AsKep Acne Vulgaris
AsKep Acne Vulgaris
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah makalah “Acne Vulgaris”
ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu
penugasan yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Pathway
5. Klasifikasi
6. Manifestasi Klinis
7. Pemeriksaan Fisik
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat mengenai prevalensi acne
vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Inggris 85% dari penduduk usia 12-24 tahun
menderita acne vulgaris.Pada masa remaja, acne vulgaris lebih sering terjadi pada pria
dari pada wanita. Sedangkan pada dewasa acne vulgaris lebih sering pada wanita dari
pada pria. Acne tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja, 12% pada wanita dan
5% pada oria di usia 45 tahun, 5% pria dan wanita memiliki acne. Lesi awal acne
mungkin mulai terlihat pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih 50-60% terdapat pada usia
remaja.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Acne Vulgaris adalah penyakit swasirna berupa peradangan menahun pada unit
folikel pilosebase yang banyak terjadi pada remaja.Gambaran klinis AV sering
pleimorfik yaitu berupa papul, pustule, nodul, dan jaringan parut.Acne Vulgaris dapat
terjadi di wajah, leher, dan lengan atas.Acne Vulgaris biasanya timbul pada masa
pubertas dan merupakan tanda awal peningkatan produksi hormone seks.
Definisi lain acne vulgaris atau di sebut juga common acne adalah penyakit
radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah,
dada dan punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna
merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehimgga tampak hitam pada
bagian tengahnya, atau membentuk pustule atau kista penyebab tak di ketahui, tetapi
telah dikemukakan banyak factor, termasuk stress, factor herediter, hormone, obat dan
bakteri, khususnya propionibacterium acnes, staphylococcus albus dan malassezia
furfur.
2.2 Etiologi
1) Faktor genetic
Factor genetic memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang
menderita acne. Penelitian di jerman menunjukan bahwa acne terdapat pada 45%
remaja yang salah satu kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila
kedua orang tuanya tidak menderita acne.
2) Faktor Ras
Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita acne dibandingkan
dengan yang berkulit hitam dan acne yang diderita lebih berat di bandingkan dengan
orang jepang.
3) Hormonal
Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh perkembang dan atau
keparahan dari jerawat.Beberapa factor fisiologis seperti menstruasi dapat
mempengaruhi acne.Pada wanita 60-70% acne yang di derita menjadi lebih parah
beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah
menstruasi.
4) Diet
Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total kalori
dan jenis makanan, walaupun beberapa penderita menyatakan acne bertambah parah
setelah mengkomsumsi beberapa makanan tertentu seperti coklat dan makanan
berlemak
5) Iklim
Cuaca yang panas dan lembab memperburuk acne.Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne.Pancaran sinar matahari
yang berlebihan dapat memperburuk acne.
6) Lingkungan
Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industry
dan pertambangan di bandingkan dengan di pedesaan.
7) Stres
Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional.
Mekanisme yang tepat dari proses jerawat tidak sepenuhnya di pahami. Namun di
ketahui di cirikan oleh sebelum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stress oksidatif
dan peradangan. Androgen mikroba dan pengaruh pathogenetic juga bekerja dalam
proses terjadinya jerawat.
Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang dan
berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI / RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo sebagai berikut : (Djuanda, 2007).
1. Ringan
- Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predilesi
- Sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
- Sedikit tempat beradang pada 1 predilksi
2. Sedang
- Banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi
- Beberapa lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
- beberapa tempat beradang pada 1 predilksi
3. Berat
- Banya lesi tidak beradang pada satu predileksi
- Banyak lesi beradang pada 1 predileksi
Dalam klasifikasi ini dikatan sedikit apabila jumlah <5, beberapa 5-10 dan
banyak >10 lesi. Tak beradang meliputi komedo putih, komedo hitam dan papul.
Sedangkan beradang meliputi pustule, nodus dan kista.
2.4 Pathway
Sekresi sebum
Gatal
Duktus pilosebaseus
tersumbat Faktor mekanik: mengusap,
menggaruk, dan memencet Jaringan kulit rusak
jerawat
TERBENTUK ACNE
Terbentuk pustul
Terbentuk papul Terbentuk whitehead comedo
Pustul pecah
Whitehead comedo
teroksidasi
Isi folikuler pecah dan
mengiritasi dermis
Terbentuk blackhead comedo
Terbentuk nodul
2.5 Gejala Klinis
Acne Vulgaris di tandai dengan empat tipe dasar lesi, komedo terbuka dan
tertutup, papula, pustule dan lesi nodulokistik. Salah atau lebih tipe lesi dapat
mendominasi bentuk yang paling ringan yang paling sering terlihat pada awal usia
remaja,lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat mengenai dada,
punggung atas dan daerah deltoid.Lesi yang mendominasi pada kening.
2.6 Patofisiologi
Jerawat merupakan proses inflamasi kronik pada kelenjar sebasea, yang sering
di alami oleh remaja dan dewasa muda dan akan menghilang dengan sendirinya pada
usia 20-30 tahun. Walaupun demikian ada banyak kasus orang setengah baya yang
mengalami acne.Acne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum.
Semua tipe acne berpotensi meninggalkan akula eritema yang bersifat sementara
setelah lesi sembuh.Pada warna kulit yang lebih gelap, hiperpigmentasi post inflamasi
dapat bertahan berbulan-bulan setelah lesi acne sembuh. Acne juga dapat menyebabkan
terjadinya scar pada beberapa individu. Selain itu adanya acne juga menyebabkan
dampak psikologis.Di katakana 30-50% penderita acne mengalami gangguan psikiatrik
karena adanya acne.
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Medikamentosa
1. Pengobatan topical
Pengobatan topical di lakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas: bahan
iritan yang dapat mengelupas kulit; antibiotika topical yang dapat mengurangi
jumlah mikroba dan folikel acne vulgaris seperti Eritromycin dan Clindamycin anti
peradangan topical dan lainnya seperti asam laktat 10% yang untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik.
Benzoil peroksida memiliki efek anti bacterial yang poten. Retinoid topical akan
menormalkan proses keratinasi epitel folikuler, sehingga dapat mengurangi komedo
dan menghambat terbentuknya lesi baru
2. Non medikamentosa
Nasehat untuk memberitahu penderita mengenai seluk beluk acne vulgaris.P
erawatan wajah, perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika, diet, emosi dan
factor psikosomatik
BAB 3
KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
a. Data subjektif
1. Pasien mengeluh gatal pada wajah
2. Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
3. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
b. Data objektif
1. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas
dan lengan bagian atas
2. Terdapat pus
3. Terdapat darah
4. Pasien tampak cemas
5. Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
6. Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
c. Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada
distribusi sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau
blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan
apapun. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan
peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang
terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan atas juga sering terkena
jerawat juga.
Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi
komedo (comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan
komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi
peradangan (inflammatory lesions.
Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan
adanya komedo dan papula peradangan.
Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki
komedo, papula peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi
dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan.
Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul
besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut
(scarring)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d perubahan sekresi pH
b. Nyeri b/d agen pencedera fisiologis d/d infeksi
c. Defisit pengetahuan b/d kurang minat dalam belajar d/d penyakit akut
d. Gangguan intergritas kulit b/d factor mekanis
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dari hasil pembahasan di atas, maka di sarankan agar dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan acne vulgaris harus di perhatikan pendidikan
kesehatan yang penting yakni: diet, perawatan diri dan menghindari kosmetik yang
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Suddarth, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. 1992. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis,
Edisi 6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC