Anda di halaman 1dari 3

RESUME MATERI PERKULIAHAN

(MATA KULIAH PENGELOLAAN OPT TERPADU – TM.12 PESTISIDA)

Nama : Anggi Arsy Purwandarini


NIM :171510701029
Dosis Dosis : jumlah pestisida yang dicampurkan/diencerkan dengan air
& digunakan untuk menyemprot target OPT dengan luasan tertentu.
Konsentrasi Konsentrasi : terbagi menjadi 3 macam, antara lain (1) konsentrasi
formulasi, yakni banyaknya pestisida dihitung dalam cc/gr bahan
pestisida per liter air yang dicampurkan; (2) konsentrasi bahan
aktif, yakni persentase bahan aktif yang terdapat dalam larutan jadi
(yang sudah dicampur air); (3) konsentrasi larutan, yakni
persentase kandungan pestisida yang terdapat dalam larutan jadi.

Tulisan dosis dan konsentrasi sering dijumpai pada label kemasan


pestisida. Dalam pengaplikasian pestisida, kedua istilah tersebut
sangat penting untuk dipahami supaya penggunaan pestisida bisa
tepat dan optimal. Penggunaan pestisida dengan dosis yang tidak
tepat akan menimbulkan berbagai masalah, misalnya pemakaian
secara berlebih akan merusak lingkungan, fitotoksik, memicu
peledakan populasi hama, serta pemakaian dalam dosis rendah
menyebabkan OPT yang dituju tidak mati dan akan mendorong
timbulnya resistensi.
Efektivitas Pestisida yang diformulasikan dengan bahan aktif tertentu harus
Pestisida memiliki kemampuan mengendalikan/mematikan OPT target. Dalam
pembuatan pestisida organik seringkali petani/formulator
menambahkan berbagai jenis bahan-bahan alami dari ekstrak
tumbuhan guna meningkatkan efektivitas pestisida. Salah satu
permasalah yang sering dijumpai saat ini adalah penurunan
efektivitas pestisida, baik pada daya membunuhnya, toksisitas, atau
karena resistensi OPT. Banyaknya merek pestisida yang beredar di
pasaran saat ini yang sejatinya memiliki kandungan bahan aktif dan
sistem kerja yang sama menjadi salah satu penyebab dari penurunan
efektivitas pestisida dan resistensi OPT terhadap pestisida. Hal ini
diperparah dengan kurangnya pengetahuan petani tentang
penggunaan pestisida secara tepat. Tindakan yang biasa dilakukan
petani terhadap pestisida yang kehilangan efektivitasnya adalah
dengan menambah dosis atau frekuensi aplikasi. Bila dengan cara
meningkatkan dosis/frekuensi aplikasi masih belum mampu
mengendalikan hama, petani cenderung akan menggunakan jenis
pestisida baru dengan harapan bisa lebih efektif dalam
mengendalikan OPT. Inilah yang menyebabkan terjadinya resistensi
OPT pada jenis pestisida yang baru.
Persistensi Persistensi : kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun
Pestisida pada bidang sasarannya atau pada lingkungan. Jenis pestisida yang
punya persistensi tinggi akan sangat berbahaya karena dapat
meracuni lingkungan, tidak mudah diuraikan di alam, sehingga bisa
bertahan dalam jangka waktu lama. Kandungan senyawa dari bahan
aktif pestisida dapat bertahan hingga puluhan tahun. Pestisida yang
persisten meninggalkan residu yang sulit dibersihkan pada tanaman
yang diaplikasikan. DDT dan senyawa hidrokarbon misalnya,
dilarang penggunaannya dalam pertanian karena punya sifat yang
sangat persisten. Senyawa hidrokarbon berklor dapat bertahan di
dalam tubuh manusia dan hewan karena tidak mudah disekresiskan,
sehingga senyawa ini dapat berpindah ke organisme lainnya
mengikuti aliran rantai makanan dan konsentrasinya cenderung
meningkat pada trofik yang lebih tinggi (bioakumulasi).

Mode of Entry
&
Mode of Action Mode of Entry

Racun perut Racun kontak Racun


(Stomach poison) (contact poison) Pernapasan

•Racun kontak
•Racun perut/lambung
Mode of •Racun nafas
Action •Racun syaraf
•Racun protoplasmik
•Racun sistemik

Anda mungkin juga menyukai