Anda di halaman 1dari 9

ASCENDING RETICULAR ACTIVATING SYSTEM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas MAKALAH dari pa wisnu

Penyusun :

MUHAMMAD FAKHRI F (13.032)

AKADEMI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT DUSTIRA

CIMAHI

2016
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan segala puji serta syukur ke hadirat TUHAN Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia,rahmat,serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang Ascending Reticular Activating System/ARAS , dosen pembimbing wisnu
adhi.

Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa dalam penyusunan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.Oleh karena itu , saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Selanjutnya kami menyadari bahwa kekurangannya,oleh karena itu kami sangat


mengharapkan adanya koreksi berupa saran dan kritik dari semua pihak sehingga kami
dapat memperbaiki penulisan dan penyusunan makalah ini.

Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat
berguna dengan baik umumnya bagi para pembaca berserta khususnya saya bagi penulis
makalah ini dan para mahasiswa akademi fisioterapi rumkit TK.II Dustira .

Cimahi, 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian .....................................................................................................................
1.2 Tingkat kesadaran manusia ...........................................................................................
1.3 Penurunan kesadaran....................................................................................................

BAB II
2.1 fungsi

DAFTAR PUSTAKA ............................................................


Pengertian

ARAS
(Ascending Reticular Activating System)

 suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular
thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan serabut difus ke semua
area di korteks cerebri.

Formasio reticularis secara difus menerima dan menyebarkan rangsang, meneria


imput dari korteks cerebri, ganglia basalis, hipothalamus, sistem limbik, cerebellum,
medula spinalis dan semua sistem sensorik. Sedangkan serabut efferens formasio
retikularis yaitu ke medula spinalis, cerebellum, hipothalamus, sistem limbik dan
thalamus yang lalu akan berproyeksi ke korteks cerebri dan ganglia basalis. ARAS
juga mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di korteks,
sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek
eksitasi korteks secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS umum
memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus. Dalam
keadaan normal, sewaktu perjalanan ke korteks, sinyal sensorik dari serabut sensori
aferens menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika sistem
aferens terangsang seluruhna, proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan
terjaga.

Neurotransmitter yang berperan pada ARAS yaitu neurotransmitter kolinergik,


monoaminergik dan GABA. Korteks serebri merupakan bagian yang terbesar dari
susunan saraf pusat di mana korteks ini berperan dalam kesadaran akan diri sendiri
terhadap lingkungan atau input-input rangsang sensoris (awareness). Jadi
kesadaran akan bentuk tubuh, letak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan
kesadaran diri sendiri merupakan funsi area asosiasi somestetik (area 5 dan 7
brodmann) pada lobus parietalis superior meluas sampai permukaan medial
hemisfer.

Jaras kesadarannya: masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri
menuju ARAS → diproyeksikan kembali ke korteks cerebri → terjadi peningkatan
aktivitas korteks dan kesadaran .
Tingkat Kesadaran Manusia:

 Sadar → sadar penuh, orientasi baik terhadap orang, tempat dan waktu, kooperatif,
dapat mengingat angka yang diberitahukan beberapa menit sebelumnya.
 Otomatisme → tingkah laku normal, dapat bicara, kesulitan mengingat, bertindak
otomatis tanpa tahu apa yang baru saja dilakukan.
 Konfusi → canggung, mengalami gangguan daya ingat, kurang kooperatif, sulit
dibangunkan, bingung.
 Delirium → disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif, agitasi, gelisah,
sulit dibangunkan dari tidurnya.
 Stupor → diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara keras dan cahaya, berespo
baik terhadap rangsang sakit.
 Stupor dalam → bisu, sulit dibangunkan, masih berespon terhadap nyeri.
 Koma → tidak sadar, tidak berespon, refleks masi ada.
 Koma ireversibel/mati → refleks tidak ada, pupil dilatasi, tidak ada denyut jantung
dan nafas.

Penurunan Kesadaran,
1. Lesi masa supra (infra tentorium) ditandai dengan peningkatan TIK dan disertai
kelainan fokal. Kelainan ini dapat berupa neoplasma, hematoma, infark cerebri dengan
oedema, abses, fokal ensefalitis, venus sinus trombosis.
2. Lesi destruktif pada subtentorial (lokal efek toksik) biasanya merupakan kerusakan
langsung dari ARAS, yang dapat berupa infark batang otak, rhombensefalitis,
demyelinasi batang otak, keracuana obat sedatif.
3. Lesi difus pada korteks cerebri yang merupakan lesi bilateral umumnya karena
hipoksia, iskemia, hipoglikemia, ketoasidosis, kelainan elektrolit, meningitis, ensefalitis,
ensefalomielitis,subarachnoid hemorrhage.

Pemeriksaan tingkat kesadaran :

Kesadaran:

• Kuantitatif : jumlah “input” susunan saraf pusat menentukan derajat kesadaran.Pemeriksaan


dengan penilaian GCS

• Kualitatif : cara pengolahan “input” itu sehingga menghasilkan pola-pola “output” susunan
saraf pusat menentukan kualitas kesadaran, contoh: tingkah laku, perasaan hati, orientasi,
jalan pikiran, kecerdasan, daya ingat kejadian

Gangguan kesadaran :

Dapat dibagi menjadi 2, yaitu:


1.Gangguan pada ARAS dan kedua hemisfer cerebri (somnolen, stupor, coma)

2.Gangguan pada pusat kognitif, dimana gangguan ini lebih mempengaruhi fungsi mental, ekspresi,
psikologis, melibatkan sensasi, emosi dan proses berpikir (confusion, delirium, ilusi, halusinasi)

BAB II
Fungsi ARAS

system yang menjadikan orang sadar (aware) terhadap lingkungan dan mengirimkan sinyal
untuk membangkitkan fungsi otak melalui neurotransmitter, informasi yang masuk tersebut bisa
dari reseptor raba, lihat ataupun dengar yang dialirkan ke bagian otak oleh apa yang disebut
ARAS/ascending Reticular Activating system (kumpulan serabut saraf yang bergerak secara
menyebar seperti kipas ke hemisfer serebri.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai