Anda di halaman 1dari 12

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

TINDAKAN KOMPRES

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau
alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jenis kompres terdiri dari kompres panas dan kompres dingin.

KOMPRES PANAS/HANGAT
A. Pengertian
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat (kompres hangat basah), atau menggunakan kantung buli-
buli air panas pada suhu 40-46℃yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu. Manfaat
kompres hangat adalah dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh
dalam menangani kasus klien yang mengalami pireksia.

B. Tujuan
1. Mengurangi rasa nyeri
2. Merangsang peristatik usus
3. Memperlancar sirkulasi darah
4. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien

C. Indikasi
1. Sepasme otot
2. Adanya abses, hematoma
3. Kien dengan perut kembung
4. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
5. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

D. Kontra Indikasi
1. Pendarahan/edema
2. Gangguan vaskuler
3. Trauma 12-24 jam pertama
4. Pasien yang berdarah (luka terbuka)

NO KEGIATAN PENILAIAN
4 3 2 1
Kompres panas basah
A Persiapan alat
1 Bengkok
2 Kain/handuk
3 Pengalas/perlak
4 Sarung tangan bersih di tempatnya
5 Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
6 Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46℃)
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
2 Perhatikan privasi klien
C Pelaksanaan
1 Dekatkan alat-alat pada klien
2 Perhatikan privasi klien
3 Cuci tangan enam langkah
4 Ukur suhu air (46-52℃)
5 Atur posisi klien yang nyaman
6 Kenakan sarung tangan
7 Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
8 Basahi kain pengompres/handuk dengan air yang sudah
disiapkan, peras hingga tidak terlalu basah
9 Letakkan kain/handuk pada daerah yang akan dikompres
10 Apabila kain telah kering atau suhu kain relatif menjadi
dingin, masukkan kembali kain kompres ke dalam cairan
kompres dan letakkan kembali di daerah kompres,
lakukan berulang-ulang hingga efek yang diinginkan
tercapai
11 Lakukan proses ini selama 15-30 menit atau sesuai
program
12 Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian
tubuh yang basah
13 Lepaskan sarung tangan
14 Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
15 Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
16 Cuci tangan enam langkah
17 Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
2 Cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
3 Kain/handuk harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan
tetap hangat
4 Daerah yang dianjurkan untuk dilakukan pengompresan adalah dahi, leher,
ketiak,dan selangkangan
Kompres panas kering menggunakan buli-buli panas
A Persiapan alat
1 Lap kerja
2 Termomerter air panas
3 Termos berisi air panas
4 Buli-buli panas dan sarungnya
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
2 Perhatikan privasi klien
C Pelaksanaan
1 Dekatkan alat-alat pada klien
2 Cuci tangan enam langkah
3 Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas
dengan cara mengisi buli-buli dengan air panas,
kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-
buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan
ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
4 Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih
setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan
udaranya dengan cara
o Letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau
tempat datar
o Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli
o Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan
rapat/benar
5 Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkan
dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli
6 Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
7 Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang
memerlukan
8 Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli
panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran,
dsb.
9 Ganti buli-buli panas setelah 1-15 menit di pasang dengan
air panas lagi, sesuai yang di kehendaki
10 Bereskan alat-alat bila sudah selesai
11 Cuci tangan enam langkah
12 Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
2 Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping
3 Buli-buli harus di periksa dahulu misalnya cicin karet pada penutupnya
4 Pemakaian buli-buli panas pada bagian abdomen, tutup buli-buli mengarah ke
atas atau ke samping

KOMPRES DINGIN
A. Pengertian
Kompres dingin adalah suau metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang
dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi pendarahan serta edema.
Kompres dingin bermanfaat/berfungsi sebagai pertolongan pertama pada cedera.
B. Tujuan
1. Mengurangi kongesti
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mencegah peradangan meluas
4. Mengurangi perdarahan setempat
5. Mengurangi rasa sakit atau nyeri pada daerah setempat

C. Indikasi
1. Radang, memar
2. Pasca tonsilektomi
3. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
4. Klien dengan batuk dan muntah darah

D. Kontra indikasi
1. Luka terbuka
2. Demam tinggi
3. Gangguan sirkulasi
4. Alergi dan hipersensitivitas terhadap dingin

NO KEGIATAN PENILAIAN
4 3 2 1
Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
A Persiapan alat
1 Pembalut bila perlu
2 Perlak dan pengalas
3 Sampiran bila perlu
4 Mangkok bertutup steril
5 Bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah, beberap kain kasa
sesuai keutuhan
6 Cairan anti septik berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai
1:3000 dan seterusnya sesuai kebutuhan, larutan betadin
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
2 Perhatikan privasi klien
C Pelaksanaan
1 Dekatkan alat ke dekat klien
2 Pasang sampiran
3 Cuci tangan
4 Pasang perlak pada area yang akan di kompres
5 Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
6 Tuangkan cairan ke dalam mangkok steril
7 Masukkan beberapa potong kasa ke dalam mangkok tersebut
8 Peras kain kasa tersebut dengan menggunkan pinset
9 Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang
dikompres dan di balut
10 Rapikan posisi klien
11 Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan
12 Cuci tangan enam langkah
13 Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Kain kasa harus sering dibasahi agar tetap basah
2 Pada luka bakar kotor kasa di ganti tiap 1-2 jam
3 Perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan
4 Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas
sublimat
Kompres dingin basah dengan air biasa/air es
A Persiapan alat
1 Perlak pengalas
2 Selimut bila perlu
3 Sampiran bila perlu
4 Kom kecil berisi air biasa/air es
5 Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
2 Perhatikan privasi klien
C Pelaksanaan
1 Dekatkan alat-alat ke klien
2 Pasang sampiran bila perlu
3 Cuci tangan enam langkah
4 Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
5 Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu
diperas sampai lembab
6 Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan
dikompres
7 Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang
sudah terendam dalam air biasa atau air es
8 Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
9 Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila proses ini sudah selesai
10 Cuci tangan enam langkah
11 Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak
2 Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut
di atas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah
Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
A Persiapan alat
1 Lap kerja
2 Air dalam kom
3 Perlak pengalas
4 Kirbat es/eskap dengan sarungnya
5 Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok
teh garam agar es tidak cepat mencair
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
2 Perhatikan privasi klien
C Pelaksanaan
1 Bawa alat-alat ke dekat klien
2 Cuci tangan enam langkah
3 Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak
tajam
4 Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah
bagian dari kirbat tersebut
5 Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong,
lalu di tutup rapat
6 Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
7 Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya
8 Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada
klien
9 Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres
10 Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
11 Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan
suhu tubuh
12 Angkat eskap bila sudah selesai
13 Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
14 Bereskan alat setelah selesi melakukan proses ini
15 Cuci tangan enam langkah
16 Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Bila tidak ada kirbat es bisa menggunakan kantong plastik
2 Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat
3 Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti (bila perlu)
4 Selama pemberian kirbat es, perhatikan kulit klien terhadap keberadaan iritasi dan
lain-lain
5 Pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di kontrol
setiap 30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


TINDAKAN PERBEDEN

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA


A. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over laken)

B. Tujuan
Dapat segera digunakan

C. Indikasi
1. Jika ada klien baru
2. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

D. Kontra indikasi
-

N KEGIATAN PENILAIAN
O 4 3 2 1
A Persiapan alat
1 Tempat tidur
2 Kasur
3 Bantal
4 Alat tenun disusun menurut pemakaiannya
a Alas kasur (dilipat memanjang terbalik)
b Laken/sprei besar (dilipat memanjang terbalik)
c Perlak (dilipat melintang terbalik)
d Stik laken (dilipat melintang terbalik)
e Boven laken (dilipat memanjang tidak terballik)
f Selimut (dilipat memanjang terbalik)
g Sarung bantal (dilipat melintang terbalik) Sarung bantal
(dilipat melintang terbalik)
B Persiapan pasien
-
C Pelaksanaan
1 Cuci tangan enam langkah
2 Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat
tempat tidur
3 Pasang alas kasur dan kasur
4 Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut
a Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah
kasur ± 30 cm; demikian juga pada kaki, tarik setegang
mungkin
c Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu masukkan
seluruh tepi sprei ke bawah kasur dengan rapi dan tegang
5 Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian kepala
6 Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan
sisi-sisinya ke bawah kasur bersama dengan perlak
7 Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas
yang terbalik masukkan ke bawah kasur ± 10 cm kemudian ujung
sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90⁰ dan masukkan ke bawah
kasur, tarik sisi atas sampai terbentang
8 Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang
terbalik dimasukkan ke bawah kasur ± 10 cm kemudian ujung
sisi-sisinya dibentuk 90⁰ dan masukkan ke bawah kasur. Tarik
sisi atas sampai terbentang
9 Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
1 Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan diatas tempat
0 tidur dengan bagian yang terbuka dibagian bawah
1 Cuci tangan enam langkah
1
1 Dokumentasikan tindakan ini
2
D Prinsip perawatan tempat tidur
1 Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi
2 Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor
3 Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP


A. Pengertian
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup
(over laken) diatasnya.

B. Tujuan
1. Agar siap pakai sewaktu-waktu
2. Agar tampak selalu rapi
3. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien

C. Indikasi
1. Jika ada klien baru
2. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

D. Kontra indikasi
-

N KEGIATAN PENILAIAN
O 4 3 2 1
A Persiapan alat
1 Tempat tidur
2 Kasur
3 Bantal
4 Alat tenun disusun menurut pemakaiannya
a Alas kasur (dilipat memanjang terbalik)
b Laken/sprei besar (dilipat memanjang terbalik)
c Perlak (dilipat melintang terbalik)
d Stik laken (dilipat melintang terbalik)
e Boven laken (dilipat memanjang tidak terbalik)
f Selimut (dilipat memanjang terbalik)
g Sarung bantal (dilipat melintang terbalik)
h Over laken/sprei penutup (dilipat memanjang terbalik)
B Persiapan pasien
-
C Pelaksanaan
1 Cuci tangan enam langkah
2 Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian
didekat tempat tidur
3 Pasang alas kasur dan kasur
4 Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut
a Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur
b Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala
kebawah kasur ± 30 cm demikian juga pada kaki, tarik
setegang mungkin
c Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu
masukkan seluruh tepi sprei kebawah kasur dengan
rapi dan tegang
5 Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian
kepala
6 Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian
masukkan sisi-sisinya ke bawah kasur bersama dengan
perlak
7 Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian
atas yang terbalik masukkan ke bawah kasur ± 10 cm
kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90⁰ dan
masukkan ke bawah kasur, tarik sisi atas sampai terbentang
8 Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas
yang terbalik dimasukkan ke bawah kasur ± 10 cm
kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90⁰ dan masukkan ke
bawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang
9 Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10 Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan diatas
tempat tidur dengan bagian yang terbuka dibagian bawah
11 Tutup tempat tidur dengan over laken
12 Cuci tangan enam langkah
13 Dokumentasikan tindakan ini
D Prinsip perawatan tempat tidur
1 Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi
2 Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor
3 Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR DENGAN PASIEN DI ATASNYA


A. Pengertian
Merapikan ranjang dengan pasien tirah baring di atasnya.

B. Tujuan
1. Memberikan kenyamanan pada pasien yang kondisi fisiknya tidak
memungkinkan untuk melakukan mobilisasi dan pasien tirah baring dengan
alasan medis
2. Mengganti sprei basah/kotor untukk pasien tirah baring
3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang rapi dan bersih
4. Menyediakan ranjang yang bebas kekusutan sehingga mengurangi sumber iritasi
kulit

C. Indikasi
1. Jika sprei kotor
2. Pada tempat tidur klien yang tidak dapat/tidak boleh turun dari tempat tidur

D. Kontra indikasi
-
N KEGIATAN PENILAIAN
O 4 3 2 1
A Persiapan alat
1 Kain lap 2
2 Kursi/bangku
3 Nampan ginjal
4 Sprei/laken bersih
5 Ember untuk kain linen kotor
6 Sarung tangan bersih (opsional)
7 Keranjang untuk kain linen kotor
8 Bakom dengan larutan desinfeksi
B Persiapan pasien
1 Atur posisi klien yang nyaman
C Pelaksanaan
1 Lakukan penilaian terhadap kondisi umum pasien dan periksa
apakah ada keterbatasan aktivitas fisik atau tidak
2 Jelaskan pada asien perlunya merapikan ranjang
3 Cuci tangan enam langkah
4 Kumpulkan semua peralatan dan atur di kursi di samping ranjang
menurut urutan penggunaannya
5 Tutupp pintu/tirai
6 Atur ketinggian ranjang. Turunkan jeruji di bagian pinggir ranjang
di dekat Anda, sedangkan di sisi yang lain dibiarkan tetap naik.
Lepaskan peralatan yang menempel pada sprei ranjang dengan
bantuan klip seperti bel pemanggil, botol-botol infus, kateter
Foley, selang drainase, dan lain-lain
7 Periksa sprei apakah ada barang-barang pribadi pasien atau tidak.
Pindahkan bantal-bantal tambahan
8 Longgarkan sprei atas dari bagian kepala sampai kaki. Angkat
selimut sehingga hanya tertinggal sprei atas yang menyelimuti
pasien
9 Jika selimut dan sprei akan digunakan kembali, lipat secara
memanjang dan letakkan di atas kursi
1 Posisikan pasien menghadap kea rah sisi ranjang yang berlawanan
0 dengan tempat Anda berdiri. Letakkan bantal di bawah kepala.
Pastikan jeruji sisi ranjang yang lain tetap dalam keadaan naik
1 Longgarkan sprei bawah dari bagian kepala sampai kaki pada
1 kedua sisi
1 Sprei pengangkut dilipat bentuk kipas kea rah pasien kemudian
2 dorong sedikit mungkin kea rah pasien
1 Bersihkan dan gulung perlak ke arah pasien
3
1 Sprei bawah dilipat bentuk kipas ke arah pasien
4
1 Lap matras dengan menggunakan lap kering
5
1 Pasang sprei bawah baru yang bersih, yang dilipat bentuk kipas
6 secara memanjang pada batas setengah ranjang di mana lipatan
berada pada bagian tengah ranjang
a. Sprei bawah dilipat bentuk kipas kea rah pasien. Pasang
secara rapi pada matras dan pasang bagian tepi sprei pada sisi
di dekat Anda. Biarkan sprei menggantung sekitar 25 cm di
pinggir matras, buat sematan pada bagian kepala ranjang.
Selipkan bagian sprei yang menggantung pada bagian
samping ranjang sampai ke bagian kaki. Jahitan sprei bagian
bawah harus sejajar dengan batas bawah matras.
b. Pasang kembali perlak pada tempatnya dan bersihkan dengan
menggunakan lap kering (jika perlak sudah kotor, ganti
dengan yang baru). Pasang sprei pengangkut bersih di atas
perlak dan selipkan perlak dan sprei pengangkut di bawah
matras.
1 Naikkan jeruji ranjang pada sisi tempat Anda bekerja dan
7 pindahlah ke sisi yang lain
1 Turunkan jeruji ranjang dan bantu pasien berguling secara
8 perlahan ke sisi ranjang yang lain melewati lipatan sprei
1 Longgarkan bagian pinggir sprei yang kotor dari bawah matras
9
2 Angkat sprei pengangkut dengan melipatnya menjadi buntalan dan
0 letakkan ke dalam kantung linen. Angkat sprei bawah dan
letakkan ke dalam kantung linen. Bersihkan dan gulung perlak ke
arah pasien
2 Lap matras dengan lap kering dan tebarkan sprei baru yang dilipat
1 bentuk kipas pada bagian pinggir matras dari bagian kepala
sampai ke kaki
2 Tarik dan selipkan sprei bawah di bawah kepala matras. Buat
2 sematan. Tarik bagian tepi sprei dan selipkan di bawah tepi matras
2 Luruskan perlak dan sprei pengangkut
3
2 Bantu pasien bergulir kembali ke posisi telentanng dan atur
4 kemballi posisi bantal
2 Selipkan perlak dan sprei pengangkut dengan cara yang sama
5
2 Letakkan lipatan memanjang sprei atas di atas pasien di tengah-
6 tengah ranjang. Buka lipatan sprei di atas pasien dari bagian
kepala sampai kaki
2 Instruksikan pasien untuk menahan sprei atas dan selipkan di
7 sekitar bahu. Angkat sprei atas yang sudah digunakan dengan
menarik dari bawah dan letakkan ke dalam kantung lenan
2 Pasang selimut di atas sprei atas sebagaimana pada ranjang
8 kosong
2 Buat lipatan jari kaki horizontal dan sematan yang dimodifikasi
9 pada bagian ujung kaki yang memungkinkan bagian tepi untuk
menggantung bebas
3 Letakkan tepi alas selimut 12,5-15 cm di bawah sprei bagian atas
0 pada ranjang terbuka. Lipat bagian atas selimut untuk membentuk
manset
3 Ganti sarung bantal dan rapikan bantal dengan bagian yang
1 terbuka menghadap arah yang berlawanan dengan arah pintu
masuk
3 Letakkan bel pemanggil dan semua selang kembali ke posisi
2 semula dan posisikan pasien pada posisi yang nyaman
3 Buang sprei kotor ke dalam kantung linen
3
3 Cuci tanga enam langkah
4
3 Catat hasil pengamatan pada pasien pada catatan perawat
5

Kelompok 7

1. Amri Wijaya Rahman (1914301094)


2. Anastasya Cahya Lestarai (1914301061)
3. Eti Rohayati (1914301090)
4. Putri Lesmana (1914301058)
5. Sinta Rizqiani (1914301082)
6. Tasya Dwinta (1914301056)
7. Veronica Anggraini (1914301091)

Anda mungkin juga menyukai