NPM : 173110152
Kelas : 6B Sore / Gen.i
TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu : Samsuar, S.Si.,M.T
Buatlah masing-masing 5 contoh pengacuan metode Harvard dan Vancouver daftar pustaka
tentang farmasi
Daftar Pustaka
Danim, S. 2003. Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC
Djaali dan Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT.
Grasindo
Griffin, J. 2003. Customer loyalty: Menumbuhkan dan mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan. Diterjemahkan oleh Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.
Gumilar, Ivan. (2007). Metode Riset Untuk Bisnis & Manajemen. Bandung: Utama
Universitas Widyatama, Hal. 20-25.
Juliandi, I., Irfan, dan S. Manurung. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Konsep dan
Aplikasi. Medan: UMSU Press.
Daftar Pustaka
Bauer Larry A. 2008, Applied Clinical Pharmacokinetics, The Mac Graw Hill, p485-
541.
Collin A. H., Miya R.A., Ranjani M, James W.W., Stephanie J.P., Raj D. S., Jesus E.
P., Wendy M.Z., Lisa S.H.2008, Association of non-adherence to antiepileptic drugs
and seizures, quality of life, and productivity: Survey of patients with epilepsy and
physicians, Epilepsy & Behavior,13: 316–322.
Gomes MDM, Maia Filho HDS, Noe RA.1998, Anti-epileptic drug intake adherence.
The value of the blood drug level measurement and the clinical approach.Arquivos de
Neuropsiquiatria 56:708–713.
Refdanita, Maksum, R., Nurgani, A., dan Endang, P. 2004. Pola Kepekaan Kuman
Terhadap Antibiotika Di Ruang Rawat Intensif RS Fatmawati Jakarta Tahun 2001-
2002. Makara, Kesehatan, Vol.8(2): 41-48 .
Daftar Pustaka
Anief. (1997). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Badan Pusat Statistik. (2015). Medan Sunggal dalam Angka 2015. Medan: Badan
Pusat Statistik Kota Medan.
Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Departemen Gizi dan Sumber daya
Keluarga, Fakultas Pertanian IPB. Hal. 11. Universitas Sumatera Utara Kristina, S.,
Prabandari, Y., dan Sudjaswadi, R. (2008).
Daftar Pustaka
Anonim, Puslitbangtri-Departemen Pertanian (1992). Sepuluh Tahun Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 1982-1991. Sumbangan Penelitian
dalam Pembangunan Perkebunan Rakyat, Bogor.
Fellows, L (1992).The Lancet, 339, 130.Katno dan Pramono S. 2010.Tingkat
Manfaat dan Keamanan Tumbuhan Obat dan Obat Tradisional.
(Online).Jurnal.Tersedia di:http://cintaialam.tripod.co sutarjo, R, M.1999.
Pengelolaan Tanaman. Semarang
Sinambela, J M., 2003. Standarisasi Sediaan Obat Herba. Makalah pada Seminar dan
Pameran Nasional POKJANAS TOI, Jakarta, 25-26 Maret.
Nurmalasari, N., Sukarsa, S., & Hidayah, H. A. (2012). Studi Kasus Pemanfaatan
Tumbuhan Sebagai Obat-Obatan Tradisional Oleh Masyarakat Adat Kampung Naga
Di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Biosfera, 29(3) :141-150.
WHO, Guidelines for ATC Classification and DDD Assignment 2011, 14 th Edition,
Oslo, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology; 2011.
WHO, ATC/ DDD Index 2016, Oslo WHO Collaborating Centre for Drug
Statistics Methodology; 2016.
Putra, Raden Ardhi, Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi dengan Metode ATC/
DDD pada Pasien Stroke Rawat Inap RSUD “B” Tahun 2010 dan 2011 (skripsi),
Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012.
Chen Y., Anatomical Theurapetic Chemical (ATC) classification and the Defined
Daily Dose (DDD): principles for classifying and quantifying drug use, International
Conference on Pharmacoepidemiology and Therapeutic Risk Management; 2014
Oktober 24-27; Whitwhouse Station, USA; 2014.
Pujiati, Sri, Tingkat Peresepan Antibiotik di Puskesmas X Tahun 2012 dan 2013
dengan Metode ATC/DDD (skripsi), Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2014
WHO, Guidelines for ATC classification and DDD assignment 2013, Oslo, WHO
Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology; 2013.
2) Efek Sinergis Kombinasi Chlorhexidine dan Alkohol Terhadap Daya Hambat
Pertumbuhan Staphylococcus Aureus
Pendahuluan
Antiseptik merupakan suatu zat kimia yang memiliki kerja untuk
menghancurkan mikroorganisme ataupun menghambat kerjanya, sehingga dapat
mencegah terjadinya suatu infeksi.1 Antiseptik dapat dibedakan dengan disinfektan
dari tempat kerjanya, di mana antiseptik digunakan pada sesuatu yang hidup dan
disinfektan digunakan untuk benda yang mati. Antiseptik juga dapat dibedakan
dengan antibiotik, di mana kerja dari antibiotik adalah spesifik dengan
mikroorganisme tertentu, dan antiseptik kerjanya lebih umum.1
Chlorhexidine merupakan salah satu jenis antiseptik. Chlorhexidine
umumnya digunakan dalam antiseptik kumur, tapi terkadang dapat juga diberikan
dalam sabun antiseptik.2
Chlorhexidine merupakan suatu bakterisida yang bekerja dengan cara
merusak dinding sel dan membran luar sel, sehingga mengakibatkan kebocoran
intraseluler, dan pada akhirnya koagulasi sitosol.1 Alkohol merupakan contoh lain
dari antiseptic. Alkohol bersifat sebagai bakterisida, dengan cara merusak membran
sel dari bakteri, sehingga komponen intraseluler akan keluar. Alkohol juga bekerja
dengan cara mendenaturasi protein-protein yang berada dalam sel, sehingga kinerja
dari enzim bakteri akan terhambat, mengakibatkan proses metabolisme terganggu.3
Chlorhexidine dan alkohol memiliki mekanisme kerja yang mirip, sehingga
terdapat kombinasi antiseptic antar kedua zat tersebut. Mekanisme kerja yang mirip
seharusnya menghasilkan hasil yang sinergis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah kombinasi chlorhexidine-alkohol memberikan suatu efek yang
sinergis pada kedua jenis Gram bakteri.
Daftar Pustaka
Al-Adham I, Haddadin R, Collier P. Types of Microbicidal and Microbistatic Agents.
In: FRAISE AP, MAILLARD J-Y, SATTAR SA, editors. Russell, Hugo & Ayliffe’s
Principles and Practice of Disinfection, Preservation and Sterilization. 5th ed.
Blackwell Publishing; 2013. h. 5–70.
Foddai ACG, Grant IR, Dean M. Efficacy of Instant Hand Sanitizers against
Foodborne Pathogens Compared with Hand Washing with Soap and Water in Food
Preparation Settings: A Systematic Review. J Food Prot. 2016;79(6):1040–54.
Mcdonnell G, Russell AAD. Antiseptics and Disinfectants: Activity, Action, and
Resistance. 1999 [cited 2018 Jan 24];12(1):147–79. Diunduh dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC88911/pdf/cm000147.pdf
O’Driscoll NH, Labovitiadi O, Cushnie TPT, Matthews KH, Lamb AJ. Potassium
loss from chlorhexidine-treated bacterial pathogens is time- and concentration-
dependent and variable between species. Curr Microbiol. 2014;68(1):6–11.
Brahma, Marak, et al. ( 2012). Rational Use of Drug and Irrational Drug Com-
bination. The Internet Journal of Pharmacologi.Vol 10:1.
Adisasmito, Wiku. (2008). Kebijakan Standar Pelayanan Medik & Diagnosis Related
Group (DRG), Kelayakan Penerapannya di Indonesia. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Kementerian Kesehatan. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota. Republik Indonesia: Kemen-terian Kesehatan.
4) Efek Antihistamin Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava) pada Tikus
Putih (Rattus norvegicus) dengan Diinduksi Ovalbumin
Pendahuluan
Reaksi alergi atau hipersensitivitas merupakan reaktivitas khusus dari
kepekaan host terhadap suatu alergen berdasarkan proses imunologi yang timbul
pada kontak ke dua atau berikutnya1. Alergi merupakan kondisi kronis dengan
keterlibatan sistemik yang dapat menyebabkan disfungsi kekebalan tubuh dan
mendasari timbulnya penyakit tidak menular lainnya2.
Data World Allergy Organization (WAO) tahun 2013 menunjukan bahwa
prevalensi alergi di dunia diperkirakan sekitar 30-40% dari populasi dunia.
Manifestasi alergi yang terjadi seperti asma, rhinokonjungtivitis, dermatitis atopi atau
eksem, dan anafilaksis jumlahnya mengalami peningkatan setiap tahunnya2. Di dunia
diperkirakan terdapat sekitar 334 juta populasi penderita asma dan terdapat sekitar
2,5% populasi tersebut terdapat di Indonesia3.
Manajemen alergi selama ini tergantung pada kepatuhan penderita dalam
menghindari faktor pemicu serta pengobatan alergi yang digunakan untuk
memblokade mediator utama sehingga menurunkan efek alergi yang meluas4.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/MENKES/395/2017 tentang Daftar Obat Esensial Nasional menyatakan
bahwa obat antialergi yang tersedia di puskesmas dan rumah sakit meliputi,
deksametason, difenhidramin, epinefrin (adrenalin), klorfeniramin, loratadin, dan
cetirizine5.
Difenhidramin, klorfeniramin, loratadin, dan cetirizine termasuk obat
golongan antihistamin yang dapat menyebabkan efek samping pada penggunaan
jangka panjang. Penggunaan difenhidramin, klorfeniramin, loratadin, dan cetirizine
dapat menyebabkan gangguan pada sistem konduksi kardiovaskuler, retensi urin
akut, acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP), penurunan fungsi kognitif
dan gangguan neuromuscular junction6,7. Dengan demikian diperlukan upaya
pencarian obat alternatif untuk alergi dengan menggunakan tanaman obat.
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu dari tanaman di Indonesia
yang sering dijadikan sebagai tanaman obat. Tanaman tersebut memiliki kemampuan
terapeutik sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antispasmodik, dan
antiemetik8. Hasil ekstraksi daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan campuran
hidroetanol didapatkan kandungan senyawa kuersetin9. Hasil studi in vitro,
kandungan kuersetin pada ekstrak bawang Bombay (Allium cepa) yang diinjeksikan
kepada tikus yang diinduksi ovalbumin memiliki efek antialergi dengan mekanisme
stabilisasi membran sel mast, menghambat aktivitas eosinofil peroksidase dan protein
dalam Broncho Alveolar Lavage Fluid (BALF), serta menghambat pelepasan
histamin, leukotrien, prostaglandin D2, dan sitokin inflamasi lainnya10.
Berdasarkan uraian diatas diperlukan suatu upaya pengembangan obat alternatif
antialergi. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) yang mengandung kuersetin
diharapkan memiliki efek antihistamin yang berperan sebagai obat antialergi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihistamin ekstrak daun jambu biji
(Psidium guajava) pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi dengan
ovalbumin.
Daftar Pustaka
Indijah SW, Fajri P. Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016. 209
2017 p.
WAO. White Book on Allergy [Internet]. Pawankar R, Canonica GW, Holgate ST,
Blaiss MS, editor. Wisconsin: World Allergy Organization; 2013. 1-248 p. Diambil
dari: http://www.worldallergy.org/UserFiles/file/WhiteBook2-2013-v8.pdf
The Global Asthma Network. The Global Asthma Report 2014 [Internet]. Auckland:
GAN; 2014. 14-16 p. Diambil dari:
http://www.globalasthmareport.org/resources/Global_Asthma_Report_2014.pdf
EAACI. Global Atlas of Allergy [Internet]. Zurich: The European Academy of
Allergy and Clinical Immunology; 2014. Diambil dari:
http://www.eaaci.org/globalatlas/GlobalAtlasAllergy.pdf
Daftar Pustaka
Agustina, Ri., D. T. Indrawati, dan M. A. Masruhin. Aktivitas Ekstrak Daun Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 121 Salam (Eugenia poyantha) Sebagai Antiinflamsi
Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). J. Trop. Pharm. Chem. 2015;3(2):120-123.
Erlina R., A. Indah, dan Yanwirasti. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit
(Curcuma domestica Val.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, J. Sains dan
Teknologi Farmasi. 2007;12(2):112-115.
Widiyantoro, A., Lia D., Indri K., Supardi, Dedy G. H., Niwick, dkk. Aktivitas
Antiinflamsi Senyawa Bioaktif dari Kulit Batang Pauh Kijang (Irvingia malayana
Oliv. Ex. A. Benn) Terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi
Karagenan. Kaunia. 2012;8(2):118-126.
Rinayanti, A., Ema D., dan Melisha A. H. Uji Efek Antiinflamsi Fraksi Air Daun
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Shecff.) Boerl.) Terhadap Tikus Putih (Rattus
norvegicus L.). Pharm Sci Res. 2014;1(2):78-85.