabati yang
dikonsumsi setiap hari
adalah tempe dan tahu
sebanyak 2 potong
14
sedang (25gr tempe dan
55 gr tahu) dengan cara
digoreng.
- Sayuran dikonsumsi
setiap hari sebesar ½
porsi (50 gr) sekali
makan, seringkali diolah
dengan cara dibening,
disantan atau ditumis.
Sayur yang paling
disukai adalah kangkung
dan daun singkong.
- Konsumsi buah-buahan
pasien sebanyak 4-
5x/minggu sebanyak 1
ptg sdg (100 gram).
Buah yang paling sering
dikonsumsi pasien
adalah buah pepaya 1
ptg sdg dan pisang 1 ptg
sdg (100 gram).
- Cara pengolahan
makanan yang paling
sering adalah digoreng,
direbus dan ditumis.
Pengolahan dengan
disantan tergolong
jarang sebanyak
1x/minggu.
17
B. Diagnosa Gizi
- NI 2.1
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi pasien yang masih lemas ditandai
intake energi, protein, lemak, dan karbohidrat kurang dari standar kebutuhan (energi:
40%; protein: 41,17%; lemak: 40%; karbohidrat: 39,3%).
- NB 1.1
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berhubungan dengan pasien belum
pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan konsumsi karbohidrat berlebih (SQ-
FFQ nasi: 600g/hari), mengonsumsi teh manis dengan gula sebanyak 2 sdm,
mengonsumsi gorengan, keripik atau jajanan manis 2x/hari.
- NC 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi khusus yang berhubungan penyakit diabetes melitus
ditandai dengan hiperglikemi, nilai GDS, GDP, HbA1c di atas normal.
C. Intervensi Gizi
Intervensi Diet
a. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi yang adekuat dengan kemampuan jantung dan
komplikasinya dengan diabetes melitus serta hipertensi stage 2
b. Prinsip Diet
Diet DM cukup energi serta rendah garam
c. Syarat Diet
- Energi diberikan 30kkal/BBest dengan menambah faktor aktivitas fisik dan
stress serta mengurangi dengan faktor usia didapatkan 2000 kkal untuk
mempertahankan status gizi pasien.
- Protein diberikan cukup 20% dari total energi dengan nilai biologis yang tinggi
untuk membantu proses penyembuhan pasien. Bahan makanan: ikan, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu skim
- Lemak diberikan cukup 20% dari total energi,<7% lemak jenuh dan 15% lemak
tidak jenuh. Jenis lemak diperhatikan pemberiannya agar tidak meningkatkan
kolesterol pasien (Sartika, 2018) dan utamakan omega3 untuk memengurangi
resiko penyakit jantung. Bahan makanan: kacang pohon, minyak zaitun
18
- Omega-3 khususnya berbentuk EPA dan DHA berperan dalam menurunkan
adar tligiserida darah, berpengaruh secara positif pada fungsi endotel, aritmia,
dan inflamasi. Omega-3 dapat mengurangi sintesisVLDL hati, meningkatkan
oksidasi-β, menurunkan transport asam lemak bebas dan meningkatkan
sintesis fosfolipid di hati. Fungsi Omega-3 pada jaringan endotel dapat
meningkatkan sintesis NO sehingga membatasi respon vasokontriktid dari
norefinefrin dan angiotensin II dan meningkatkan respon vasodilatasi sehingga
memperbaiki compliance arteri. Omega-3 bisa didapatkan dari ikan-ikanan
seperti ikan teri, tengiri, sardine, kakap, cucut, dan belanak (Setiadi, 2014).
- Karbohidrat diberikan 60% dari total energi dengan jenis karbohidrat kompleks
atau bahan makanan dengan Indeks Glikemik rendah, dimana bahan makanan
dengan IG rendah memiliki efek positif pada kadar kolesterol LDL, trigliserida,
dan menurunkan kadar high sensitivity C-reactive Protein, yang berhubungan
dengan PKV (penyakit kardiovaskular) dab Diabetes Melitus tipe 2 (Setiadi,
2014). Bahan makanan: nasi merah, roti gandum, kentang
- Serat 25gr/hari untuk membantu melarutkan lemak darah,berasal dari buah-
buahan dan sayur-sayuran. 25% atau sekitar 10 g dari serat harian merupakan
serat larut, yang fungsinya dihubungkan dengan penurunan kadar kolesterol
LDL sebesar 5% (Setiadi, 2014)
- Bahan makanan dengan kolesterol tinggi maksimal 200gr/hari (Hartati,2019)
- Natrium <1000 mg/hari untuk mengurangi peningkatan tekanan darah
- Vitamin E 15 mg/hari untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Sumber
makanan: bayam,kacang-kacangan, biji-bijan,minyak zaitun,jagung
(Hartati,2019)
- Vitamin B (B3 (16 mg) dan B12 (2,4 µg)) karena kandungan asam amino
(homosistein) dapat membantu meringangkan penggumpalan di pembuluh
darah (Hartati,2019)
- Kalsium 800mg, vitamin D 15 µg, magnesium 300 mg untuk membantu
menjaga kesehatan jantung dan mengatur detak jantung tetap stabil
(Hartati,2019)
- L-karnitin yang merupakan asam amino trimetilasi, yang berperan pada
transport asam lemak asam lemak rantai panjang. L-karnitin memiliki efek
kardioprotektif dimana dapat mengurangi kerusakan iskemik dan memperbaiki
19
pemulihan miokardium selama reperfusi. L-karnitin bisa didapatkan dari daging
merah, ikan, dan produk susu (Setiadi, 2014).
- Koenzim Q10 atau ubiqionon berperan dalam transport electron pada rantai
pernapasan mitokondria untuk pembentukan ATP. Koenzim Q10 juga berperan
untuk mencegah peroksidasi lipid dengan berperan sebagai scavenger radikal
bebas. Koenzim Q10 berperan vital pada sel-sel dengan kebutuhan metabolic
yang tinggi seperti miosit jantung.
- Cairan diberikan 30 mL/kgBBI/hari atau sekitar 1900 mL karena tidak
ditemukan adanya gagal jantung.
- Bentuk makanan lunak, meningkat bertahap dari diet cair karena pasien tidak
ada kesulitan menelan.
d. Perhitungan Energi
Basal: 63,6 x 30 = 1.908 kkal
Faktor aktivitas: 10%
Faktor stress: 10%
Faktor usia: 15%
- Energi: 1.908+190,8+190,8-286,2 = 2.003,4 kkal = 2000 kkal
- Protein 20%: 20%x2000= 400 kkal = 100 gram
- Lemak 20%: 20%x2000=400 kkal = 44,4 gram
Karbohidrat 60%: 60%x2000=1.200 kkal = 300 gram
e. Bahan Makanan Dianjurkan
20
Lemak Minyak minyak jagung dan kedelai,
kelapa dan santan encer dalam jumlah
terbatas.
Minuman
Bumbu Bumbu yang tidak tajam.
21
g. Contoh Menu
22
Intervensi Edukasi
a. Edukasi saat pasien di RS (E1-Konten)
Tujuan
Pasien dan keluarga paham tentang tujuan, prinsip diet DM dan diet jantung.
Sasaran
Pasien dan keluarga.
Waktu
3 Maret 2017 – 30 menit
Alat dan media
Leaflet dan daftar bahan makanan penukar.
Metode
Konseling.
Evaluasi
Dilakukan setelah edukasi selesai dengan:
- Menanyakan kembali tujuan dan prinsip diet DM dan diet jantung
- Klien menjawab dengan tepat tentang 3J
23
Evaluasi
Dilakukan setelah edukasi selesai dengan:
- Menanyakan kembali apa yang dimaksud 3J
- Menanyakan kembali bagaimana jumlah, jenis dan jadwal makan yang tepat
untuk Tn.K.
- Menanyakan bagaimana contoh penggunaan daftar bahan makanan penukar
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Montecucco, F., Carbone, F., Schindler, T.H. 2016. Pathophysiology of ST-segment
elevation myocardial infarction: Novel mechanisms and treatments. Jurnal
European Heart Vol. 37 hh. 1268-1283
National Institute for Health and Care Excellence. 2013. Myocardial infarction with ST-
segment elevation: The acute management of myocardian infarction with ST-
segment elevation. Clinical Guideline 167 Methods, evidence, and recommendation.
Priyatni, N. 2016. Berapa Kebutuhan Diazepam untuk Memenuhi Pelayanan Kesehatan di
Indonesia? Studi Kasus Konsumsi Diazepam di Indonesia. Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, Vol. 6 No. 4: 297-302.
SANOFI. 2018. Lovenox (Enoxaparin Sodium Injection): Step-by step Instruction for Self-
injection.
Setiadi, C. 2014. Tatalaksana Nutrisi pada Pasien Sindrom Koroner Akut dengan Faktor
Risiko Sindrom Metabolik. Universitas Indonesia.
26