Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
2. Ibu Dr. Drg. Hj. Winny Yohana, Sp.KGA., sebagai koordinator blok BMS 2;
3. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan mengenai darah
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I ANALISIS KASUS.........................................................................................................1
1.1 Kasus............................................................................................................................1
1.2 Terminologi..................................................................................................................1
1.3 Masalah........................................................................................................................2
1.4 Hipotesis.......................................................................................................................2
1.5 Mekanisme...................................................................................................................2
1.6 Informasi Tambahan.....................................................................................................3
1.7 Learning Issue..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
2.1 Pendahuluan.................................................................................................................4
2.1.1 Definisi Darah.......................................................................................................4
2.1.2 Karakteristik Darah...............................................................................................4
2.1.3 Fungsi Darah................................................................................................................5
2.2 Komponen Darah..........................................................................................................6
2.2.1 Plasma Darah........................................................................................................6
2.2.2 Eritrosit.................................................................................................................7
2.2.3 Leukosit..............................................................................................................11
2.2.4 Trombosit............................................................................................................17
2.3 Anemia.......................................................................................................................18
2.3.1 Definisi Anemia..................................................................................................18
2.3.2 Tipe-tipe Anemia, Penyebab, Epidemologi, dan Histopatologi...........................19
2.3.3 Prognosis............................................................................................................33
2.3.4 Mekanisme terjadinya anemia berdasarkan gejala..............................................34
2.3.5 Pengobatan anemia.............................................................................................37
ii
2.4 Hematopoiesis sel darah dan eritropoiesis..................................................................43
2.5 Mekanisme pembentukan darah..................................................................................46
2.6 Penggolongan darah....................................................................................................51
2.7 Cairan tubuh...............................................................................................................55
2.8 Dehidrasi dan edema...................................................................................................60
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................67
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................70
Daftar Pustaka............................................................................................................................71
iii
BAB I ANALISIS KASUS
1.1 Kasus
Ibu Anne berumur 30 tahun dating ke RSHS dengan keluhan cepat lelah,
terasa sejak 3 bulan yang lalu, dan gejala akan bertambah bila ibu Anne sedang
menstruasi, dan berubah posisi dari posisi jongkok ke posisi berdiri. Pada
awalnya keluhan ini tidak terlalu mengganggu, tetapi akhir-akhir ini gejala
bertambah sering meskipun ibu Anne tidak melakukan aktifitas. Beberapa hari
belakang ini ibu Anne sering mengeluh sakit kepala terus-menerus. Dia menduga
1.2 Terminologi
endometrium uterus.
Kurang darah: Kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah
1
1.3 Masalah
- Ibu Anne mengeluh cepat lelah, wajah pucat, gelisah kadang-kadang mata
berkunang-kunang.
- Gejala akan bertambah bila ibu Anne sedang menstruasi dan perubahan posisi.
1.4 Hipotesis
1.5 Mekanisme
Ibu Anne mengeluh cepat lelah, wajah pucat, gelisah kadang-kadang mata
berkunang-kunang.
Gejala bertambah saat ibu Anne sedang menstruasi dan perubahan posisi.
Gejala semakin bertambah sering meskipun ibu Anne tidak melakukan aktifitas.
2
1.6 Informasi Tambahan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Darah merupakan suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil
makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan
tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit,
pembentuk ) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan ( plasma ). Darah lebih
berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang
khas, serta pH 7,4 ( 7,35 – 7,45 ).Warna darah bervariasi dari merah terang
4
hingga merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh
sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa
berukuran rata-rata dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini
jaringan adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan
dibawa darah ke seluruh sel tubuh. Zat-zat sisa dibawa darah menuju paru-
permukaan kulit.
cedera dan invasi benda asing melalui sistem imun. Mekanisme pembekuan
5
2.2 Komponen Darah
sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung
plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok plasma yang tidak dapat
menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein
(1) Albumin adalah protein plasma yang terbanyak sekitar 55% sampai 60%,
tetapi ukurannya paling kecil. Albumin di sintesis dalam hati dan bertanggung
merupakan suatu ukura “daya tarik” plasma terhadap difusi air dari
(a) Alfa dan beta globulin disintesis di hati dengan fungsi utama
6
(b) Gamma globulin ( immunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima
dalam imunitas
(1) Nutrien meliputi asam amino, gula, dan lipid yang diabsorpsikan dari
saluran pencernaan.
2.2.2 Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah terdapat sekitar 5 juta di setiap 1mm³
darah. Oleh sebab itu pada sediaan darah yang paling menonjol adalah
diameter sekitar 7.2 µm tanpa memiliki inti. Sel-sel eritrosit pada penyakit
darah tertentu memiliki penyimpangan baik dalam bentuk, ukuran, dan warna.
7
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari
separuhnya merupakan air dan sisanya berbentuk substansi padat. Isi eritrosit
sama. Plasma darah bersifat isotonis terhadap tekanan dalam eritrosit. Apabila
eritrosit dimasukkan dalam larutan hipertonis, maka air dari dalam eritrosit
keluarnya hemoglobin.
ular, atau plasma yang berbeda spesies. Setiap eritrosit memiliki kepekaan
8
yang berbeda-beda untuk menjadi hemolisis, karena eritrosit memiliki sifat
Bentuk yang pipih akan memperpendek jarak antara pusat sel dan
Tidak adanya inti sel akan memberika tempat yang lebih banyak bagi
pinggir, karena bagian tengahnya lebih tipis. Pada keadaan normal bagian
9
hipokhromik. Apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya
sumsum merah tulang, sel darah merah akan menyebar ke seluruh jaringan-
untuk dikeluarkan.
karena ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dalam sel darah
tubuh ini dapat terjadi karena adanya peran serta hemoglobin yang menangkal
patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas
yang dapat menghancurkan dinding dan membran sel patogen dan membunuh
bakteri
10
hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga akan melebarkan
2.2.3 Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel
dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000 disebut
leukopenia.
dalam sitoplasmanya. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih
dibedakan:
1. Granulosit
tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
11
NEUTROFIL
terbanyak yaitu sebanyak 60 – 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-
6000 per mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum
tulang, terjadi perubahan bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu
EOSINOFIL
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450
buah per mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 μm, sedikit lebih besar
dari netrofil. Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh
bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya erwarna merah dan
tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil. Eosinofil berkaitan
erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringan
12
berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan
BASOFIL
Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar
sekitar 10-12 μm sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel
Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma
basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti,
Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak
dalam dalam proses alergi basofil merupakan sel utama pada tempat
sel mast.
2.Agranulosit
bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu :
Limfosit
Monosit
13
LIMFOSIT
3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Limfosit mempunyai
tersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus
yang dinamakan jaringan limfoid. Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain,
limfosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum dapat berfungsi secara
penuh oleh karena harus mengalami differensiasi lebih lanjut. Apabila sudah
yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringan sumsum tulang
response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus
kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel
14
atau sel K) dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis
MONOSIT
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit.
Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya
sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau
dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel
makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Didalam
15
Kelainan :
1. Leukopenia
tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen lain yang mungkin masuk ke
jaringan.
2. Leukimia
kanker.
3. Mononukleosis Infeksius
Disebabkan oleh virus Epstein –Barr, terjadi peningkatan jumlah limfosit dan
kekebalan tubuh dengan cara menyerang rangkaian limfosit tertentu yang disebut
limfosit sel T.
16
2.2.4 Trombosit
sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak
memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan keping darah. Berbentuk sebagai
keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan
Kelainan :
1. Hemofilia
darah. Penyakit perdarahan yang seluruhnya timbul pada pria. Penyakit ini
17
tromboplastin plasma, faktor Christmas, faktor B). Kedua faktor tersebut
2. Purpura
3. Hipotrombinemia
4. Trombositopenia
2.3 Anemia
2 kriteria ini terpenuhi, yaitu RDW = 15 % atau index Mentzer >13. Bila nilai
bila nilai index Mentzer >13 maka pasien diduga menderita anemia defisiensi
Fe.
18
Batas normal kadar hemoglobin
Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan, menurunya daya konsentras dan sakit
kepala atau pening adalah gejala awal anemia. Pada kasus yang lebih parah, sesak
nafas disertai gejala lemah jantung dapat terjadi. Untuk memastikan, diagnosa perlu
1. Anemia Hemoragi
perdarahan hebat.
Penyebab:
kehilangan darah, tubuh dengan segera menarik cairan dari jaringan diluar
pembuluh darah sebagai usaha untuk menjaga agar pembuluh darah tetap
terisi. Akibatnya darah menjadi lebih encer dan persentase sel darah
merah berkurang.
19
Pada akhirnya, peningkatan pembentukan sel darah merah akan
terutama jika timbul dengan segera karena kehilangan darah yang tiba-
-Kecelakaan
-Pembedahan
-Persalinan
tubuh:
2. Perdarahan pada tukak lambung dan usus kecil atau polip dan
tersembunyi
20
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan
Penyebab:
berasal dari :
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau
kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat,
4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau
polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).
Epidemologi
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum terdapat
21
defisiensi besi dibanding pria, dimana tingkat insidensinya tertinggi pada
perdarahan kronik. Kehilangan darah 2-4 ml/ hari cukup untuk dapat
Histopatologi
Zat besi terdapat pada seluruh sel tubuh kira-kira 40-50 mg/kilogram
protein. Ikatan ini kuat dalam bentuk organik, yaitu sebagai ikatan non ion
dan lebih lemah dalam bentuk anorganik, yaitu sebagai ikatan ion. Besi
1. Hemoglobin 66 %
2. Mioglobin 3 %
sebanyak 0,5%
22
Besi nonesensial terdapat sebagai cadangan dalam bentuk feritin dan
Makanan sumber zat besi yang paling baik berupa heme-iron adalah
hati, jantung dan kuning telur. Jumlahnya lebih sedikit terdapat pada
1-2 mg zat besi per hari pada diet orang Amerika. Sedangkan nonheme-
makanan menjadi ferro (Fe2+ ), dan masuk ke usus halus. Zat besi berupa
makin berkurang.
Besi diserap oleh epitel usus dengan bantuan protein transpor yang
memfasilitasi absorbsi logam lain seperti Mg, Co, Zn dan Cd. Besi akan
Proses absorbsi besi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
23
4. absorbsi besi dihambat kompleks phytate dan fosfat
5. Bayi dan anak-anak mengabsorbsi besi lebih tinggi dari orang dewasa
Jumlah total besi dalam tubuh sebagian besar diatur dengan cara
seluruh apoferitin dalam tempat cadangan besi sudah terikat dengan besi,
maka kecepatan absorbsi besi dari traktus intestinal akan menjadi sangat
dalton. Molekul hemoglobin terdiri dari 4 subunit heme dan satu protein
heme akan bergabung dengan rantai polipeptida yang panjang yang disebut
24
Kelebihan besi di dalam darah disimpan dalam seluruh sel tubuh,
tulang. Dalam sitoplasma sel, sebagian besar besi bergabung dengan suatu
hati, limpa dan sumsum tulang. Cadangan ini tersedia untuk digunakan
bentuk feritin, ada sedikit besi yang disimpan dalam bentuk yang sama
sekali tidak larut disebut hemosiderin. Hal ini terjadi bila jumlah total besi
dapat diwarnai dan dilihat secara mikroskopis sebagai partikel besar dalam
Jumlah besi yang dieksresikan setiap hari adalah minimal, karena itu
besi yang berlebihan dalam tubuh. Jumlah ekskresi besi dalam sehari
adalah sebesar 0,5-1 mg/hari. Ekskresi berlangsung melalui epitel kulit dan
saluran cerna yang terkelupas. Selain itu eksresi juga melalui keringat, urin,
feses, serta rambut yang dipotong. Bila sampai terjadi perdarahan jumlah
25
3. Anemia Sel Sabit
hidup. Penderita akan terlahir dengan sel darah merah dengan bentuk sabit
karena memperoleh gen sabit dari orang tuanya.Seseorang yang memiliki gen
sabit dari salah satu orang tuanya, maka hanya sebagai pembawa gen saja.
orang yang menderita anemia sel sabit, maka 100% keturunannya akan
ketika tubuh tidak dapat dengan baik menyerap vitamin B12 dari saluran
pencernaan. Vitamin B12 diperlukan untuk pengembangan yang tepat dari sel
atrofi lambung kronik. Penyakit ini tidak dapat langsung dirasakan dalam
jangka waktu yang pendek, tetapi lesi pada lambung sudah dapat diprediksi
26
beberapa tahun sebelum anemia berkembang (Epstein 1997). Anemia
dapat mengalami gejala yang berbeda satu sama lain. Gejala-gejala tersebut
yaitu antara lain: otot lemas, kaki dan tangan terasa kaku dan atau kesemutan,
sulit berjalan, mual, selera makan menurun, kehilangan berat badan, mudah
tinggi, dan merasa pusing ketika akan berdiri. Bayi dengan kondisi anemia
MedicineNet.com 2007).
Epidemologi
27
megaloblastik lebih tinggi pada negara-negara yang mengalami malnutrisi dan
suplementasi vitamin untuk orang-orang tua dan wanita hamil tidak tersedia.
mengenai orang kulit putih dan keturunan Skandinavia dan Eropa Utara.
tahun.
Histopatologi
DNA yang terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah yang secara
menjadi besar dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA. Sel-sel
sel darah merah berkurang, dan keadaan abnormal ini disebut sebagai
metabolisme intraselular.
Asam folat
28
Penyakit pada usus halus dapat mengganggu absorpsi asam folat dari
akut atau kronik, asupan harian folat dalam makanan akan terhambat, dan
siklus enterohepatik akan terganggu oleh efek toksik dari alkohol pada sel
parenkim hati. Ini yang menjadi penyebab utama defisiensi folat yang
oleh zat pengangkut khusus, yaitu dalam bentuk tetrahidro dari vitamin.
Setelah di dalam sel, gugus N5-metil dilepas ke dalam reaksi kobalamin yang
Vitamin B12
29
Kobalamin adalah vitamin yang memiliki susunan komponen
organometalik yang kompleks, dimana atom cobalt terletak dalam inti cincin,
struktur yang mirip porfirin darimana heme terbentuk. Tidak seperti heme,
kobalamin tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus dipenuhi dari
makanan. Sumber utama hanya dari daging dan susu. Kebutuhan sehari
terkonjugasi, yang baru diambil dari aliran darah, tidak dapat diubah menjadi
bentuk lain dari tetrahidrofolat oleh transfer metil. Ini yang disebut hipotesis
folat trap. Karena N5-metiltetrahidrofolat adalah substrat yang tak baik untuk
enzim konjugasi, ia akan tetap dalam bentuk tak terkonjugasi dan dengan
perlahan keluar dari sel, sehingga defisiensi folat di jaringan terjadi, dan
5. Anemia Aplastik
30
karena kerusakan jaringan sumsum tulang yang terjadi pengantian oleh
jaringan lemak.
Penyebab:
dan mycobacteria.
Kehamilan
kelelahan, sesak napas, denyut jantung cepat atau tidak teratur, kulit
Epidemologi
31
Insidensi anemia aplastik didapat berkisar antara 2 – 6 kasus per
lingkungan.
Histopatologi
supresi imun
2.3.3 Prognosis
32
1. Anemia Defisiensi Besi
Prognosis baik bila penyebab anemianya hanya kekurangan besi saja dan
adekuat.
2. Anemia Aplastik
bulan, 25% selama 4-12 bulan, 35% selama >1 tahun, 10-20% penderita
3. Anemia Hemoragi
dramatis.
1. Krisis aplastik:
sementara produksi eritrosit. Pada sebagian besar kasus hal ini disebabkan
2. Krisis hemolitik:
33
Terjadi penurunan kadar hemoglobin kerana peningkatan destruksi eritrosit
sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan
mengeherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat,
gelisah, dan terkadang sesak. Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa
itu apabila seseorang kurang darah (anemia) maka akan mengeluh lemah (fatique)
34
kekurangan ATP atau energi sehingga mengakibatkan tubuh menjadi lemah juga.
Disini juga akan terjadi penimbunan asam laktat di otot yang mengakibatkan kita
merasa cepat lelah. Ketika tubuh Anda memiliki energi yang sangat sedikit,
kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut menurun. Anda
sehingga terjadi rasa pusing kepala atau sakit kepala pada penderita anemia. Otak
manusia memanfaatkan sekitar 20% dari oksigen yang digunakan oleh tubuh kita.
kurangnya ketersediaan oksigen dapat memiliki dampak negatif pada fungsi otak.
Sel-sel otak sangat rentan terhadap perubahan pasokan oksigen sehingga para
penderita anemia sudah dapat dipastikan akan mengalami pusing atau sakit kepala
oksigen, denyut jantung meningkat. Hal ini menyebabkan jantung berdebar tidak
teratur dan cepat. Ketika hemoglobin ini berkurang maka kadar oksigen dalam
tubuh juga akan berkurang dan mengakibatkan pola napas yang tidak stabil
35
menyebabkan jantung berdebar dan pola napas yang tidak teratur ini membuat
Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda akan terlihat pucat. Kulit juga
akan menjadi putih kekuningan. Hal tersebut karena kulit juga membutuhkan
pasokan oksigen yang tetap untuk bereproduksi dan membentuk lapisan baru.
Penyebab paling umum anemia adalah kekurangan zat besi. Zat besi
merah tua pada sel darah serta membantu membawa oksigen ke sel-sel tubuh.
sampai ia menjalani tes darah seperti pada waktu donor darah atau tes darah
lengkap. Wanita lebih beresiko mengalami anemia daripada pria. Hal ini
dikarenakan wanita setiap bulannya kehilangan darah pada saat menstruasi dan
harus memproduksi banyak darah. Volume darah haid yang keluar rata-rata
mencapai 35-50 ml atau sekitar tujuh hingga 10 sendok teh per hari. Sementara,
per 30 ml volume darah yang hilang pada periode itu, wanita kehilangan 30 mg
zat besi. Jumlah zat besi di dalam tubuh orang normal berkisar antara 3 – 5 gr ,
yang berada di dalam hemoglobin sebanyak 1,5 – 3,0 gr dan sisa lainnya terdapat
di dalam plasma dan jaringan. Karena banyaknya darah yang hilang, tidak heran
36
2.3.5 Pengobatan anemia
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
gr %.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
(Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat
besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2
(Manuaba, 2001).
37
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
berikut:
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan
kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10
mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan
sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
38
Anemia Pernicious:
mengandung sumber hewani seperti daging dan telur. Vitamin B12 merupakan
bahan esensial untuk produksi sel darah merah dan fungsi sistem saraf secara
malabsorpsi dan lain-lain. Adapun gejala dari penyakit ini berupa penurunan
nafsu makan, diare, sesak napas, lemah, dan cepat lelah. Untuk
B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh
B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
Anemia aplastic:
diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika
39
diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps,
Terapi
Makanan lunak
Istirahat
- Atasi anemia dengan transfusi Packed Red Cell (PRC) bila Hb <6g/dL dan
40
- Atasi komplikasi karena penyakit : gagal jantung karena anemia beri oksigen,
transfusi, diuretik, digitalisasi hanya bila Hb >8 g/dL. Jika ada infeksi beri antibiotik.
- Lengkapi antropometri
- Lengkapi penunjang : kadar besi dan feritin, foto tulang, analisa Hb, rontgen thorak
- Imunisasi hepatitis B
- Pemberian kelasi besi (deferoxamin /DFO): jika kadar feritin ³2000 mg/L diberikan
5 hari dalam 1 minggu, jika kadar feritin <2000 mg/L diberikan tiap kali transfusi
- Splenektomi
- Atasi komplikasi: untuk dekomp kordis jika Hb>8 g/dL dan ada kardiomiopati beri
dosteral IM, transfusi. Jika Hb < 8 g/dL oleh karena anemi dapat dilakukan transfusi,
dosteral biasa.
41
- Hingga sekarang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan, transfusi darah
diberikan bila kadar Hb telah rendah (kurang dari 6 g/dL) atau bila anak mengeluh
- Untuk mengeluarkan besi dari jaringan tubuh diberikan iron chelating agent yaitu
atau hemosiderosis.
- Pemberian vitamin.
Anemia Hemoragi
Pengobatan tergantung kepada kecepatan hilangnya darah dan beratnya anemia yang
atau anemia yang berat adalah transfusi sel darah merah. Selain itu, sumber
Jika darah hilang dalam waktu yang lebih lama atau anemia tidak terlalu berat, tubuh
bisa menghasilkan sejumlah sel darah merah yang cukup untuk memperbaiki anemia
darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan
42
2.4 Hematopoiesis sel darah dan eritropoiesis
dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.
sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah.
menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang
berbeda-beda.
1. Mesoblastik
2. Hepatik
limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari
3. Mieloid
43
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
Eritropoiesis
Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah
eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa,
dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon
turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit,
megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih
120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum
44
Eritrosit paling awal adalah proeritroblas. Sel ini relatif besar dengan garis tengah
12µm sampai 15 µm. Kromatin dalam intinya yang bulat besar tampak berupa
granula halus dan biasanya terdapat dua nukleolus nyata. Sitoplasmanya jelas
Turunan proeritroblas disebut eritroblas basofilik. Sel ini agak lebih kecil
daripada proeritroblas. Intinya yang bulat lebih kecil dan kromatinnya lebih padat.
polikromatofilik yang tampak terjadi akibat polisom menangkap zat warna basa pada
eritroblas polikromatofilik agak lebih kecil daripada inti eritroblas basofilik, dan
sangat basofilik. Pada tahap ini tidak tampak anak inti. Eritroblas polikromatofilik
merupakan sel paling akhir pada seri eritroid yang akan membelah.
Pada tahap pematangan berikutnya disebut dengan normoblas, inti yang terpulas
gelap mengecil dan piknotik. Inti ini secara aktif dikeluarkan sewaktu sitoplasmanya
45
polikromatofilik lebih mudah dikenali sebagai retikulosit dengan polisom yang masih
dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti
pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada saat terjadi luka pada
46
1. Mekanisme ekstrinsik, yaitu pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal
a. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel – sel jaringan yang
b. Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibri yang tidak dapat
larut. Benang – benang fibrin membentuk bekuan, atau jaring – jaring fibrin,
yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah.
faktor pembekuan yang hanya ada di plasma darah. Setiap faktor protein
(dinomori
dengan angka Romawi) berada dalam keadaan inaktif; jika salah satu diaktivasi,
membuat bekuan.
1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar
47
2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah
senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini
merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya
tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis
1. Faktor I Fibrinogen
48
2. Faktor II Protrombin
4. Faktor IV Kalsium
5. Faktor V Proaselerin
6. Faktor VI -
fibrinosilin.
hati/malabsorpsi vitamin K.
49
5. Embolus: thrombus (bekuan yang abnormal) yang terlepas dan ikut dalam aliran
darah
bawah
100.000 per mmᶟ). Ini akan memperlambat koagulasi dan memperbesar risiko
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigenwarisan pada permukaan membran
sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam
dalam plasma darah. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan
50
kekebalan tubuh. Antigen bisa dijumpai di dalam darah tepatnya berada pada sel
darah merah. Ada dua jenis antigen yaitu tipe-A dan tipe-B.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki agutinogen-A dan B, dan
Uji golongan darah atau tes darah dilakukan untuk mengetahui golongan
darah seseorang. Cara melakukan tes darah adalah dengan mengambil sampel
darah orang yang akan di tes golongan darahnya, kemudian sampel darah tersebut
51
,masing- masing akan ditetesi oleh serum anti A, anti B dan anti AB. Serum
darah apabila bercampur dengan darah yang memiliki aglutinogen yang sesuai.
serum anti A maka darahnya akan menggumpal, karena aglutinogen pada darah
orang tersebut bercampur dengan serum anti A yang identik dengan aglutinin a.
Sedangkan ketika ditetesi serum anti B darahnya tidak menggumpal karena orang
menggumpalkan darah.
Tabel aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B dan anti AB
Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal B
Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal AB
O Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
52
Metode Rhesus
eritrosit kera spesies Maccacus rhesus. Rhesus positif (+) maka di dalam
Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/ antigen
53
Rhesus positif (+) bersifat dominan, sedangkan rhesus negative (-) bersifat resesif
sehingga tipe rhesus positif (+) tidak bisa mendonorkan darahnya ke tipe rhesus
negative (-).
Kira-kira 85% dari seluruh bangsa berkulit putih adalah Rh negatif, sedangkan
Golongan darah rhesus ini dapat mempengaruhi keturunan dan jika terjadi
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi usia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia
badan
54
1. Massa tubuh
Pada orang yang memiliki berat badan yang cenderung besar memiliki kandungan
air yang lebih sedikit dibandingkan yang memiliki berat badan yang cenderung kecil.
2. Suhu
Jika kita berada di tempat yang bersuhu tinggi, tubuh kita akan mengeluarkan
keringat agar suhu tubuh kita tetap stabil (tidak ikut panas). Jika berada di tempat
dingin, tubuh akan segera memproduksi panas. Salah satu hasil dari pembuatan panas
tubuh ini adalah air yang harus dibuang melalui prosesi pengeluaran urin
3. Gender (sex)
Kandungan air dalam tubuh lebih banyak pada pria daripada wanita
4. Usia
1. Kompartmen intrasel
75 triliun sel tubuh dan secara besama-sama disebut cairan intrasel. Cairan tiap sel
55
ini agak sama dari satu sel dengan sel lain. Oleh karena itu, cairan intrasel dari
semua sel yang berbeda-beda dianggap sebagai satu kompartemen cairan besar,
2. Kompartmen extrasel
Semua cairan di luar sel disebut cairan ekstrasel, dan cairan ini terus-menerus
1. Cairan interstisial
bebas dalam bentuk cairan yang benar-benar mengalir, sedangkan mungkin lebih
daripada 99% terdapat di dalam gel ruang interstisial. Gel tersebut menghalangi
semua kecuali sangat sedikit aliran cairan melalui ruang jaringan. Namun, zat-zat
terlarut masih dapat bergerak melalui ruang-ruang tersebut dalam jumlah besar
2. Plasma
pori kapiler. Hilangnya plasma dari system sirkulasi melalui pori-pori kapiler
56
diperkecil oleh tekanan osmotik koloid yang ditimbulkan oleh protein plasma.
Namun, kapiler cukup berpori-pori bagi kebanyakan zat terlarut dan molekul air
hampir semua zat, kecuali protein secara terus-menerus di antara plasma dan
cairan interstisial.
3. Cairan cerebrospinal
Cairan serebrospinal terdiri dari semua cairan di dalam ventrikel otak dan di
dalam ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis. Cairan ini
mempunyai unsure yang sedikit berbeda dari cairan interstisial dan plasma karena
difusi bolak-balik di antaranya dan plasma agak terbatas dank arena sekresi aktif
4. Cairan intraokuler
sifat serupa dengan cairan serebrospinal, dan ini kembali merupakan hasil difusi
dan sekresi.
57
Di dalam tubuh ada banyak ruang yang biasanya mengandung sedikit cairan
tetapi dalam keadaan khusus dapat terisi dengan cairan dalam jumlah banyak. Ini
disebut ruang potensial. Contoh suatu ruang potensial adalah ruang di antara
pleura visreal dan parietal paru-paru. Biasanya hanya ada 10-15 ml cairan sangat
kental dalam ruang ini, tetapi dalam keadaan abnormal jumlah rata-rata sekitar 40
3. Perbedaan tekanan osmotik dpt menyebabkan transpor aktif garam dan diikuti
4. Air dan elektrolit dlm tubuh meningkat bila yg masuk lebih besar daripada yg
keluar.
58
Mengonsumsi air cukup dalam sehari akan memperlancar sistem pencernaan
3. Melarutkan dan membawa nutrisi, Oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh.
Dehidrasi
Terjadi saat air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja
59
Dehidrasi terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Dehidrasi ringan
2. Dehidrasi sedang
3. Dehidrasi berat
1. Dehidrasi Ringan
mengantuk/lelah
Haus
urin sedikit
2. Dehidrasi Sedang
jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan. Ciri-ciri:
Pingsan
60
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Kejang
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
3. Dehidrasi Berat
jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan. Ciri-Ciri:
haus berat
tidak berkeringat
mata cekung
Menggigil
61
tekanan darah rendah
nadi cepat
kematian
Muntah-muntah yang hebat: di mana bersama air juga keluar hidrogen dan
(penimbunan basa).
Diare yang hebat: di mana bersama air & elektrolit juga keluar HCO3 dan
kali adalah cairan interstisial disusul dgn pergerakan pindah dari cairan
62
intravaskular (plasma). Kedua kompartemen cairan inilah yang paling cepat
berpindahnya.
Odem/Edema
rongga tubuh lebih dari jumlah yang biasa akibat gangguan pertukaran cairan
Tekanan darah meningkat sehingga darah seperti diperas ke jaringan. Hal ini
a. Bendungan vena cava inferior & vena dalam panggul yg menyebabkan edema
63
Hal ini menyebabkan tekanan osmotik koloid plasma berkurang sehingga daya
Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat permeabel pada keadaan tertentu
seperti:
64
terkena toksin infeksi kuman sehingga meningkatkan permeabilitas
Jumlah air yang masuk seperti biasa, tetapi pengeluaran air berkurang
65
BAB III PEMBAHASAN
Melihat dari kasus tersebut, Ibu Anne mengalami cepat lelah, wajah pucat
dengan mata yang berkunang-kunang. Gejala seperti itu dimulai 3 bulan yang lalu
dan semakin bertambah parah ketika sedang menstruasi dan ketika mengubah posisi.
Belakangan ini Ibu Anne juga mengalami sakit kepala yang terus menerus.
gr/dL. Dokter pun mendiagnosa bahwa Ibu Anne mengidap anemia defisiensi zat
besi. Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang dan penentuan penanganan yang tepat
untuk anemia ini, seperti pemberian vitamin dan mineral agar kadar hemoglobin
kembali normal.
Definisi dari anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh
rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan
menahun. Penyebab anemia ini yaitu kehilangan zat besi sebagai akibat perdarahan
menahun, faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi (bioavaibilitas) yang tidak baik, kebutuhan besi yang meningkat, dan
66
Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang
dikenal sebagai hemoglobin. Sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk
menyimpan dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu, sel
darah merah juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di
paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel darah merah, penyebaran oksigen akan
terganggu.
g/dL untuk wanita dan di bawah 13 g/dL untuk laki-laki . Terbukti bahwa Ibu Anne
Tindakan yang dilakukan pada penderita anemia defisiensi zat besi adalah
pemberian zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan
adalah pemberian tablet besi. Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan
untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh sebagai salah satu pengobatan
anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi makanan juga perlu ditingkatkan demi
menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang normal. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Penderita anemia defisiensi zat besi dapat melakukan
terapi, seperti terapi oral dan terapi parenteral. Terapi oral adalah dengan memberikan
67
preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat, sedangkan terapi
parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
68
BAB IV KESIMPULAN
Dari kasus yang telah diberikan, telah diketahui bahwa Ibu Anne
sama ternyata Ibu Anne terkena anemia. Ada beberapa tipe anemia, yaitu
pernisiosa, dan anemia sel sabit. Anemia ini disebabkan oleh beberapa faktor,
perdarahan menahun. Penanganan yang tepat dari anemia defisiensi zat besi
ini adalah pemberian zat besi dengan terapi oral dan terapi parental supaya
69
Daftar Pustaka
Dorland, W. A. Newman. 2014. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Ed. 28. Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Penentuan Defisiensi Besi Anemia Penyakit Kronis Menggunakan Peran Indeks Stfr-
F. [Jurnal]. Available at:
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-1-03.pdf [diakses 2 Maret
2015 pkl 22.00]
70