Anda di halaman 1dari 5

GURU MASA DEPAN

A. Citra Guru
Guru adalah sosok manusia yang karena
otoritas, kecerdasan dan pribadinya dijadikan
orang yang digugu dan ditiru. Sejak dahulu
peribahasa menunjukkan akan kepintaran
seorang guru sehingga dijadikan tempat belajar
oleh masyarakat, dan banyak masyarakat
mengabdi kepada guru seperti halnya bagaimana
sejarah pendidikan di pesantren. Pepatah Jawa “
Guru, Ratuwong tuwo akaro” berarti, orang
wajib menghormati pertama-tama
gurunya,kemudian raja dan baru akhirnya orang
tua. Seyogyanyalah guru senantiasa menjaga
citra guru yang luhur seperti itu.
Sudarminta pernah menulis Citra Guru nyang mengungkapkan bagaimana masa
manis guru sejak zaman penjajahan sampai tahun 50-an, citra guru sangat dihormati
masyarakat. Pilihan utama orang adalah jadi guru kemudian baru pegawai pemerintah. Guru
cukup sandang,pangan dan perumahan saat itu, kesejahteraannya terjamin. Guru masih
mampu menjadi panutan, orang digugu dan ditiru. Masa kelam guru dan citranya merosot
diakibatkan pertama karena gajinya kecil, kemampuan guru rendah, sistem perekrutan guru
semrawut dan penghargaan terhadap guru sangat rendah.
Rendahnya mutu guru menurut Sudarminta adalah: (1) lemahnya penguasaan bahan
yang diajarkan, (2)ketidak sesuaian latar belakang pendidikan dengan yang diajarkan, (3)
cara pengajaran kurang efektif,(4) kurang berwibawa, (5)lemahnya motivasi dan dedikasi
menjadi pendidik, (6)kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, (7)relatif
rendahnya intelektual calon guru.
Hal ini disebabkan karena status ekonomi guru hancur dan penghargaan masyarakat
luntur terhadap guru. Citra guru memang sangat kelam. Banyak guru beralih profesi karena
sudah tidak tahan dengan impitan ekonomi karena gajinya terlalu kecil. Sampai-sampai Iwan
Fals menuliskan lirik lagunya Guru telah belasan tahun mengabdi kepada negeri mengapa
gajimu dikebiri dengan Omar Bakrienya. Guru memang sangat melarat.
Sejalan dengan tuntutan zaman, seiring dengan pemahaman ke depan bahwa
pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, mulailah adanya upaya mengangkat derajat
guru dengan kenaikan gaji, peningkatan kualifikasi, penghargaan kepada guru dan
terakhirnya diterbitkannya Undang-Undang Guru serta pemberian tujangan profesi guru dan
diberikannya kkenaikan pangkat guru sampai IVE. Ini sungguh luar biasa penghargaan
kepada guru. Secara umum adanya upaya menjadikan pendidikan sebagai skala prioritas
dalam pembangunan nasional tercermin dalam penganggaran pendidikan mencapai 20%.
Citra guru mulai tumbuh lagi, tentunya harus dipupuk dengan lebih banyak belajar sehingga
menjadi guru profesiaonal. Itu beberapa upaya mengangkat citra guru kembali.

B. Guru Sebagai Agen Pembelajaran


Dengan meningkatnya citra guru, guru dapat berprilaku sebagai guru, lebih
mengutamakan profesionalismenya dan tentu dalam melaksanakan tugas m pembelajaran
akan terjadi upaya yang optimal, inovasi tiada henti. Sebagai agen pembelajaran, guru harus
mampu mengelola pembelajarannya dengan kondusif. Sebagai agen pembelajaran tentunya
tidak terlepaskan peran guru sebagai tenaga pendidik. Peran yang harus dilakukan seorang
guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah:
(1) Guru sebagai Sumber Belajar. Dalam hal ini guru harus memiliki referensi yang lebih
banyak dengan murid, guru harus mampu menunjukkan referensi belajar siswa dan guru
harus melakukan pemetaan tentang materi pelajaran.
(2) Guru sebagai fasilitaor
Agar mampu menjadi fasilitator guru perlu: memahami berbagai jenis media, mampu
merancang berbagai jenis media, mampu mengorganisasikan berbagai jenis media,
mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
(3) Guru sebagai pengelola. Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer) guru
memiliki empat fungsi: merencanakan tujuan belajar, mengorganisasikan berbagai
sumber belajar untuk mewujudkan tujuannbelajar, memimpin yang meliputi
memotivasi, mendorong dan menstimulasi siswa, dan mengawasi segala sesuatu apakah
telah berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak dalam rangka pencapaian tujuan.
(4) Guru sebagai demonstrator adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan
yang disampaikan. Dalam hal ini guru harus menu njukkan sikap-sikap terpuji kaarena
akan menjadi model bagi siswa. Sebagai demonstrator guru juga harus dapat
menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajarandapat lebih dipahami dan
dihayatioleh setiap siswa.
(5) Guru sebagai pembimbing. Guru hendaknya membantu siswa menemukan dan
mengoptimalkan segala potensi anak untuk dijadikan bekal mengarungi hidup kelak.
(6) Guru sebagai motivator. Guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa dengan jalan
memperjelas tujuan, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana yang
menyenangkan, memberi pujian, memberikan penilaian, mengomentari setiap pekerjaan
siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama.
(7) Guru sebagai Evaluator. Dalam hal ini evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan
siswa dan keberhasilan guru.

D. Penghargaan dan Perlindungan Guru


Pemerintah selalu berupaya meningkatkan martabat guru dengan banyak cara. Dengan
diundangkannya Undang-Undang Guru dan Dosen mencerminkan keseriusan pemerintah
mengurus guru dan sekaligus penghargaan yang diberikan kpada guru.
Dalam menjakankan tugas keprofesionalannya, guru perlu mendapatkan penghargaan
dan perlindungan. Kini dibentuk sebuah lembaga baru yaitu Direktorat Jenderal Lembaga
Penjamin Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengurus penghargaan dan
perlindungan (harlindung) guru.
Pasal 14 UU RI nomor 14 Tahun 2005 menyebutkan:” Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejateraan
sosial,
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja,
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual,

Sesuai dengan diktum c, maka sudah jelaslah penghargaan dan perlindungan guru itu
adalah hak dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Telah banyak dilakukan pemerintah
akhir-akhir ini. Penghargaan seperti peningkatan gaji sehingga memenuhi kreteria di atas
kebutuhan hidup minimum, memberikan tunjangan-tunjangan , memberikan penghargaan
satya lencana karya satra, memberikan kenaikan pangkat sampai golongan IVE, memberikan
kesempatan berprestasi melalui lomba guru dan kepala sekolah berprestasi sampai tingkat
nasional, melaksanakan lomba-lomba yang merangsang inovasi pembelajaran serta lomba the
Best Practise, dan memberikan kesempatan studi lanjut dengan pemberian bea siswa..
Tunjangan-tunjangan penghasilan guru seperti tunjangan fungsional, tunjangan
profesional, tunjangan khusus, maslahat, insentif adalah wujud penghargaan terhadap guru
tentunya tidak gampang diperoleh dalam arti guru juga harus memenuhi persyaratan seperti
telah tersertifikasi, memiliki angka kredit komulatif sesuai dengan kreteria dan memiliki
keprofesionalan dalam menjalankan tugas.
Di samping hak tentunya kewajiban harus dipenuhi. Kewajiban guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya seeperti dimuat dalam pasal 20 UU RI Nomor 14 Tahun 2005
beberapa diantaranya:
a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
seni ( UU RI Nomor 14 tahun 2005:161). Ini menunjukkan perlu peningkatan
profesionalisme bagi guru sehingga nantinya pembelajaran berlangsung baik dan
bermutu dan mutu pendidikan diharapkan meningkat, karena pembelajaran bermutu
sebagai cikal bakal untuk peningkatan mutu pendidikan.

E. Guru Masa Depan Harapan Masyarakat


Begitu besarnya peranan guru dan pentingnya keberadaan guru sebagai penegak dan
pelaksana pembangun bangsa, maka masyarakat sangat berharap akan keberadaan guru ke
depan. Guru harapan masa depan ini, diharapkan mampu melakukan pembimbingan kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sobry Sutikno mendata harapan masyarakat, tentang Guru yang diharapkan pada
masa depan sebagai berikut:
1) Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas bukan saja program
rutin tetapi juga bagaimana cara melaksanakan program sudah diprogramkan,
2) Inovator, artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan dalam
pembelajaran,
3) Motivator artinya mampu memiliki motivasi untuk belajar dan terus belajar dan
memotivasi siswa untuk terus belajar.
4) Capabel personal artinya guru memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan
serta sikap yang lebih mantap sehingga mampu mengelola pembelajaran dengan baik
dan efektif,
5) Developer artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri dan mau menularkan
kemampuan kepada anak didik dan untuk semua orang.
6) Guru masa depan haus akan kemajuan teknologi dan perkembangan iptek. (Sobry
Sutikno, 2006: 53)
Demi tercapainya peningkatan mutu pendidikan, terhadap masalah guru diharapkan:
1. perekrutan guru perlu diperketat,
2. pengadaan training kepada guru yang mengajar bukan basicnya
3. selalu melaksanakan diklat pengembangan guru
4. melaksanakan pendalaman materi kepada guru
5. memberikan fasilitas, konvensasi yang layak,
6. memberi sanksi tegas kepada guru yang melanggar tatatertib
7. penghargaan dan perlindungan bagi guru sangat perlu.(Sobry Sutikno,
2006:55)

Anda mungkin juga menyukai