Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN AGNE VULGARIS”

Disusun Oleh:

Arvyan Eka Yuda P (1811003)


Guruh Galih Bhuwana (1811010)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah makalah “Acne Vulgaris”
ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
penugasan yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3

Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan


imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya. Terima
Kasih.

                                    

                                                                  Blitar,  22 Maret 2020

                                                                              Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Pathway
5. Klasifikasi
6. Manifestasi Klinis
7. Pemeriksaan Fisik
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
2. Diagnosa

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acne Vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea yang


umumnya terjdi pada remaja dan dapat sembuh sendiri. Umunya insiden terjadi pada
usia 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Penyebab dari acne vulgaris
ini ada bermacam-macam diantaranya stress, ras, hormonal cuaca dan lain-lain.
Penyakit ini cukuo merisaukan karena berhubungan dengan depresi dan ansetas yang
mana dapat mempengaruhi kepribadian, emosi, kesan diri dan harga diri, perasaan
isolasi social dan kemampuan untuk membentuk hubungan Acne Vulgaris merupakan
penyakit kulit yang umum di derita oleh masyarakat.

Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat mengenai prevalensi acne
vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Inggris 85% dari penduduk usia 12-24 tahun
menderita acne vulgaris.Pada masa remaja, acne vulgaris lebih sering terjadi pada pria
dari pada wanita. Sedangkan pada dewasa  acne vulgaris lebih sering pada wanita dari
pada pria. Acne tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja, 12% pada wanita dan
5% pada oria di usia 45 tahun, 5% pria dan wanita memiliki acne. Lesi awal acne
mungkin mulai terlihat pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih 50-60% terdapat pada usia
remaja.

Pada remaja yang berjerawat stimulasi androgenic akan meningkatkan daya


responsive kelenjar sebasa sehingga acne terjadi ketika duktus pilosebasa tersumbat
oleh tumpukan sebum.  

1.2 Rumusan  Masalah


1. Apa definisi dari acne vulgaris?
2. Bagaimana etiologi, gejala, komplikasi hingga penatalaksanaan pada  acne
vulkaris?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan acne vulgaris?
1.3 Tujuan

Makalah ini sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang acne


vulgaris serta mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnose keperawatan
pada klien dengan gangguan acne vulgaris.

  
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Acne Vulgaris adalah penyakit swasirna berupa peradangan menahun pada unit
folikel pilosebase yang banyak terjadi pada remaja.Gambaran klinis AV sering
pleimorfik yaitu berupa papul, pustule, nodul, dan jaringan parut.Acne Vulgaris dapat
terjadi di wajah, leher, dan lengan atas.Acne Vulgaris biasanya timbul pada masa
pubertas dan merupakan tanda awal peningkatan produksi hormone seks.

Definisi lain acne vulgaris atau di sebut juga common acne adalah penyakit
radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah,
dada dan punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna
merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehimgga tampak hitam pada
bagian tengahnya, atau membentuk pustule atau kista penyebab tak di ketahui, tetapi
telah dikemukakan banyak factor, termasuk stress, factor herediter, hormone, obat dan
bakteri, khususnya propionibacterium acnes, staphylococcus albus dan malassezia
furfur.

2.2 Etiologi

Acne vulgaris adalah penyakit yang di sebabkan multifactor, menurut pindha


(dalam tumbuh kembang remaja dan permasalahanya).

Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya acne adalah:

1) Faktor genetic
Factor genetic memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang
menderita acne. Penelitian di jerman menunjukan bahwa acne terdapat pada 45%
remaja yang salah satu kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila
kedua orang tuanya tidak menderita acne.
2) Faktor Ras
Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita acne dibandingkan
dengan yang berkulit hitam dan acne yang diderita lebih berat di bandingkan dengan
orang jepang.

3) Hormonal
Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh perkembang dan atau
keparahan dari jerawat.Beberapa factor fisiologis seperti menstruasi dapat
mempengaruhi acne.Pada wanita 60-70% acne yang di derita menjadi lebih parah
beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah
menstruasi.
4) Diet
Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total kalori
dan jenis makanan, walaupun beberapa penderita menyatakan acne bertambah parah
setelah mengkomsumsi beberapa makanan tertentu seperti coklat dan makanan
berlemak
5) Iklim
Cuaca yang panas dan lembab memperburuk acne.Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne.Pancaran sinar matahari
yang berlebihan dapat memperburuk acne.
6) Lingkungan
Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industry
dan pertambangan di bandingkan dengan di pedesaan.
7) Stres
Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional.
Mekanisme yang tepat dari proses jerawat tidak sepenuhnya di pahami. Namun di
ketahui di cirikan oleh sebelum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stress oksidatif
dan peradangan. Androgen mikroba dan pengaruh pathogenetic juga bekerja dalam
proses terjadinya jerawat.

Perubahan patogenik pertama dalam acne adalah

1) Kratinisasi yang abnormal pada epitel folikel, mengakibatkan    pengaruh pada


sel berkeratin didalam lumen.
2) Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea. Penderita dengan acne
vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata dan biasanya
keparahan acne sebanding dengan produksi sebum.
3) Proliferasi proprionebacteriumakne dalam folikel.
4) Radang                                                                    

2.3 Klasifikasi Agne

Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang dan
berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI / RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo sebagai berikut : (Djuanda, 2007).

1. Ringan
- Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predilesi
- Sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
- Sedikit tempat beradang pada 1 predilksi
2. Sedang
- Banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi
- Beberapa lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
- beberapa tempat beradang pada 1 predilksi
3. Berat
- Banya lesi tidak beradang pada satu predileksi
- Banyak lesi beradang pada 1 predileksi

Dalam klasifikasi ini dikatan sedikit apabila jumlah <5, beberapa 5-10 dan
banyak >10 lesi. Tak beradang meliputi komedo putih, komedo hitam dan papul.
Sedangkan beradang meliputi pustule, nodus dan kista.
2.4 Pathway

Diet, hygine dan lingkungan KURANG PENGETAHUAN

Stimulasi kelenjar sebasea Peningkatan hormon androgen,


genetik, ras, stres

Kelenjar sebasea membesar GANGGUAN RASA


NYAMAN

Sekresi sebum
Gatal

Sebum mencapai folikel


rambut Sekresi mediator
kimia (histamine)

Masuk ke permukaan kulit


Respon peradangan

Duktus pilosebaseus
tersumbat Faktor mekanik: mengusap,
menggaruk, dan memencet Jaringan kulit rusak
jerawat

TERBENTUK ACNE

Inflamasi di dalam jaringan Sebum bergabung dengan Penipisan dinding folikuler


kulit keratin

Terbentuk pustul
Terbentuk papul Terbentuk whitehead comedo

Pustul pecah
Whitehead comedo
teroksidasi
Isi folikuler pecah dan
mengiritasi dermis
Terbentuk blackhead comedo

Terbentuk nodul
2.5 Gejala Klinis

Acne Vulgaris di tandai dengan empat tipe dasar lesi, komedo terbuka dan
tertutup, papula, pustule dan lesi nodulokistik. Salah atau lebih tipe lesi dapat
mendominasi bentuk yang paling ringan yang paling sering terlihat pada awal usia
remaja,lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat mengenai dada,
punggung atas dan daerah deltoid.Lesi yang mendominasi pada kening.

2.6 Patofisiologi

Jerawat merupakan proses inflamasi kronik pada kelenjar sebasea, yang sering
di alami oleh remaja dan dewasa muda dan akan menghilang dengan sendirinya pada
usia 20-30 tahun. Walaupun demikian ada banyak kasus orang setengah baya yang
mengalami acne.Acne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum.

Pada system hormone, hormone androgen adalah perangsang sekresi sebum,


sedangkan estrogen mengurangi produksi sebum.Suatu mendadak serangan acne yang
di sertai hirsutisme dan kelainan menstruasi mungkin menunjukan adanya gangguan
endokrin. Pada pasien wanita acne pada wanita berusia sekitar 20-an. 30-an dan 40-an
sering kali di sebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya minyak dan
menimbulkan komedo. Faktor-faktor mekanik seperti mengusap tekanan friksi dapat
juga mencetuskan acne . Kortikosteroid oral kronik yang di pakai untuk mengobati
penyakit lain(seperti lupus eritemasus sistemik atau transplan ginjal) dapat
menimbulkan putula di permukaan kulit wajah, dada, dan punggung.

Konstrasepsi iral biasanya dapat membantu pengobatan acne karena


mengandung estrogen. Akan tetapi pada beberapa wanita, konstrasepsi oral justru dapat
memperburuk keadaan. Obat-obatan lain yang memperberat acne adalah bromide,
yodida, difetonin, litium, dan hidrazid asam isonikotinat.

2.7  Komplikasi Acne Vulgaris

Semua tipe acne berpotensi meninggalkan akula eritema yang bersifat sementara
setelah lesi sembuh.Pada warna kulit yang lebih gelap, hiperpigmentasi post inflamasi
dapat bertahan berbulan-bulan setelah lesi acne sembuh. Acne juga dapat menyebabkan
terjadinya scar pada beberapa individu. Selain itu adanya acne juga menyebabkan
dampak psikologis.Di katakana 30-50% penderita acne mengalami gangguan psikiatrik
karena adanya acne.

2.8  Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ini adalah mengurangi koloni bakteri,


menurunkan aktivitas kelenjar sebasea, mencegah agar folikel tidak tersumbat,
mengurangi inflamasi, memerangi sekunder, meminimalkan pembentukan jaringan
parut dan mengeliminasi factor-faktor predisposisi terjadinya acne.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pengobatan acne yaitu:

1. Perhatian terhadap keadaan emosional remaja tidak boleh di abaikan


2. Pengobatan perlu waktu beberapa bulan dan pengobatan topical sering
menyebabkan acne lebih parah dalam 3-4 minggu
3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita wanita perlu di periksa
adanya histurisme, alopsi dan obesitas. Perlu di tanyakan tentang siklus
menstruasi dan penggunaa pil kontraksi oral.
4. Diet makanan tidak meningkatkan keparahan acne sehingga pembatasan diet
tidak perlu di lakukan, kecuali pada penderita yang mengeluhkan penyalitnya
memburuk setelah menkomsumsi makanan tertentu.

2.9  Medikamentosa

Medikamentosa terdiri dari:

1. Pengobatan topical
Pengobatan topical di lakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas: bahan
iritan yang dapat mengelupas kulit; antibiotika topical yang dapat mengurangi
jumlah mikroba dan folikel acne vulgaris seperti Eritromycin dan Clindamycin anti
peradangan topical dan lainnya seperti asam laktat 10% yang untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik.
Benzoil peroksida memiliki efek anti bacterial yang poten. Retinoid topical akan
menormalkan proses keratinasi epitel folikuler, sehingga dapat mengurangi komedo
dan menghambat terbentuknya lesi baru
2. Non medikamentosa
Nasehat untuk memberitahu penderita mengenai seluk beluk acne vulgaris.P
erawatan wajah, perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika, diet, emosi dan
factor psikosomatik
BAB 3

KONSEP ASKEP

1. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
a. Data subjektif
1. Pasien mengeluh gatal pada wajah
2. Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
3. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
b. Data objektif
1. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas
dan lengan bagian atas
2. Terdapat pus
3. Terdapat darah
4. Pasien tampak cemas
5. Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
6. Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
c. Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada
distribusi sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau
blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan
apapun. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan
peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang
terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan atas juga sering terkena
jerawat juga.
Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi
komedo (comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan
komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi
peradangan (inflammatory lesions.
Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan
adanya komedo dan papula peradangan.
Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki
komedo, papula peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi
dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan.
Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul
besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut
(scarring)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d perubahan sekresi pH
b. Nyeri b/d agen pencedera fisiologis d/d infeksi
c. Defisit pengetahuan b/d kurang minat dalam belajar d/d penyakit akut
d. Gangguan intergritas kulit b/d factor mekanis

N SDKI SLKI SIKI


O
1. Resiko Infeksi b/d Setelah dilakukan perawatn selama 3x24 Pencegahan Infeksi
perubahan sekresi pH jam diharapkan tingkat infeksi Observasi
mendapatkan hasil : - Monitor tanda dan gejala
Kemerahan cukup menurun infeksi local dan sistemik
Nyeri cukup menurun
Terapeutik
Bengkak cukup menurun
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit
pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptic
pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi dan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
2. Nyeri b/d agen Setelah dilakukan perawatn selama 3x24 Observasi
pencedera fisiologis
jam diharapkan tingkat nyeri
d/d infeksi mendapatkan hasil : - Idenifikasi lokasi nyeri
Keluhan nyeri Cukup menurun - Identifikasi skala nyeri
Meringis Cukup menurun - Identifikasi respons nyeri
Sikap protektif Cukup menurun non verbal
- Identifikasi factor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik non-
farmakologis untuk
memperingan rasa nyeri
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan perawatn selama 3x24 Observasi
b/d kurang minat
jam diharapkan tingkat pengetahuan Terapeutik
dalam belajar d/d
penyakit akut mendapatkan hasil : Edukasi
Perilaku sesuai anjuran Cukup Kolaborasi
meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Cukup meningkat
Persepsi yang keliru terhadap masalah
Cukup menurun
4. Gangguan intergritas Setelah dilakukan perawatn selama 3x24 Observasi
kulit b/d factor
jam diharapkan mendapatkan hasil : Terapeutik
mekanis
Kerusakan jaringan Cukup Menurun Edukasi
Kerusakan lapisan kulit Cukup Kolaborasi
Menurun
Nyeri Cukup menurun
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Acne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebaseayang


umumnya terjadi pada remaja, yang sering ditemukan pada daerah muka, leher serta
badan bagian atas.Hampir semua orang pernah mengalami penyakit ini sehingga acne
vulgaris ini di sebut sebagai penyakit kulit yang timbul secara fisiologis. Untuk
mencegah timbulnya acne di anjurkan beberapa hal yaitu: diet, perawatan kulit dan
memberikan informasi yang cukup kepada pasien mengenai penyebab penyakit serta
pencegahanya.

4.2    Saran

Dari hasil pembahasan di atas, maka di sarankan agar dalam memberikan  asuhan
keperawatan kepada pasien dengan acne vulgaris harus di perhatikan  pendidikan
kesehatan yang penting yakni: diet, perawatan diri dan menghindari kosmetik yang
berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

Suddarth, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. 1992. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis,
Edisi 6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai