Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN KADAR BETA KAROTEN

Berkah Rizky Rambe (1801010)1, Dimas F. Simatupang M.Si.,MSc.2, Pj Jimmi Destriandi

Purba(1701087)3, Patricia Tarigan(1701097)4, Petra Nathalia Sinaga(1701098)5

Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan


ABSTRAK
Beta karoten merupakan anggota karoten, yang merupakan tetrapena turunan dari isoprena dan memiliki
rantai karbon berjumlah 40.Di antara semua karoten, beta karoten dicirikan dengan keberadaan cincin beta pada
kedua ujung molekulnya. Penyerapan beta karoten oleh tubuh meningkat dengan meningkatnya asupan lemak,
karena karoten larut oleh lemak.Beta karoten adalah senyawa yang memberikan warna jingga pada wortel, labu,
dan ubi, dan merupakan senyawa karoten yang paling umum pada tumbuhan. Ketika diaplikasikan sebagai
pewarna makanan, beta karoten memiliki bilangan E160. Di alam beta karoten adalah bentuk awal dari Vitamin
A melalui enzim beta caroten monoxygnase. Isolasi beta karoten di dalam buah-buahan umumnya
menggunakan metode Kromatografi kolom. Pemisahan beta karoten dari campuran dengan senyawa karotenoid
lainnya berdasarkan polaritasnya. Beta karoten bersifat non-polar, sehingga dapat dipisahkan dengan pelarut
non-polar seperti heksana. Nilai β-karoten menyatakan jumlah karotene yang terkandung di dalam CPO, kadar
β-karoten selaras dengan nilai DOBI.Senyawa beta karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak,
berwarna kuning sampai merah di dalam minyak CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene
pada proses refinery sengaja dihilangkan untuk memperoleh minyak goreng yang jernih juga menghindari
terjadinya degradasi β-carotene oleh panas, padahal β-carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai
antioksidan alami.Batasan kandungan β-Carotene yang terdapat pada CPO menurut Codex Committee on Fat
and Oil adalah berkisar 500 – 2.000 mg /kg. Kadar β-Carotene dapat di ukur menggunakan spektrofotometer
UV- Visible.Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya.Spektrofotometri adalah alat
yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorpsi.
Kata kunci: Kadar Beta Karoten, β-Carotene
PENDAHULUAN
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya
dari spesies Elaeis guineensis,dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara
alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang tinggi. Minyak sawit berbeda
dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.Minyak kelapa
sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa Cocos nucifera. Perbedaan ada
pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak
jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_sawit)
β-Carotene merupakan sumber vitamin A dan E yang ada pada CPO. Sayangnya β-carotene ini sering
terbuang pada saat proses penyaringan, untuk mendapatkan minyak CPO yang jernih. Batasan kandungan β-
Carotene yang terdapat pada CPO menurut Codex Committee on Fat and Oil adalah berkisar 500 – 2.000 mg
/kg.Senyawa beta karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah di
dalam minyak CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada proses refinery sengaja
dihilangkan untuk memperoleh minyak goreng yang jernih juga menghindari terjadinya degradasi β-carotene
oleh panas, padahal β-carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami
Senyawa β-karoten adalah antioksidan merupakan provitamin A yang apabila dalam tubuh berubah
menjadi vitamin A. Beta-karoten merupakan salah satu karotenoid yang secara alami membentuk pigmen
kunig, oranye, dan merah pada buah dan sayuran. Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang
banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar
karoten menjadi vitamin A. Karotenoid banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan pangan karena aktivitas
vitamin A yang tinggi dan kemampuannya sebagai pewarna. Senaywa β-karoten memiliki aktivitas antioksidan
yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan untuk fortifikasi pada bahan pangan. Sayuran dan buah-buahan yang
berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung karoten. Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi
kadar karotennya. Sumber β-karoten dapat diperoleh dari buah, sayuran, dan mikroalga. Selain itu, β-karoten
juga dapat ditemukan pada daun-daunan. Senyawa β-karoten memiliki banyak ikatan rangkap pada struktur
kimianya, keadaan tersebut mengakibatkan karoten tidak stabil dan mudah mengalami perubahan yang engarah
pada kerusakan. Kerusakan β-karoten dapat disebabkan oleh panas, oksidasi, dan isomerasi .Beta karoten
merupakan antioksidasi yang cukup kuat yang secara teoritis juga dapat melindungi oksidasi LDL(Low density
lipoprotein serum). Karotenoid merupakan antioksidan yang sangat potensial dalam melindungi membran lipid
terhadap peroksidasi. Konsumsi makanan yang mengandung banyak karotenoid lebih efektif dapat mencegah
kerusakan kolesterol serum dibandingkan dengan vitamin E. Di samping itu juga, karotenoid yang berasal dari
sumber alam lebih aman  dibandingkan dengan karotenoid sintetik.(https://imfran-imfranpurba.blogspot.com/)
Betakaroten merupakan senyawa yang bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, mudah rusak
karena teroksidasi pada suhu tinggi, dan menjadi penyusun vitamin A. Pengukuran kadar beta karoten
menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk
mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar
atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi.Istilah spektrofotometri berhubungan dengan
pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi
maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu.Spektrum
elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat yang berbeda.Kawasan gelombang penting
pada percobaan dan penelitian menggunakan spektrofotometer adalah ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan
sinar tampak (VIS, 350-800 nm).Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut.(www.repostory.usu.ac.id)
METODE PERCOBAAN .
Percobaan penentuan kadarβ-Karoten dengan sample CPO (crude Palm Oil) dari PT W , yang dilakukan
di Laboratorium Oleokimia Politeknik Teknologi Kimia Industri, jln Menteng VII, Kecamatan Medan Denai,
Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara.
Penentuan kadarβ-Karoten pada sample CPO dari PT. W, prcobaan ini dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometri UV-Visble specord 200, percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadarβ-Karoten pada
sample CPO (crude Palm Oil) .
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan kadar β-Karoten pada minyak kelapa sawit (CPO)
dan mampu mengoperasikan instrument spektrofotometer UV-Vis.
Alat dan Bahan.
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadarβ-Karoten yaitu antara lain
Spektrofotometer UV-VIS specord 200 double beam sebanyak satu set, Neraca Digital sebanyak satu set, Labu
ukur 25 ml sebanyak 1 buah, pipet ukur 2 ml sebanyak satu buah, Pipet tetes sebanyak 5 buah, Bola hisap
sebanyak satu buah, Kuvet kuarsa sebanyak dua buah, Botol semprot sebanyak satu buah.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu CPO (crude palm oil) sebanyak 0,13 g dari PT.
W, N-Heksane secukupnya, dan Aquadest secukupnya.
PROSEDURE KERJA
A. Preparasi Sample
Adapun langkah pertama dalam percobaan penentuan kadar β-Karoten yaitu alat dan bahan yang akan di
gunakan di siapkan kemudian sampel CPO yang sudah di lelehkan untuk menurunkan kekentalan pada CPO
lalu ditimbang sebanyak 0,10 g dengan neraca digital di dalam labu ukur 25 ml kemudian di larutkan dengan N-
Heksane sedikit kemudian tambahkan N-heksane hingga tanda batas dengan miniskus bawah, labu ukur di
tutup kemudian labu ukur berisi sample di goyang goyangkan hingga sampel homogen.
B. Penentuan Kadar Beta Karoten
Spektrofotometer UV-Vis specord 200 double beam disiapkan dengan menghubungkan ke sumber arus,
Kemudian kuvet kuarsa dipastikan dalam keadaan bersih dan kering lalu N-Heksana dimasukkan kedalam
kuvet kuarsa sebanyak ¾ bagian dari batas kuvet kuarsa dan disebut sebagai blanko. Kemudian larutan sample
di masukkan kedalam kuvet kuarsa yang ke-dua sebanyak ¾ bagian dari batas kuvet kuarsa, lalu Analisa
sampel dengan mode absorbansi dengan panjang gelombang 446 nm pada . Selanjutnya hasil pengukuran pada
spektrofotometer akan ditampilkan dilayar monitor. Sebelumnya dilakukan pengaturan pada komputer sebelum
dapatnya nilai absorbansi panjang gelombang yang digunakan dengan cara pilih program Win aspek pada
monitor kemudian pilih menu parameter kemudian input data dengan nama sample, nama operator di buat nama
praktikan yang melakukan percobaan, klik manual pada cyclemode kemudian pada display pilih absorban dan
interface pada comp 1. Lampu yang digunakan dalam proses ini ialah halogen dan set panjang gelombang 446
nm kemudian klik OK. Setelah itu klik reference lalu tunggu hingga muncul cycle mode. Percobaan ini
dilakukan sekali, maka pada cycle mode diklik sebanyak 1 x Yes. kemudian setelah itu maka muncullah data
absorbansi pada panjang gelombang 446 nm pada blanko. Percobaan yang sama diulangi untuk sampel CPO
dengan menggatikan posisi blanko di dalam spektrofotometer yang sudah di isikan kedalam kuvet. Setelah
pengukuran absorbansi pada blankodan sampel yang di uji selesai alat spektrofotometer UV-Vis di cabut dari
sumber arus listrik, peralatan yang digunakan dicuci kemudian dikeringkan dan kembalikan ke tempat semula.
Spektrofotometer dan fotometer termasuk kedalam metode spektrofotometri. Prinsip kerja Spektofotometer
UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan
materi yang berupa molekul yang akan diartikan oleh detektor. Pengukuran dengan panjang gelombang 446
nm diperuntuhkan untuk karoten yang terkandung pada CPO. Di spektrofotometer juga dapat menggunakan
lampu halogen dan ditorium. Penggunaan lampu halogen pada percobaan ini karena lampu halogen dikira lebih
teliti dan efektif dalam percobaan ini. Kesalahan pengukuran nilai absorbansi pada sampel seperti kuvet yang
masih kotor dan tidak kering, kurangnya efisiensi alat dan human error seperti kesalahan pada preparasi sampel
serta pengoperasian yang tidak sesuai dengan standart prosedur kerjanya. Penentuan nilai dobi dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
Adapun rumus yang di gunakan dalam penentuan kadar β-Karoten sebagai berikut:

383 x Absorbansi λ 446 nm


Kadar β-Karoten = x 0,25
Berat sample CPO (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. DATA PENGAMATAN
Nama Sampel Berat Sampel Absorbansi 446 nm
(g)
CPO PT. W 0,13 1,427

B. PERHITUNGAN
1. Sample CPO PT. W
massa( g)
Volume = g
Dencity( )
ml
0,1 g
= g
1
ml
= 0,1 ml
vol labu
Fp =
vol sampel
25 ml
=
0,1 ml
250
=
1000
= 0,25

Dik : Berat Sample : 0,13 g


Vol labu ukur : 25 ml
Absorbansi 446 nm : 1,427

Dit : Kadar β-Karoten.....?


Jawab
383 x Absorbansi λ 446 nm
Kadar β-Karoten = x 0,25
Berat sample CPO (g)

383 x 1,427
= x 0,25
0,13 g
= 1051,0,40 nm/g
2. Menghitung Nilai Transmitan
CPO PT-W
Dik : Absorbansi = 1,427
Dit : T…?
Jawab :
T = 10-ABC
= 10-1,427
= 0,0374
%T = 0,0374 x 100% = 3,74 %

C. PEMBAHASAN
Nilai beta karoten menyatakan jumlah karoten yang terkandung di dalam CPO. Nilai β karoten ini
sangat penting untuk dilakukan analisis karena dengan mengetahui nilai ini maka kematangan buah pada saat
diolah juga diketahui.Pada dasarnya nilai ini selaras dengan nilai DOBI. Semakin besar nilai β karoten maka
minyak semakin segar, yang artinya minyak belum mengalami oksidasi, walaupun sudah teroksidasi dalam
jumlah yang sedikit. β Carotene dikenal sebagai provitamin A.
Warna sampel sebelum penambahan n-heksana yakni berwarna kuning pucat sesuai dengan warna
sampel CPO (Ceude Palm OIL) pada umumnya sedangkan warna sampel sesudah pengenceran dengan n-
heksana yakni menjadi tidak berwarna karena minyak telah larut, n-heksana disini berfungsi sebagai pelarut.
Faktor pengenceran berdasarkan kedua sample yaitu sample CPO sebagai berikut :
Sampel CPO PT-W :

massa( g)
Volume = g
Dencity( )
ml
0,1 g
= g
1
ml
= 0,1 ml
vol labu
Fp =
vol sampel
25 ml
=
0,1 ml
250
=
1000
= 0,25
Adapun nilai transmitansi hasil pengukuran absorbansi dari sampel CPO PT-W didapat senilai 3,74 %.
Kadar β karoten dari hasil percobaan terhadap sample CPO dari PT. W di peroleh sebesar 1051,0,40 nm/g
sedangkan kadar β karoten sesuai standard yang menurut Codex Committee on Fat and Oil batasan kandungan
β-Carotene yang terdapat pada CPO adalah berkisar 500 – 2.000 mg/g, menurut perbandingan kadar β karoten
antara sampel dengan kadar sesuai standard, sampel yang di uji layak untuk di komsumsi karena tidak melewati
batas ataupun tidak kurang dari kadar β karoten sesuai standard.
Kadar β karoten yang mana semakin baik mutudari CPO maka semakin baik juga lah kadar β karoten.
Kriteria standar β karoten yaitu semakin besar nilai beta karoten maka minyak semakin segar CPO tersebut,
yang artinya CPO belum mengalami oksidasi, walaupun sudah teroksidasi dalam jumlah yang sedikit, yang
artinyaβ karoten berbanding lurus dengan nilai DOBI. Selain dari pada tingginya persentase buah berwarna
hitam (kurang matang) dan terlalu matang dan juga tertundanya proses pengolahan, terutama pada saat musim
hujan dan efeknya terlambat pengangkutan buah sawit ke pabrik, sehingga mengakibatkan restan di
kebun,penyebab kadar β karoten bisa tinggi atau rendahnya juga dapat disebabkan sistem pengolahan di pabrik
sepertikontaminasi CPO dengan kondensate rebusan, kontaminasi CPO dengan jeleknya oksidasi di oil sludge
sewaktu perebusan buah yang panjang dan suhu tinggi, Pemanasan CPO lebih ( > 55 0C ) di storage tank
dengan waktu yang panjang, dan penyebab kadar kadar β karoten bisa tinggi yaitu dengan kematangan TBS
yang optimum serta sistem pengolahan di pabrik yang optimum juga terkhusus pada waktu penyaringan, karena
di waktu penyaringan kadar β karoten pada CPO mengalami banyak kehilangan. Dengan tinggi nya kadar β
karotenpada CPO tentunya akan meningkatkan nilai penjualan CPO di pasar komudity kebutuhan CPO dunia.
KESIMPULAN

Betakaroten merupakan senyawa yang bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, mudah rusak
karena teroksidasi pada suhu tinggi, dan menjadi penyusun vitamin A.Nilai β karoten menyatakan jumlah
karoten yang terkandung di dalam CPO. Pada dasarnya nilai β karoten ini selaras dengan nilai DOBI. Semakin
besar nilai β karoten maka minyak semakin segar, yang artinya minyak belum mengalami oksidasi, walaupun
sudah teroksidasi dalam jumlah yang sedikit. Pengukuran kadar beta karoten menggunakan instrumen
spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu
senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri
adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorpsi.Kadar β karoten yang diperoleh dari sampel CPO PT-W sebesar 1051,0,40 nm/g
dan nilai transmitansi yang diperoleh sebesar 3,74 %. Semakin tinggi nilai kadar βkaroten maka semakin tinggi
nilai penjualan dari CPO tersebut.
TUGAS
1. Dobi merupakan indeks daya pemucatan yang dapat terjadi pada minya (Crude Palm Oil) yang merupkan
rasio kandungan karoten dan produk oksidasi sekunder pada CPO sedangkan β karoten yaitu suatu senyawa
yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah di dalam minyak CPO, sangat dipengaruhi oleh
kematangan buah.

2. Mengapa ada nilai 383 pada rumus perhitungan kadar Beta Karoten karenanilai 383 merupakan extinction
coeficient untuk karetonoid dan metode yang dipergunakan untuk menganalisis kandungan karotenoid total.
Analisis dilakukan dengan cara melarutkan sampel dengan n-heksana dalam labu ukur kemudian larutan
yang yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 446 nm.

3. Selain dari pada CPO kadar β karoten juga di temukan pada wortel, pepaya, labu kuning, brokoli dan bayam.
DAFTAR PUSTAKA
(https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_sawit)

(https://imfran-imfranpurba.blogspot.com/)
.(www.repostory.usu.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai