Penyusun :
CIMAHI
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah dengan segala puji serta syukur ke hadirat TUHAN Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia,rahmat,serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang Ascending Reticular Activating System/ARAS , dosen pembimbing wisnu
adhi.
Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa dalam penyusunan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.Oleh karena itu , saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat
berguna dengan baik umumnya bagi para pembaca berserta khususnya saya bagi penulis
makalah ini dan para mahasiswa akademi fisioterapi rumkit TK.II Dustira .
Cimahi, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
2.1 fungsi
ARAS
(Ascending Reticular Activating System)
suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular
thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan serabut difus ke semua
area di korteks cerebri.
Jaras kesadarannya: masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri
menuju ARAS → diproyeksikan kembali ke korteks cerebri → terjadi peningkatan
aktivitas korteks dan kesadaran .
Tingkat Kesadaran Manusia:
Sadar → sadar penuh, orientasi baik terhadap orang, tempat dan waktu, kooperatif,
dapat mengingat angka yang diberitahukan beberapa menit sebelumnya.
Otomatisme → tingkah laku normal, dapat bicara, kesulitan mengingat, bertindak
otomatis tanpa tahu apa yang baru saja dilakukan.
Konfusi → canggung, mengalami gangguan daya ingat, kurang kooperatif, sulit
dibangunkan, bingung.
Delirium → disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif, agitasi, gelisah,
sulit dibangunkan dari tidurnya.
Stupor → diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara keras dan cahaya, berespo
baik terhadap rangsang sakit.
Stupor dalam → bisu, sulit dibangunkan, masih berespon terhadap nyeri.
Koma → tidak sadar, tidak berespon, refleks masi ada.
Koma ireversibel/mati → refleks tidak ada, pupil dilatasi, tidak ada denyut jantung
dan nafas.
Penurunan Kesadaran,
1. Lesi masa supra (infra tentorium) ditandai dengan peningkatan TIK dan disertai
kelainan fokal. Kelainan ini dapat berupa neoplasma, hematoma, infark cerebri dengan
oedema, abses, fokal ensefalitis, venus sinus trombosis.
2. Lesi destruktif pada subtentorial (lokal efek toksik) biasanya merupakan kerusakan
langsung dari ARAS, yang dapat berupa infark batang otak, rhombensefalitis,
demyelinasi batang otak, keracuana obat sedatif.
3. Lesi difus pada korteks cerebri yang merupakan lesi bilateral umumnya karena
hipoksia, iskemia, hipoglikemia, ketoasidosis, kelainan elektrolit, meningitis, ensefalitis,
ensefalomielitis,subarachnoid hemorrhage.
Kesadaran:
• Kualitatif : cara pengolahan “input” itu sehingga menghasilkan pola-pola “output” susunan
saraf pusat menentukan kualitas kesadaran, contoh: tingkah laku, perasaan hati, orientasi,
jalan pikiran, kecerdasan, daya ingat kejadian
Gangguan kesadaran :
2.Gangguan pada pusat kognitif, dimana gangguan ini lebih mempengaruhi fungsi mental, ekspresi,
psikologis, melibatkan sensasi, emosi dan proses berpikir (confusion, delirium, ilusi, halusinasi)
BAB II
Fungsi ARAS
system yang menjadikan orang sadar (aware) terhadap lingkungan dan mengirimkan sinyal
untuk membangkitkan fungsi otak melalui neurotransmitter, informasi yang masuk tersebut bisa
dari reseptor raba, lihat ataupun dengar yang dialirkan ke bagian otak oleh apa yang disebut
ARAS/ascending Reticular Activating system (kumpulan serabut saraf yang bergerak secara
menyebar seperti kipas ke hemisfer serebri.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com