Anda di halaman 1dari 17

KEBIASAAN BELAJAR

Melakukan sesuatu yang sama Proses menuju perubahan


secara berulang (berpola). (baik maupun buruk).

Aunurrahman (2010: 185) “kebiasaan


belajar adalah perilaku belajar seseorang
yang telah tertanam dalam waktu yang
relatif lama sehingga memberikan ciri
dalam aktifitas belajar yang dilakukan”
ASPEK KEBIASAAN BELAJAR
Menurut Noehi Nasution dkk (1992: 80)

1. Target atau hasil kerja yang realistis antara lain rencana


kerja yang terinci lebih baik dari pada yang besar-besar
(ambisius),
2. Hadiah (rewards) atas hasil pekerjaan perlu diperhatikan
agar memperkuat minat dan semangat belajar,
3. Ketepatan waktu dalam belajar/bekerja,
4. Belajar keseluruhan dan bagian,
5. Pengorganisasian bahan belajar yang baik, dan
6. Penyempurnaan program belajar-mengajar sesuai dengan
kebutuhan.
GAYA BELAJAR
Menurut Bobby DePorter & Hernacki,

Gaya belajar merupakan suatu


kombinasi dari bagaimana ia
menyerap, dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi.

MACAM-
MACAM GAYA
BELAJAR
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki

Mengamati Melihat Memandang

Seseorang yang senang ilustrasi, membaca instruksi,


mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya. Gaya belajar secara visual
dilakukan seseorang untuk memperolah informasi
seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik,
dan sebagainya.
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki

Mendengar Diskusi Berdialog

Gaya belajar dengan cara mendengar. Orang dengan gaya belajar ini,
lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk
melakukan aktivitas belajar. dengan cara mendengar ceramah, radio,
berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui
nada (nyanyian/lagu).
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki

Bergerak Meraba Menyentuh

Mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik.


Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap
pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil
tindakan. Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan
yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan. Selain itu,
belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau
pengalaman belajar secara langsung.
KEBIASAAN BERPIKIR
Pembiasaan mengakibatkan pengurangan
kekeliruan sehingga tercipta perilaku yang baik
karena adanya stimulus. Russel mengatakan
bahwa the great bulk of our knowledge is a
habit. Yang berarti bahwa sebagian besar
pengetahuan kita adalah kebiasaan. Oleh
karena itu maka, tujuan pembelajaran
seharusnya membangun kebiasaan berpikir
siswa.
“Someone's memory
or their ability to
think, feel emotions,
and be aware of
things”
KEBIASAAN BERPIKIR
Adalah kerangka atau pola
kognitif yang berguna sebagai
pedoman seseorang dalam
berpikir, bertindak, dan
bertingkah laku dalam
merespon suatu situasi baik
dalam konteks pembelajaran di
sekolah maupun di lingkungan
kesehariannya.
Costa dan Kallick mengidentifikasi
bahwa terdapat 16 gambaran kebiasaan berpikir

(9) Thinking And Communicating With


Clarity And Precision,
(1) Persisting,
(10) Gathering Data Through All
(2) Managing Impulsivity,
Senses,
(3) Listening With Understanding And
(11) Creating, Imagining,and
Empathy,
Innovating,
(4) Thinking Flexibly,
(12) Responding With Wonderment And
(5) Thinking About Thinking,
Awe,
(6) Striving For Accuracy,
(13) Taking Responsible Risks,
(7) Questioning And Posing Problems,
(14) Finding Humor,
(8) Applied Past Knowledge To New
(15) Thinking Interdependently,
Situation,
(16) Remaining Open To Continuous
Learning.
KONSEP DIRI (SELF CONCEPT)
Gambaran, pandangan, pikiran, perasaan,
mengenai diri sendiri dan pandangan diri di
mata orang lain yang meliputi keyakinan fisik,
psikologis, sosial, emosional, dan prestasi
yang mereka capai.
PEMBENTUKAN
KONSEP DIRI
Bagaimana anak melihat
Primer
dirinya melalui mata
Terbentuk dari orang lain
pengalaman dengan
anggota keluarga SELF IMAGE
Sekunder Cara seseorang melihat
Terbentuk akibat
dirinya dan berpikir
dari meningkatnnya mengenai dirinya
pergaulan SELF ESTEEM

HIGH SELF ESTEEM LOW SELF ESTEEM


Harga diri berkembang pada masa awal kanak-
kanak dan terbentuk dari interaksi anak dengan
Amaryllia Puspasari (2007: 43-45) menyebutkan beberapa faktor
yang mempengaruhi konsep diri, yaitu sebagai berikut.

1. Keterbatasan ekonomi

Lingkungan dengan keterbatasan ekonomi dapat menimbulkan


masalah perkembangan. Kesulitan hidup secara ekonomi dapat
mengakibatkan konsep diri yang rendah pada diri anak.

2. Kelas sosial

Kelompok-kelompok yang menganggap dirinya kelompok


minoritas, cenderung mempunyai konsep diri yang rendah. Hal ini
berkaitan dengan rendahnya kelas sosial mereka.
Husdarta dan Nurlan Kusmaedi (2010: 199-201)
menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi konsep
diri pada anak usia sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.

Kondisi Fisik Bentuk Tubuh Intelegensi Keberhasilan Dan Kegagalan

Dukungan Sosial Nama Dan Julukan Status Sosial Ekonomi


KEMANDIRIAN
BELAJAR

Thoha (1996) menyatakan bahwa kemandirian


belajar adalah aktifitas belajar yang didorong oleh
kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab
sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu
mempertanggungjawabkan tindakannya.
CIRI – CIRI KEMANDIRIAN
BELAJAR
Thoha (1996) mengemukakan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut :

 Mampu berpikir kritis

 Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain

 Tidak lari dan menghindari masalah

 Apabila menjumpai masalah dapat dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan dari
orang lain.

 Berusaha dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan

 Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri

Anda mungkin juga menyukai