Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK 1

Pengertian, ruang lingkup dan manfaat belajar ilmu kalam

Di susun oleh :
Ismail 193121024

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
1. Menyusun rangkuman materi ilmu kalam dan aliran modern dalam Islam minimal
7 lembar.
 Pengertian, ruang lingkup dan manfaat belajar ilmu kalam

A. Pengertian ilmu kalam

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin menunjukkan bahwa
yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam merupakan suatu cabang ilmu yang
merupakan bagian dari displin ilmu-ilmu berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan
tentang ilmu ini.

Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-Ilmu juga berarti maha
mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf. Sedangkan kata kalam merupakan kata yang penuh
makna. Kalam berarti pengucapan atau ucapan.

Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajranajaran dasar itu
menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya
dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir
dan musyrik, soal surga dan neraka,

Mempelajari mata kuliah ilmu kalam merupakan salah satu dari tiga komponen utama rukun
iman. Ketiga komponen itu yaitu, nuthqun bi al-lisani (mengucapkan dengan lisan), „amalun bi
al-arkani (melaksanakan sesuai dengan rukun-rukun), dan tashiqun bi al-qalbi (membenarkan
dengan hati).

Ilmu kalam adalah ilmu yang tergolong eksklisif di kalangan umat Islam, itupun hanya
terbatas pada perguruang tinggi keagamaan Islam (PTKI) saja, yang merupakan mata kuliah
wajib bagi mahasiswa. Tidak banyak orang yang tau mengenai seluk beluk ilmu yang langka ini.
Kebanyakan para intelektual Muslim, lebih memilih filsafat sebagai pembentuk pola pikir, yang
dijadikan sebagai dasar. Sebagai penentuan segala sesuatu dalam bidang keilmuan. Padahal
dalam Islam, kerangka berfikir yang mirip, bahkan lebih kokoh sandarannya, telah tercipta jauh
sebelum keilmuan lain dalam Islam itu terbentuk, yaitu ilmu kalam.

Mengkaji aliran-aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami kerangka
berpikir dan proses pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan kalam. Pada dasarnya, potensi yang dimiliki setiap manusia, baik berupa
potensi biologis maupun potensi psikologis secara natural adalah sangat distingtif. Oleh sebab
itu, perbedaan kesimpulan antara satu pemikiran dan pemikiran lainnya dalam mengkaji suatu
objek tertentu merupakan suatu hal yang bersifat natural pula.

Aliran kalam lebih merupakan bentuk segregasi komitas dalam tubuh umat Islam yang
terbentuk karena adanya perbedaan pandangan dalam beberapa persoalan teologi Islam.
Perbedaan pandangan dalam beberapa persoalan teologi Islam. Perbedaan ini juga terjadi dalam
satu komunitas yang mengklaim menganut aliran kalam tertentu. Fenomena inilah yang lazim
terjadi dalam tradisi pemikiran kalam, hingga setiap aliran kalam masih memiliki golongan-
golongan yang berbeda satu sama lain. Hal itu disebabkan oleh adanya kecenderungan
berpandangan ekstrem pada satu sisi dan ada juga yang moderat dalam satu aliran pemikiran
kalam yang sama.

Tujuan Mata mempelajari ilmu kalam :

1. Meningkatkan kemampuan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan murid tentang ilmu


kalam sehingga menjadi muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan


pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman murid tentang akidah
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah Swt.

3. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia sebagai manifestasi dari ajaran dan
nilai-nilai akidah Islam

B. Ruang Lingkup Ilmu Kalam

Ilmu kalam karena membahas tentang ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil
Aqliyah dari permasalahan sifat kalam bagi Allah seperti persoalan. Apakah Alquran itu Qodim
(dahulu) atau Hadits (baru)
o Persoalan Qodimiyah Kalamullah
o Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli                  
o Penggunaan metode argumentasi yang menyerupai mantiq

• Ilmu Ushuluddin Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah
SWT, itu Esa Shifa, Esa Af’al dll. Atau yang membahas pokok-pokok Agama.
• Ilmu Tauhid Sebab penamaan Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas masalah keesaan Allah
SWT, adalah salah satu bagian yaitu I’tiqodun biannallahata’ala waahidada laasyariikalah,
• Teologi Islam Karena teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian
Tuhan dengan Alam semeseta karena teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat
luas maka bila di pautkan dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam
di sebut pula ilmu jaddal (debat) ilmu alqoid.

Ruang linkup ilmu kalam adalah membahas tentang aqidah islam yang terdapat dirukun iman :
ِ ‫بِ ْالقَد‬  َ‫ َوتُ ْؤ ِمن‬ ‫اآْل ِخ ِر‬ ‫ َو ْاليَوْ ِم‬ ‫ َو ُر ُسلِ ِه‬ ‫ َو ُكتُبِ ِه‬ ‫ َو َماَل ئِ َكتِ ِه‬ ِ ‫بِاهَّلل‬  َ‫تُ ْؤ ِمن‬ ‫أَ ْن‬
                      ‫ َو َشرِّ ِه‬ ‫خَ ي ِْر ِه‬ ‫َر‬
“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim no. 9)

Rukun iman yang terdiri dari 6 di bagi menjadi 4 katagori atau kelompok :

Ilahhiyah: aqidah yang berkaitan dengan ketuhanan (Allah dan Qodar)

Masalah ketuhanan membicarakan masalah :


•    Dzat Tuhan
•    Nama dan sifat Tuhan
•    Perbuatan Tuhan.

Nubuwwah: aqidah yang berkaitan dengan kenabian atau pemberitaan (Kitab dan Rosul)

•    Masalah kenabian membicarakan :


•    Kemukjizatan nabi-nabi
•    Nabi-nabi terakhir

Ruhaniyah: aqidah yang berkaitan dengan makhluk goib (Malaikat)

Sam’iyah: aqidah yang di yakinin berdasarkan wahyu Al-quran dan hadits (Hari akhir)

Masalah sam’iyyaat meliputi antara lain :


•    Masalah azab kubur    
•    Neraka
•    Surga

Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu:

A.)      Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya. Esensi ini dinamakan Qismul
Ilahiyat. Masalah-masalah yang diperdebatkan yaitu:

1.      Sifat-sifat Tuhan, apakah memang ada Sifat Tuhan atau tidak. Masalah ini di perdebatkan
oleh aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah.

2.      Qudrat dan Iradat Tuhan. Persoalan ini menimbulkan aliran Qadariyah dan Jabbariyah.

3.      Persoalan kemauan bebas manusia, masalah ini erat kaitannya dengan Qudrat dan Iradat
Tuhan.

4.      Masalah Al-Qur’an,  apakah makhluk atau tidak dan apakah Al-Qur’an azali atau baharu.

B.)      Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan antara Kholik dengan makhluk,


dalam hal ini membicarakan tentang:
1.      Utusan-utusan Tuhan atau petugas-petugas yang telah di tetapkan Tuhan melakukan
pekerjaan tertentu yaitu Malaikat.

2.      Wahyu yang disampaikan Tuhan sendiri kepada para rasul-Nya baik secara langsung
maupun dengan perantara Malaikat.

3. Para Rasul itu sendiri yang menerima perintah dari Tuhan untuk menyampaikan
ajarannya kepada manusia.

C.)      Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati nantinya yang disebut 
dengan Qismul Al-Sam’iyat. Hal ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1.            Kebangkitan manusia kembali di akhirat

2.            Hari perhitungan

3.            Persoalan shirat (jembatan)

4.            Persoalan yang berhubungan dengan tempat pembalasan yaitu surga atau neraka

Aqidah yang pertama di ajarkan nabi muhammad pada saat beliau di angkat menjadi rosul ada 3
yaitu

Bahwa muhammad adalah utusan allah swt.

1.      Bahwa tidak ada tuhan selain allah

2.      Bahwa ada kehidupan sesudah mati (Hari akhir)

Namun menurut Murthada Muthahhari di dalam bukunya, ilmu kalam merupakan sebuah disiplin
rasional dan logis namun kalau dilahat dari prakata dan asas-asas yang dipakai dalam argumen-
argumennya maka ilmu kalam terdiri atas 2 bagian.

  Aqli (rasional)

Didalam bagian aqli ini terbangun dari subtansi yang trasional murni. Dan kalupun ada
relevansinya dengan naqli maka hal itu adalah demi menjelaskan dan menegaskan pertimbangan
rasional. Namun ada masalah-masalah yang ada hubungannya dengan keesaan Allah, kenabian,
dan beberapa topik Kebangkitan, belumlah cukup kalau sekedar merujuk kepada naqli saja
namun kepada Al-Qur’an dan Sunah Nabi.

Naqli (riwayat)
Bagian naqli, kendatipun terbangun dari topik-topik yang ada kaitannya dengan doktrin-
doktrin agama atau akidah dan mengimaninya merupakan suatu keharusan namun karena topik-
topik ini statusnya berada dibawah topik kenabian, maka cukup mengutip bukti dari Al-Qur’an
dan Hadist Nabi SAW. Miasalnya dalam topik-topik yang berhubunga dengan imamah (tentu
saja dalam syiah, karena mengimani imamah dianggab sebagai dari ushuluddin), dan sebagian
besar topik yang ada kaitannya dengan kebangkitan.  

 Sumber Akidah

Sumber Akidah Islam adalah Al-quran dan As-sunnah.artinya apa saja yang disampaikan
oleh allah dalam Al-quran dan oleh rasullulah dalam sunah nya wajib di imani ( diyakini dan
diamalkan ).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash
yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan membuktikan secara
ilmiah kebenaran yang  disampaikan oleh Al-qur’an dan As sunnah. Itu pun harus didasri oleh
suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai dengan terbatasnya kemampuan 

semua makhluk allah. Akal tidak akan mampu mengjangkau masail ghaibiyah (masalah
ghaib), bahkan akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak terikat dengan ruang dan
waktu.

 Beberapa Kaidah Akidah

Sesuatu yang dapat diindra bisa diyakini keberadaan nya, kecuali apabila akal mengatakan
“tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.

Keyakinan, disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, bisa diperoleh melalui berita
kejujuran si pembawa berita tersebut benar-benar diyakini.

 Keberadaan sesuatu tidak dapat dimungkiri hanya karena tidak bisa dijangkau oleh indra.
 Sesuatu itu dapat dikhayalkan apabila ia pernah dijangkau oleh ini Akal hanya bisa
dijangkau hal-hal yang terikat oleh ruyang dan waktu.
 Iman adalah fitrah setiap manusia.
 Kepuasan materiil didunia sangat terbatas.
  Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya
allah.

 Fungsi akidah
Akidah adalah dasar atau pondasi untuk mendirikan bangunan. Kalau ajaran islam kita bagi
dalam sistematika akidah,ibadah,akhlak,dan muamalah,atau akidah,syariah dan akhlak,atau
iman,islam dan ihsan,ketiga atau keempat aspek di atas tidak bisa di pisahkan sama sekali satu
sama lainnyakarna semuanya saling terkait.

Keimanan atau kaidah dalam dunia keilmuaan (islam) di jabarkan melalui sesuatu disiplin
ilmu yang sering di istilahkan dengan ilmu tauhid,ilmu aqoid,ilmu kalam,ilmu usuludin,ilmu
hakikat,ilmu makrifat dan sebagainya.

Dengan demikian,aspek pokok dalam ilmu tauhid atau ilmu kalam adalah masalah keyakinan
akan eksistensi allah yang maha sempurna,maha kuasa dan sifat-sifat kesempurnaan. Keyakinan
akan eksistensi allah tersebut akan membawa seorang untuk mempercayai adanya malaikat-
malaikat,kitab-kitab suci yang diturunkan allah,nabi-nabi dan rosul-rosul allah, takdir dan
mempercayai adanya kehidupan sesudah mati.

Secara rinci,Hasbi Ash-shiddieq sebagaimana dikutip oleh Muhamaad Ahmad(1998: 9-


13)menyebutkan alasan ilmu ini disebut ilmu kalam, yaitu sebagai berikut :                             

 Problema yang diselisihkan oleh para ulama dalam ilmu ini yang menyebabkan umat
islam terpecah menjadi beberapa golongan adalah masalah kalam allah atau Al-quran
apakah iya di ciptakan(makhluk)atau tidak (Qodim).
 Materi-materi ilmu ini adalah masalah teori-teori(kalam),bukan sesuatu yang terwujud
dalam kenyataan atau diamalkan dengan anggota badan.
 Ilmu ini, dalam menerangkann cara atau jalan menetapkan dalil pokok-pokok akidah
serupa dengan ilmu mantik.
 Didalam ilmu ini,ulama-ulama mutaakhirin membicarakan hal-hal yang tidak di
bicarakan ualam salaf.

Dengan meyakini hal-hal tersebut, seseorang mukmin akan menyadari kewajibanya kepada
khalik. Sebab, antara amal perbuatan dan keyakinan terdapat kaitan erat dan amal perbuatan
yang timbul merupkan konsekkuensi logis dari keyakinan yang ada dalam diri seseorang
mukmin terhadap allah SWT.oleh karena itu,materi kajian ilmu kalam (akidah)adalah sebagai
berikut:

 Hal-hal yang berkaitan dengan allah swt termasuk di dalamnya tentang ketentuan takdir
allah kepada makhluk-makhluknya
 Hal-hal yang berkaitan dengan utusan allah sebagai perantara antara allah dan manusia.
 Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sesudah mati

Ilmu tauhid dalam membahas persoalan-persoalan tentang tuhan dan hal-hal yang
berhubungan dengannya bersumber pada kita suci dan hadits nabi saw. Dan akal manusia dapat
menangkap ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang ada dalam kedua sember tersebut. Tanpa
mendapat bimbingan dari kedua tersebut, sangat mungkin akal akan memasuki perjalanan yang
sesat, terutama dalam memehami keesaan dan keberadaan tuhan.

Menurut akal, kebenaran sesuatu dapat diamati,teliti dan dicapai oleh akal.dan akal merupkan
pemberian tertinggi dari allah setelah iman(hidayah).oleh karena itu, keyakinan dan akal
pemikiran yang saling bertemu akan menguatkan pemahaman seseorang tentang sesuatu.

Sebutan tentangn ilmu kalam pernah dibahas dan digambarkan oleh para ilmuwan-ilmuwan
islam, diantaranya adalah:

 Ilmu Tauhid dan Sifat digunakan Taftazani untuk membahas pentingnya keesaan dan
sifat-sifat Allah.
 Ilmu Tauhid membahas bagian terpenting dalam Islam dipergunakan oleh Muhammad
Abduh (wafat 1323H/1905M).
 Ilmu Fiqh Al Akbar yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah pada abad ke 2H/8M.
 Ilmu Al Qoid digunakan oleh Al-Thahawi (wafat 331H/942M) dan Imam Al Gazali
(wafat 505H/111M).
 Ilm Kalam digunakan oleh Ja’far Alshadiq (wafat 148H/75M), Malik (wafat
179H/795M) dan Imam Syafi’i (wafat 204H/819M).
 Ilmu Ushuludin digunakan oleh Asy’ari (wafat 324H/935M), Al-Baghdadi (wafat
42H/1037M).
 Ilmu Al Nazar dan Al Istidal digunakan oleh Taftazani didalam buku Syarh Al-Aqa’id Al
Nasafiyyah mengenai pembahasan metode ilmu kalam.

Salah satu yang menjadi permasalahan dalam ilmu kalam adalah pembahsan tentang golongan.
Hal ini seperti hadist dari Rasulullah berikut:

Kaum Yahudi terpecah menjadi 71 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.
Kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.
Dan umat Islam ini akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk neraka, kecuali satu
golongan.
Atau yang disampaikan dalam hadist berikut: “Umat ini akan terpecah menjadi 72 golongan.
Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan , yaitu al-jamah”

C.Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam


Mempelajari ilmu pengetahuan tentu saja akan ada manfaatnya. Tidak ada ilmu yang sia-
sia dan tidak ada gunanya jia dipelajari dengan benar dan objektif. Berikut adalah manfaat
mempelajari ilmu kalam terhadap permasalahan keimanan islam.

1.Memperkuat Dasar Pengetahuan tentang Islam

Dengan mempelajari ilmu kalam salah satu manfaatnya adalah kita dapat mengetahui
dasar-dasar ilmu atau ajaran islam terutama masalah Ketuhanan dan Rasul beserta perintah
universal ajarannya. Ilmu kalam tentu ilmu yang harus sesuai dengan realitas secara objektif.
Untuk itu, tidak perlu khawatir atau takut jika memang mampu dipertanggungjawabkan data-data
yang disampaikan mengenai permasalahan ketauhidan jika memang linier dengan Wahyu atau
AL Quran.

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang
Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf:52)
Dengan mempelajari ilmu kalam maka tidak akan tercampur atau menjadi tercampur antara
keimanan dan kesyirikan, karena kita telah mengetahui apa perbedaan antara seorang muslim
yang beriman dan kesyirikan dan kekafiran yang tidak meyakini hukum Allah. Hal ini
sebagaimana ayat berikut.

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS Al An’Am : 82)
Hal ini juga sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut. Bahwa nantinya walaupun kita
mempelajari ilmu kalam tentu tetap membutuhkan data lewat wahyu Allah atau Al-Quran
sebagai informasi mutlak mengenai islam. Tanpa adanya wahyu Al Quran tentu manusia tidak
akan dapat menangkap data yang valid dan mutlak sebagai informasi langsung dari Allah SWT.

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia
siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. “ (QS Asy Syuara :52)

2.Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama


“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah : 257)
Dengan mempelajari ilmu kalam pula, sebagaimana disampaikan dalam ayat di atas, tentu
seseorang tidak mudah melenceng dari ajaran agama. Hal ini sebagaimana Allah sebagai
pelindungnya dan juga terdapat jelas perbdaan antara perilaku kekafiran dan kemusyrikan.
Tinggal manusia saja mau melaksanakannya atau tidak.
3.Dapat Menerapkan Secara Konsisten Amalan Islam

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita. (QS Al Ahqaf : 13)
Mempelajari ilmu kalam dalam islam juga tentu membuat kita tetap istiqamah dalam jalan Allah,
hal ini karena telah dipekrkuat dengan ilmu islam dan dasar-dasar pengetahuan sebagai pondasi
keimanannya. Tentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar meyakini tanpa dasar
ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai