Anda di halaman 1dari 6

PROFESIONALISME GURU

Berbicara tentang guru tidak ada henti-hentinya. Hal ini


tentu dikaitkan dengan kenyataan bahwa gurulah ujung tombak
pelaksana pendidikan yang menjadi harapan bangsa. Tidak
dapat dipungkiri pepatah “ Guru kencing berdiri, murid kencing
berlari” dalam artian guru selalu menjadi contoh kepada para
murid, sesuai dengan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara
dalam kepemimpinan yaitu Ing arso sung tulodo.

Pemerintah selalu berupaya membenahi keberadaan guru


yang menyangkut peningkatan kualifikasi akademis,
kompetensi, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
kerja serta pembinaan dan pengembangan karir guru. Telah banyak diklat, seminar dan workshop
dilaksanakan untuk peningkatan kemampuan guru dalam mengemban tugas sebagai pendidik, pengajar
dan pelatih.
Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ditetapkannya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16, 17 dan 18 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Guru dan Sertifikasi Guru dalam Jabatan menandakan keseriusan pemerintah menangani profesi guru ini
dan sekaligus memeuhi harapan akan terjadinya perubahan performen dan kinerja guru untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Sudah tentu sebagai reaksi guru terhadap semua itu dan untuk mememnuhi harapan pemerintah
adalah mewujudkan guru profesional yaitu guru yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-
tugasnya dengan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan hasil pendidikan atau pelatihan yang pernah
dialami. Guru seperti inilah yang diharapkan oleh pemerintah yang akan mampu mengangkat martabat
bangsa di kancah internasional. Itulah yang mendorong penulis mencoba membuat makalah ini yang
diberi judul “Guru Masa Depan”

A. Pengertian Profesi, Profesional dan Profesionalisme


Profesi mengandung arti pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh sesorang, akan tetapi tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keakhlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang akan tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.
Profesional mengandung makna yang mengacu kepada sebutan kepada orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dlam mewujudkan unjuk kerja
sesuai dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan “profesional” ini telah mendapatkan
pengakuan, baik secara formalmaupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan
atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah atau organisasi profesi.
Sedangkan secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna suatu
profesi. Sebagai contoh misalnya sebutan “guru profesional” adalah guru yang telah mendapat
pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan
ataupun dengan latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan dalambentuk surat
keputusan, ijazah, akta, sertifikat dan lain sebagainya yang menyangkut kualifikasi maupun kompetensi.
Sebutan “guru profesional” juga dapat mengacu kepada pengakuann terhadap kompetensi penampilan
unjuk kerja seorang guru daal;am melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru. Dengan demikian
sebutan” profesional” didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan kompetensi
penampilan unjuk kerja suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. Dal;am UU Guru (pasal 1 ayat 4)
dinyatakan bahwa “profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan keakhlian dan
pengabdian diri kepada pihak lain” .
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan danmeningkatkan kualitas profesionalnya.
Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta
komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan
strategi, ia akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga
keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan
dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal1) dinyatakan bahwa :”Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keakhlian baik dalam materi maupun metode. Keakhlian yang dimiliki oleh guru
profesional adalah keakhlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan peletihanyang
diprogramkan secara khusus untuk itu. Pengakuan tersebut mendapat pengakuan formal yang
dinyatakan dalam abentuk sertifikasi, akreditasi dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini
pemerintah dan organisasi profesi). Dengan keakhliannya itu seorang guru mampu menunjukkan
otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.
Di samping dengan keakhliannya, sosok profesi guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya
dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua dan masyarakat, bangsa,
negara dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, soaial, intelektual, moral
dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya,
mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial
diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
lingkungan sosial serta meiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan
melalui penuasaan berbagai perangkat pengetahuan ndan keterampilan yang ddieprlukan untuk
menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai makhluk yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma
agama dan moral.
Ciri profesi yang selanjutnya adalah kesejawatan, yaitu rasa kebersamaan sesama guru.
Kesejawatan ini diwujudkan dalam persatuan guru yaitu PGRI. Semua ciri profesi tersebut sudah tersirat
dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai pegangan profesional nguru.
Para guru diharapkan memiliki jiwa profesionalisme, yaitu sikap mental yang senantiasa
mendorong dirinya untuk mewujudkan dirinya sebagai petugas profesinal. Pada dasarnya
profesionalisme itu, merupakan motivasi intrinsik pada diri guru sebagai pendorong untuk
mengembangkna dirinya ke arah perwujudan profesional.

B. Tugas Pokok Guru


Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa :
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lebih lanjut pada Bab II pasal 2 disebutkan:” Guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”. Pada akhirnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional ini dapat
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional (pasal 4 UU nomor 14 Tahun 2005).
Sebagai agen pembelajaran guru hendaknya memiliki kompetensi dalam mengelola
pembelajaran dari merencanakan, melaksanakan, menilai, melaksanakan remidi dan pengayaan serta
pelaporan kepada orang tua. Dalam hal ini penguasaan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran yang
PAKEM (pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dapat terlaksana.
Berasarkan hal tersebut di atas tugas pokok guru adalah bagaimana guru bisa mengantarkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu: berkembangnya potensi peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU RI No
14/2005, pasal 6).

C. Jenis Kompetensi Guru


Kompetensi adalah”Pengetahuan dan pemahaman tentang disiplin akademik, hubungan
interpersonal, nilai-nilai moral, juga keterampilan dalam arti kemampuan melaksanakan prosedur,
kemampuan berinteraksi;” (Jarvis, 1983)
Selanjutnya dikatakan bahwa:
”Sikap profesional meliputi: pengetahuan tentang profesionalisme, komitmen terhadap profesionalisme,
kesediaan untuk bertindak secara profesional.” (Jarvis, 1983)
Prinsip profesionalitas guru dijelaskan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a. memiliki minat, bakat, panggilan jiwa, dan idealisme
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak
mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan idang tugas
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hukumdalam menjalankan tugas keprofesionalan, dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
Jelas sekali tampak bahwa guru sebagai pribadi dituntut profesional, dapat berkontak sosial,
melakukan tugas dengan prosedur yang benar dan bertanggung jawab terhadap anak-anak bangsa.
Menurut Spencer kompetensi terbentuk dari lima karakteristik seperti terlihat
pada gambar berikut:Spencer and Spencer (1993)

Watak

Motivasi
Pengetahuan
Internal

Kompetensi
Individu

Konsep diri Keterampilan

(Spencer and Spencer, 1993)

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa kompetensi itu berupa keterampilan yang didasari
pengetahuan yang dimiliki, dipengaruhi oleh watak, terdorong oleh motivasi dari dalam diri sehingga
menghasilkan konsep diri. Kompetensi inilah perlu dikembangkan baik oleh peserta didik maupun oleh
guru sendiri.
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 8 menyuratkan: ”Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.Selanjutnya pasal 10 menyebutkan bahwa: Kompetensi guru
sebagaimana yang dimaksud meliputi: kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi
social dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Saiful Bakri Djamarah menguraikan macam-macam kompetensi guru secara rinci sebagai
berikut:” kepribadian, penguasaan bahan, kesadaran waktu,penguasaan metode, pengelolaan program
mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media, penguasaan landasan-landasan kependidikan,
pengelolaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar anak didik,, pengembangan
keterampilan pribadi, pengenalan fungsi dan program bimbingan, penyelenggaraan administrasi sekolah
dan penyelenggaraan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran. “ Saiful juga mengatakan
factor yang mempengaruhi kompetensi guru yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman
mengajarnya.
Kompetensi guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007
meliputi Kompetensi faedagogik menyangkut kemampuan mengelola pembelajaran, kompetensi
kepribadian menyangkut kemampuan saling menghargai pribadi masing-masing (guru dan peserta didik),
kompetensi social menyangkut kemampuan memahami bahwa saling ketergantungan dalam hidup in I
dan kompetensi professional menyangkut kemampuan melaksanakan tugas pokoknya.
Memperhatikan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa kompetensi itu berupa keterampilan
yang sangat dituntut untuk dapat melakukan tugas sebaik-baiknya. Karena pembicaraannya kompetensi
guru maka keterampilan guru dalam pembelajaran sangat dituntut untuk dapat melakukan pembelajaran
sehingga tujuanpendidikan dapat tercapai secara optimal.

D. Mengajar Pekerjaan Profesional.


Sesuai dengan syarat dan ciri pok pekerjaan profesional yaitu: ditunjang oleh suatu ilmu tertentu,
menekankan pada suatu keakhlian tertentu, didasarkan pada latar belakang pendidikan, memiliki
dampak sosial terhadap masyarakat maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah suatu
pekerjaan profesional.Mengajar adalah pekerjaan kompleks bukan sekadar menyampaikan materi
pelajaran. Oleh karena itu memerlukan keterampilan dan keakhlian khuusus. Mengajar memerlukan
keakhlian khusus untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan.
Guru harus tahu bagaimana amengajar bukan hanya tahu apa yang diajarkan. Guru mengajarkan
peserta didik dapat hidup di masyarakat maka memilikin dampak kemasyarakatan. Di samping itu , guru
harus selalu siap akan terjadinya perubahan akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Itu
sejumlah fakta yang dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan guru atau mengajar adalah pekerjaan
profesional.

Anda mungkin juga menyukai