Tugas Resume Manajemen Mutu
Tugas Resume Manajemen Mutu
KELAS : 6 KIB
TUGAS RESUME
I. MANAJEMEN MUTU
Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management (TQM) merupakan suatu
pendekatan untuk memperbaiki mutu produk barang danjasa secara terus menerus yang
dijalaukan melalui partisipasi seluruh tingkatan dan fungsi organisasi perusahaan. Untuk
mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu tersebut harus memperhatikan konsep-konsep
yang meliputi : Pendekatan Sistem, Komitmen manajemen dan kepemimpinan, PerspektifJangka
Panjang serta Partisipasi dan Komunikasi, Pelatihan mengenai perangkat dan analisis dari sistem
pelaporan yang memadai.
Mutu produk dan produktifitas kunci keberhasilan bagi berbagai sistem produksi.
Keduanya merupakan sistim kinerja suatu perusahaan yang sangat penting baik yang berorientasi
pada keuntungan maupun tidak. Kemampuan suatu perusahaan menghasilkan produk barang
atau jasa yang bermutu tinggi merupakan kunci bagi posisi persaingan dan prospek keberhasilan
jangka panjang dari perusahaan tersebut. Mutu, produktifitas dan teknologi merupakan tiga hal
yang berkaitan sangat erat. Oleh perusahaan sebagai syarat dalam meningkatkan keunggulan di
tengah persaingan pasar yang semakin pesat dan perubahan yang cepat diberbagai bidang.
Konsep pengendalian mutu dalam perusahaan tidak selalu dimengerti dan dilaksanakan dengan
baik. Karena usaha mengidentifikasi dan mengkomunikasikan dimensi-dimensi utama mutu ke
seluruh bagian perusahaan sangatJah penting dalam merumuskan dan memperbaiki mutu secara
konsisten.
Tujuan dari manajemen mutu adalah untuk memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi
bekerja bersama untuk meningkatkan proses, produk, layanan, dan budaya perusahaan untuk
mencapai keberhasilan jangka panjang yang berasal dari kepuasan pelanggan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat adanya Manajamen mutu dalam suatu industri :
Pada proses manajemen mutu melibatkan kumpulan pedoman yang sudah dikembangkan
oleh tim untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan memiliki standar yang
tepat atau sesuai dengan tujuan.
Aktivitas pada proses manajemen mutu dimulai ketika organisasi menetapkan target
kualitas yang harus dipenuhi dan yang disepakati dengan pelanggan. Organisasi kemudian
mendefinisikan bagaimana target akan diukur. Kemudian mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mengukur kualitas. Selanjutnya mengidentifikasi masalah kualitas yang muncul dan
memulai perbaikan. Langkah terakhir melibatkan pelaporan tingkat keseluruhan kualitas yang
dicapai. Proses ini memastikan bahwa kualitas dan desain produk serta layanan yang dihasilkan
oleh tim sesuai dengan harapan pelanggan.Metode peningkatan kualitas terdiri dari tiga
komponen:, yaitu peningkatan kualitas produk, peningkatan kualitas proses, dan peningkatan
kualitas berbasis orang.
Jadi manajemen mutu merupakan gabungan dari semua fungsi manajemen yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Quality Assurance (QA) atau jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah
“Penjaminan Kualitas”. Istilah “Assurance” atau “Jaminan” menyatakan suatu kepastian ataupun
kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Quality Assurance (QA)
menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut
sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan.
Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis PROSES (process base approach)
yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai dari tahap perencanaan (planning)
hingga tahap pengiriman produk ke pelanggan sehingga menghindari terjadi pengerjaan ulang
(rework) dan keluhan pelanggan yang akan merugikan reputasi perusahaan serta pengeluaran
biaya-biaya akibat kualitas yang buruk.
Quality Assurance adalah proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap
perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal proyek dimulai untuk
memahami persyaratan dan standar kualitas yang diharapkan. Setelah semua persyaratan dan
standar kualitas yang diinginkan tersebut di-identifikasikan, maka diperlukan pengembangan
perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut.
Terdapat tiga teknik ataupun alat yang digunakan untuk menjamin kualitas suatu produk yaitu
Quality Audit, Process Analysis, Quality Management and Control Tools.
1. Quality Audit
Suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal perusahaan) akan
melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Apabila
ditemukan perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur
atau proses maka perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta untuk
melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action). Pihak ketiga dari eksternal tersebut juga
akan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada proses-prosesnya. Quality Audit ini
memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah
dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan.
2. Process Analysis
adalah menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk
cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar
penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.
mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide
perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan. Contoh
alat-alat Quality Management and Control Tools ini diantaranya seperti Diagram Pohon,
Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance.
1. Quality Assurance (QA) fokus pada pencegahan cacat sedangkan Quality Control (QC)
fokus pada identifikasi atau menemukan cacat.
2. Di Quality Assurance (QA), kita mencari cara yang paling efektif untuk menghindari
cacat sedangkan di Quality Control (QC) kita untuk berusaha untuk mendeteksi
kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi
lebih baik.
3. Quality Assurance (QA) adalah proses pro-aktif sedangkan Quality Control (QC) adalah
proses reaktif.
4. Quality Assurance (QA) merupakan pendekatan berdasarkan proses (process base
approach) sedangkan Quality Control (QC) merupakan pendekatan berdasarkan produk
(product base approach).
5. Quality Assurance (QA) melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas sedangkan
Quality Control (QC) melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri (pada
produknya).
6. Kualitas Audit (Quality Audit) merupakan salah satu contoh proses pada Quality
Assurance (QA) sedangkan Inspeksi dan Pengujian (testing) terhadap produk merupakan
contoh proses pada Quality Control (QC).
2. KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi
terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
Perbedaan kepemimpinan dan manajemen :
Kepemimpinan berhubungan dengan top line, sedangkan manajemen berhubungan
dengan botton line.
Kepemimpinan melaksanakan sesuatu yang tepat, manajemen melaksanakan sesuatu
yang benar.
Kepemimpinan menentukan apakah tangga disandarkan pada dinding yang tepat,
manajemen berkaitan dengan efisiensi dalam pemanjatan tangga menuju keberhasilan.
Kepemimpinan berkaitan dengan inovasi dan mendorong inisitatif, manajemen berkaitan
dengan pengkopian dan status quo.
Kepemimpinan berkaitan dengan “apa” dan “mengapa”, manajemen berkaitan dengan
“bagaimana”.
Kepemimpinan berkaitan dengan kepercayaan terhadap manusia, manajemen berkaitan
dengan sistem, pengendalian, prosedur, kebijakan, dan struktur.
6. PENINGKATAN TERUS MENERUS (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu
proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan
efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari
organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi
progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan
menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
Keuntungan penerapan prinsip peningkatan berkesinambungan :
a) Adanya kinerja yang menguntungkan dalam meningkatkan kapabilitas organisasi
b) Fleksibel dan cepat dalam merespon hubungan untuk mengubah pasar atau kebutuhan
dan harapan pelanggan
c) Mengoptimalkan biaya dan sumber data
penggunaannya mengarah pada :
a) Mengkaryakan pendekatan organisasi secara konsisten untuk menerapkan continual
improvement pada kinerja organisasi
b) Menyediakan pelatihan dan pendidikan dalam metode maupun alat yang digunakan
c) Membuat continual improvement pada produk, proses, dan sistem sebagai sasaran untuk
setiap individu dalam organisasi.
d) Membuat tujuan sebagai pedoman dan pengukuran untuk track continual improvement.
Memberikan penghargaan pada improvement.
7. PENDEKATAN FAKTUAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN (Factual Approach
to Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan
informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah
kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.Keputusan yang efektif juga
merupakan keputusan yang berdasarkan analisis data dan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan prinsip ini :
a) Melakukan pengujian dan pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan
sasaran
b) Memastikan data dan informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan mudah diakses
c) Menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode yang benar
d) Memahami penggunaan teknik statistik
e) Membuat keputusan dan menindaklanjutinya berdasarkan hasil analisis dan pengalaman
Lembaga ISO didirikan pada tahun 1947, dan telah menerbitkan 22481 standar internasional
yang mencakup hampir semua aspek teknologi dan bisnis.
Perlu diketahui bahwa ISO menetapkan standar-standar internasional untuk dunia industrial dan
komersial agar segala sesuatunya berfungsi dengan baik. Standar internasional ini memberikan
spesifikasi kelas dunia bagi produk, layanan dan sistem, untuk memastikan kualitas, keamanan
dan efisiensinya. ISO ini berperan penting dalam memfasilitasi perdagangan internasional yang
berdampak pada semua orang, di mana saja.
Standar Internasional berarti bahwa konsumen dapat memiliki keyakinan bahwa produk mereka
aman, dapat diandalkan, dan berkualitas baik. Standar ISO yang sudah kita kenal antara lain
tentang keselamatan di jalan, keselamatan mainan, dan kemasan medis yang aman, standarisasi
ukuran kertas, kartu ATM Bank, jenis film fotografi dan lain-lain.
Jadi dalam sistem manajemen mutu ISO, kualitas produk dan layanan, serta proses untuk
mencapainya sekaligus mempertahankannya harus sesuai dengan standar ISO.
Sertifikasi dapat menjadi alat yang berguna untuk menambah kredibilitas, dengan menunjukkan
bahwa produk atau layanan Anda memenuhi harapan pelanggan Anda. Untuk beberapa industri,
sertifikasi adalah persyaratan hukum atau kontrak.
Sertifikasi ISO adalah jaminan persetujuan dari pihak ke-3 yang dijalankan perusahaan terhadap
salah satu sistem manajemen ISO yang diakui secara internasional. Sertifikasi dapat digunakan
untuk tender bisnis sebagai bukti kredibilitas perusahaan dan juga untuk membuat kepercayaan
pada klien potensial bahwa perusahaan dapat dipercaya.
Sebuah perusahaan/brand yang sudah mempunyai sertifikat ISO akan memiliki peluang lebih
besar memenangkan persaingan pasar, terutama pasar global. Hal ini dikarenakan sudah
memiliki jaminan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan, serta kepercayaan konsumen
akan brand tersebut.
Sertifikasi ISO sebagai standar perusahaan akan memberikan beberapa manfaat, antara lain
meningkatkan kredibilitas perusahaan serta kepercayaan pelanggan, jaminan kualitas dengan
standar internasional, menghemat biaya, mengoptimalkan kinerja karyawan dan meningkatkan
image perusahaan.
Meskipun ISO mengembangkan standar internasional, tetapi mereka tidak terlibat dalam proses
sertifikasi dan tidak menerbitkan sertifikat. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga/badan sertifikasi
ISO eksternal, sehingga perusahaan atau organisasi tidak dapat disertifikasi langsung oleh ISO.
Badan Sertifikasi ISO adalah perusahaan atau badan usaha yang memiliki wewenang untuk
menerbitkan sertifikat ISO yang dibuat sesuai dengan ketentuan International Organization for
Standarization (ISO) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Setiap negara yang tergabung dalam ISO mempunyai hak untuk mengontrol penerbitan Sertifikat
ISO melalui suatu lembaga nasional yang memiliki kewenangan mengurusi masalah sertifikasi
dan akreditasi. Lembaga ini di Indonesia disebut Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tugas
utama lembaga ini adalah untuk memberikan akreditasi terhadap berbagai lembaga lain yang
berhubungan dengan penilaian kesesuaian. Salah satu contoh badan sertifikasi ISO di Indonesia
yang sudah mempunyai lisensi KAN adalah Sucofindo.
Dalam memilih jasa dari lembaga sertifikasi ISO tergantung dari karakteristik dan tujuan
perusahaan/organisasi yang akan melakukan sertifikasi. Perusahaan harus teliti dalam memilih
badan sertifikasi ISO agar relevan dengan visi dan misi perusahaan. Beberapa kriteria yang bisa
membantu bagaimana memilih badan sertifikasi ISO yang baik antara lain : mempunyai
sertifikasi dan akreditasi KAN yang masih berlaku, berpengalaman dalam bidang yang relevan,
sesuai ekspektasi pelanggan, mempunyai reputasi yang baik, mempunyai sumber daya auditor
yang jelas dan handal, tarif sesuai dengan ketentuan dan transparan.
Jadi dalam memilih badan sertifikasi ISO harus relevan dan sesuai dengan ketentuan yang ada di
Indonesia maupun di dunia internasional.
• ISO 9000 merupakan suatu kumpulan standar manajemen mutu dan standar
proses, bukan standar produk.
• ISO 9000:2000 terdiri dari beberapa bagian yang memuat tentang sistem
manajemen mutu, diantaranya ISO 9001:2000 dan ISO 9004: 2000.