Anda di halaman 1dari 178

RINGKASAN EXECUTIVE

Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini merupakan tindak lanjut dari dokumen
Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya sebagai review kegiatan-kegiatan apa saja yang telah
direalisasi dan belum terealisasi pada berdasarkan dokumen sebelumnya serta menjadi acuan baru
perencanaan untuk tahun berikutnya. Penyusunan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK)
merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukimanan (PPSP). Dokumen ini berisi rencana tindak program dan kegiatan prioritas sektor
sanitasi serta komitmen pendanaannya selama 5 tahun kedepan.
Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari
berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai unit kerja terkait,
baik melalui sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat kabupaten, provinsi maupun
kementerian/lembaga. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen
pendanaan untuk implementasi berbagai program pembangunan sektor sanitasi yang direncanakan,
baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat kabupaten, provinsi, pusat maupun dari sumber
pendanaan lainnya yang terkait dan peduli dengan sanitasi.
Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen
ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Oleh
karenanya rencana investasi yang disusun di dalam dokumen Memorandum Program ini harus
mempertimbangkan kemampuan pemerintah daerah tidak hanya dari aspek teknis dan waktu, tetapi
yang lebih utama adalah dalam penyediaan anggaran (biaya).
Oleh karena persoalan sanitasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
daerah, dan tidak dapat diselesaikan secara parsial, penyusunan rencana program investasi di dalam
dokumen Memorandum Program ini juga ditekankan pada aspek keterpaduan dengan rencana
pengembangan wilayah/ kawasan berdasarkan skala prioritas tertentu atau yang ditetapkan dalam
rangka menjawab tantangan pembangunan.
Memorandum program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana
pelaksanaannya sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah
pengembangan dan struktur ruang kotanya.

Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan wadah bagi seluruh program

dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Tanah laut yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya

berasal dari berbagai sumber seperti APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, Bantuan Luar Negeri

(pinjaman maupun hibah), swasta maupun swadaya masyarakat.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan tersusunnya dokumen Review SSK ini adalah:

a. Dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran pendanaan untuk implementasi pelaksanaan

pembangunan sanitasi mulai tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 yang telah tercantum dalam

dokumen SSK.

b. Untuk memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan

Sanitasi Kabupaten Tanah Laut selama 5 tahun yaitu tahun 2019 sampai dengan tahun 2022, baik

pendanaan yang dialokasikan dari APBD Kota, Propinsi, Pemerintah Pusat maupun sumber
pendanaan lain non-pemerintah.

c. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak

swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan

sanitasi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita penjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan berkah
serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK) ini dapat disusun dan disajikan menjadi dokumen yang merupakan terminal dari seluruh
dokumen perencanaan terkait sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2019-2022.
Dokumen ini merupakan satu rangkaian yang tdak terpisahkan dengan dokumen lainnya
yang tersusun yang berkaitan dengan perencanaan sanitasi sebelumnya sepert Buku Puth Sanitasi
(BPS), Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Dokumen ini
juga bersifat sebagai review dari dokumen perencanaan sanitasi sebelumnya terkait realisasi
kegiatan dan anggaran. Dokumen ini merupakan bagian dari Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) yang digalang oleh Pemerintah Pusat dalam rangka mempercepat
pembangunan sanitasi Nasional dan pemenuha partsipasi internasional untuk pencapaian Universal
Accsess 100-0-100 dan SDG’s.
Dokumen ini utamanya berisi rencana penganggaran dan kesepakatan atau komitmen
bersama dari berbagai pihak terkait mendukung kota dalam menyusun rencana program investasi
pembangunan sanitasi dalam rangka Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang
secara teknis telah disusun berdasarkan hasil study dan sinkronisasi dengan semua domumen
perencanaan yang lain yang terkait sanitasi, analisis kelembagaan, kemampuan keuangan daerah
dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan rencana implementasi. Dengan telah
tersusunnya Program dan Anggaran sanitasi untuk Jangka Menengah diharapkan perencanaan
tahunan dapat dilakukan lebih optmal dan matang.
Dokumen ini bersifat terbuka dan akan selalu diperbaharui berdasarkan pencapaian
kesepakatan pendanaan ataupun sesuai dengan kemajuan yang telah dicapai.
Pemerintah bersama pemangku kepentngan kota dengan ini menyatakan komitmen penuh dalam
mendukung program pengembangan sanitasi jangka menengah ini, serta berupaya mendorong
pelaksanaan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektf, partsifatf dan berkelanjutan.
Dengan adanya dokumen Pemutakhiran SSK ini, disamping akan makin mendorong
komitmen Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dalam menyusun program investasi bidang sanitasi
juga diharapkan dapat memberikan penguatan dalam prosedur dan komitmen dukungan pendanaan
dari lingkungan eksternal Pemerintah Kabupaten/Kota, baik dari masyarakat atau kerjasama dengan
swasta serta semua pihak yang peduli terhadap pengembangan sanitasi.
Semoga dokumen ini dapat dilaksanakn dengan komitmen penuh dan optmal serta
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 METODOLOGI PENYUSUNAN 4
1.3 DASAR HUKUM 5
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN 9

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 12


2.1 GAMBARAN WILAYAH 12
2.2 KEMAJUAN PELAKSANAAN 35
2.3 PROFIL SANITASI SAAT INI 38
2.4 AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI 66

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 72


3.1 VISI DAN MISI SANITASI 72
3.2 PENTAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI 74
3.3 KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI DAERAH 88

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI 90


4.1 AIR LIMBAH DOMESTIK 90
4.2 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 93
4.3 DRAINASE PERKOTAAN 96

BAB V KERANGKA KERJA LOGIS 98


5.1 MATRIKS KKL PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK 99
5.2 MATRIKS KKL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 100
5.3 MATRIKS KKL PENGELOLAAN DRAINASE 102

BAB VI PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI 103

BAB VII MONITORINGDAN EVALUASI CAPAIAN SSK 107

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERESIKO
LAMPIRAN 2. HASIL ANALISA SWOT
LAMPIRAN 3. HASIL PEMBAHASAN PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN
LAMPIRAN 4. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN
LAMPIRAN 5. DAFTAR PERUSAHAAN PENYELENGGARA CSR YANG POTENSIAL
LAMPIRAN 6. KESIAPAN IMPLEMENTASI
LAMPIRAN 7. RENCANA KERJA TAHUNAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi (Peraturan Presiden Republik
Indonesia No.185 Tahun 2014). Pemerintah Indonesia dalam rangka pencapaian pembangunan
sanitasi telah mencanangkan target layanan air minum dan sanitasi mencapai 100% pada akhir
tahun 2019.

Universal access adalah komitmen pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar air
minum dan sanitasi masyarakat Indonesia dan lebih dari itu, sebagian besar diantaranya memenuhi
standar pelayanan minimum (SPM). Air minum dan sanitasi adalah layanan dasar yang
pemenuhannya bukan sekedar akan meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup, tetapi
pada akhirnya juga meningkatkan kesehatan masyarakat.

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJMN) 2015-2019,


Pemerintah merancang target pencapaian akses air minum dan sanitasi layak 100% pada tahun
2019 (universal access). Artinya, pada akhir tahun 2019, semua masyarakat Indonesia yang tinggal
di perkotaan maupun perdesaan dipastikan memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang
layak. Target ini tentu saja melampaui target MDGs. Untuk sanitasi misalnya, target pencapaian
MDGs di tahun 2015 adalah 62,41% dan saat ini capaian Indonesia adalah 59.71%.
Peningkatannya dua kali lipat dibanding data awal yaitu 24,81% pada tahun 1993, dan hingga 2014,
jumlahnya terus bergerak mendekati target.

Walaupun semakin mendekati target MDGs, cita-cita mencapai 100% akses sanitasi pada
2019 bukanlah hal yang mudah. Menko Kesra Agung Laksono, dalam pembukaan City Sanitation
Summit XIV September lalu, mengatakan bahwa tantangan terbesar saat ini berkaitan dengan
populasi penduduk yaitu adanya gap layanan sebesar 120 juta jiwa (53 juta jiwa di perkotaan, dan
66 juta jiwa di perdesaan) karena tingginya Total Fertility Rate (TFR) Indonesia.

Terkait sektor sanitasi, Pemerintah Indonesia melalui beberapa kementerian telah


menjalankan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman atau dikenal dengan
Program PPSP. Program ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung
terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


1
implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Program ini mempunyai tujuan mensinergikan
kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam satu wadah untuk
memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi dalam skala kota. Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) juga diharapkan menjadi wahana yang diharapkan
dapat membantu Pemerintah Kabupaten Tanah Laut menyiapkan road map pembangunan sanitasi
yang berkelanjutan dan tepat sasaran. Dimana Kabupaten Tanah Laut telah memasuki dua periode
yaitu :

1) Periode pertama yaitu Program PPSP tahun 2010-2014 yang dimaksudkan untuk memfasilitasi
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun perencanaan strategis pembangunan sanitasi di
wilayahnya.

Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui Kelompok Kerja Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Tanah Laut telah menyusun dan
mempublikasikan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tanah Laut. Buku Putih Sanitasi
merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan
disepakati seluruh SKPD serta pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi.

Selanjutnya, berpijak dari informasi yang ada di dalam Buku Putih Sanitasi, Pokja AMPL
Kabupaten Tanah Laut berupaya untuk menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tanah
Laut tahun 2013-2017. SSK tersebut adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi
kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang
dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan
sanitasi pada tingkat kota. Selain itu, dengan adanya SSK diharapkan agar pembangunan
sanitasi dapat berlangsung secara sistematis,terintegrasi, dan berkelanjutan.

Setelah penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) maka pada
tahun 2014 disusun Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang merupakan acuan bagi SKPD
teknis dalam melaksanakan pembangunan di sektor sanitasi.

2) Pada periode kedua yaitu Program PPSP Tahun 2015-2019, yang pada saat ini tengah
memasuki phase ke 2 berupa pelaksanaan/implementasi program dari dokumen SSK yang
disusun pada periode sebelumnya dan pemutakhiran dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK).

Dokumen Pemutakhiran SSK berisi pemetaan kondisi sanitasi skala kabupaten/kota, kerangka
pengembangan dan pentahapan sanitasi, strategi pembangunan sanitasi, serta kebutuhan
program/kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten/kota hingga 5 (lima) tahun mendatang. Selain itu,
beberapa hal yang ikut melatar belakangi pemutakhiran SSK adalah sebagai berikut :

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


2
 Peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya yang disebabkan oleh ketidaklengkapan data
maupun akibat adanya keraguan atas validitas data yang digunakan
 Adanya kebutuhan untuk mempercepat implementasi terutama terkait dengan pencapaian target
Universal Access di tahun 2019.

Program dan Kegiatan yang dirumuskan dalam dokumen SSK Mutakhir merupakan hasil
konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi
dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kab/Kota, Provinsi
maupun Kementerian/Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen
ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen
alokasi penganggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan
lainnya.

Dokumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017 ini, selanjutnya akan diposisikan sebagai
acuan di dalam perencanaan strategis sektor sanitasi skala Kabupaten. Dokumen ini merupakan
dokumen perencanaan sistem sanitasi kabupaten yang telah disesuaikan dengan program kegiatan
untuk sektor sanitasi dengan dokumen perencanaan pemerintah lainnya seperti RPJPD, RPJMD,
Renstra, dan RTRW Kabupaten Tanah Laut.

a. Hubungan SSK dengan RPJMD


RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi
Kabupaten. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut merupakan
dokumen hasil penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan
pembangunan sektor sanitasi yang terintergrasi, komprehensif, berkelanjutan dan
partisipatif.

b. Hubungan SSK dengan Renstra SKPD


Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan
penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut. Renstra SKPD dipergunakan
sebagai dasar dari penyusunan Strategi Sanitasi, maka implementasi pembangunan
sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan
sektor sanitasi.

c. Hubungan SSK dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Dokumen RTRW dipergunakan sebagai salah satu acuan penyusunan Dokumen Strategi
Sanitasi Kabupaten Tanah Laut, dimana untuk rencana kedepannya perkiraan dan
proyeksi jumlah penduduk dan pembangunan lnfrastruktur sektor sanitasi harus

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


3
diperhitungkan dengan mengacu dan tidak bertentangan dengan kebijakan-kebijakan
yang telah digariskan dalam dokumen RTRW Kabupaten Tanah Laut.

1.2 Metodologi Penyusunan

Metodologi merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan
menggunakan penelusuran berdasarkan urutan atau tata cara tertentu sesuai dengan apa yang akan
dikaji secara ilmiah. Penyusunan pemutakhiran SSK dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu :

1) Studi literatur maupun data sekunder, seperti data kependudukan, sosial, dan ekonomi, data
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta data rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Laut;
2) Review Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), dan Memorandum Program
Sanitasi (MPS) Kabupaten Tanah Laut;
3) Internalisasi terhadap Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut maupun stakeholder terkait lainnya;
4) Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di Pemerintah Provinsi;
5) Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah;
6) Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran.

Secara lebih teknis, proses penyusunan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut
terdiri dari beberapa tahapan yang tidak terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagai berikut :

1) Melakukan studi EHRA;


2) Mengisi Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut;
3) Mereview SSK khususnya Kerangka Kerja Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta
Prioritas Program;
4) Memformulasikan visi dan misi sanitasi Kabupaten Tanah Laut;
5) Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait;
6) Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kabupaten;
7) Melakukan pengawalan pada mekanisme penganggaran (APBD, APBD Provinsi dan APBN).

1.3 Dasar Hukum

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut mengacu pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional/pusat maupun daerah. Beberapa peraturan
perundangan yang menjadi rujukan dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman di Kabupaten Tanah Laut antara lain :

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


4
a) Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan
Air;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pencemaran Udara;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


5
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

c) Peraturan Presiden Republik Indonesia


1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2015-2019;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.

d) Peraturan Menteri Kesehatan


1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 Tahun 1996 Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya
Bagi Kesehatan;

e) Keputusan Presiden Republik Indonesia


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.

f) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih;
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 114 Tahun 2003 tentang Penetapan Kelas Air;
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL;
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air;
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah.

g) Keputusan Menteri Kesehatan


1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


6
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/III/2003 Tentang Penyehatan Sarana
dan bangunan umum;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876 Tahun 2001 Tentang Pedoman Teknis ADKL
(Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan).

h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 tentang Drainase Perkotaan.
4. Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga;
5. Permen PU Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 4 tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

i) Peraturan Menteri Dalam Negeri


1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 Tentang Perubahan Permendagri
57/2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
4. Permendagri no 33 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan persampahan.

j) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


7
k) Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan,
Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA
Sampah;
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan;
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan;
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan;
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman;
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian
Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus;
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.

l) Peraturan Daerah Provinsi


1. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2006 Nomor 2);
2. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2015 Nomor 9).

m) Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut


1. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 9 tahun 2008 Tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah, Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dan Pelaksana

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


8
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut (Lembaran Daerah
Nomor 9);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut nomor 11 tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tanah Laut 2005 – 2025
(Lembaran Daerah Nomor 11);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Tanah Laut (Lembaran Daerah Nomor 13); Sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 10 Tahun
2013 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut nomor 13
Tahun 2008 tentang tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Laut (Lembaran
Daerah 10 Tahun 2013 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 11 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -
2025
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Laut 2013 – 2018.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016 – 2036.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut ini terdiri dari 6
bab yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang dilakukannya pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah


Laut. Penjelasan yang terkait didalamnya meliputi :
 Peran SSK dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Tanah Laut;
 Pentingnya memiliki dokumen strategi sanitasi yang berkelanjutan;
 Hubungan antara SSK yang disusun sebelumnya dengan SSK yang telah dimutakhirkan serta
kaitannya dengan dokumen perencanaan Kabupaten Tanah Laut (minimum RPJMD dan
RTRW).

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


9
Dalam bab ini juga memuat metodologi penyusunan, dasar hukum dan sistematika
penulisan dokumen secara keseluruhan.

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

Berisikan penjelasan tentang gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil


sanitasi saat ini dan area beresiko, permasalahan mendesak sanitasi. Dalam bab ini juga memuat
informasi-informasi yang mencakup :

 Wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut;


 Kondisi umum Kabupaten Tanah Laut yang meliputi : administratif, kependudukan, jumlah
penduduk miskin, kebijakan penataan ruang dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung
jawab perangkat daerah, komunikasi dan media.

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Berisikan penjelasan kerangka pengembangan sanitasi yang ada di Kabupaten Tanah Laut
mencakup :

 Visi dan misi sanitasi;


 Tahapan pengembangan sanitasi (sistem dan zonasi) ;
 Tujuan dan sasaran sanitasi;
 Skenario pencapaian sasaran;
 Kemampuan pendanaan sanitasi daerah.

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Berisikan penjelasan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis
saja tetapi juga mencakup aspek non teknis yang meliputi :

 Aspek kelembagaan;
 Aspek pendanaan;
 Aspek partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta;
 Aspek kesetaraan jender dan keberpihakan pada masyarakat miskin.
Instrumen yang digunakan dalam bab ini adalah analisis SWOT dan kerangka kerja logis (KKL)

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


10
BAB V KERANGKA KERJA LOGIS .

Berisikan penjelasan tentang matrik kerangka kerja logis (KKL) untuk pengelolaan air
limbah domestik, persampahan maupun drainase. Bab ini juga menguraikan alur pikir penanganan
permasalahan pembangunan sanitasi permukiman (air limbah, persampahan, drainase).

BAB VI PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

Berisikan ringkasan kebutuhan investasi pengembangan sanitasi (air limbah domestik,


persampahan, drainase) selama lima (5) tahun kedepan baik berdasarkan sumber anggaran (APBD
Kota, APBD Provinsi, APBN dan PHLN) maupun kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan
sumber pendanaan non pemerintah dan antisipasi funding gap.

BAB VII MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Berisikan mekanisme monitoring dan evaluasi (monev) strategi sanitasi kota untuk 5 (lima) tahun ke
depan.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


11
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1 GAMBARAN WILAYAH

Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan yang secara

geografis terletak pada koordinat 3°30’33” – 4°11’38” LS dan 114°30’20” – 115°23’31” BT, dengan

Ibukota Kabupaten berada di Kota Pelaihari yang berjarak sekitar 60 Km dari Kota Banjarmasin sebagai

Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

2.1.1 Administratif

Secara administrasi, Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 11 wilayah kecamatan yaitu Panyipatan,

Takisung, Kurau, Bumi Makmur, Bati-bati, Tambang Ulang, Pelaihari, Bajuin, Batu Ampar, Jorong dan

Kintap dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 135 desa/kelurahan dengan luas wilayah 3.631,35 km²

atau 363.135 ha atau hanya 9,71% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Adapun batas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah sebagi berikut :

 Sebelah Utara : Kota Banjar Baru

 Sebelah Timur : Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu

 Sebelah Selatan : Laut Jawa

 Sebelah Barat : Laut Jawa

Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, daerah yang paling luas adalah

Kecamatan Jorong dengan luas 628,00 km², kemudian Kecamatan Batu Ampar seluas 548,10 km²,

sedangkan kecamatan luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kurau dengan luas hanya 127,00

km². Lebih rinci dapat dilihat pada gambar berikut :

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

12
Gambar 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Tabel 2.1
Nama dan Luas Wilayah Per Kecamatan serta Jumlah Kelurahan/Desa

Luas Wilayah

Jumlah Administrasi Terbangun


No Nama Kecamatan Kelurahan/ % terhadap % terhadap
Desa (ha) luas (ha) luas
administrasi administrasi
1 Panyipatan 10 33.600 9.25 809 2.41
2 Takisung 12 34.300 9.45 1.430 4.16
3 Kurau 11 12.700 3.50 523 4.11
4 Bumi Makmur 11 14.100 3.88 287 2.03
5 Bati-Bati 14 23.475 6.46 1.015 4.32
6 Tambang Ulang 9 16.075 4.43 705 4.38
7 Pelaihari 20 37.895 10.45 2.199 5.80
8 Bajuin 9 19.680 5.41 547 2.77
9 Batu Ampar 14 54.810 15.09 1.130 2.06
10 Jorong 11 62.800 17.29 1.155 1.83
11 Kintap 14 53.700 14.79 1.483 2.76

TOTAL 135 363.135 100 11.283 3.10

Sumber: Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2016 & Instrumen SSK

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

13
2.1.2 Wilayah Kajian SSK Kabupaten Tanah Laut

Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tanah Laut berisi pemetaan kondisi sanitasi skala
kabupaten, kerangka pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi, strategi pembangunan
sanitasi serta kebutuhan program/kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tanah Laut hingga 5
(lima) tahun mendatang.

Dalam rangka memberikan pemetaan yang menyeluruh, wilayah kajian pemutakhiran Strategi
Sanitasi Kabupaten meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut yang meliputi 11 kecamatan yang
terbagi dalam 135 desa/kelurahan. Wilayah kajian SSK tersebut dapat dilhat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.2
Wilayah Kajian SSK Kabupaten Tanah Laut

Sumber : Bappeda Kabupaten Tanah Laut 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

14
Secara lebih rinci gambaran mengenai wilayah kajian pemutakhiran SSK adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Penyipatan
Secara astronomis, Kecamatan Panyipatan terletak pada posisi 3,88573º – 4,8015º Lintang
Selatan dan 114,619º – 114,825º Bujur Timur , dengan luasan wilayah mencapai ± 33.600 ha atau
9,25% dari luas wilayah Kabupaten Tanah Laut dengan ketinggian 25 – 100 meter diatas permukaan
laut. Kecamatan Panyipatan memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Pelaihari;
 Sebelah Timur : Kecamatan Jorong;
 Sebelah Selatan : Laut Jawa dan Takisung;
 Sebelah Barat : Laut Jawa
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Panyipatan memiliki 10 (sepuluh) desa dengan
komoditas unggulan pertanian berupa jagung dan memiliki potensi wisata yang cukup menonjol
berupa wisata pantai. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun
Tetangga (RT) serta Rukun Warga (RW) di Kecamatan Panyipatan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Panyipatan
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN PANYIPATAN
ha % RT RW
1Desa Batakan 4.500 13.39 21 7
2Desa Tanjung Dewa 4.200 12.50 15 5
3Desa Kandangan Lama 6.000 17.86 9 4
4Desa Batu Tungku 2.500 7.44 12 5
5Desa Kuringkit 2.400 7.14 10 2
6Desa Bumi Asih 1.500 4.46 13 3
7Desa Batu Mulia 750 2.23 15 3
8Desa Sukaramah 1.750 5.21 16 4
9Desa Panyipatan 6.900 20.54 13 4
10Desa Kandangan Baru 3.100 9.23 10 3
TOTAL 33.600 100,00 134 40
Sumber : Kecamatan Panyipatan Dalam Angka, 2016

b. Kecamatan Takisung
Secara astronomis, Kecamatan Takisung terletak pada posisi 3º72’ – 3º99’ Lintang Selatan dan
114º603’ – 114º697’ Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 34.300 ha atau 9,4% dari luas
wilayah Kabupaten Tanah Laut dengan ketinggian 5 meter diatas permukaan laut. Kecamatan
Takisung memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

15
 Sebelah Utara : Kecamatan Kurau;
 Sebelah Timur : Kecamatan Pelaihari;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Panyipatan;
 Sebelah Barat : Laut Jawa
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Takisung memiliki 12 (dua belas) desa dengan
potensi wisata yang cukup menonjol berupa wisata pantai. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing
kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) serta Rukun Warga (RW) di Kecamatan Takisung dapat
dilihat pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Takisung
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN TAKISUNG
ha % RT
1 Desa Kuala Tambangan 5.920 17,26 15
2 Desa Telaga Langsat 4.320 12.62 13
3 Desa Takisung 4.630 13.50 18
4 Desa Gunung Makmur 2.690 7.84 21
5 Desa Sumber Makmur 2.130 6.21 17
6 Desa Benua Tengah 2.250 6.56 19
7 Desa Benua Lawas 2.250 6.56 12
8 Desa Ranggang 1.130 3.29 10
9 Desa Batilai 600 1.75 5
10 Desa Ranggang Dalam 1.500 4.37 7
11 Desa Pegatan Besar 4.530 13.21 10
12 Desa Tabanio 2.340 6.82 22
TOTAL 34.300 100,00 169
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Takisung, 2016
c. Kecamatan Kurau
Secara astronomis, Kecamatan Kurau terletak pada posisi 3,56309-3,72364 Lintang Selatan dan
114,583-114,711 Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 12.700 ha atau 3,50% dari luas
wilayah Kabupaten Tanah Laut. Kecamatan Kurau memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Bumi Makmur;
 Sebelah Timur : Kecamatan Bati-bati dan Kecamatan Tambang Ulang;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Takisung;
 Sebelah Barat : Laut Jawa
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Kurau memiliki 11 (sebelas) desa. Untuk lebih
jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Kurau dapat
dilihat pada tabel 2.4 berikut.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

16
Tabel 2.4
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Kurau
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN KURAU
ha % RT
1
Desa Sungai Bakau 1.500 11.81 4
2
Desa Raden 1.500 11.81 5
3
Desa Maluka Baulin 900 7.09 6
4
Desa Bawah Layung 1.500 11.81 13
5
Desa Tambak Karya 1.000 7.87 5
6
Desa Padang Luas 1.600 12.60 7
7
Desa Tambak Sarinah 450 3.54 6
8
Desa Sarikandi 450 3.54 6
9
Desa Handil Negara 900 7.09 3
10
Desa Kali Besar 1.500 11.81 5
11
Desa Kurau 1.400 11.02 13
TOTAL 12.700 100,00 72
Sumber : Kecamatan Kurau Dalam Angka, 2016

d. Kecamatan Bumi Makmur


Secara astronomis, Kecamatan Bumi Makmur terletak pada posisi 3,51217º – 3,59036º Lintang
Selatan dan 114,513º – 114,712º Bujur Timur , dengan luasan wilayah mencapai ±14.100 ha atau 3,88%
dari luas wilayah Kabupaten Tanah Laut. Kecamatan Bumi Makmur memiliki batas-batas wilayah
administrasi sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kabupaten Banjar;
 Sebelah Timur : Kecamatan Bati-bati;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Kurau;
 Sebelah Barat : Laut Jawa
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Bumi Makmur memiliki 11 (sebelas) desa. Untuk
lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) serta Rukun Warga
(RW) di Kecamatan Bumi Makmur dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Bumi Makmur
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BUMI MAKMUR
ha % RT RW
1 Desa Pantai Harapan 1.850 13.12 5 2
2 Desa Sungai Rasau 2.050 14.54 9 3
3 Desa Handil Maluka 900 6.38 7 2
4 Desa Handil Labuan Amas 3.500 24.82 7 3
5 Desa Handil Suruk 600 4.26 5 2
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

17
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BUMI MAKMUR
ha % RT RW
6 Desa Handil Gayam 600 4.26 6 3
7 Desa Kurau Utara 250 1.77 12 4
8 Desa Bumi Harapan 150 1.06 5 2
9 Desa Handil Babirik 600 4.26 6 3
10 Desa Handil Birayang Bawah 2.000 14.18 6 2
11 Desa Handil Birayang Atas 1.600 11.35 6 3
TOTAL 14.100 100,00 74 29
Sumber : Kecamatan Bumi Makmur Dalam Angka, 2016

e. Kecamatan Bati-bati
Secara astronomis, Kecamatan Bati-bati terletak pada posisi 3,51086º – 3,6318º Lintang Selatan
dan 114,691º– 114,92º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ±23.475 ha atau 6,46% dari luas
wilayah Kabupaten Tanah Laut dengan ketinggian 25 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Bati-
bati memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kota Banjarbaru;
 Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kecamatan Bajuin;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Tambang Ulang;
 Sebelah Barat : Kecamatan Kurau, Kecamatan Bumi Makmur
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Bati-bati memiliki 14 (empat belas) desa. Untuk
lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) serta Rukun Warga
(RW) di Kecamatan Bati-bati dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT di Kecamatan Bati-bati
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BATI-BATI
ha % RT
1 Desa Benua Raya 1.300 5.54 15
2 Desa Bati-bati 900 3.83 12
3 Desa Padang 700 2.98 10
4 Desa Ujung 600 2.56 8
5 Desa Ujung Baru 1.000 4.26 7
6 Desa Nusa Indah 2.300 9.80 10
7 Desa Kait-kait 1.576 6.71 13
8 Desa Kait-Kait Baru 924 3.94 14
9 Desa Bentok Darat 4.000 17.04 16
10 Desa Banyu Irang 1.400 5.96 10
11 Desa Bentok Kampung 2.775 11.82 7
12 Desa Sambangan 800 3.41 4
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

18
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BATI-BATI
ha % RT
13
Desa Liang Anggang 3.150 13.42 12
14
Desa Pandahan 2.050 8.73 12
TOTAL 23.475 100,00 150
Sumber : Kecamatan Bati-bati Dalam Angka, 2016
f. Kecamatan Tambang Ulang
Secara astronomis, Kecamatan Tambang Ulang terletak pada posisi 3,59849º – 3,70628º
Lintang Selatan dan 114,669º – 114,881º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 16.075 ha
atau 4,43% dari luas wilayah Kabupaten Tanah Laut dengan ketinggian 25 – 100 meter diatas
permukaan laut. Kecamatan Tambang Ulang memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Bati-bati;
 Sebelah Timur : Kecamatan Pelaihari;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Pelaihari;
 Sebelah Barat : Kecamatan Kurau
Dari segi wilayah administrasi Kecamatan Tambang Ulang memiliki 9 (sembilan) desa dengan
desa yang paling luas daerahnya adalah desa martadah dengan luas 4.603 ha dan desa yang paling
kecil adalah desa Sungai Pinang dengan luas 600 ha. Seluruh desa yang ada di Kecamatan Tambang
Ulang termasuk dalam klasifikasi desa swasembada. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing
kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) serta Rukun Warga (RW) di Kecamatan Tambang Ulang
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.7
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Tambang Ulang
KECAMATAN TAMBANG LUAS JUMLAH
NO.
ULANG
ha % RT
1
Desa Bingkulu 1.750 10.89 9
2
Desa Kayu Habang 2.075 12.90 6
3
Desa Gunung Raja 1.700 10.58 8
4
Desa Pulau Sari 1.050 6.53 10
5
Desa Tambang Ulang 1.200 7.47 8
6
Desa Sungai Jelai 1.575 9.80 10
7
Desa Sungai Pinang 600 3.73 4
8
Desa Martadah 4.603 28.63 6
9
Desa Martadah Baru 1.522 9.47 13
TOTAL 16.075 100,00 74
Sumber : Kecamatan Tambang Ulang Dalam Angka, 2016

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

19
g. Kecamatan Pelaihari
Secara astronomis, Kecamatan Pelaihari terletak pada posisi 3,64062º – 3,99204º Lintang
Selatan dan 114,642º – 114,872º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 37.895 ha dengan
ketinggian 25 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Pelaihari memiliki batas-batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Tambang Ulang;
 Sebelah Timur : Kecamatan Bajuin dan Batu Ampar;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Panyipatan;
 Sebelah Barat : Kecamatan Takisung.

Tabel 2.8
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Pelaihari
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN PELAIHARI
Ha % RT RW
1 Sungai Riam 4233 11.17 18 4
2 Kampung Baru 3277 8.65 9 3
3 Sumber Mulia 105 2.77 11 4
4 Tampang 115 3.04 4 2
5 Sarang Halang 11 2.9 16 0
6 Bumi Jaya 8 2.11 14 4
7 Atu-atu 300 0.79 12 2
8 Angsau 105 2.77 36 7
9 Pelaihari 15 3.96 29 8
10 Karang Taruna 22 5.81 18 4
11 Telaga 23 6.07 10 3
12 Guntung Besar 6 1.58 5 2
13 Panjaratan 16 4.22 9 3
14 Tungkaran 2775 7.32 5 2
15 Panggung 39 10.29 24 5
16 Pabahanan 28 0.74 12 5
17 Ambungan 135 3.56 9 3
18 Panggung Baru 19 5.02 6 3
19 Ujung 21 5.54 13 4
20 Pemuda 444 11.69 12 4
TOTAL 37.895 100,00 272 72

Secara administrasi, Kecamatan Pelaihari memiliki 20 desa dan kelurahan yang terdiri atas 5 (lima)
kelurahan dan 15 desa. Kecamatan ini juga memiliki jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Tanah
Laut yaitu 66.523 jiwa, hal ini disebabkan Kecamatan Pelaihari merupakan ibukota Kabupaten
Tanah Laut dimana sebagian besar kegiatan pemerintahan dan perekonomian berpusat disini.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

20
Apabila dilihat dari topografi wilayah, maka potensi kecamatan Pelaihari meliputi pertanian padi
sawah, perkebunan, peternakan dan pariwisata.

h. Kecamatan Bajuin
Secara astronomis, Kecamatan Bajuin terletak pada posisi 3,58525º – 3,83203º Lintang Selatan
dan 114,788º – 114,964º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 196,80 km² dengan
ketinggian 25 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Bajuin memiliki batas-batas wilayah
administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Tambang Ulang;
 Sebelah Timur : Kecamatan Batu Ampar;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Panyipatan;
 Sebelah Barat : Kecamatan Takisung.

Tabel 2.9
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Bajuin
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BAJUIN
ha % RT RW
1 Desa Tirta Jaya 550 2.76 12 2
2 Desa Galam 800 4.06 6 2
3 Desa Pamalongan 900 4.57 9 3
4 Desa Sungai Bakar 1.750 8.89 7 2
5 Desa Tanjung 8.000 40.65 7 3
6 Desa Bajuin 1.700 8.63 9 3
7 Desa Ketapang 1.000 5.08 6 2
8 Desa Kunyit 400 2.03 25 6
9 Desa Tebing Siring 4.580 23.27 16 4
TOTAL 19.680 100,00 97 27
Sumber : Kecamatan Bajuin dalam Angka, 2016

i. Kecamatan Batu Ampar


Secara astronomis, Kecamatan Batu Ampar terletak pada posisi 3,69369º – 3,95791º Lintang
Selatan dan 114,763º – 114,04º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 54.810 ha dengan
ketinggian 25 – 100 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Batu Ampar memiliki batas-batas
wilayah administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Bajuin;
 Sebelah Timur : Kecamatan Jorong;
 Sebelah Selatan : Kecamatan Jorong;

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

21
 Sebelah Barat : Kecamatan Pelaihari.

Tabel 2.10
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Batu Ampar
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN BATU AMPAR
ha % RT RW
1 Desa Tajau Pecah 25.200 45.98 15 4
2 Desa Jilatan 19.200 35.03 6 2
3 Desa Jilatan Alur 1.300 2.37 14 3
4 Desa Ambawang 635 1.16 13 3
5 Desa Durian Bungkuk 700 1.28 20 4
6 Desa Tajau Mulia 600 1.09 10 3
7 Desa Gunung Mas 1.000 1.82 10 3
8 Desa Batu Ampar 400 0.73 15 5
9 Desa Damar Lima 675 1.23 8 4
10 Desa Damit 1.800 3.28 24 4
11 Desa Damit Hulu 1.000 1.09 18 4
12 Desa Pantai Linuh 500 1.82 12 3
13 Desa Bluru 1.200 0.91 10 3
14 Desa Gunung Melati 1.200 2.19 11 2
TOTAL 54.810 100,00 186 47
Sumber : Kecamatan Batu Ampar Dalam Angka, 2016

j. Kecamatan Jorong
Secara astronomis, Kecamatan Jorong terletak pada posisi 3,68058º – 4,10942º Lintang Selatan
dan 114,738º – 114,167º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 62.800 ha dengan ketinggian
9 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Jorong memiliki batas-batas wilayah administrasi
sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Batu Ampar;
 Sebelah Timur : Kecamatan Kintap;
 Sebelah Selatan : Laut Jawa;
 Sebelah Barat : Kecamatan Panyipatan.

Tabel 2.11
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT di Kecamatan Jorong
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN JORONG
ha % RT
1 Desa Sabuhur 23.500 37.44 25
2 Desa Swarangan 17.500 27.88 12
3 Desa Alur 478 0.76 18
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

22
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN JORONG
ha % RT
4 Desa Jorong 2.622 4.18 13
5 Desa Karang Rejo 1.500 2.39 18
6 Desa Muara Asam-asam 1.000 1.59 7
7 Desa Asam Jaya 900 1.43 8
8 Desa Asri Mulya 900 1.43 14
9 Desa Asam-asam 5.600 8.92 16
10 Desa Batalang 2.300 3.64 9
11 Desa Sungai Baru 6.500 10.35 18
TOTAL 62.800 100,00 158
Sumber : Kecamatan Jorong Dalam Angka, 2016
k. Kecamatan Kintap
Secara astronomis, Kecamatan Kintap terletak pada posisi 3,56197º – 3,94786º Lintang Selatan
dan 115,378º – 115,078º Bujur Timur, dengan luasan wilayah mencapai ± 53.700 ha dengan ketinggian
0.5 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Kintap memiliki batas-batas wilayah administrasi
sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kabupaten Banjar;
 Sebelah Timur : Kabupaten Tanah Bumbu;
 Sebelah Selatan : Laut Jawa;
 Sebelah Barat : Kecamatan Jorong.
Tabel 2.11
Wilayah Administrasi dan Jumlah RT di Kecamatan Kintap
LUAS JUMLAH
NO. KECAMATAN KINTAP
ha % RT
1 Desa Pandansari 5.000 9.31 17
2 Desa Salaman 1.000 1.86 10
3 Desa Kintapura 2.800 5.21 16
4 Desa Pasir Putih 1.200 2.23 13
5 Desa Kintap Kecil 3.700 6.89 11
6 Desa Kintap 1.300 2.42 9
7 Desa Muara Kintap 4.900 9.12 11
8 Desa Bukit Mulia 1.733 3.23 20
9 Desa Sumber Jaya 2.475 4.61 15
10 Desa Kebun Raya 1.920 3.58 14
11 Desa Mekar Sari 1.732 3.23 10
12 Desa Sebamban Baru 1.080 2.01 12
13 Desa Sungai Cuka 5.760 10.73 13
14 Desa Riam Adungan 19.100 35.57 8
TOTAL 53.700 100,00 179
Sumber: Kecamatan Kintap Dalam Angka, 2016
2.1.3 Demografi
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

23
Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2016 seluruhnya berjumlah

348.552 jiwa. Dilihat dari perbandingan Kecamatan Pelaihari merupakan kecamatan di wilayah

perencanaan yang paling tinggi jumlah penduduknya (70.608 jiwa), sementara kecamatan dengan

jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Kurau (15.120 jiwa).

Jumlah penduduk berdasarkan jumlah rumah tangga (KK) saat ini adalah sebesar 80.582

KK, dengan jumlah KK terbesar berada di Kecamatan Pelaihari yaitu 17.652 KK dan terkecil

berada di Kecamatan Kurau yaitu sebesar 3.780 KK

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah Laut

Desa/
No Kecamatan ∑ Penduduk
Kelurahan
1 Panyipatan 10 28.908
2 Takisung 12 33.096
3 Kurau 11 15.120
4 Bumi Makmur 11 15.220
5 Bati-Bati 14 46.676
6 Tambang Ulang 9 18.052
7 Pelaihari 20 70.608
8 Bajuin 9 14.932
9 Batu Ampar 14 26.328
10 Jorong 11 33.756
11 Kintap 14 45.856
Total 135 348.552
Sumber : Data Sanitarian Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

24
Tabel 2.13
Jumlah penduduk dan kepala keluarga perkotaan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk
Wilayah Perkotaan
Nama
Kecamatan Tahun
2017 2018 2019 2020 2021 2022
jiwa KK jiwa KK Jiwa KK jiwa KK jiwa KK jiwa KK
Panyipatan - - - - - - - - - - - -

Takisung - - - - - - - - - - - -

Kurau - - - - - - - - - - - -

Bumi
- - - - - - - - - - - -
Makmur
Bati-bati - - - - - - - - - - - -

Tambang - - - - - - - - - - - -
Ulang
Pelaihari 38.860 9715 41563 10391 42986 10747 44455 11114 45975 11494 47548 11887

Bajuin - - - - - - - - - - - -

Batu Ampar - - - - - - - - - - - -

Jorong - - - - - - - - - - - -

Kintap - - - - - - - - - - - -

TOTAL 38.860 9715 41563 10391 42986 10747 44455 11114 45975 11494 47548 11887

Sumber : Hasil Analisa Pokja AMPL Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

25
Tabel 2.14
Jumlah penduduk dan kepala keluarga perdesaan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk

Wilayah Perdesaan
Nama
Kecamatan Tahun

2017 2018 2019 2020 2021 2022

jiwa KK jiwa KK Jiwa KK jiwa KK jiwa KK jiwa KK


Panyipata 28908 7227 30919 7730 31977 7994 33070 8268 34201 8550 35371 8843
n
1012
Takisung 33096 8274 35398 8850 36609 9152 37861 9465 39156 9789 40495
4

Kurau 15120 3780 16172 4043 6725 4181 17297 4324 17889 4472 18500 4652

Bumi 15220 3805 16279 4070 16836 4209 17411 4353 18007 4502 18623 4656
Makmur
1166 1248 1290 1334 1380 1427
Bati-bati 46676
9
49923
1
51631
8
53396
9
55223
6
57111
8

Tambang 18052 4513 19308 4827 19968 4992 20651 5163 21357 5339 22088 5522
Ulang
Pelaihari 31748 7937 33957 8489 35117 8779 36319 9080 37562 9391 38846 9712

Bajuin 14932 3733 15971 3993 16517 4129 17082 4271 17666 4417 18270 4568

Batu 26328 6582 28160 7040 29123 7281 30119 7530 31149 7787 32214 8054
Ampar
1032
Jorong 33756 8439 36104 9026 37339 9335 38616 9654 39937 9984 41303
6
1146 1226 1268 1311 1356 1402
Kintap 45856 49046 50724 52458 54252 56108
4 2 1 5 3 7

30969 7742 33123 8280 34256 8564 35428 8857 36639 9160 37892 9473
TOTAL 2 3 7 9 6 2 0 0 9 0 9 2

Sumber : Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

26
Tabel 2.15
Jumlah penduduk dan kepala keluarga perkotaan dan perdesaan Kabupaten Tanah Laut
saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk

TOTAL (perkotaan & perdesaan)


Nama
Kecamata Tahun
n
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jiwa
jiwa KK jiwa KK KK jiwa KK jiwa KK jiwa KK

3197
Panyipatan 28908 7227 30919 7730 7994 33070 8268 34201 8550 35371 8843
7
3660
Takisung 33096 8274 35396 8850 9152 37861 9465 39156 9789 40495 10124
9

1672
Kurau 15120 3780 16172 4043 4181 17297 4324 17889 4472 18500 4625
5

Bumi 1683
15220 3805 16279 4070 4209 17411 4353 18007 4502 18623 4656
Makmur 6
1166 1248 5163 1290 1334
Bati-bati 46676 49923 53396 55223 13806 57111 14278
9 1 1 8 9
Tambang 1996
18052 4513 19308 4827 4992 20651 5163 21357 5339 22088 5522
Ulang 8
1765 1888 7810 1956 2019
Pelaihari 70608 75520 80774 83537 20884 86394 21599
2 0 3 2 4
1651
Bajuin 14932 3733 15971 3993 4129 17082 4271 17666 4417 18270 4568
7

Batu 2912
26328 6582 28160 7040 7281 30119 7530 31149 7787 32214 8054
Ampar 3
3733
Jorong 33756 8439 36104 9026 9335 38616 9654 39937 9984 41303 10326
9
1146 1226 5072 1268 1311
Kintap 45856 49046 52458 54252 13563 56108 14027
4 2 4 1 5
34855 8713 37280 9320 3855 9638 39873 9968 39873 10309 42647 10669
TOTAL 2 8 0 0 2 8 5 4 5 4 7 1

Sumber: Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

27
Tabel 2.16

Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (org/ha)

Nama Kecamatan Tahun Tahun

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Panyipatan 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 36 38 40 41 42 44

Takisung 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 23 25 26 26 27 28

Kurau 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 29 31 32 33 34 35

Bumi Makmur 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 45 49 50 52 54 56

Bati-bati 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 46 49 51 53 54 56

Tambang Ulang 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 26 27 28 29 30 31

Pelaihari 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 32 34 36 37 38 39

Bajuin 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 27 29 30 31 32 33

Batu Ampar 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 23 25 26 27 28 29

Jorong 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 29 31 32 33 35 36

Kintap 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 3.42 31 33 34 35 37 38

Sumber : Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

28
2.1.4 Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan merupakan
masalah global, sebagian orang memahami secara subyektif dan komparatif sementara yang lainnya
menilai dari sisi moran dan evaluative. Sekarang kemiskinan memberikan dampak yang beraneka ragam
mulai tindak criminal, pengangguran, kesehatan dan masalah lainnya.

Upaya-upaya penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari


semua pemangku kepentingan sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak
termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakata, akademisi, politik
dan masyarakat sendiri. Kemisikinan dan sanitasi memiliki kaitan yang cukup erat, kemiskinan
memberikan dampak terhadap buruknya kondisi sanitasi yang dihadapi masyarakat sehingga berimbas
juga pada kerugian secara kerugian nasional. Dalam tabel berikut dijelaskan jumlah keluarga miskin di
Kabupaten Tanah Laut jika diprosentasikan sebesar 20,19%.

Tabel 2.17

Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Tanah Laut dirinci per Kepala Keluarga

Jumlah Keluarga Miskin


No Nama Kecamatan
(KK)
1 Panyipatan 2.184
2 Jorong 1.561
3 Batu Ampar 1.122
4 Kintap 1.589
5 Pelaihari 1.968
6 Takisung 2.419
7 Bati-Bati 1.973
8 Tambang Ulang 913
9 Kurau 1.468
10 Bumi Makmur 1.390
11 Bajuin 1.012
TOTAL 17.599
Sumber : TNP2K Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

29
2.1.5 Rencana Tata Ruang Kabupaten Tanah Laut

(1) Sistem Perkotaan yang ada di Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat 1 huruf a
terdiri atas :
a. PKL;
b. PKLp;
c. PPK; dan
d. PPL
(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaituPerkotaan Pelaihari, yakni sebagai Ibukota
Kabupaten Tanah Laut dengan luas perkotaan ± 60 Km² dengan rencana pengembangan RTH
seluas 30 % dari luas perkotaan;
(3) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :
a. Perkotaan Bati-Bati, sebagaimana dengan dicantumkannya Bati-Bati sebagai salah satu Kota
Satelit Kawasan Strategis Provnsi (KSP) Perkotaan Banjar Bakula. Luas Perkotaan Bati-Bati
adalah ± 28 Km² dengan rencana pengembangan RTH seluas 30 % dari luas perkotaan;
b. Perkotaan Jorong, rencana pengembangan perkotaan Jorong dengan adanya penetapan
Kawasan Strategis Nasional Jorong sebagai Kawasan Industri. Luas Perkotaan Jorong adalah ±
76 Km² dengan rencana pengembangan RTH seluas 30 % dari luas perkotaan
(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. perkotaan Takisung di Kecamatan Takisung berfungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan
skala Kecamatan, pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman, perdagangan dan jasa
skala kecamatan dan atau beberapa desa berfungsi sebagai pelayanan kegiatan pariwisata
untuk skala lokal dan provinsi. Luas Perkotaan Takisung adalah ± 45 Km² dengan rencana
pengembangan RTH seluas 30 % dari luas perkotaan;
b. perkotaan Kintap berfungsi sebagai pusat kegiatan industri, permukiman, perdagangan dan jasa
yang melayani skala kabupaten dan atau beberapa kecamatan di Kecamatan Kintap. Luas
Perkotaan Kintap adalah ± 48 Km² dengan rencana pengembangan RTH seluas 30 % dari luas
perkotaan
(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas :
a. desa Kurau di Kecamatan Kurau;
b. desa Handil Babirik di Kecamatan Bumi Makmur;
c. desa Tambang Ulang di Kecamatan Tambang Ulang;
d. desa Batu Ampar di Kecamatan Batu Ampar;
e. desa Panyipatan di Kecamatan Panyipatan; dan
f. desa Bajuin di Kecamatan Bajuin.
(6) Penetapan pusat-pusat kegiatan Kabupaten akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan yang penetapannya dilakukan melalui Peraturan Daerah.

Fungsi Pusat - Pusat Kegiatan

(1) Fungsi pelayanan pusat kegiatan lokal (PKL) Perkotaan Pelaihari adalah:
a. Kawasan perdagangan skala regional kabupaten, meliputi pusat perbelanjaan seperti plasa dan
supermarket, tempat grosir, pasar regional (pasar hewan);

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

30
b. Jasa atau pelayanan, terdiri dari perbankan cabang, lembaga asuransi cabang, jasa kesehatan
berupa rumah sakit, perhotelan dan perusahaan jasa swasta lainnya;
c. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (TK, SD, SLTP dan SLTA / Kejuruan, dan Perguruan
tinggi);
d. Olah raga/rekreasi meliputi gedungolah raga (GOR) yang merupakan kompleks fasilitas
olahraga dan gedung hiburan, serta pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan
tempat rekreasi bagi masyarakat;
e. Transportasi meliputi terminal tipe C;
f. Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual;
g. Pemerintahan meliputi kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten;
h. Pusat pengembangan kawasan perkantoran kabupaten; dan
i. Pusat pengembangan permukiman perkotaan.

(2) Fungsi pelayanan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) Bati-Bati adalah:
a. pusat pemerintahan kecamatan;
b. pusat perdagangan dan jasa meliputi perbankan, pasar lokal serta pelayanan kesehatan berupa
puskesmas;
c. pusat pengembangan fasilitas pendidikan (TK, SD, SLTP dan SLTA dan Kejuruan);
d. transportasi pelabuhan sungai;
e. pelayanan pemerintah, meliputi kantor kecamatan;
f. pusat pelayanan lintas kecamatan; dan
g. pusat pengembangan perumahan dan fasilitas penunjangnya
h. pusat pengembangan kawasan industri menengah-kecil;

(3) Fungsi pelayanan pusat pelayanan kawasan (PKLp) Jorong adalah:

a. pusat pemerintahan kecamatan;


b. pendidikan, meliputi pendidikan dasar dan menengah;
c. perdagangan dan jasa, meliputi pasar, pertokoan, dan bengkel;
d. pelayanan kesehatan berupa puskesmas;
e. pusat pengembangan perumahan perkotaan;
f. pengembangan RTH
g. pusat kawasan ekonomi khusus(kawasan Industri Jorong);
h. pusat pelayanan pelabuhan umum skala nasional;
i. pelayanan kegiatan pariwisata;
j. pusat pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan perkebunan;
k. pusat kawasan industri berat;
l. pusat kawasan pertambangan; dan
m. kawasan konservasi

(4) Fungsi pelayanan pusat pelayanan kawasan (PPK) Takisung adalah:


PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

31
a. pusat pemerintahan kecamatan;
b. pendidikan, meliputi pendidikan dasar dan menengah;
c. perdagangan dan jasa, meliputi pasar, pertokoan, dan bengkel;
d. pelayanan kesehatan berupa puskesmas;
e. pengembangan RTH
f. transportasi, meliputi pelabuhan transit untuk angkutan sungai dan laut nelayan;
g. pusat pengembangan kawasan pariwisata regional;
h. pusat pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan perkebunan;
i. pengembangan kawasan perikanan tangkap dan perikanan tambak; dan
j. kawasan konservasi.

(5) Fungsi pelayanan pusat pelayanan kawasan (PPK) Kintap adalah:

a. pusat pemerintahan kecamatan;


b. pendidikan, meliputi pendidikan dasar dan menengah;
c. perdagangan dan jasa, meliputi pasar, pertokoan, dan bengkel;
d. pelayanan kesehatan berupa puskesmas;
e. pusat pengembangan perumahan perkotaan;
f. pengembangan RTH;
g. pusat kegiatan perkebunan baik bentuk perusahaan, koperasi atau plasma/perkebunan rakyat;
h. pusat pelayanan pelabuhan khusus;
i. pusat kawasan industri berat;
j. pusat kawasan pertambangan; dan
k. kawasan konservasi

(6) Fungsi pusat pelayanan lokal (PPL) yang terdiri dari:


a. PPL desa Kurau sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman, kesehatan,
perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan dan atau beberapa desa;
b. PPL desa Handil Babirik sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman, kesehatan,
perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan dan atau beberapa desa;
c. PPL desa Tambang Ulang sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman,
kesehatan, industri kecil-menengah, perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan dan
atau beberapa desa;
d. PPL desa Batu Ampar sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman, kesehatan,
perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan dan atau beberapa desa;
e. PPL desa Panyipatan sebagai pusat kegiatan pertanian, perikanan, kawasan konservasi,
pariwisata, perkebunan, permukiman, kesehatan, perdagangan dan jasa yang melayani skala
kecamatan dan atau beberapa desa; dan
f. PPL desa Bajuin sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan, permukiman, kesehatan,
pariwisata, konservasi, perdagangan dan jasa yang melayani skala kecamatan dan atau
beberapa desa.
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

32
33
Gambar 2.3
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tanah Laut

Sumber : Bappeda Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


34
Gambar 2.4
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Laut

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


Sumber : Bappeda Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017
2.2 KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK SAAT INI

Bagian ini menjelaskan status implementasi SSK pada tahun 2013,

a. AIR LIMBAH DOMESTIK

SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2013 - 2018 SSK Tahun 2017


Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
(1) (2) (3) (4)
Turunnya angka BABS di Berkurang Prilaku BABS 16,8% BABS = 6%
tahun dari 16,8 % menjadi 0 %
2018
Meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam
menerapkan
STOP BABS.
Tersedianya 1 Unit IPLT Tersedianya 1 unit IPLT IPLT = 0 IPLT = 1 (belum
dan Ipal di difungsikan)
komunal di Kabupaten Kabupaten sampai
sampai dengan tahun 2018 dengan tahun
2018
Mengadakan truk tinja di Mengadakan truk Truk tinja = 0 Truk tinja = 0
Kabupaten sampai tinja
tahun 2018 sebanyak 2 truk sampai
dengan tahun 2018
Terwujudnya pengolahan Tersedianya Master Plan Air Master Plan air Limbah
air limbah domestik yang masterplan air Limbah = 0 =1
terintegrasi limbah skala
Kabupaten sampai
dengan tahun
2015
Adanya Perda yang Tersedianya Peraturan Daerah Peraturan Daerah Air
mengatur tentang air limbah Peraturan Air Limbah = 0 Limbah = 0
domestik Daerah yang mengatur
tentang pengelolaan air
limbah domestik di
tahun
2015

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

35
b. PERSAMPAHAN

SSK (Periode Sebelumnya ) Tahun 2013 - 2018 SSK Tahun 2017


Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan pelayanan Meningkatnya Layanan sampah Layanan sampah =
persampahan pelayanan sampah di 3.9% 100%
perkotaan dari 32 m3/
hari menjadi 40 m3/hari

Meningkatnya
pelayanan sampah skala
kabupaten dari 3,9 %
menjadi 50 %
Terwujudnya pengelolaan Adanya masterplan Master Plan Master Plan
sampah persampahan skala Persampahan = 0 Persampahan = 1
terpadu sampai dengan kabupaten sampai
tahun dengan tahun 2018
2018
Masyarakat tidak lagi Berkurangnya Persentase Persentase masyarakat
membuang sampah secara masyarakat yang masyarakat yang yang mengelola sampah
tidak benar membuang sampah membuang sampah rumah tangga dengan
secara tidak benar dari = 96,1% membuang
96,1 % menjadi 0 % sembarangan = 84,10%
Bertambahnya jumlah truk Tersedianya 12 truk Jumlah Truk = Jumlah truk = 21
pengangkutan sampah di sampah di tahun 2018
tahun

Peningkatan Pengelolaan Meningkatnya TPA = open TPA = controlled landfill


TPA sesuai dengan standar Pengelolaan TPA dumping
SOP menuju Sanitari
Landfill
Sampah B3 terkelola Sampah B3 terkelola
dengan baik dengan baik

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

36
c. DRAINASE

SSK (Periode Sebelumnya ) Tahun 2013 - 2018 SSK Tahun 2017


Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini
(1) (2) (3) (4)
Mengurangi genangan Berkurangya genangan
sampai sampai
dengan tahun 2018 dengan tahun 2018 dari
76,3% menjadi 30 %
Terwujudnya peningkatan Adanya masterplan Master Plan Master Plan Drainase
layanan drainase sampai drainase skala Drainase = 1 = 1 (perlu direview)
dengan tahun kabupaten sampai
2018 dengan tahun 2018
Tersusunnya peraturan Adanya peraturan Peraturan Daerah Peraturan Daerah
tentang fungsi sungai dan tentang fungsi sungai Drainase = 0 Drainase = 0
drainase dan drainase sampai
dengan tahun 2018

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

37
2.3 PROFIL SANITASI SAAT INI

a. Air Limbah Domestik

Air Limbah domestik domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama (Permen PU No. 4
tahun 2017).

Di Kabupaten Tanah Laut telah memiliki IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) tetapi belum
difungsikan, bangunan ini dibangun pada tahun 2013 tetapi belum difungsikan hingga tahun 2017.
Dalam skala rumah tangga, masyarakat di Kabupaten Tanah Laut telah melakukan pengelolaan air
limbah dengan membuat jamban berupa tangki septik. Namun demikian, masih terdapat sebagian
masyarakat yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dan memiliki fasilitas
pengolahan yang mencemari lingkungan seperti cubluk, plengsengan/cemplung.

1) Sistem dan Infrastruktur

Pengelolaan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tanah
Laut pada saat ini belum tersedia sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik,
khususnya untuk air limbah rumah tangga (grey water) dan air limpasan dibuang langsung ke
sistem drainase dan lahan terbika. Sedangkan untuk limbah black water seperti limbah dari
kamar mandi (tinja) menggunakan pengolahan setempat (SPALD setempat). Kelemahan dari
kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standart teknis dan kesehatan yang
telah ditentukan. Salah satu syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun
tangki septik adalah jarak antar tangki septik dan sumber air/sumur gali kurang dari 10 meter,
terutama di kawasan-kawasan permukiman dan perumahan padat penduduk dan daerah sekitar
pantai dimana masyarakat masih banyak yang membuat sumur di dekat pantai terutama yang
memeiliki rumah dekat dengan pantai hal ini dapat menjadi penyebab penyakit akibat
masyarakat tidak memperhatikan jarak antara sumber air/sumur dengan septik tank.
Di kabupaten Tanah Laut air limbah merupakan suatu masalah dimana masih banyak
masyarakat yang belum memiliki jamban keluarga menyebabkan banyak masyarakat yang
masih Buang air di sembarang tempat baik dilaut, hutan, sungai maupun drainase.
Berikut adalah diagram sistem sanitasi (DSS) yang memberikan pemetaan sistem sanitasi
eksisting di Kabupaten Tanah Laut.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

38
Gambar 2.5
Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kabupaten Tanah Laut
Sub – sistem
Sub – sistem Sub-sistem Pengolahan
Sarana Pengguna Pengolahan Pengangkutan/ Lumpur Tinja/ Lingkungan
setempat Pengumpulan Pengolahan
Terpusat

A.
6.02%
Pantai/ laut
5.243 KK

KEBUN/ LAHAN

B.
26.85%
23.396
KK

C.
67.13%
58.499
KK

D.
IPLT
0%
0 KK

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

39
Tabel 2.18 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini
Di Kabupaten Tanah Laut Untuk Klasifikasi Wilayah Perkotaan

Tanpa Akses Akses Layak (KK)


Cubluk
Tangki
Septik SPALD Setempat SPALD Terpusat
Jumlah Individu
Jumlah Pendud al Tidak
No Kecamat IPALD-T
Pendud uk BAB Layak SPALD-
. an Permukiman
uk (KK) Perkota S (KK) T
an Skala Skala Berbasis Berbas SPALD-T
Kawas
Individu Komun Masyara is Perkota
an
al al kat Institu an
Terten
si
tu
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)
1. Panyipat 0 0 0 0
an
2. Takisung 0 0 0 0
3. Kurau 0 0 0 0
4. Bumi 0 0 0 0
Makmur
5. Bati-bati 0 0 0 0
6. Tambang 0 0 0 0
Ulang
7. Pelaihari 17.652 9715 0 637 8008 1070 0 0 0 0
8. Bajuin 0 0 0 0
9. Batu 0 0 0 0
Ampar
10 Jorong 0 0 0 0
.
11 Kintap 0 0 0 0
.
TOTAL 17.652 9715 0 637 8008 1070 0 0 0 0
Sumber : Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

40
Tabel 2.19
Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini Di Kabupaten Tanah Laut Untuk Klasifikasi Wilayah
Perdesaan

Tanpa Akses Akses Layak (KK)

Cublu SPALD Setempat SPALD Terpusat


k
Jumla Jumlah
Tangki
h Pendu
N Kecam Septik IPALD-T
Pendu duk BA (%
o. atan (%) Individ Permukiman SPAL
duk Perdes BS )
ual Berbasi Berb SPALD D-T
(KK) aan Skala Skala
Tidak (% (% s asis -T Kawa
Individ Komu
Layak ) ) Masyar Instit Perkot san
ual nal
(KK) akat usi aan Terte
ntu

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi (vii) (vii (ix) (x) (xi) (xii)
) i)
1. Panyipa 7227 7227 732 0.8 3785 4. 1472 1. 1238 1. - - - -
tan 3 7 4
2. Takisun 8274 8274 454 0.5 3231 3. 4048 4. 541 0. - - - -
g 7 6 6
3. Kurau 3780 3780 433 0.5 358 0. 1592 1. 1397 1. - - - -
4 8 6
4. Bumi 3805 3805 167 0.2 2488 2. 1039 1. 111 0. - - - -
Makmu 9 2 1
r
5. Bati- 11669 11669 163 0.2 3301 3. 7977 9. 228 0. - - - -
bati 8 2 3
6. Tamba 4513 4513 56 0.1 1225 1. 2279 2. 953 1. - - - -
ng 4 6 1
Ulang
7. Pelaiha 17652 7937 276 0.3 1053 1. 5638 6. 970 1. - - - -
ri 2 5 1
8. Bajuin 3733 3733 260 0.3 1209 1. 2194 2. 70 0. - - - -
4 5 1
9. Batu 6582 6582 59 0.1 2534 2. 2257 2. 1732 2. - - - -
Ampar 9 6 0
1 Jorong 8439 8439 172 2.0 1621 1. 4456 5. 634 0. - - - -
0. 8 9 1 7
1 Kintap 11464 11464 915 1.1 1954 2. 5981 6. 2614 3. - - - -
1. 2 9 0
TOTAL 87.138 77.423 524 6.0 22.759 26 38.933 44 10.48 12 - - -
3 % .1 .7 8 .0

Sumber : Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

41
Keterangan :

(1) Termasuk dalam kategori “Tanpa akses/BABS” adalah KK yang belum memiliki akses sanitasi air
limbah, KK yang melakukan praktik buang air besar langsung di kebun, sungai, laut, sungai,
ladang/sawah, dsb, dan KK yang melakukan praktik pembuangan langsung atau direct discharge
(memiliki jamban namun buangannya tidak ditampung dan langsung dibuang ke badan air/saluran
drainase)
(2) Cubluk dan tangki septik tidak layak terhitung sebagai akses dasar di wilayah perdesaan dan
terhitung bukan akses di wilayah perkotaan. Tangki septik tidak layak adalah tangki septik individual
yang tidak memenuhi standar SNI 03-2398-2002
(3) SPALD Setempat adalah sistem pengolahan air limbah domestik setempat
(4) SPALD-S Skala Individual diperuntukkan bagi 1 unit rumah tinggal
(5) SPALD-S Skala Komunal diperuntukkan bagi dua hingga sepuluh unit rumah tinggal
(6) IPALD Permukiman: sistem pengolahan air limbah domestik terpusat untuk lingkup permukiman
dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak 50 – 20.000 jiwa. Termasuk dalam sistem SPALD-T
Permukiman adalah IPAL Komunal, IPAL Kawasan dan MCK Kombinasi.
(7) IPALD Permukiman Berbasis Masyarakat : bagi IPAL dengan cakupan pelayanan di bawah 150 unit
rumah tinggal
(8) IPALD Permukiman Berbasis Institusi : bagi IPAL dengan cakupan pelayanan di atas 150 unit rumah
tinggal
(9) IPALD Perkotaan: sistem pengolahan air limbah domestik terpusat untuk lingkup perkotaandan/atau
regional dengan jumlah penduduk terlayani minimal 20.000 jiwa.
(10) IPALD Kawasan Tertentu: sistem pengolahan air limbah domestik terpusat yang digunakan pada
kawasan komersial dan kawasan rumah susun

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

42
Tabel 2.20 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

Kondisi
Jumlah/ Tidak
No Jenis Satuan Berfung Keterangan
Kapasitas Berfung
si
si

SPALD Terpusat (Sistem Off site)

1 Berbasis unit - Belum ada


SPALD-T masyarakat
2 Permukiman Berbasis unit - Belum ada
Institusi
3 SPALD-T Permukiman unit - - - Belum ada
4 SPALD-T Kawasan Tertentu unit - - - Belum ada

Pengelolaan Lumpur Tinja

1 Truk Tinja Unit - - - -


2 IPLT m3/hari - - - Dibangun tahun
2013 tetapi
belum
difungsikan

2) Kelembagaan dan Peraturan

Tabel 2.21 Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Air Limbah Domestik

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah
domestik skala kabupaten/kota √ - -

Menyusun rencana program air limbah


domestik dalam rangka pencapaian target √ - -

Menyusun rencana anggaran program air


limbah domestik dalam rangka pencapaian √ - -
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air
√ - -
limbah domestik
Membangun sarana pengumpulan dan
√ - -
pengolahan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari
tangki septik ke IPLT (truk tinja) √ - -

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

43
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
Membangun jaringan atau saluran pengaliran Belum ada jaringan
limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL √
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur Belum ada layanan
- -
Tinja sedot tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL - - -
Melakukan penarikan retribusi penyedotan
- - -
lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah
domestik, dan atau penyedotan air - - -
limbah domestik
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas
teknis bangunan (tangki septik, dan saluran - - -
drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air
limbah domestik (pengangkutan, personil, √
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah √
domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran

pengelolaan air limbah domestik
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan air limbah √
domestik skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air √
limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan air limbah domestik, dan

atau menampung serta mengelola keluhan
atas layanan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

baku mutu air limbah domestik

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

44
Tabel 2.22 Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tanah Laut

KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
EFEKTIF
SUBSTANSI PERATURAN TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target capaian pelayanan
pengelolaan air limbah domestik
di Kabupaten/Kota dalam

memberdayakan masyarakat dan
badan usaha dalam pengelolaan
air limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
PemerintahKabupaten/Kota
Dalam memberdayakan

masyarakat danbadan usaha
dalampengelolaan air limbah
domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau
pengembang untuk menyediakan √
sarana pengelolaan air limbah
domestik di hunian rumah
Kewajiban dan sanksi bagi
industri rumah tangga untuk
Menyediakan sarana pengelolaan √
air limbah domestik di tempat
usaha
Kewajiban dan sanksi bagi kantor
Untuk menyediakan sarana

pengelolaan air limbah domestik
di tempat usaha
Kewajiban penyedotan air
limbah domestik untuk
masyarakat,industri rumah √
tangga, dan kantor pemilik
tangki septik
Retribusi penyedotan air limbah

domestik
Tatacara perizinan untuk
kegiatan pembuangan air
limbah domestic bagi kegiatan

permukiman, usaha rumah
tangga, dan perkantoran

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

45
KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
EFEKTIF
SUBSTANSI PERATURAN TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
Peluang keterlibatan
swasta dalam pengelolaan air √
limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
swasta dalam pengelolaan air √
limbah domestik
Layanan Pemerintah
Kabupaten/Kota bagi masyarakat

yang tidak mampu dalam
pengelolaan air limbah domestik

RANTAI PELAYANAN AIR LIMBAH

Rantai pelayanan air limbah menggambarkan alur pengelolaan air limbah dari hulu hingga hilir
dengan mempertimbangkan tingkat kemananan pengelolaan pada setiap sub sistem pengelolaannya.
Rantai pelayanan air limbah merupakan tahap lanjutan dalam pemetaan kondisi sanitasi di suatu
Kabupaten/Kota setelah dilakukannya pemetaan melalui DSS. Pemetaan DSS bersifat kulitatif,
sedangkan pemetaan dengan rantai pelayanan air limbah bersifat kuantitatif yang bersumber dari
penambahan data. Data yang ditambahkan dapat berupa data primer dari studi EHRA, maupun data
sekunder. Penambahan data tesebut diharapkan dapat memberi gambaran yang lebih terperinci terkait
kondisi sanitasi di suatu Kabupaten/Kota. Penggunaan rantai pelayanan air limbah dapat memberi
gambaran tingkat keamanan dari pengelolaan air limbah domestik eksisting.
Pengelolaan air limbah secara aman ditunjukan oleh panah dengan warna hijau sementara
pengelolaan yang tidak aman ditunjukan oleh panah dengan warna merah. Panah yang berwarna kuning
merepresentasikan akses dasar yang ada di Kabupaten/Kota. Pemisahan warna kuning pada akses dasar
ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penerapan cubluk di kawasan perdesaan pada
Kabupaten/Kota pada dasarnya tidak terhitung sebagai pengelolaan air limbah yang aman, namun hanya
sebagai akses dasar yang untuk kedepannya harus ditingkatkan lagi menjadi akses yang layak dan aman.
Persentase pengelolaan yang aman ditampilkan pada ujung kanan diagram, dimana seluruh persentase
pengelolaan air limbah domestik yang aman dari tiap sistem akan terakumulasi. Sementara itu persentase
pengelolaan yang tidak aman akan ditampilkan di bagian bawah diagram, dimana seluruh persentase
pengelolaan air limbah domestik yang aman dari tiap sistem akan terakumulasi.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

46
Tabel 2.23. Rekapitulasi Shit Flow Diagram Kabupaten Tanah Laut

Kode Keterangan Kode SFD Nilai (%)


A Air Limbah a0 0%
A1 Air limbahditampung (SPALD-T skalakota) ax1 0%
A Masukke IPALD-T skalakota Ay1 0%
B Bocor Ay2 0%
I Effluent terprosesbaik Az1 0%
Ii Effluent terproseskurangbaik Az2 0%
A2 Air limbahditampung (SPALD-T skala-T Ax2 0%
skalakawasantertentu/aerobic)
A Masukke IPALD-T skalakawasantertentu Ay4 0%
B Bocor Ay3 0%
I Effluent terprosesbaik Az4 0%
Ii Effluent terproseskurangbaik Az5 0%

B Lumpur Tinja B0 93,98%


B1 Lumpur tinjaditampung Bx1 13,26%
A Lumpur tinjaditampungdisedot By1 13,26%
I Diangkutke IPLT By4 0%
Effluent terprosesbaik Bz1 0%
Effluent terproseskurangbaik Bz2 0%
Ii Tidakdiangkutke IPLT By5 13,26%
B Lumpur tinjaditampungtidakdisedot/tidakdisedotaman By2 0%
B2 Lumpur tinjatidakditampung (SPALD-S IndividuTidakLayak) Bx2=by3 80,72%
B3 Pembuanganlangsung (setempat) By6 0%
C TanpaAkses (BABS) Bx3 6,02%
TOTAL
Pencemaranke Air Tanah X0 86,74%
PencemarankeLingkungan-Drainase Y0 13,26%
PencemarankeBadan Air Z0 0%
PengelolaanAman X 0%
PengelolaanTidakAman Y 100%

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

47
48
Gambar 2.6. Rantai Pelayanan Air Limbah Kabupaten Tanah Laut

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


b. Persampahan

Sampah didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan. Besarnya penduduk dan keragaman aktivitas di kota-kota metropolitan di Indonesia
seperti Jakarta mengakibatkan munculnya persoalan umum dalam pelayanan prasarana perkotaan,
seperti masalah persampahan saat ini. Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah kota-kota besar di
Indonesia yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang operasi utamanya sebesar
80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut dan dibuang ke TPA adalah sebesar 4,2 %
yang dibakar sebesar 37,6 % ,yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3 %.

Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah bagi kehidupan dan kesehatan
lingkungan, terutama kehidupan manusia. Masalah tersebut dewasa ini menjadi isu yang hangat dan
banyak disoroti karena memerlukan penanganan serius. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
keberadaan sampah diantaranya adalah sebagai berikut

 Masalah estetika(keindahan) dan kenyamanan yang merupakan gangguan bagi pendangan mata
 Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organic dan organik apabila telah terakumulasi dalam
jumlah yang cukup besar, merupakan sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang
dapat menjadi vektor penyakit
 Sampah yang berbentuk debu atau bahan membusuk dapat mencemari udara. Bau yang timbul
akibat adanya dekomposisi materi organik dan debu yang beterbangan akan mengganggu
saluran pernafasan, serta penyakit lainnya.
 Timbulan lindi (leachate) sebagai efek dekomposisi biologis dari sampah memiliki potensi yang
besar dalam mencemari badan air sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya.
 Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar
 Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran air buangan dan
drainase, kondisi seperti ini dapat menimbulkan bahaya banjir alibat terhambatnya pengaliran air
buangan dan air hujan
 Beberapa siifat dasar dari sampah, seperti kemampuan termampatan yang terbatas,
keanekaragaman komposisi, waktu untuk terdekomposisi sempurna yang cukup lama dan
sebagainya dapat menimbulkan beberapa kesulitan dalam pengelolaannya.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

49
 Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, kurangnya lkemauan dari Pemerintah Daerah,
kurangnya kesadaran penghasil sampah akan pentingnya penanganan sampah yang baik
merupakan masalah tersendiri dalam pengelolaan sampah, khususnya di kota-kota besar.

Peningkatan jumlah penduduk yang demikian pesat di daerah perkotaan (urban) telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah. Dari studi evaluasi yang telah dilaksanakan di kota-kota di Indonesia, dapat di
identifikasi masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan kota, diantaranya adalah sebagai
berikut:

 Bertambah kompleksnya masalah persampahan sebagai konsekuensi logis dari pertambahan


penduduk kota
 Peningkatan kepadatan penduduk menuntut pula peningkatan metode/pola pengelolaan sampah
yang lebih baik
 Keheterogenan tingkat sosial budaya penduduk kota menambah kompleksnya permasalahan
 Situasi dana serta prioritas penanganan relatif rendah dari pemerintah daerah merupakan
masalah umum skala nasioanl
 Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke pengemas yang tidak dapat
terurai seperti plastik
 Keterbatasan sumber daya manusia yang sesuai yang tersedia di daerah untuk menangani
masalah sampah
 Pengembangan peranganan peralatan persampahan yang bergerak sangat lambat
 Partisipasi masyarakat yang pada umumnya masih kurang terarah dan terorganisasi secara baik
 Konsep pengelolaan persampahan yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan, serta kurang
terbukanya kemungkinan modifikasi konsep tersebut di lapangan

Permasalahan yang dihadapi dalam teknis operasional di lapangan dalam pengelolaan persampahan kota
di antaranya :

 Kapasitas peralatan yang belum memadai


 Pemeliharaan alat yang kurang
 Sulitnya pembinaan tenaga pelaksana khususnya tenaga harian lepas
 Sulit memilih metode operasional yang sesuai dengan kondisi daerah
 Siklus operasi persampahan tidak lengkap/terputus karena berbedanya penanggungjawab
 Tidak diterapkan perencanaan secara benar
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

50
 Koordinasi sektoral antar birokrasi pemerintah seringkali lemah
 Manajemen operasional lebih di titikberatkan pada aspek pelaksanaan, sedangkan aspek
pengendalian lemah
 Perencanaan operasional seringkali hanya untuk jangka pendek

Kondisi pada perkotaan yang diuraikan tersebut diatas relatif berbeda dengan kondisi di perdesaan yang
umumnya tidak menghadapi permasalahan dalam penanganan persampahan. Ketersediaan lahan di
perdesaan masih cukup luas mempermudah masyarakat desa mengelola sendiri persampahan yang
ditimbulkannya. Uraian diatas merupakan kondisi saat ini yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan
dan konstruksi yang benar, pelaksanaan dan pengawasan penanganan sampah yang telah dilakukan oleh
pemerintah pada masa lalu.

1) Sistem dan Infrastruktur

Sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari
tempat/penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) atau sekaligus ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kondisi pengumpulan sampah di
Kabupaten Tanah Laut masih menggunakan cara membuang sampah ke TPS maupun sarana yang telah
disediakan. Sedangkan berdasarkan SNI-3242-2008, pola operasional pengumpulan sampah terdiri dari :

1. Pola individual tidak langsung dari rumah ke rumah


2. Pola individual langsung dengan truk untuk jalan dan fasilitas umum
3. Pola komunal langsung untuk pasar dan daerah komersial Pola komunal tidak langsung
untuk permukiman pada.
Pengumpulan sampah dari sumber sampah dilakukan sebagai berikut :
 Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak dorong dengan bak terbuka
yang bersekat dikerjakan sebagai berikut. Pengumpulan sampah dari sumbernya
minimal 2 (dua) kali sehari. Sampah organik dan anorganik dimasukkan pada masing–
masing bak di dalam alat pengumpul. Setelah itu, pemindahan sampah sesuai dengan
jenisnya ke TPS.
 Pengumpulan sampah dengan gerobak dorong bak terbuka atau tanpa sekat
dikerjakan sebagai berikut. Sampah organik dari sumbernya minimal 2 (dua) hari
sekali di angkut ke TPS.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

51
Hasil analisa menunjukkan Proses pengumpulan sampah masih dilakukan dengan pola
individual tidak langsung. Proses pengumpulan ini dilakukan dari sumber sampah menuju TPS yang
dalam pengelolaannya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu yang dikelola oleh warga dan dikelola oleh Bidang
Kebersihan (petugas kebersihan/pasukan kuning). Keterlibatan petugas kebersihan untuk pengumpulan
sampah rumah tangga bukan hanya terdapat di Kecamatan Pelaihari tetapi telah mencakup 10
kecamatan lainnya meskipun dengan frekuensi pengangkutan 2 kali sehari.

Berikut adalah diagram sistem sanitasi (DSS) pengelolaan persampahan di Kabupaten Tanah
Laut. Diagram ini memuat informasi mengenai infrastruktur pengelolaan persampahan (TPS, TPS 3R,
TPST, TPA dll). Kondisi yang digambarkan dalam DSS adalah kondisi pengelolaan persampahan
eksisting skala kabupaten (perkotaan maupun perdesaan). Dalam gambar berikut disajikan data per
sistem yang menjadi penggambaran pengelolaan persampahan tingkat rumah tangga maupun sampah
dar fasum.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

52
Gambar 2.7 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Persampahan
Kabupaten Tanah Laut

Sumber Pengumpulan Pewadahan/ Pengangkutan Pengolahan Pemrosesan


Timbulan Pengolahan Antara Akhir/
Komunal Lingkungan

A
BAKAR

BANK SAMPAH

Keterangan :

Sistem A. Sampah tidak terproses : 86 %

Sistem B. Sampah dikelola mandiri : 0.1 %

Sistem C. Sampah terangkut ke TPA : 13.91 %

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

53
54
Gambar 2.8 Peta Sebaran TPS di Kecamatan Pelaihari

Sumber : Master Plan Persampahan Kabupaten Tanah Laut, Tahun 2015

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


Gambar 2.9 Peta Rute Pengangkutan Sampah Kabupaten Tanah Laut

55
Sumber : Master Plan Persampahan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2015

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


56
Tabel 2.24 Penanganan Sampah Saat Ini Di Kabupaten Tanah Laut
Untuk Klasifikasi Wilayah Perkotaan

Sumber :Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


57
Tabel 2.25 Penanganan Sampah Saat Ini Di Kabupaten Tanah Laut
Untuk Klasifikasi Wilayah Perdesaan

Sumber : Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


2) Kelembagaan dan Peraturan

Tabel 2.26
Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah
√ - -
skala kabupaten/kota,
Menyusun rencana program
persampahan dalam rangka pencapaian √ - -
target
Menyusun rencana anggaran program
persampahan dalam rangka pencapaian √ - -
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah
√ √ -
di sumber sampah
Menyediakan sarana pengumpulan
(pengumpulan dari sumber sampah ke √ - -
TPS)
Membangun sarana Tempat
Penampungan Sementara (TPS) √ - -

Membangun sarana pengangkutan


sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan
√ - -
Akhir (TPA)

Membangun sarana TPA


√ - -
Menyediakan sarana pengolahan sampah
√ - -
(komposting, pembangkitan listrik dll)
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke √ - √
TPS
Mengelola sampah di TPS √ - -
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA √ - -
Mengelola TPA √ - -
Melakukan pemilahan sampah √ - √
Melakukan penarikan retribusi sampah - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan
sampah (jam pengangkutan, personil,
√ - -
peralatan, dll)

Melakukan sosialisasi peraturan, dan √ - -

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

58
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
pembinaan dalam hal pengelolaan
sampah

Memberikan sanksi/teguran terhadap


pelanggaran √ - -
pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan √ - -
sampah skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur sarana √ - -
pengelolaan persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap efektivitas layanan
persampahan, dan atau menampung √ - -
serta mengelola keluhan atas layanan
persampahan

Tabel 2.27 Peraturan Persampahan Kabupaten Tanah laut

KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
SUBSTANSI EFEKTIF
TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
PERATURAN ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
PERSAMPAHAN
Target capaian
pelayanan
pengelolaan

persampahan di
Kabupaten/Kota
Ini
Kewajiban dan
sanksi bagi
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam √
menyediakan
layanan
pengelolaan
sampah
Kewajiban dan
sanksi bagi √
Pemerintah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

59
KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
SUBSTANSI EFEKTIF
TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
PERATURAN ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
PERSAMPAHAN
Kabupaten/Kota
dalam
memberdayakan
masyarakat dan
badan usaha
dalam
pengelolaan
sampah
Kewajiban dan Ada.
sanksi bagi Peratur
masyarakat untuk an
mengurangi Daerah
sampah, menyediakan No.
tempat sampah di
hunian rumah,
dan membuang ke
TPS
Kewajiban dan
sanksi bagi kantor
/ unit usaha di
kawasan
komersial /
fasilitas sosial /
fasilitas umum √
untuk mengurangi
sampah,
menyediakan
tempat sampah,
dan membuang ke
TPS
pengumpulan
sampah dari
sumber ke TPS,
dari TPS ke TPA,
pengelolaan di √
TPA, dan
pengaturan waktu
pengangkutan
sampah dari TPS ke TPA
Kerjasama
pemerintah
Kabupaten/Kota

dengan swasta
atau pihak lain
dalam
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

60
KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
SUBSTANSI EFEKTIF
TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
PERATURAN ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
PERSAMPAHAN
pengelolaan
sampah
Retribusi sampah

atau kebersihan

Tabel 2.28
Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan di Kabupaten Tanah Laut
Jenis Kondisi
N Prasarana /
Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/ hari Rusak Rusak Keterangan
o Sarana Baik
Berat Ringan

1 Pewadahan
Gerobak - - - - - - - -
Sampah
Motor Sampah unit 3
Baik
/ tossa
Pick Up unit 1
Baik
Sampah
2 Pengumpulan (ulin) 5 - √
Bak beton unit 50 0.25 √
Bak Ulin unit 5 1,5
Kontainer unit 9 6 1 x /hari √ - -
Transfer depo - - -
T4 sampah Unit 74 -

terpilah
SPA - - -
3 Pengangkutan
Dump truck unit 4 √
Armroll truck unit 16 √
Compactor unit - - - -
-
truk
4 Pengolahan
sampah
TPS 3R Unit 1 - Berfung
si
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

61
Jenis Kondisi
N Prasarana /
Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/ hari Rusak Rusak Keterangan
o Sarana Baik
Berat Ringan

ITF Unit - - - Tidak ada


Bank sampah Unit - Semua
sekolah
Berfung
Masyarakat
si
(tirtajaya n
bati2)
TPST Unit -
Incinerator Unit - Berfung
si
5 TPA
Luas total ha 10
lahan
TPA
Luas sel ha 5 - -
√ - -
Landfill
Daya tampung m3/hari
TPA
6 Alat berat
Bulldozer Unit 1 √ - -
Excavator /
Unit 1 √ - -
Backhoe
Loader Unit 1 √ - -
Truk tanah Unit √ - -
7 Instalasi
Pengolahan
Lindi (IPL)
Hasil Mg/l -
pemeriksaan
lab
(BOD dan
COD):
- Efluen di
Inlet
- Efluen di
Outlet

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

62
c. Drainase

1) Sistem dan Infrastruktur

Tabel 2.29 Lokasi genangan Di Wilayah Perkotaan Pelaihari

Wilayah Genangan Infrastruktur


Luas Ketinggia Frekuen
Lokasi Lama Jenis Ket
No n si
Genangan Penyebab
(ha) (jam/hari (kali/
meter
) tahun)
1. Jl. Boejasin 1,2 0,3 1 4 Dimensi saluran Galian
kurang optimal drainase
2. Jl. Ahmad Yani 3.2 0,25 1 4 Penyumbatan Pasangan
saluran drainase batu
3. Jl. Balerejo 1.6 0.35 1 4 Penyumbatan Pasangan
saluran drainase batu
4. Jl. Matah 0.5 0.25 1 4 Penyumbatan Precast
saluran drainase drainase
5. Jl. Samudra 1.1 0.25 1 4 Penyumbatan Precast
saluran drainase drainase

2) Kelembagaan dan Peraturan

Tabel 2.30
Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase perkotaan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase
√ - -
perkotaan skala kabupaten
Menyusun rencana program
drainase perkotaan dalam rangka pencapaian √ - -
target
Menyusun rencana anggaran program
drainase perkotaan dalam rangka pencapaian √ - -
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana drainase perkotaan √ - -
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase perkotaan √ - -
Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang √ - -
rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas √ - -
teknis
bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

63
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk
pengembangan
kawasan permukiman, termasuk penataan √ - -
drainase
perkotaan di wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi sistem drainase
perkotaan
(sekunder) dengan sistem drainase sekunder √ - -
dan
Primer
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan √ - -
dalam hal pengelolaan drainase perkotaan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
- - -
pengelolaan drainase perkotaan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan drainase
√ - -
perkotaan
skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
√ - -
drainase
perkotaan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan drainase perkotaan, dan
atau √ - -
menampung serta mengelola keluhan atas
kemacetan fungsi drainase perkotaan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

64
Tabel 2.40 Peraturan drainase perkotaan Kabupaten Tanah Laut

KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK KET
EFEKTIF
SUBSTANSI PERATURAN TIDAK EFEKTIF EFEKTIF ERA
ADA DILAKSA
ADA DILAKSAN DILAKSA NGA
NAKAN
AKAN NAKAN N
DRAINASE PERKOTAAN
Target capaian
pelayanan
pengelolaan

drainase perkotaan
di Kabupaten/Kota
ini
Kewajiban dan
sanksi bagi
Pemerintah
Kabupaten/Kota √
dalam
menyediakan
drainase perkotaan
Kewajiban dan
sanksi bagi
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam √
memberdayakan
masyarakat dalam
pengelolaan
drainase perkotaan
Kewajiban dan
sanksi bagi
masyarakat dan
atau pengembang
untuk menyediakan

sarana drainase
perkotaan, dan
menghubungkanny
a dengan sistem
drainase sekunder
Kewajiban dan
sanksi bagi
masyarakat untuk
memelihara sarana

drainase perkotaan
sebagai saluran
pematusan air
hujan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

65
2.4 AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI

Risiko sanitasi adalah adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan atau
lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sector sanitasi dan perilaku hidup bersih dan
sehat. Penetapan area beresiko bertujuan untuk menentukan prioritas dari pelaksanaan
program/kegiatan sanitasi.

Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat risiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan:

i. Pemetaan dan penilaian sanitasi kabupaten Tanah Laut berdasarkan data sekunder
ii. Pemetaan dan penilaian kondisi sanitasi berdasarkan hasil studi EHRA
iii. Pemetaan dan penilaian kondisi sanitasi berdasarkan penilaian persepsi SKPD

a. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik

Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh manusia.
Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di
fasilitas pengolahan air limbah atau septik tank. Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air
penerima melalui saluran pengeluaran. Air limbah, terutama limbah perkotaan, dapat tercampur
dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin.

Air limbah dapat dihasilkan dari:

 Limbah manusia, feses, tisu toilet, urin, atau cairan tubuh lainnya, disebut juga dengan limbah
hitam.
 Pengeluaran septik tank
 Pengeluaran pengolahan limbah
 Air yang digunakan untuk mencuci, disebut juga dengan air kelabu
 Air hujan yang jatuh di atas atap dan pekarangan dan tidak dikumpulkan
 Air hujan yang mengalir di jalan raya, lahan parkir, dan infrastruktur lainnya yang biasanya
mengalir ke selokan atau saluran drainase lainnya
 Air tanah yang mengalami infiltrasi ke saluran pembuangan air
 Kelebihan cairan yang diproduksi industri (minuman, minyak goreng, pestisida, pelumas, cat,
dan sebagainya)
 Limbah industri hasil samping pengolahan bahan baku
 Air pendingin kendaraan atau industri

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

66
 Air limbah dari tempat pembuangan sampah akhir
 Sisa air irigasi yang tidak diserap tanaman

Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor
berdasarkan data sekunder yang telah tersedia. Indikator-indikator yang digunakan untuk
menentukan prioritas skoring merupakan juga hasil kesepakatan yang diambil antar SKPD dan studi
EHRA.
Beberapa variabel yang digunakan untuk skoring adalah:
o Kepadatan Penduduk
o Angka Kemiskinan
o Jamban komunal
o Jamban Pribadi
Dalam tabel berikut dijelasakan permasalahan mendesak dan area-area beresiko sanitasi air limbah
domestik yang menjadi prioritas penanganan.

Tabel 2.41 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik

Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Risiko 3 Panyipatan Batakan
Kuringkit
Bumi Asih
Batu Mulya
Takisung Tabanio
Bumi Makmur Pantai harapan
Sungai Rasau
Handil Maluka
Handil Birayang Bawah
Bati-bati Benua Raya
Pandahan
Tambang Ulang Sungai Pinang
Pelaihari Karang Taruna
Bajuin Sungai Bakar
Batu Ampar Sungai Bakar
Gunung Mas
Jorong Sabuhur
2 Risiko 4 Pelaihari Angsau
Pelaihari
Bumi Makmur Kurau Utara
Swarangan
Jorong Swarangan
Muara Asam-asam
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

67
Tabel 2.42 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik

No Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis : Permasalahan terkait ketersediaan dan keberfungsian sarana dan prasarana (sarana
Pengguna, pengangkutan/pengumpulan, pengolahan lumpur tinja/pengolahan terpusat, lingkungan)
serta ketersediaan dokumen perencanaan teknis
1 Praktik buang air besar sembarangan (BABs) di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 6,02%
(5.243 KK) dan berdasarkan Hasil SFD Akses Layak dari Instrumen (EHRA) 100% belum
aman
2 Masih terdapat 26,85% rumah tangga yang memiliki akses dasar/ tangki septik individual tidak
layak
3 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang dibangun pada tahun 2014 belum berfungsi
4 Masterplan air limbah yang ada perlu direview
Aspek Non Teknis : Permasalahan terkait pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang-
undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dan komunikasi
1 Regulasi yang mengatur pengolahan air limbah domestik belum ada
2 Kurang optimalnya media setempat dalam mempromosikan permasalahan air limbah di
Kabupaten Tanah Laut

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

68
b. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan

Timbulan sampah yang ada di Kabupaten Tanah Laut sebagian besar merupakan sampah dari
kegiatan rumah tangga, pertokoan, perkantoran, industri, fasilitas pendidikan, pasar, jalan.
Pengelolaan persampahan di sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Laut telah menyediakan
armada yang mengangkut sampah ke 10 kecamatan tetapi armada tersebut belum mampu melayani
semua desa untuk melakukan pengangkutann sampah setiap hari. Sebagian wilayah yang kurang
mempunyai lahan untuk membuang secara terbuka atau untuk membakar sampah, terpaksa dibuang
ke sungai/laut dan pinggir jalan serta hutan-huan. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten
Tanah Laut dimulai dari sumber timbulan sampah sampai dengan pemprosesan akhir di TPA
Persampahan di Kabupaten Tanah Laut masih menjadi masalah, kurangnya sarana
pengakutan sampah, minimnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan dan pengolahan sampah
dari sumbernya, sehingga masyarakat masih banyak yang melakukan pembakaran sampah dan
membuang sampah ke sungai, drainase, hutan.

Tabel 2.43 Area Beresiko Sanitasi Persampahan

Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Risiko 3 Panyipatan Batakan
Kuringkit
Bumi Asih
Batu Mulya
Takisung Tabanio
Kurau Maluka Baulin
Bawah Layung
Bumi Makmur Pantai harapan
Sungai Rasau
Handil Maluka
Handil Birayang Bawah
Bati-bati Benua Raya
Bati-bati
Ujung Baru
Nusa Indah
Tambang Ulang Sungai Pinang
Pelaihari Sarang Halang
Atu-atu
Angsau
Pelaihari
Karang Taruna
Bajuin Sungai Bakar
Batu Ampar Sungai Bakar
Gunung Mas
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

69
Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Kelurahan/Desa
Jorong Sabuhur
Swarangan
Asri Mulya
Asam-asam
Sungai Baru
2 Risiko 4 Bajuin Pamalongan
Bati-bati Pandahan
Jorong Muara Asam-asam
Kintap Kintap

Tabel 2.44 Permasalahan Mendesak Persampahan

No Permasalahan Mendesak
Aspek Teknis : Permasalahan terkait ketersediaan dan keberfungsian sarana dan prasarana (sarana
Pengguna, pengangkutan/pengumpulan, pengolahan lumpur tinja/pengolahan terpusat, lingkungan)
serta ketersediaan dokumen perencanaan teknis
1 77.6% masyarakat masih melakukan pembakaran sampah (berdasarkan data EHRA)
2 83 % masyarakat belum melakukan pemilahan sampah setempat (berdasarkan data EHRA)
3 TPA Bakunci masih beroperasi dengan control landfill
4 Pengangkutan sampah skala kabupaten belum maksimal (13,23%) per hari
Aspek Non Teknis : Permasalahan terkait pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang-
undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dan komunikasi
1 Belum ada pemisahan antara regulator dan operator dalam penanganan persampahan
2 Produk yang mengatur Persampahan belum sepenuhnya diterapkan dan perlu perbaikan

c. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase

Tabel 2.45 Area Beresiko Sanitasi Drainase

Wilayah Prioritas
No Area Beresiko
Kecamatan Kelurahan/Desa
1
Risiko 3 Pelaihari Karang Taruna

2
Risiko 4 Pelaihari Angsau

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

70
Tabel 2.46 Permasalahan Mendesak Drainase

No Permasalahan Mendesak

Aspek Teknis : Permasalahan terkait ketersediaan dan keberfungsian sarana dan prasarana (sarana
Pengguna, ketersediaan dokumen perencanaan teknis

1 Luas genangan di wilayah perkotaan 7.6 ha


2 Belum terkoneksinya jaringan drainase yang ada

Aspek Non Teknis : Permasalahan terkait pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang-
undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dan komunikasi

1 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan drainase yang telah terbangun


2 Media setempat/lokal belum mengkampanyekan pemeliharaan drainase yang terbangun
3 Regulasi yang mengatur pengelolaan drainase belum ada

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

71
BAB III
KERANGKA PEMBANGUNAN
SANITASI
3.1 VISI DAN MISI SANITASI

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan


yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam jangka waktu tertentu. Sesuai
Undangan-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Pasal 5
ayat (2) menyatakan bahwa : RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,
memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.

Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi, permasalahan


dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis maka dirumuskan visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah daerah tahun 2013-2018 Kabupaten Tanah Laut.

Untuk menyusun visi dan misi sanitasi Kabupaten Tanah Laut, acuan utama yang digunakan
adalah visi dan misi Kabupaten Tanah Laut. Aspek sanitasi umumnya belum dinyatakan secara tegas
dalam pernyataan visi dan misi Kabupaten Tanah laut sehingga perlu dirumuskan untuk mendukung
pembangunan sanitasi kabupaten. Visi sanitasi harus dinyatakan dalam suatu pernyataan yang mudah
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Pernyataan visi sanitasi harus mencerminkan kondisi yang
dicita-citakan, mudah dibayangkan, mudah dikomunikasikan, tidak bermakna sempit, mudah disesuaikan
dengan kondisi kota yang dinamis, dan dapat dirumuskan secara singkat, jelas dan padat.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

72
Di samping itu, visi sanitasi seharusnya mengandung makna:

 Kesetaraan bagi seluruh masyarakat (equitable);


 Pemenuhan syarat teknis dan non-teknis (acceptable);
 Keberlanjutan layanan (sustainable).

Sedangkan misi sanitasi kabupaten menunjukkan tugas-tugas pokok para pelaku pembangunan
sanitasi sesuai visi sanitasi yang ingin dituju. Perumusan misi sanitasi berisi rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan misi. Dalam hal ini mencakup pengembangan
setidaknya 3 subsektor. Proses formulasi visi dan misi sanitasi kabupaten dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

Tabel 3.1 visi dan misi sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017 - 2022

Visi Misi Kabupaten Tanah Laut Visi Misi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut
Visi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut 2017 - 2022 :
Visi Kabupaten Tanah Laut 2013-2018 :
“TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, ”TERBANGUNNYA SISTEM SANITASI YANG
RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL TERINTREGASI, BERLANJUT MENUJU
MASYARAKAT TANAH LAUT YANG SEHAT ”
(BerKaRAkTer)”.

Misi :
Misi :
1. Peningkatan dan pengembangan nilai nilai agama 1. Misi Air Limbah Domestik
dalam praktek bernegara, berpemerintahan, dan Meningkatkan akses terhadap sarana dan
bermasyarakat. prasarana pengelolaan air limbah domestik
2. Pengembangan dan penguatan daya saing ekonomi yang berkualitas.
rakyat berbasis pertanian, perkebunan, peternakan,
kelautan dan perikanan, kehutanan UKM, UMKM, 2. Misi Persampahan
industri, kearifan lokal, perdagangan dan jasa. Mendorong pembangunan sarana dan
3. Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan prasarana pengelolaan sampah yang ramah
pelayanan pendidikan dan kesehatan. lingkungan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

73
4. Peningkatan pembangunan infrastruktur daerah dan
infastruktur wilayah.
3. Misi Drainase
5. Pengembangan potensi pariwisata menuju Tanah
Laut sebagai daerah tujuan wisata di Kalimantan Mengembangkan infrastruktur drainase yang
Selatan yang lebih unggul secara komparatif terkoneksi dan terintegrasi
maupun secara kompetitif.
6. Reformasi birokrasi, peningkatan pelayanan publik
dan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
7. Pengembangan inovasi, tehnologi, budaya, dan
kreatifitas daerah.
8. Peningkatan pembinaan generasi muda dan
pengembangan kepemimpinan daerah.
9. Peningkatan penyelamatan dan kelestarian
lingkungan.
10. Pengentasan kemiskinan.

3.2 PENTAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI

3.2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi

Sesuai dengan visi dan misi sanitasi Kabupaten Tanah Laut, maka pengembangan sanitasi
diarahkan kepada sektor air limbah, sektor persampahan dan sektor drainase.

Dalam pedoman penyusunan Pemutakhiran SSK ini, tahapan pengembangan sanitasi dibagi
menjadi 3 tahapan, yaitu:
1) Tahapan jangka pendek
Tahapan jangka pendek dihitung 2 tahun dari tahun penyusunan dokumen (2019).
2) Tahapan jangka menengah
Tahapan jangka menengah dihitung 5 tahun dari tahun penyusunan dokumen (2022). Tahapan
jangka menengah dirumuskan berdasarkan kebijakan sanitasi di tingkat nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan hasil analisis zonasi pada Instrumen SSK.
3) Tahapan jangka panjang
Tahapan jangka panjang dihitung 10 tahun dari tahun penyusunan dan mengacu pada kebijakan
sanitasi di tingkat nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota dan visi misi sanitasi Kabupaten/Kota.

Hasil analisa tahapan pengembangan sanitasi kemudian dimasukkan kedalam tabel tahapan
pengembangan untuk tiap sektor sanitasi. Dalam penentuan target tahapan pengembangan sanitasi
tersebut dapat mengacu pada RPJMN 2015-2019. Di dalam target RPJMN, Pemerintah Indonesia
menargetkan peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi (air limbah domestik, persampahan, dan
drainase perkotaan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar pada tahun 2019. Target 100%
akses sanitasi dijabarkan menjadi 85% akses layak dan 15% akses dasar.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

74
a. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik

Pada sektor air limbah, target 85% akses layak terbagi menjadi 85% target pengelolaan air
limbah domestik sistem setempat dengan sasaran adalah penduduk di kawasan perkotaan serta
perdesaan; dan target 15% lainnya merupakan target pengelolaan air limbah domestik sistem
terpusat dengan sasaran adalah penduduk di kawasan perkotaan. Sedangkan target 15% akses
dasar hanya diperuntukkan bagi penduduk yang berada di kawasan perdesaan (rural)

Target ini selanjutnya akan diturunkan ke tingkat propinsi berdasarkan kondisi eksisting dan
kapasitas propinsi.

Baseline 2014
Target 2019
(proyeksi 2010 – 2013)
Propinsi
Akses Akses Tidak Ada Akses Akses
TOTAL
Layak Dasar akses layak Dasar

KALIMANTAN SELATAN 60.4% 3.0% 36.6% 87% 13% 100%

Target propinsi Kalimantan Selatan selanjutnya akan dijabarkan ke tingkat kabupaten yang
merupakan tanggung jawab propinsi Kalimantan Selatan

Baseline 2014
Target 2019
(proyeksi 2010 – 2013)
KABUPATEN
Akses Akses Tidak Ada Akses Akses
TOTAL
Layak Dasar akses layak Dasar

TANAH LAUT 60.4% 3.0% 36.6% 80% 20% 100%

Tahapan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Tanah Laut diisikan ke dalam tabel
tahapan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Tanah Laut yang dibagi menjadi wilayah
perkotaan dan perdesaan. Tabel tersebut menunjukkan persentase eksisting air limbah domestik serta
target jangka pendek, menengah dan panjang dari sistem pengelolaan air limbah yang direncanakan.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

75
Sistem pengelolaan air limbah domestik berdasarkan pada Peraturan Menteri PUPR No.
04/PRT/M/2017 terdiri dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Setempat dan SPALD
Terpusat. Dalam perhitungan persentase capaian eksisting dan penentuan target pentahapan
pembangunan air limbah, pokja dapat menggunakan bantuan Instrumen SSK, dimana dalam instrumen
tersebut terdapat tiga kemungkinan kondisi yang dapat diterapkan di Kabupaten Tanah Laut adalah:
1. Kondisi 1 : Pengelolaan dengan Akses Dasar
2. Kondisi 2 : Pengelolaan dengan SPALD Setempat
3. Kondisi 3 : Pengelolaan dengan SPALD Terpusat
Pengelolaan dengan akses dasar adalah pengelolaan dengan praktik dasar sederhana yang
layak untuk kawasan kepadatan rendah dan daerah dengan tingkat kerawanan sanitasi rendah. Contoh
infrastruktur yang termasuk kedalam kategori akses dasar adalah cubluk dan plengsengan. Akses dasar
hanya boleh diterapkan di kawasan perdesaan dengan kepadatan penduduk yang rendah. Penerapan
akses dasar di perkotaan sudah tidak boleh lagi dilakukan dan masuk dalam kategori tidak layak.
Pengelolaan dengan akses dasar pada Instrumen SSK ditujukan untuk mengakomodir 15% pemenuhan
akses dasar pada target universal. SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem
pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya
lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
Berdasarkan kapasitas pengolahannya SPALD Setempat terdiri atas:
1. Skala individual diperuntukkan: 1 unit rumah tinggal, Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan
bidang resapan, jamban bersama, biofilter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi.
2. Skala komunal diperuntukkan: 2 - 10 unit rumah tinggal dan/atau bangunan Mandi Cuci Kakus
(MCK).
SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang dilakukan
dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem Pengolahan Terpusat
untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaaan. Berdasarkan cakupan pelayanan SPALD-T
terdiri atas:
1. Skala perkotaan, untuk lingkup perkotaan dan/atau regional dengan minimal layanan 20.000
(dua puluh ribu) jiwa.
2. Skala permukiman, untuk lingkup permukiman dengan layanan 50 (lima puluh) sampai 20.000
(dua puluh ribu) jiwa.
3. Skala kawasan tertentu, untuk kawasan komersial dan kawasan rumah susun

Untuk pengembangan sistem pengelolaan air limbah Kabupaten Tanah Laut dapat digambarkan sebagai
berikut:

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

76
 Zona 1, merupakan area yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan pilihan sanitasi
setempat dengan skala rumah tangga. Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk
perubahan perilaku dan pemicuan (STBM) dengan pemilihan SPAL-Setempat Individual dengan
kapasitas per layanan 1 KK per unit. Zona 1 ini meliputi :

No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa
1 Tanjung Dewa 14 Asam Jaya
2 Batu Tungku 15 Asam-asam
3 Kuringkit 16 Batalang
4 Bumi Asih 17 Kintap
5 Batu Mulya 18 Muara Kintap
6 Sukaramah 19 Bukit Mulia
7 Panyipatan 20 Sumber Jaya
8 Kandangan Baru 21 Kebun Raya
9 Gunung Makmur 22 Mekar Sari
10 Sumber Makmur 23 Sungai Cuka
11 Benua Tengah
12 Tabanio
13 Jorong

 Zona 2, merupakan area yang dapat diatasi dalam jangka pendek dengan perubahan perilaku
dilakukan dengan program-program berbasis masyarakat maka pemilihan sistemnya adalah
Sistem Komunal dengan kapasitas layanan 10 KK per unit. Wilayah-wilayah yang masuk dalam
zona ini adalah :

No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa


1 Takisung 30 Bingkulu 60 Pandansari
2 Benua Lawas 31 Gunung Raja 61 Salaman
3 Ranggang 32 Pulau Sari 62 Kintapura
4 Batilai 33 Tambang Ulang 63 Pasir Putih
5 Ranggang Dalam 34 Sungai Pinang 64 Kintap Kecil
6 Pegatan Besar 35 Martadah Baru 65 Sebamban baru
7 Raden 36 Sumber Mulia 66 Ujung
8 Maluka Baulin 37 Tampang 67 Ujung Baru
9 Bawah Layung 38 Bumi Jaya 68 Nusa Indah
10 Tambak Karya 39 Atu-atu 69 Kait-kait
11 Padang Luas 40 Telaga 70 Kait-kait Baru
12 Tambak Sarinah 42 Panggung 71 Bentok Darat
13 Sarikandi 43 Ambungan 72 Banyu Irang
14 Handil Negara 44 Ujung Batu 73 Bentok Kampung
15 Kali Besar 45 Tirta Jaya 74 Sambangan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

77
No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa
16 Kurau 46 Galam 75 Liang anggang
17 Pantai Harapan 47 Pamalongan 76 Pandahan
18 Sungai Rasau 48 Sungai Bakar 77 Damar Lima
19 Handil Maluka 49 Tanjung 78 Damit
20 Handil Labuan Amas 50 Bajuin 79 Damit Hulu
21 Handil Suruk 51 Ketapang 80 Pantai Linuh
22 Handil Gayam 52 Kunyit 82 Bluru
23 Bumi Harapan 53 Tebing Siring 83 Gunung Melati
24 Handil Babirik 54 Jilatan Alur 84 Alur
25 Handil Birayang Bawah 55 Ambawang 85 Karang Rejo
26 Handil Birayang Atas 56 Durian Bungkuk 86 Muara Asam-asam
27 Benua Raya 57 Tajau Mulia 87 Asri Mulya
28 Bati-bati 58 Gunung Mas 88 Sungai Baru
29 Padang 59 Batu Ampar

 Zona 3, merupakan area yang diatasi dalam jangka menengah dengan pemilihan SPAL-
Terpusat Skala Kawasan. Wilayah-wilayah yang masuk ke dalam zona ini adalah kelurahan-
kelurahan yang memiliki kepadatan low urban menuju ke medium urban.

No Kelurahan
1 Sarang Halang
2 Angsau
3 Pelaihari
4 Karang Taruna
5 Pabahanan

Jumlah wilayah yang masuk ke dalam 3 (tiga) zonasi sistem sebanyak 116 kelurahan/desa,
sementara 21 desa lainnya dikategorikan sebagai wilayah/area yang diperbolehkan menggunakan
akses dasar.

Tabel berikut menjelaskan tahapan pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Tanah Laut yang
didasarkan pada pengembangan secara bertahap (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang).

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

78
Tabel 3.5
Tahapan pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tanah Laut

Sumber : Instrumen SSK Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

b. Tahapan Pengembangan Persampahan

Di sektor persampahan, target 85% akses layak terbagi menjadi 80% penanganan persampahan
yang berbasis TPA dengan sasaran adalah penduduk yang berada di kawasan perkotaan dan
perdesaan; dan 20% penanganan persampahan melalui pengurangan sebelum diangkut ke TPA
dengan sasaran adalah penduduk yang berada di kawasan perkotaan. Sedangkan target 15%
akses dasar berupa penanganan sampah mandiri hanya diperuntukkan bagi penduduk yang
berada di kawasan perdesaan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

79
Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Tanah Laut dibagi menjadi wilayah
perkotaan dan perdesaan. Tabel dibawah menunjukkan persentase eksisting serta target jangka
pendek, menengah dan jangka panjang dari sistem penanganan persampahan eksisting dan
yang direncanakan. Berdasarkan Permen PUPR No. 03/PRT/M/2013 tentang penyelenggaraan
prasarana dan sarana persampahan dalam penganganan rumah tangga dan sampah sejenis
rumah tangga, sistem pengelolaan persampahan terbagi atas upaya pengurangan dan
penanganan.
Dalam perhitungan persentase capaian eksisting dan penentuan target pentahapan
pengembangan persampahan, terdapat tiga kondisi yang mungkin diterapkan yaitu :
1. Penanganan sampah mandiri
2. Penanganan sampah terangkut ke TPA
3. Penanganan sampah terangkut ke TPA dengan upaya pengurangan

Penanganan mandiri adalah sistem penanganan sampah yang dikelola mandiri oleh masyarakat
di wilayah perdesaan. Penangan ini hanya dapat diaplikasikan pada wilayah dengan kriteria
sebagai berikut:
 Klasifikasi wilayah perdesaan
 Kepadatan penduduk kurang dari 20 jiwa/hektar
 Lokasi tidak berdekatan atau terjangkau dengan wilayah pelayanan persampahan
Adapun wilayah kelurahan atau desa dengan kriteria selain yang disebutkan di atas, maka akan
dilakukan penanganan persampahan dengan pengangkutan ke TPA. Sementara itu mengingat
adanya target pengurangan volume sampah sebanyak 20% di wilayah perkotaan, maka akan
dilaksanakan upaya pengurangan dengan pendekatan infrastruktur TPS 3R dan/atau TPST 3R.
Penerapan upaya pengurangan tersebut diterapkan pada wilayah klasifikasi perkotaan dengan
kepadatan penduduk tinggi.
Dalam menentukan tahapan pengembangan persampahan ada 2 faktor yang menjadi
indikator yaitu: tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD, permukiman, fasilitas umum,
terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Kedua kriteria tersebut sangat berhubungan dengan
aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah.
Pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Laut ditangani oleh DPPLH dan pihak
kecamatan. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah Kabupaten Tanah Laut sampai saat ini
telah melayani 11 kecamatan. Hal ini pun persebarannya tidak merata di semua desa, pelayanan
difokuskan pada area pusat perkotaan. Cakupan layanan terbanyak berada di Kelurahan Pelaihari
karena ini merupakan Ibukota Kabupaten Tanah Laut yang merupakan pusat CBD dan pusat

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

80
aktivitas permukiman, perdagangan dll. Selebihnya dikelola secara partisipasi masyarakat baik
secara dibakar, ditimbun, maupun dikelola dengan membentuk kelembagaan pengelolaan
sampah. Berdasarkan hasil pengisian profil sanitasi maka dihasilkan 3 (tiga) zona pengelolaan
persampahan yaitu :
1. Zona 1 merupakan area yang ditangani dengan akses dasar atau penanganan sampah
mandiri dan diaplikasikan pada wilayah perdesaan

No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa
1 Kuala Tambangan 7 Tungkaran
2 Telaga Langsat 8 Pemuda
3 Kayu habang 9 Tanjung
4 Martadah 10 Jilatan
5 Kampung baru 11 Swarangan
6 Guntung besar 12 Riam adungan

2. Zona 2 merupakan area yang ditangani dengan pengangkutan tidak langsung ke


TPA Bakunci

No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa


1 Batakan 37 Kurau Utara 73 Ketapang
2 Tanjung Dewa 38 Bumi Harapan 74 Kunyit
3 Kandangan Lama 39 Handil Babirik 75 Tebing Siring
4 Batu tungku 40 Handil Birayang 76 Tajau Pecah
Bawah
5 Kuringkit 41 Handil Birayang 77 Jilatan Alur
Atas
6 Bumi Asih 42 Benua Raya 78 Ambawang
7 Batu Mulya 43 Padang 79 Durian Bungkuk
8 Sukaramah 44 Ujung 80 Tajau Mulia
9 Panyipatan 45 Ujung Baru 81 Gunung Mas
10 Kandangan Baru 46 Nusai Indah 82 Damar Lima
11 Takisung 47 Kait-kait 83 Damit
12 Gunung Makmur 48 Kait-kait Baru 84 Damit Hulu
13 Sumber Makmur 49 Bentok Darat 85 Pantai Linuh
14 Benua Tengah 50 Banyu Irang 86 Bluru
15 Benua Lawas 51 Bentok Kampung 87 Gunung Melati
16 Ranggang 52 Sambangan 88 Sabuhur
17 Batilai 53 Liang Anggang 89 Alur
18 Ranggang Dalam 54 Pandahan 90 Karang Rejo

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

81
No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa
19 Pegatan Besar 55 Gunung Raja 91 Muara Asam-asam
20 Tabanio 56 Pulau Sari 92 Asam Jaya
21 Sungai Bakau 57 Sungai Jelai 93 Asri Mulya
22 Raden 58 Sungai Pinang 94 Asam-asam
23 Maluka Baulin 59 Martadah Baru 95 Batalang
24 Bawah Layung 60 Sungai Riam 96 Sungai Baru
25 Tambak Karya 61 Sumber Mulya 97 Pandansari
26 Padang Luas 62 Tampang 98 Salaman
27 Tambak Sarinah 63 Bumi Jaya 99 Pasir Putih
28 Sarikandi 64 Atu-atu 100 Kintap kecil
29 Handil Negara 65 Telaga 101 Muara kintap
30 Kali Besar 66 Panjaratan 102 Bukit Mulia
31 Pantai Harapan 67 Panggung 103 Sumber Jaya
32 Sungai Rasau 68 Ujung Batu 104 Kebun Raya
33 Handil Maluka 69 Tirta Jaya 105 Mekar Sari
34 Handil Labuang 70 Galam 106 Sebamban Baru
Amas
35 Handil Suruk 71 Pamalongan 107 Sungai Cuka
36 Handil Gayam 72 Sungai Bakar 108 Bingkulu

3. Zona 3 merupakan area dengan penangangan pengangkutan sampah dengan


upaya-upaya pengurangan sampah (3R) dimana zonasi ini diarahkan ke wilayah-
wilayah perkotaan dan ibukota-ibukota kecamatan.

No Kelurahan/Desa No Kelurahan/Desa
1 Kurau 9 Ambungan
2 Bati-bati 10 Panggung Baru
3 Tambang Ulang 11 Bajuin
4 Sarang Halang 12 Batu Ampar
5 Angsau 13 Jorong
6 Pelaihari 14 Kintapura
7 Karang Taruna 15 Kintap
8 Pabahanan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

82
Tabel 3.9
Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tanah Laut

Keterangan :
(1) Volume sampah yang tidak ditangani maupun tidak diangkut (dibakar, dbuang ke sungai dll)
(2) Volume sampah yang dikelola mandiri oleh masyarakat dengan cara ditimbun maupun dikompos
(3) Volume sampah yang masuk ke TPA
(4) Volume sampah yang tereduksi akibat pengolahan di fasilitas TPST, TPS 3R, bank sampah

c. Tahapan Pengembangan Drainase

Penanganan drainase difokuskan pada wilayah rawan genangan, yaitu wilayah Kelurahan/Desa
dengan skor risiko sanitasi sektor drainase tinggi (3) dan sangat tinggi (4). Mengacu pada target
akses universal, pada tahun 2019 (tahapan jangka pendek) ditargetkan terwujudnya
pengentasan genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam). Dengan demikian, penanganan
drainase perkotaan dilaksanakan hanya dalam 1 (satu) pentahapan yaitu tahap pengembangan
jangka pendek (n+2).
Pelayanan drainase di Kabupaten Tanah Laut masih terpusat di wilayah perkotaan yaitu
Kecamatan Pelaihari, sementara itu wilayah perdesaan membangun drainase yang sifatnya
drainase lingkungan yang terdanai oleh dana desa.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

83
Tabel 3.10 Tahapan Pengembangan drainase perkotaan Kabupaten Tanah Laut

Sisa luas genangan yang belum tertangani (ha)


Titik genangan Luas genangan
Jangka
No di area eksisting di area Jangka pendek Jangka panjang
menengah
permukiman permukiman (2019) (2032)
(2022)
(a) (b) © (d) (e) (f)
1 Jl. Boejasin 1,2 0.8 0.4 0
2 Jl. Ahmad Yani 3.2 2.8 1.8 0
3 Jl. Balerejo 1.6 1 0.5 0
4 Jl. Matah 0.5 0.3 0 0
5 Jl. Samudra 1.1 0.9 0.5 0

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

84
3.2.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN SANITASI

Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, maka ditetapkan tujuan dan sasaran
pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Tanah Laut untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Tujuan merupakan pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi dan menangani isu strategis/permasalahan yang dihadapi. Sementara sasaran
dirumuskan untuk mencapai tujuan, merupakan target yang spesifik dan terukur, mudah dicapai dan
rasional untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan Untuk mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis tersebut diperlukan perencanaan
mengenai cara atau langkah demi langkah yang perlu dilakukan, atau umum disebut sebagai strategi.

a) Air limbah domestik

Pada bagian awal bab ini telah dijelaskan mengenai visi dan misi sanitasi Kabupaten Tanah
Laut, selain itu diperlukan penajaman dari visi dan misi tersebut yang dijabarkan menjadi tujuan
dan sasaran.
Tabel 3.11 Tujuan dan Sasaran Air Limbah
Tujuan Sasaran Data Dasar
Meningkatkan akses rumah tangga Menurunnya angka BABS dari BABS = 6,2%
terhadap pengelolaan air limbah 6,02% menjadi 0 % pada tahun
domestik yang aman dan memadai 2019
Berkurangnya angka rumah tangga Akses tidak layak = 26.85%
yang memilik akses dasar menjadi
akses layak dari 0,73% menjadi 0 %
di wilayah perkotaan dan 26,12%
menjadi 12.72% di wilayah
perdesaan pada tahun 2022
Berfungsinya sarana pengolahan IPLT = 1 (belum difungsikan)
lumpur tinja (IPLT) pada tahun 2018
Tersedianya regulasi tentang Perda air limbah = 0
pengolahan air limbah domestik
Meningkatnya peran swasta dan
masyarakat dalam pengelolaan air
limbah domestik

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

85
b) Persampahan

Tabel 3.12 Tujuan dan Sasaran Persampahan

Tujuan Sasaran Data Dasar


Meningkatkan kuantitas dan kualitas Menurunnya angka/ prosentase Pengelolaan sampah skala
pengelolaan sampah yang ramah masyarakat yang mengelola sampah rumah tangga yang tidak
lingkungan yang tidak diproses dari 84,10% terproses = 84,10%
menjadi 0% pada tahun 2022
Meningkatnya kualitas pengurangan TPST = 1 unit
sampah dari sumbernya melalui pola Bank Sampah = 14 unit
3R dari 0.15% menjadi 3.7% pada
wilayah perkotaan dan 0.53%
menjadi 1 % di wilayah perdesaan
Meningkatnya sistem operasional TPA Bakunci = metode
pengolahan TPA menjadi sanitary control landfill
landfill pada tahun 2022
Meningkatnya cakupan pelayanan Cakupan layanan = 11
pengangkutan sampah sebesar kecamatan
91,43 % pada tahun 2022
Tersedianya dokumen perencanaan Master plan sampah = 1
persampahan yang komprehensif
Tersusunnya regulasi pengelolaan Perda persampahan = 1
persampahan dalam bentuk
peraturan daerah maupun peraturan
bupati
Meningkat nya kinerja operator UPT Persampahan = 0
layanan persampahan dalam bentuk
UPTD

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

86
c) Drainase
Tabel 3.13 Tujuan dan Sasaran Drainase

Tujuan Sasaran Data Dasar


Membangun jaringan drainase Berkurangnya luas genangan Luas genangan = 7,6 ha
perkotaan yang terkoneksi dan menjadi 0 ha pada tahun 2019
ramah lingkungan serta
berkelanjutan
Meningkatnya kesadaran Master plan drainase tahun
masyarakat dalam melakukan 2010 = 1
pemeliharaan drainase Review master plan drainase
=1
Media lokal baik swasta maupun Radio pemerintah = 1
pemerintah turut mempromosikan
pemeliharaan drainase
Tersedianya regulasi yang mengatur Perda drainase = 0
pengelolaan drainase perkotaan Perbup drainase - 0

3.2.3 SKENARIO PENCAPAIAN SASARAN

Tabel 3.14 Skenario Pencapaian sasaran air limbah, persampahan dan drainase

Tahun
Komponen
2013 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Air Limbah Domestik
 Akses Layak¹ 67.14 68% 70.91 72% 74% 76.13%
%
 Akses Dasar² 26.85 23 % 20.36 15 % 7.5% 0%
% %
Persampahan
 Akses Layak¹ 13.99% 30% 69% 75% 85% 95.66%
 Akses Dasar² 0.08% 0.09% 1% 2% 3% 4.33
Drainase Perkotaan : Luas 7.6 7 5.8 4.8 3.2 2.4
Genangan

Angka di atas hanya untuk kepentingan ilustrasi. Tidak menggambarkan fakta maupun kondisi
sebenarnya. Tambahkan keterangan bahwa data n, n+2 (jangka pendek), dan n+5 (jangka menengah)
diambil dari Tabel Tahapan Pengembangan.
(1) Termasuk pada akses layak air limbah domestik adalah sistem penanganan air limbah domestik
yang telah sesuai dengan standar dan ketentuan sistem yang berlaku
(2) Termasuk pada akses dasar air limbah domestik adalah cubluk dan tangki septik yang tidak
memenuhi standar
(3) Termasuk pada akses layak persampahan perkotaan adalah sampah terproses 3R/TPST/Bank
Sampah dan sampah terangkut ke TPA. Akses layak persampahan perdesaan adalah sampah
terproses 3R/TPST/Bank Sampah, sampah terangkut ke TPA dan sampah dikelola mandiri oleh
masyarakat

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

87
(4) Termasuk pada akses dasar persampahan adalah sampah dikelola mandiri dengan cara
pengomposan dan penimbunan sampah, khusus untuk wilayah perdesaan

3.3 KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI DAERAH

Tabel 3.15: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Sanitasi

Tabel 3.16
Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan Di Kabupaten Tanah Laut

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

88
Tabel 3.17
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi
Sanitasi

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

89
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan dibuat untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Strategi merupakan
langkah-langkah yang berisi program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi
pengelolaan sanitasi di didasarkan pada isu-isu strategis dan permasalahan yang saat ini dihadapi. Isu
strategis dan tantangan dalam pengelolaan sanitasi kabupaten ini tidak hanya mengenai masalah teknis,
tetapi juga terkait dengan aspek non teknis seperti aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan,
komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, serta
aspek monitoring dan evaluasi. Strategi pengelolaan sanitasi ini selanjutnya akan dijabarkan menjadi
program dan kegiatan.

Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaaan strategis. Analisis ini menggunakan


kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini
memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Pada analisis ini akan dianalisa kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal
mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). Untuk menentukan arah
pengembangan di Kabupaten Tanah Laut, maka dibuat analisis SWOT dengan pendekatan kuantitatif.

4.1 AIR LIMBAH DOMESTIK

Kondisi Kabupaten Tanah Laut saat ini menggambarkan bahwa masih terdapat rumah tangga
yang secara langsung membuang air limbah (grey water) ke halaman rumahnya maupun ke saluran
lingkungan, sedangkan untuk black water dilakukan dengan sistem pengelolaan setempat. Perilaku
masyarakat yang membuang air limbah mereka tanpa didahului dengan pengolahan, tidak tersedianya
regulasi lokal yang mengatur pengelolaan air limbah domestik permukiman, serta tidak adanya struktur
yang khusus mengelola air limbah domestik pada instansi teknis yang ditugaskan untuk menangani
pengelolaan sanitasi yang menyebabkan pengelolaan air limbah domestik belum tertangani secara
maksimal.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

90
Limbah rumah tangga umumnya dibuang langsung ke genangan air yang merupakan dasar dari
rumah. Kendati sudah menggunakan septik tank, namun bagian dasarnya tidak kedap. Oleh karena itu
pengembangan IPAL untuk permukiman menjadi prioritas utama untuk dibangun disinergikan dengan
pemicuan dan kampanye stop BABS serta pengelolaan air limbah domestik tingkat rumah tangga.

Perkembangan ini tentunya memerlukan antisipasi pengelolaan agar tidak mencemari dan
menurunkan kualitas lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan di Kabupaten Tanah Laut. Untuk
itu perlu disusun pentahapan pembangunan mulai dari jangka pendek, jangka menengah hingga
pembangunan jangka panjang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing
kawasan.

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan air limbah diatas maka dirumuskanlah isu-isu


strategis yang sifatnya akan menganalisis kekuatan maupun kelemahan serta hal-hal yang menjadi
peluang serta ancaman sektor sanitasi di Kabupaten Tanah Laut. Berikut adalah rumusan strategi air
limbah

Gambar 4.1 Posisi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Tanah Laut

Berdasarkan gambar diatas maka posisi pengelolaan air limbah berada pada posisi
pertumbuhan stabil dimana kondisi internalnya kuat dan memiliki banyak peluang yang bisa
dimanfaatkan. Strategi pengembangan air limbah domestik selama 5 tahun mendatang berdasarkan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

91
dengan isu strategis yang ada saat ini serta kaitannya dengan tujuan dan sasaran pembangunan air
limbah domestik adalah sebagai berikut :

• Strategi 1 :- Memaksimalkan peran pokja AMPL untuk melakukan advokasi ke stakeholder


dan menggalang sinergitas antar program yang mendukung pencapaian
universal access

Strategi 1 dalam rangka meningkatkan kinerja pokja AMPL dalam menjalin kemitraan dengan
beberapa program sejenis yang mendukung pencapaian akses universal serta melakukan advokasi
ke stakeholder yang baik eksekutif maupun legislatif dalam mengeluarkan kebijakan pengelolaan air
limbah.

Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang aman
dan memadai

Sasaran :

1. Berfungsinya sarana pengolahan lumpur tinja (IPLT) pada tahun 2018


2. Tersedianya regulasi tentang pengolahan air limbah domestik

Strategi 2 : Memanfaatkan sumber-sumber pendanaan alternative baik pemerintah maupun


non pemerintah, menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat

Strategi ini dimaksudkan untuk mengakses penganggaran baik yang bersumber dari pemerintah
maupun non pemerintah untuk mencapai akses universal 2019 dengan penyediaan infrastruktur
sanitasi yang layak.

Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang aman
dan memadai

Sasaran :

1. Menurunnya angka BABS dari 6,2% menjadi 0 % pada tahun 2019


2. Berkurangnya angka rumah tangga yang memilik akses dasar menjadi akses layak dari
0,73% menjadi 0 % di wilayah perkotaan dan 26,12% menjadi 12.72% di wilayah perdesaan
pada tahun 2022
Strategi 3 : Mengoptimalkan sosialisasi & promosi pengelolaan air limbah hingga tingkat desa

Strategi 3 ini dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat agar terlibat aktif dalam pengelolaan
air limbah yang baik dengan memanfaatkan media lokal milik pemerintah maupun swasta.

Strategi ini terkait dengan :


PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

92
Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang aman
dan memadai

Sasaran :

1. Meningkatknya peran media lokal milik pemerintah maupun swasta dalam pengolahan air
limbah

4.2 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Gambar 4.2 Posisi pengelolaan persampahan Kabupaten Tanah Laut

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tanah Laut berdasarkan gambar diatas berada pada posisi
pertumbuhan cepat. Strategi pengembangan persampahan selama 5 tahun mendatang sesuai dengan
isu strategis yang ada saat ini serta kaitannya dengan tujuan dan sasaran pembangunan persampahan
adalah sebagai berikut :

Strategi 1 : Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM sebagai landasan dan acuan


pelaksanaan pengelolaan persampahan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

93
Strategi 1 ini dalam rangka meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM sebagai landasan dan
acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan seperti peraturan-peraturan daerah yang
mendukung pengelolaan persampahan.

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Sasaran : Tersusunnya regulasi pengelolaan persampahan dalam bentuk peraturan daerah


maupun peraturan bupati.

Strategi 2 : Mendorong pelaksanaan kemitraan pengelolaan persampahan baik pelaku bisnis,


forum CSR, SKPD pengelola persampahan

Strategi 2 diarahkan pada pemerintah daerah yang memfasilitasi lembaga-lembaga di tingkat


desa/kelurahan yang melakukan upaya 3R dan serta mendorong pendanaan yang bersumber dari
swasta/CSR

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Sasaran : Menurunnya angka/prosentase masyarakat yang mengelola sampah yang tidak


diproses dari 84,10% menjadi 0% pada tahun 2022.

Strategi 3 : Meningkatkan pemahaman masyarakat dan mendorong upaya 3R melalui media


berbagai macam media lokal maupun media swasta

Strategi 3 ini untuk menanamkan pemahaman pengelolaan sampah dan kesadaran masyarakat
akan upaya 3R dengan memanfaatkan media-media yang ada termasuk media milik pemerintah
Kabupaten Tanah Laut yaitu radio tuntung pandang maupun radio swasta

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Sasaran : Meningkatnya kualitas pengurangan sampah dari sumbernya melalui pola 3R dari
0.15% menjadi 3.7% pada wilayah perkotaan dan 0.53% menjadi 1 % di wilayah
perdesaan.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

94
Strategi 4 : Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana sesuai daerah pelayanan

Strategi 4 ini dalam rangka mengurangi sampah yang tidak terproses dengan meningkatkan serta
mengoptimalkan sarana prasarana operasional pengelolaan sampah.

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah sebesar 91% pada tahun
2022.

Strategi 5 : Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA dan kinerja institusi pengelola


persampahan

Strategi 5 ini dalam rangka memaksimalkan dan meningkatkan pengelolaan TPA sehingga berfungsi
secara optimal .

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Sasaran : 1. Meningkatnya sistem operasional pengelolaan TPA dari control landfill menjadi
sanitary landfill tahun 2022.

2. Meningkatnya kinerja operator layanan persampahan dalam bentuk UPTD

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

95
4.3 DRAINASE PERKOTAAN

Gambar 4.3 Posisi Pengelolaan Drainase Tanah Laut

Strategi pengembangan drainase lingkungan selama 5 tahun mendatang sesuai dengan isu
strategis yang ada saat ini serta kaitannya dengan tujuan dan sasaran pembangunan drainase
lingkungan adalah sebagai berikut :

Strategi 1 : Mensinergikan program kegiatan penanganan sanitasi dengan program kegiatan yang
direncanakan melalui APBN, forum CSR dan APBD Prop maupun sumber dana
yang lain

Strategi 1 ini dalam rangka mendukung penyusunan masterplan drainase kabupaten serta peraturan
pengelolaan drainase yang terintegrasi sehingga mendukung kinerja Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan pengelolaaan drainase secara keseluruhan sehingga diharapkan pengelolaan
drainase bisa berjalan dengan baik. Berkurangnya titik-titik genangan diawali dengan proses kajian
dimana pada tahun 2017 telah dilakukan review master plan drainase dan direncanakan hingga
tahun 2022 penyusunan beberapa kajian terkait genangan dan master plan kecamatan.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

96
Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan

Sasaran :

• Berkurangnya sisa luas genangan yang belum tertangani menjadi 5.8 ha pada tahun
2019
• Tersedianya regulasi yang mengatur pengelolaan drainase perkotaan
Strategi 2 : Mengoptimalkan sosialisasi dengan berbagai media elektronik secara
berkelanjutan terkait pemeliharaan drainase lingkungan yang terbangun

Strategi 2 ini dalam rangka memaksimalkan keterlibatan peran media-media yang ada di Kabupaten
Tanah Laut baik media milik swasta maupun pemerintah dalam melakukan pemeliharaan drainase
yang terbangun yang selama ini masih dilakukan oleh pemerintah.

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan

Sasaran : Berperannya media lokal baik swasta maupun pemerintah turut mempromosikan
pemeliharaan drainase yang terbangun

Strategi 3 : Meningkatkan aktifitas gotongroyong kelompok masyarakat untuk memelihara


sarana drainase yang sudah terbangun

Strategi 3 ini dalam rangka meningkatkan kesadaran & membangun komitmen masyarakat untuk
memelihara drainase yang telah terbangun dengan menggerakkan kelompok-kelompok masyarakat,
karang taruna, RT & RW dimana perilaku masyarakat yang sering menjadikan drainase sebagai
tempat pembuangan sampah.

Strategi ini terkait dengan :

Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan

Sasaran :

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeliharaan drainase

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

97
BAB V
KERANGKA KERJA LOGIS

Kerangka kerja logis atau KKL merupakan alur pikir penentuan kebijakan untuk menangani
permasalahan pembangunan sanitasi permukiman. KKL dapat digunakan sebagai alat untuk
menunjukkan hubungan logis secara berurutan serangkaian langkah dalam menentukan kebijakan
pembangunan sanitasi permukiman. Selain itu, KKL juga dapat digunakan sebagai alat untuk memeriksa
konsistensi output antar bab pada dokumen SSK.
Untuk dapat mengisi setiap kolom dalam KKL, perlu memperhatikan proses dan output
proses, serta penuangan output proses dalam setiap bab-nya. Misalnya: kolom permasalahan mendesak
terkait dengan proses 2 dan outputnya tertuang dalam subbab 2.4 perihal Area Beresiko dan
Permasalahan Mendesak; kolom Isu strategis terkait dengan proses tahap 2 dan outputnya tertuang
dalam lampiran 1.2.1 sampai 1.2.6 perihal studi EHRA dan kajian lainnya; kolom tujuan dan sasaran
bersumber dari proses tahap 3 dan outputnya tertuang dalam subbab 3.2.2 perihal tujuan dan sasaran
pembangunan sanitasi; dan seterusnya.
Berdasarkan perumusan permasalahan mendesak, akan dirumuskan isu-isu strategis.
Paparan isu strategis mencakup isu strategis aspek teknis maupun non teknis meliputi aspek kebijakan
daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan
kemiskinan.
Berikut disajikan kerangka kerja logis (KKL) untuk sektor air limbah, persampahan dan
drainase

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

98
5.1 Matriks KKL Pengelolaan Air Limbah Domestik

Permasalahan Indikasi Indikasi


Isu strategis Tujuan Sasaran Strategi
Mendesak Program Kegiatan
Praktik buang • Adanya Meningkatka Menurunnya • Memaksimalka Program • Kampanye
air besar peluang n akses angka BABS n peran pokja penyehatan stop BABS
sembarangan pendana rumah dari 6,2% AMPL untuk lingkungan • Pengadaan
(BABs) di an dari tangga menjadi 0 % sarana
melakukan
Kabupaten APBN terhadap pada tahun cetakan
Tanah Laut berupa pengelolaan 2019 advokasi ke
closet &
sebanyak DAK dan air limbah stakeholder Gorong-
6,02% (5.243 APBD domestik dan gorong WC
KK) Propinsi yang aman menggalang • Pemicuan
untuk dan sinergitas antar STBM
pembang memadai program yang • Stimulan
unan jamban
mendukung
sanitasi sehat
• Adanya pencapaian
Masih terdapat Berkurangny Program • Kampanye
26,85% rumah lembaga a angka universal pengembanga stop BABS
tangga yang di tingkat rumah access n kinerja • Pembangun
memiliki akses propinsi tangga yang • Memanfaatkan pengelolaan an TS
dasar/ tangki yang memilik sumber- air minum dan Komunal
septik membuka akses dasar sumber air limbah • Pembangun
individual tidak akses menjadi pendanaan an IPAL
layak pendana akses layak alternative Komunal
an ke dari 0,73% baik • Pembangun
CSR/Swa menjadi 0 % pemerintah an RSH
sta di wilayah maupun non Skala
• Adanya perkotaan pemerintah, Permukiman
media dan 26,12% menjalin
lokal menjadi kerjasama
pemerint 12.72% di dengan pihak
ah yang wilayah swasta dan
bisa perdesaan masyarakat
dijadikan pada tahun • Mengoptimalk
media 2022 an sosialisasi
Instalasi kampany Berfungsinya & promosi Program Rapat koordinasi
Pengolahan e dan sarana pengelolaan pengembanga antara
Lumpur Tinja promosi pengolahan air limbah n kinerja stakeholder untuk
(IPLT) yang stop lumpur tinja hingga tingkat pengelolaan melakukan serah
dibangun pada BABS (IPLT) pada desa air minum dan terima
tahun 2014 • Ada tahun 2018 air limbah pengelolaan
belum Instalasi
berfungsi Pengolah
an
Regulasi yang Lumpur Tersedianya Program Penyusunan
mengatur Tinja regulasi Legislasi perda/perbup
pengolahan air (IPLT) tentang Daerah pengelolaan air
limbah • Ditingkat pengolahan limbah domestik
domestik belum kabupate air limbah
ada n domestik
terdapat
forum
Kurang CSR/swa Meningkatka Pembuatan video
optimalnya sta n peran sanitasi
media media lokal Talk show
setempat milik pengelolaan air
dalam pemerintah limbah domestik
mempromosika maupun
n pengolahan swasta
air limbah di dalam
Kabupaten pengolahan
Tanah Laut air limbah
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

99
5.2 Matriks KKL Pengelolaan Persampahan

Permasalaha Indikasi Indikasi


Isu strategis Tujuan Sasaran Strategi
n Mendesak Program Kegiatan

84,10% • Kampanye dan Meningkatka Menurunnya • Meningkatka Program • Pembanguna


masyarakat promosi larangan n kuantitas angka/ n Pengembanga n TPS biasa
mengelola buang sampah dan kualitas prosentase kelengkapan n Kinerja • Pengadaan
sampah sembarangan pengelolaan masyarakat produk Pengelolaan kontainer
rumah tangga masih dilakukan sampah yang hukum/NPS Persampahan • Kampanye
dengan akses oleh media lokal, yang ramah mengelola M sebagai Program pengolahan
dasar belum melibatkan lingkungan sampah yang landasan penyehatan sampah dari
(berdasarkan media lain (radio tidak dan acuan lingkungan sumbernya
data EHRA) swasta) diproses dari pelaksanaan •
• Kurangnya 84,10% pengelolaan
Kesadaran menjadi 0% persampaha
Masyarakat pada tahun n
dalam melakukan 2022 • Mendorong
83 % rumah pengelolaan Meningkatny pelaksanaan • Program • Pembentuka
tangga tidak sampah a kualitas kemitraan Pengemb n bank
melakukan (pemilahan pengurangan pengelolaan angan sampah
pemilahan setempat) sampah dari sampah baik Kinerja • Pembanguna
sampah • Adanya lembaga sumbernya pelaku Pengelola n TPS 3R
setempat di tingkat propinsi melalui pola bisnis, forum an dan sarana
(data EHRA) yang membuka 3R dari CSR, SKPD Persampa penunjang
akses pendanaan 0.15% pengelola han • Pengadaan
ke CSR/Swasta menjadi 3.7% persampaha • Program komposter
• Anggaran pada wilayah n peningkat
persampahan perkotaan • an peran
meningkat per dan 0.53% Meningkatka serta
tahun menjadi 1 % n masyarak
di wilayah pemahaman at
perdesaan masyarakat
TPA Bakunci Meningkatny dan Program • Penambahan
masih a sistem mendorong Pengembanga sarana
dioperasikan operasional upaya 3R n Kinerja penunjang
dengan pengolahan melalui Pengelolaan TPA
metode TPA menjadi media Persampahan • Penambahan
control landfill sanitary berbagai lahan/sel
landfill pada macam TPA
tahun 2022 media lokal
Pengangkutan Meningkatny maupun
• PengadaanProgram
sampah skala a cakupan media Pengembanga
container
kabupaten pelayanan swasta
• Pengadaann Kinerja
belum pengangkuta • Meningkatka Pengelolaan
dump truck
maksimal n sampah n kualitas
• PengadaanPersampahan
(13,23%) sebesar pengelolaan
motor
91,43 % TPA dan pengumpul
pada tahun kinerja sampah
2022 institusi
• Pengadaan
pengelola
pick up
persampaha
sampah untuk
n wilayah
• Meningkatka
perkotaan
Dokumen Tersedianya Programn kualitas
Penyusunan
perencanaan dokumen pengelolaan
Pengembanga PTMP
persampahan perencanaan TPA dan
n Kinerja Persampahan
perlu direvisi persampaha kinerja
Pengelolaan (review)
kembali n yang institusi
Persampahan Studi kualitas
komprehensif pengelola
dan kuantitas
persampaha
persampahan
n Studi analisa
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

100
• Meningkatka karakteristik
n sampah
Produk yang Tersusunnya kelengkapan Program Penyusunan
mengatur regulasi produk Legislasi peraturan daerah
Persampahan pengelolaan hukum/NPS Daerah penyelenggaraan
belum efektif persampaha M sebagai persampahan
diterapkan n dalam landasan skala kabupaten
dan perlu bentuk dan acuan
perbaikan peraturan pelaksanaan
daerah pengelolaan
maupun persampaha
peraturan n
bupati
Belum ada Meningkat Pembentukan
pemisahan nya kinerja UPT
antara operator persampahan
regulator dan layanan
operator persampaha
dalam n dalam
penanganan bentuk UPTD
persampahan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

101
5.3 Matriks KKL Pengelolaan Drainase

Permasalahan Isu strategis Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Indikasi Kegiatan


Mendesak Program
Luas • Adanya Membang Berkurangny 1. Mensinergik Pembanguna • Pembanguna
genangan di peluang dana un a sisa luas an program n saluran n drainase
wilayah dari APBN, jaringan genangan kegiatan drainase/gor sekunder
perkotaan 7.6 APBD drainase yang belum penanganan ong-gorong • Rehabilitasi
ha Propinsi perkotaan tertangani sanitasi Rehabilitasi drainase
maupun yang menjadi 5.8 dengan saluran sekunder
sumber dana terkoneksi ha pada program drainase/gor • Penyusunan
yang lain dan tahun 2019 kegiatan ong-gorong database
• Program ramah yang drainase
acara lingkunga direncanaka • Penyusunan
penyuluhan/s n serta n melalui studi
osialisasi berkelanju APBN, genangan
pengelolaaan tan forum CSR • Penyusunan
drainase dan APBD master plan
kepada Prop 10
masyarakat di maupun kecamatan
Kurangnya SKPD tidak Meningkatny sumber Pembentuka Pembentukan
Kesadaran ada a kesadaran dana yang n Kelompok Kelompok
Masyarakat • Saat ini masyarakat lain Masyarakat Masyarakat
terhadap sedang dalam 2. Mengoptima Pengelola Pengelola Sistem
pemeliharaan dilakukan melakukan lkan Sistem Drainase
drainase yang review master pemeliharaa sosialisasi Drainase Lingkungan
telah plan drainase n drainase dengan Lingkungan Mandiri
terbangun Kabupaten berbagai Mandiri
Tanah Laut media
Media Berperannya • Promosi/kam
setempat/lokal • Belum media lokal elektronik
panye
belum terkoneksinya baik swasta secara
pemeliharaan
mengkampany jaringan maupun berkelanjuta
drainase
ekan drainase yang pemerintah n terkait
pemeliharaan ada turut pemeliharaa
drainase yang mempromosi n drainase
terbangun kan lingkungan
pemeliharaa yang
n drainase terbangun
yang 3. Meningkatk
terbangun an aktifitas
gotongroyon
Regulasi yang Tersedianya Program Bantek
g kelompok
mengatur regulasi Legislasi Penyusunan
masyarakat
pengelolaan yang daerah rancangan
untuk
drainase belum mengatur peraturan daerah
memelihara
ada pengelolaan tentang
sarana
drainase pengelolaan
drainase
perkotaan jaringan drainase
yang sudah
terbangun

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

102
BAB VI
PROGRAM, KEGIATAN DAN
INDIKASI PENDANAAN SANITASI

6.1 RINGKASAN

Berikut ini ringkasan mengenai rekapitulasi total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan
sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2018-2022, baik berdasarkan sumber anggaran
(APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, PHLN, swasta/CSR dan masyarakat) maupun jenis
kegiatan (air limbah, persampahan, drainase).

Untuk rekapitulasi anggaran sanitasi Kabupaten Tanah Laut berdasarkan sumber anggaran
(APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, PHLN, swasta/CSR dan masyarakat) dapat dilihat pada
table 6.1. dan 6.2. dibawah ini.
Tabel 6.1
Rekapitulasi Indikasi kebutuhan Biaya Pengembangan sanitasi untuk 5 Tahun

Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

103
Tabel 6.2
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per Sumber
Anggaran

Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

6.2 KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN SANITASI DENGAN SUMBER PENDANAAN


PEMERINTAH

Tabel 6.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran

1 Air Limbah Domestik 745 22.455 22.575 22.485 1.975 70.235


2 Persampahan 2.990 6.010 7.640 7.900 10.132 34.672
3 Drainase Perkotaan 350 1.620 1.220 890 620 4.700
JUMLAH 4.085 30.085 31.435 31.275 12.727 109.607
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

Tabel 6.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran

1 Air Limbah Domestik 500 1000 2500 3500 5915 13.415


2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase Perkotaan - - - - - -
JUMLAH 500 1000 2500 3500 5915 13.415
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

104
Tabel 6.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran

1 Air Limbah Domestik - 10.000 10.000 10.000 15.000 45.000


2 Persampahan - 7000 5000 5500 6000 23.500
3 Drainase Perkotaan 2500 - 500 - - 3000
JUMLAH 2500 17.000 15.500 15.500 21.000 71.500
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

Tabel 6.6 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan DAK

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran
1 Air Limbah Domestik - 3.050 4.050 4.050 4.050 15.200
2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase Perkotaan - - - - - -
JUMLAH - 3.050 4.050 4.050 4.050 15.200
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

6.3 KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN SANITASI DENGAN SUMBER PENDANAAN NON


PEMERINTAH

Tabel 6.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran
1 Air Limbah Domestik 2.664 10.164 12.664 15.164 14.269 54.925
2 Persampahan 75 225 225 300 300 1.125
3 Drainase Perkotaan - - - - - -
JUMLAH 2.739 10.389 12.889 15.464 14.569 56.050
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

105
Tabel 6.8 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat

x Rp 1 juta
Tahun Anggaran
Total
No Uraian Kegiatan
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran
1 Air Limbah Domestik 200 460 760 960 1.433 3.823
2 Persampahan - - - - - -
3 Drainase Perkotaan - - - - - -
JUMLAH 200 460 760 960 1.433 3.823
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

6.4 ANTISIPASI FUNDING GAP

Funding-Gap merupakan selisih antara jumlah anggaran yang dibutuhkan dikurangi dengan jumlah dana
yang tersedia.Funding Gap terjadi bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada yang
tersedia. Untuk rekapitulasi anggaran Funding Gap yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi
Kabupaten Tanah Laut dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2018 - 2022, dapat dilihat pada
tabel 6.9. dibawah ini.

Tabel 6.9 Funding Gap


x Rp. 1 juta
Tahun Anggaran Total
No Uraian
2018 2019 2020 2021 2022 Anggaran
1 Air Limbah Domestik 4.109 47.129 52.549 56.159 42.652 202.598
2 Persampahan 3.605 12.735 13.565 13.700 16.232 59.297
3 Drainase Perkotaan 2.850 1.620 1.720 890 620 7.700
4 Daftar Tunggu 1.975 40.025 42.455 44.535 33.303 162.293
(Funding Gap)
5 Kebutuhan 10.024 61.484 67.834 70.749 59.504 269.595
Pendanaan Sanitasi
6 Gap (%) 19.7 65.1 62.6 62.9 56.0 60.2
Sumber : Matrik Program & Kegiatan Sanitasi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2017

Dari tabel 6.9. terlihat bahwa total daftar tunggu (funding gap) sebesar Rp.162.293 Milyar dan
prosentase gap antara daftar tunggu dan kebutuhan pendanaan sanitasi sebesar 60,2%.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

106
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN
SSK

Monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi merupakan rangkaian pelaksanaan


kegiatan untuk meningkatkan kinerja dalam pencapaian target secara bertahap dan konsisten. Hal ini
sangat diperlukan untuk melakukan langkah- langkah perbaikan agar dapat efisien dan efektif. Sistem
kerja organisasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan implementasi serta monitoring merupakan
rangkaian kinerja yang harus di ikuti untuk memperoleh keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan melibatkan berbagai sektor yang terkait dengan
sanitasi sebagai unsur yang dapat menilai hasil capaian dan melakukan langkah tindak untuk
menentukan program selanjutnya.
Ada 3 (tiga) unsur pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang harus dipisahkan kewenangannya,
namun dalam pelaksanaan tugas saling terintegrasi secara berkesinambungan, yaitu:
1. Pelaksana monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi
2. Pengawas monitoring dan evaluasi sanitasi
3. Pelaporan monitoring dan evaluasi sanitasi

7.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi


Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kabupaten telah ditetapkan oleh pemerintah
Kabupaten Tanah Laut dan dinyatakan dalam sebuah dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).
Dokumen SSK juga mencantumkan target-target pembangunan sanitasi per subsektor (air limbah,
persampahan dan drainase). Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan telah
disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi
Kabupaten Tanah Laut.
Dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses
pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan
maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk
mengetahui hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan
kualitas proses di kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai
capaian-capaian subsektor sanitasi.
Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk :

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

107
1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan.
2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya.
3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan pencapaian.
Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan, dan manfaat
kegiatan dan program pembangunan sanitasi.
Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil
keputusan berkaitan:
1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-
kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati.
2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi
pembangunan sanitasi.
3. Kelembagaan untuk pemantauan dan evaluasi sanitasi.

Monitoring dan evaluasi juga diperuntukkan untuk:


1. Pemantauan capaian pelaksanaan kegiatan adalah untuk menilai tingkat investasi dan
keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh pemerintah Kabupaten/Kota.
Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan (rencana tindak) SSK maupun
kegiatan-kegiatan diluar usulan SSK yang dilaksanakan oleh SKPD.
2. Pemantauan capaian strategis adalah untuk menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran
pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan,
sasaran, serta tahapan pencapaian sanitasi.

A. Sektor Air Limbah Domestik

Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor air limbah domestik dilakukan tiap tahun
sekali pada akhir tahun. Adapun format tabel capaian yang digunakan untuk mengisi capaian strategis,
yaitu sebagaimana ditampilkan pada tabel 7.1. sampai dengan 7.6. Capaian strategis ini memberikan
informasi rencana (indikasi investasi, output, dan outcome) dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel
capaian strategis dapat diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan sektor air limbah
domestik.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

108
Tabel 7.1 Capaian Strategis Air limbah 1
Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang
aman dan memadai
Sasaran : Menurunnya angka BABS dari 6,2% menjadi 0 % pada tahun 2019
Program : Program Penyehatan Lingkungan
Kegiatan : Kampanye stop BABs
Pemicuan STBM
Pengadaan cetakan closet & gorong-gorong WC

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(Jiwa) Investasi
(Rp. Jt)
Kampanye stop
1 250 1 Paket 348.552
BABS
Pengadaan cetakan
2 sarana closet & 500 1 Paket 348.552
gorong-gorong WC
3 Stimulan jamban
54.105 10.821 unit 348.552
sehat
4 Pemicuan STBM 100 3 Paket 348.552
5 Program seribu 4 pket 348.552
50
jamban sehat
6 Pelatihan wirausaha 1 pket 348.552
50
sanitasi
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.1 terlihat untuk mencapai sasaran air limbah 1 membutuhkan anggaran total selama 5 tahun
sebesar Rp.55.055 Milyar

Tabel 7.2 Capaian Strategis Air limbah 2


Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang
aman dan memadai
Sasaran : Berkurangnya angka rumah tangga yang memiliki akses dasar menjadi akses layak
dari 0,73% menjadi 0 % di wilayah perkotaan dan 26,12% menjadi 12,72% di wilayah
perdesaan pada tahun 2022
Program : Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Kegiatan : Pembangunan SPALD-S Individual
Pembangunan SPALD-S Setempat
Pembangunan SPALD-S Terpusat

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Outcome Indikasi
Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x juta)

1 Pembangunan tangki septik 2.683


17.098
komunal unit
2 Pembangunan IPAL Komunal 16.550 30 unit
3 Pembangunan IPAL Skala
108.775 9 unit
Permukiman

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

109
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.2 terlihat untuk mencapai sasaran air limbah 2 membutuhkan anggaran total selama 5 tahun
sebesar Rp.142.423 Milyar

Tabel 7.3. Capaian Strategis Air Limbah 3


Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang
aman dan memadai
Sasaran : Berfungsinya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) pada tahun 2018
Program : Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Kegiatan : Pembentukan kelembagaan pengelola IPLT
Rapat koordinasi pokja AMPL
Pelatihan pengelola IPLT
Pengadaan Truk Tinja

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Outcome Indikasi
Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x jt)
Rapat Koordinasi Pemerintah
Kab./Kota/Pokja AMPL,
1 Masyarakat dan Sumber 50 5 paket 348,552
Pendanaan Non-Pemerintah
untuk pendanaan Sanitasi di
Kab./Kota
2 Pembentukan lembaga 100 1 UPTD 348,552
pengelola IPLT
3 Pelatihan pengelola IPLT 30 1 paket 348,552
4 Pengadaan Truk Tinja 1.050 3 unit 348,552
5 Operasi dan Pemeliharaan 400 4 pket 348,552
IPLT
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.3 terlihat untuk mencapai sasaran air limbah 3 membutuhkan anggaran total selama 5 tahun
sebesar Rp. 1.550 milyar.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

110
Tabel 7.4 Capaian Strategis Air limbah 4
Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang aman
dan memadai
Sasaran : Tersedianya regulasi tentang pengolahan air limbah domestik
Program : Program Legislasi daerah
Kegiatan : Penyusunan perda/perbup pengelolaan air limbah domestik

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
(Rp. Jt)
Penyusunan Perda/perbup
1 Penyusunan Peraturan 200 1 paket 348,552
Pengelolaan Air Limbah
Domestik
Penyusunan Perda tentang
2 Akses Sumber Pendanaan 200 1 paket 348,552
Sanitasi dari sumber Non-
Pemerintah
Penyusunan Perda
3 Pengelolaan IPLT dan 200 1 paket 348,552
Kerjasama swasta
Penyusunan Perda
4 Pengelolaan SPALD-T Skala 200 1 pket 348,552
Kota
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.4 terlihat untuk mencapai sasaran air limbah 4 membutuhkan anggaran total sebesar Rp. 800
jt.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

111
Tabel 7.5. Capaian Strategis Air Limbah 5
Tujuan : Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik yang
aman dan memadai
Sasaran : Meningkatnya peran media lokal milik pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan
air limbah
Program : Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan : Pembuatan video sanitasi
Talkshow pengelolaan air limbah domestik

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
(Rp. Jt)
1 Pembuatan video sanitasi 50 1 paket 348,552
2 Talkshow pengelolaan air 10 5 pket 348,552
limbah
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.5 terlihat untuk mencapai sasaran air limbah 5 membutuhkan anggaran total selama 5 tahun
sebesar Rp.60 jt.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

112
113
Monitoring kegiatan infrastruktur sektor Air limbah domestik dilakukan tiap tahun pada akhir tahun. Monitoring kegiatan ini dapat menggunakan format tabel capaian
kegiatan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 7.6. Dari Tabel capaian kegiatan dapat diketahui perbandingan antara rencana kegiatan dan realisasi kegiatannya.
Tabel 7.6. Infrastruktur dan Akses Air Limbah Kabupaten Tanah Laut

Sumber : Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.6. dapat diketahui insfrastruktur rencana ada 4 kegiatan yaitu SPALD-S Individual, SPALD Terpusat Skala Permukiman, serta pengadaan Truk tinja.
Sedangkan realisasi akan diisi tiap tahun oleh Pokja AMPL saat tahap implementasi kegiatan air limbah domestik.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


Pelaporan monev implementasi SSK sektor air limbah domestik disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 7.7. Pelaporan Monev Implementasi SSK Sektor Air Limbah Kabupaten Tanah Laut

PenanggungJawab Pelaporan

Obyek Pengumpul Waktu


Pemantauan Penanggung Pengolah Pelaksanaan Penerima
Data dan
Jawab Utama Data/Pemantau Laporan
Dokumentasi

BAPPEDA Dinas PU PR Dinas PU PR


Bupati&
Tabel Capaian Infrastruktur & Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Okt-Des tahun
Kepala
Strategis Pengembangan BPMPD BPMPD berjalan
SKPD
Wilayah DPRKPLH DPRKPLH
BAPPEDA Dinas PU PR Dinas PU PR
Bupati &
Tabel Infrastruktur Infrastruktur & Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Okt-Des tahun
Kepala
dan Akses Pengembangan BPMPD BPMPD berjalan
SKPD
Wilayah DPRKPLH DPRKPLH
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Penanggung jawab utama monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor air limbah domestik
dilakukan oleh BAPPEDA Bidang Infrastruktur & Pengembangan Wilayah. Sedangkan pengumpul data,
dokumentasi, serta pengolah data adalah Dinas PU PR, Dinas Kesehatan, BPMPD, DPRKPLH. Laporan
hasil monitoring dan evaluasi disampaikan kepada Bupati Tanah Laut dan Kepala SKPD.

B. Sektor Persampahan

Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor persampahan dilakukan tiap tahun sekali
pada akhir tahun. Adapun format tabel capaian yang digunakan untuk mengisi capaian strategis, yaitu
sebagaimana ditampilkan pada tabel 7.8.s/d 7.15. Capaian strategis ini memberikan informasi rencana
(indikasi investasi, output, dan outcome) dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian strategis
dapat diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan sektor persampahan.

Tabel 7.8 Capaian Strategis Persampahan 1


Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Menurunnya angka/prosentase masyarakat yang mengelola sampah yang tidak
diproses dari 84,10% menjadi 0% pada tahun 2022
Program : Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Progam Peran Serta Masyarakat
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan : Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya
Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya
Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

114
Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(Jiwa) Investasi
(Rp. Jt)
Penyuluhan tentang
1 persampahan kepada 348,552
250 5 paket
masyarakat dan
kelompok masyarakat
Kampanye
2 pengurangan sampah 125 5 paket 348,552
dari sumbernya
Kampanye tatacara dan
3 gerakan pemilihan 125 5 paket 348,552
sampah dari sumbernya
Pembentukan Pokmas
4 baru ditingkat RT/RW 348,552
57 57 paket
tentang pengolahan
sampah
Pembentukan kader
5 warga peduli lingkungan 40 4 paket 348,552
di setiap kelurahan
Pelatihan 3R bagi
6 aparat pengelola 75 3 Paket 348,552
persampahan
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.8. Terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 1 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp.350 jt.

Tabel 7.9 Capaian Strategis Persampahan 2


Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Meningkatnya kualitas pengurangan sampah dari sumbernya melalui pola 3R dari
0.15% menjadi 3.7% pada wilayah perkotaan dan 0.53% menjadi 1 % di wilayah
perdesaan
Program : Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Kegiatan : Pengelolaan Sampah dari sumbernya
Pembangunan Bank Sampah
Pembangunan TPS 3R

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
Bank Sampah
1 Pembebasan lahan 450 348.552
2 Pembangunan Bank Sampah 2.250 348.552
3 Operasi dan Pemeliharaan 50 348.552
PEMBANGUNAN TEMPAT
PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU
(TPS 3R) SKALA KOTA

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

115
Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Outcome Indikasi
Investasi Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
1 Penyusunan studi kelayakan 400 1 dok 2.800 KK
2 Penyusunan studi lingkungan 400 1 dok 2.800 KK
3 Sosialisasi rencana pembangunan
200 1 keg 2.800 KK
TPS 3R
4 Pembebasan lahan 1.400 Ha 2.800 KK
5 Penyusunan DED TPS 3R 400 1 dok 2.800 KK
6 Supervisi & Pembangunan TPS 3R 14.000 Unit 2.800 KK
7 Pembentukan kelembagaan
1.400 5 KSM 2.800 KK
pengelola TPS 3R
8 Pelatihan pengelola TPS 3R 400 5 keg 2.800 KK
9 Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R 400 ls 2.800 KK
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.9 terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 2 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp.26.620 Milyar.

Tabel 7.10. Capaian Strategis Persampahan 3


Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Meningkatnya sistem operasional pengolahan TPA menjadi sanitary landfill pada
tahun 2022
Program : Program Rehabilitasi/ Peningkatan TPA
Kegiatan : Pembangunan fasilitas penunjang TPA
Pembentukan pengelola TPA
Pelatihan pengelola TPA
Bimbingan terhadap masyarakat di sekitar TPA
Penyusunan Perda Pengelolaan TPA

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x 1 Jt)
1 Pembangunan fasilitas 348,552
1.000 1 paket
penunjang TPA
2 Supervisi dan Pembangunan 150 1 keg 348,552
fasilitas penunjang TPA
3 Pembentukan kelembagaan 300 1 UPT 348,552
pengelolaan TPA
4 Pelatihan pengelolaan TPA 40 4 keg 348,552
Penyuluhan dan bimbingan
5 terhadap masyarakat di sekitar 40 4 keg 348,552
TPA Bakunci
6 Penyusunan Perda 200 1 dok 348,552
Pengelolaan TPA Bakunci
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.10 terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 3 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp.1. 730 Milyar.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

116
Tabel 7.11. Capaian Strategis Persampahan 4
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah sebesar 91,43 % pada
tahun 2022
Program : Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kegiatan : Pembangunan TPS Biasa
Pengadaan kendaraan pengangkut sampah
Pengadaan alat angkut ke TPA

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Outcome Indikasi
Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x 1 Jt)
1 Pembangunan TPS Biasa 3.822 182 unit 348,552
Kendaraan Pengangkut Sampah
2 Pengadaan gerobak sampah 100 50 unit 348,552
3 Pengadaan gerobak sampah 1.950 165 unit 348,552
bermotor (roda 3)
4 Pengadaan mobil pick up 1.020 8 unit 348,552
sampah
5 Pengadaan kontainer 2.000 50 unit 348,552
Alat angkut ke TPA
6 Pengadaan dump truck 5.700 16 unit 348,552
7 Pengadaan Compactor Truck 1.000 1 unit 348,552
8 Pengadaan Amroll Truck 1.500 1 unit 348,552
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.11.terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 4 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp. 21.762 Milyar.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

117
Tabel 7.12. Capaian Strategis Persampahan 5
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Tersedianya dokumen perencanaan persampahan yang komprehensif
Program : Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kegiatan : Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan (PTMP) - (review
master plan persampahan)
Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota
Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan
Studi Analisis karakteristik sampah

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Outcome Indikasi
Output Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
Penyusunan Perencanaan
Teknis dan Manajemen
1 Persampahan (PTMP) - 500 1 dokumen 348,552
(review master plan
persampahan)
2 Studi tentang kualitas dan 200 1 dokumen 348,552
kuantitas sampah Kab./Kota
3 Penyusunan Rencana Usaha 200 1 dokumen 348,552
(Business Plan) Persampahan
4 Studi Analisis karakteristik 200 1 dokumen 348,552
sampah
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.12. Terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 5 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp.1.1 Milyar.

Tabel 7.13. Capaian Strategis Persampahan 6


Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Tersusunnya regulasi pengelolaan persampahan dalam bentuk peraturan daerah
maupun peraturan bupati
Program : Program Legislasi Daerah
Kegiatan : Penyusunan peraturan daerah tentang penyelenggaraan persampahan

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
1 Penyusunan Perda
200 1 paket 348,552
Pengelolaan Persampahan
Penyusunan Kebijakan
2 Kerjasama Pengelolaan 200 1 paket 348,552
Persampahan
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

118
Dari tabel 7.13.terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 6 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp.400 jt.

Tabel 7.14. Capaian Strategis Persampahan 7


Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
Sasaran : Meningkat nya kinerja operator layanan persampahan dalam bentuk UPTD
Program : Program organisasi
Kegiatan : Pembentukan lembaga pengelola TPA dan pembentukan lembaga pengelola layanan
persampahan

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
1 Pembentukan Lembaga 348,552
300 UPTD
Pengelola TPA
Pembentukan Lembaga
2 Pengelola layanan 20 UPTD 348,552
persampahan
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.14. Terlihat untuk mencapai sasaran persampahan 7 membutuhkan anggaran selama 5 tahun
total sebesar Rp. 320 jt.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

119
120
Monitoring kegiatan infrastruktur dan akses persampahan dilakukan tiap tahun pada akhir tahun. Monitoring kegiatan ini dapat menggunakan format tabel capaian kegiatan
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 7.15. Dari Tabel infrastruktur dan akses persampahan dapat diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan infrastruktur.
Tabel 7.15. Infrastruktur dan Akses Persampahan Kabupaten Tanah Laut

Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Laut 2017


Dari tabel 7.15. dapat diketahui ada 3 infrastruktur yang perlu mendapakan monev tiap tahun di antaranya TPS 3R - Berbasis Masyarakat,
TPS ,Bank Sampah serta TPA berikut dengan kelengkapan, alat angkut dan alat berat yang dibutuhkan

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


Pelaporan monev implementasi SSK sektor persampahan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 7.16. Pelaporan Monev Implementasi SSK Sektor Persampahan Kabupaten Tanah Laut

Penanggung Jawab Pelaporan

Obyek Pengumpul Waktu


Pemantauan Penanggung Pengolah Pelaksanaan Penerima
Data dan
Jawab Utama Data/Pemantau Laporan
Dokumentasi

BAPPEDA Dinas PU PR Dinas PU PR


Bupati&
Tabel Capaian Infrastruktur & Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Okt-Des tahun
Kepala
Strategis Pengembangan BPMPD BPMPD berjalan
SKPD
Wilayah DPRKPLH DPRKPLH
BAPPEDA Dinas PU PR Dinas PU PR Okt-Des tahun Bupati&
Tabel Infrastruktur Infrastruktur & Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan berjalan Kepala
dan Akses BPMPD BPMPD SKPD
Pengembangan
Wilayah DPRKPLH DPRKPLH
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.16. dapat diketahui bahwa penanggung jawab utama monitoring dan evaluasi implementasi
SSK sektor persampahan dilakukan oleh Bappeda. Sedangkan pengumpul data, dokumentasi, serta
pengolah data adalah Dinas PU PR, DPRKPLH, Dinas Kesehatan, BPMPD. Laporan hasil monitoring dan
evaluasi diberikan/disampaikan kepada Bupati Kabupaten Tanah Laut dan Kepala SKPD terkait.

C. Sektor Drainase

Kegiatan monitoring dan evaluasi capaian SSK sektor drainase dilakukan tiap tahun sekali pada
akhir tahun. Adapun format tabel capaian yang digunakan untuk mengisi capaian strategis, yaitu
sebagaimana ditampilkan pada tabel 7.17 s/d 7.21. Capaian strategis ini memberikan informasi rencana
(indikasi investasi, output, dan outcome) dan realisasinya. Dengan demikian dari tabel capaian strategis
dapat diketahui perbandingan antara rencana dan realisasi kegiatan sektor drainase.

Tabel 7.17. Capaian Strategis Drainase 1

Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan
Sasaran : Berkurangnya sisa luas genangan yang belum tertangani menjadi 5.8 ha pada tahun
2019
Program : Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
Program Peningkatan dan Pemeliharaan Drainase
Kegiatan : Pembangunan drainase sekunder
Pembangunan drainase tertier
Pemeliharaan saluran drainase
Penyusunan master plan dan data base drainase

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

121
Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
Penyusunan data base sistem
1 drainase kota/kawasan 300 1 dok 348,552
permukiman
Studi kelayakan system
2 drainase perkotaan/kawasan 200 1 dok 348,552
permukiman
3 Penyusunan studi genangan 350 1 dok 348,552
4 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 46.676
Bati-bati
5 Penyusunan master plan Kec. 50 1 dok 45.856
Kintap
6 Penyusunan master plan Kec. 50 1 dok 33.096
Takisung
7 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 33.756
Jorong
8 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 14.932
Bajuin
9 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 18.052
Tambang Ulang
10 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 28.908
Panyipatan
11 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 15.120
Kurau
12 Penyusunan master plan Kec. 200 1 dok 26.328
Batu Ampar
13 Pembangunan saluran drainse 1.600 2.200 70.608
sekunder
14 Pembangunan saluran drainse 480 5 pket 70.608
tertier
15 Pembangunan sistem jaringan 2.500 1 pket 70.608
drainase perkotaan Pelaihari
Supervisi Pembangunan
16 sistem jaringan drainase 50 1 pket 70.608
perkotaan Pelaihari
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.17. Terlihat untuk mencapai sasaran drainase 1 membutuhkan anggaran selama 5 tahun total
sebesar Rp.6. 980 M.

Tabel 7.18. Capaian Strategis Drainase 2

Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan
Sasaran : Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeliharaan drainase
Program : Program
Kegiatan : Pembentukan lembaga pengelola drainase skala kota
Pembentukan pokmas pengelola drainase mandiri

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

122
Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
(x Jt)
Pembentukan Lembaga
1 Pengelola Sistem Drainase 100 UPT 348,552
Skala Kab./Kota
Pembentukan Kelompok
2 Masyarakat Pengelola Sistem 20 1 keg 12.884
Drainase Lingkungan Mandiri
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.18. Terlihat untuk mencapai sasaran drainase 2 membutuhkan anggaran selama 5 tahun total
sebesar Rp. 120 jt.

Tabel 7.19. Capaian Strategis Drainase 3


Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan
Sasaran : Berperannya media lokal baik swasta maupun pemerintah turut mempromosikan
pemeliharaan drainase yang terbangun
Program : Program Pengelolaan drainase
Kegiatan : Sosialisasi perda pengelolaan drainase
Himbauan pemeliharaan drainase

Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
1 Sosialisasi perda pengelolaan 348,552
50 1 keg
drainase
2 Himbauan pemeliharaan 50 1 keg 348,552
drainase
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.19. Terlihat untuk mencapai sasaran drainase 3 membutuhkan anggaran selama 5 tahun total
sebesar Rp. 100 jt.

Tabel 7.20. Capaian Strategis Drainase 4


Tujuan : Membangun jaringan drainase perkotaan yang terkoneksi dan ramah lingkungan serta
berkelanjutan
Sasaran : Tersedianya regulasi yang mengatur pengelolaan drainase perkotaan
Program : Program Legilslasi Daerah
Kegiatan : Bantek Penyusunan Raperda Pengelolaan Drainase

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

123
Rencana Realisasi
Indikasi
No Sub Kegiatan Investasi Output Outcome Indikasi
Output Outcome
(jiwa) Investasi
( x Jt)
1 Bantek Raperda Pengeloaan 348,552
300 1 dok
Drainase
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017
Dari tabel 7.20. Terlihat untuk mencapai sasaran drainase 4 membutuhkan anggaran selama 5 tahun total
sebesar Rp. 100 jt.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

124
125
Monitoring kegiatan infrastruktur dan akses sektor drainase dilakukan tiap tahun pada akhir tahun. Monitoring kegiatan
infrastruktur dan akses sektor drainase ini dapat menggunakan format tabel capaian kegiatan sebagaimana ditampilkan pada
Tabel 7.21.
Tabel 7.21. Infrastruktur dan Akses Drainase Kabupaten Tanah Laut

Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Laut 2017


Dari tabel 7.21. Dapat diketahui ada kegiatan infrastruktur sektor drainase yang perlu dilakukan monev berupa
pembangunan sistem jaringan drainase perkotaan Pelaihari dan bantek raperda pengelolaan drainase.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT


Pelaporan monev implementasi SSK sektor drainase disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 7.22. Pelaporan Monev Implementasi SSK Sektor drainase Kabupaten Tanah Laut

Penanggung Jawab Pelaporan

Obyek Pengumpul Waktu


Pemantauan Penanggung Pengolah Pelaksanaan Penerima
Data dan
Jawab Utama Data/Pemantau Laporan
Dokumentasi

BAPPEDA
Bupati&
Tabel Capaian Infrastruktur & Dinas PU PR Dinas PU PR Okt-Des tahun
Kepala
Strategis Pengembangan DPRKPLH DPRKPLH berjalan
SKPD
Wilayah
BAPPEDA Dinas PU PR Dinas PU PR
DPRKPLH DPRKPLH Bupati&
Tabel Infrastruktur Infrastruktur & Okt-Des tahun
Kepala
dan Akses Pengembangan berjalan
SKPD
Wilayah
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Dari tabel 7.2. Dapat diketahui penanggung jawab monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor
drainase dilakukan oleh Bappeda. Sedangkan pengumpul data, dokumentasi, serta pengolah data adalah
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, DPRKPLH, BPMPD. Laporan hasil Monitoring dan evaluasi
diberikan/disampaikan kepada Bupati Tanah Laut dan Kepala SKPD terkait.
Untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi tiap sektor perlu disusun jadwal monev tiap tahun agar bisa
terlaksana dengan baik. Jadwal monitoring dan evaluasi sanitasi Kabupaten Tanah Laut disajikan pada
Tabel 7.23. berikut:

Tabel 7.23. Jadwal Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kabupaten Tanah Laut
Rencana Monev
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Pelatihan Nawasis
2 Input Menu Progres
3 Input Menu
Infrastruktur
4 Input Menu Investasi
5 Input Menu Akses
Sumber: Hasil Analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut

Dari tabel 7.23. Dapat diketahui kegiatan dimulai bulan Maret yaitu pelatihan Nawasis dan diikuti kegiatan
lainnya sampai dengan bulan Desember.

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TANAH LAUT

126
KAJIAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Perangkat Daerah yang Terlibat dalam pengelolaan Sanitasi

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT


BAGAN STRUKTUR ORGANISASI NOMOR : 63 Tahun 2016
TANGGAL : 14 Desember 2016
SEKRETARIAT DAERAH

BUPATI

WAKIL BUPATI

SEKRETARIS DAERAH STAF AHLI


BUPATI

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

ASSISTEN BIDANG EKONOMI


ASSISTEN BIDANG ASSISTEN BIDANG
PEMBANGUNAN DAN
PEMERINTAHAN ADMINISTRASI UMUM
KESEJAHTERAAN RAKYAT

BAGIAN BAGIAN BAGIAN HUBUNGAN


BAGIAN TATA BAGIAN BAGIAN PENGADAAN BAGIAN TATA USAHA
BAGIAN HUKUM PEREKONOMIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN BAGIAN UMUM
PEMERINTAHAN ORGANISASI BARANG DAN JASA DAN KEUANGAN
PEMBANGUNAN RAKYAT PROTOKOL

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
FASILITASI SUB BAGIAN LAYANAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN TATA
SUB BAGIAN OTONOMI PEMBENTUKAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SOSIAL SUB BAGIAN UMUM
PENGEMBANGAN PENGADAAN SECARA HUBUNGAN USAHA DAN
DAERAH PRODUK HUKUM KELEMBAGAAN DAN KEBUDAYAAN DAN RUMAH TANGGA
POTENSI ELEKTRONIK (LPSE) MASYARAKAT KEPEGAWAIAN
DAERAH
PEREKONOMIAN

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN BINA SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
BANTUAN HUKUM DAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
ADMINISTRASI BADAN USAHA MILIK PENDIDIKAN DAN PENGADAAN BARANG PERENCANAAN DAN
HAK ASASI MANUSIA TATA LAKSANA PEMBERITAAN PERLENGKAPAN
PEMERINTAHAN DAERAH (BUMD) AGAMA DAN JASA KEUANGAN
(HAM)

SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN MONITORING DAN
SUB BAGIAN ANALISIS KEMASYARAKATAN PEMBINAAN SUB BAGIAN
KERJASAMA DOKUMENTASI DAN EVALUASI
JABATAN DAN KESEJAHTERAAN KOMPETENSI DAN KEPROTOKOLAN
PEMERINTAHAN INFORMASI HUKUM PEREKONOMIAN
RAKYAT EVALUASI PELAPORAN
PEMBANGUNAN

KETERANGAN BUPATI TANAH LAUT,


: Garis Komando
: Garis Koordinsi

H. BAMBANG ALAMSYAH

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Tanah Laut


Sumber: Ortala, 2017

Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut
Sumber: Ortala, 2017
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI NOMOR : 68 TAHUN 2016
TANGGAL : 14 DESEMBER 2016
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN


RUANG DAN PERTANAHAN

KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIAT
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM DAN


PERENCANAAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN

BIDANG CIPTA KARYA DAN JASA


BIDANG SUMBER DAYA AIR BIDANG BINA MARGA BIDANG TATA RUANG BIDANG PERTANAHAN
KONSTRUKSI

SEKSI IRIGASI , SUNGAI, RAWA SEKSI PEMBANGUNAN JALAN


SEKSI AIR BERSIH DAN SANITASI SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG SEKSI ADMINISTRASI PERTANAHAN
DAN PANTAI DAN JEMBATAN

SEKSI PENINGKATAN,
SEKSI PENGATURAN TANAH
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAN
SEKSI TATA BANGUNAN SEKSI PEMANFAATAN TATA RUANG PEMERINTAH DAN FASILITAS UMUM
PEMELIHARAAN PENGAIRAN PENGAWASAN JALAN DAN
JEMBATAN

SEKSI PERENCANAAN SUMBER SEKSI PERENCANAAN BINA


SEKSI BINA JASA KONSTRUKSI
DAYA AIR MARGA

UPT DINAS

BUPATI TANAH LAUT

ttd

H. BAMBANG ALAMSYAH

Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Kabupaten Tanah Laut
Sumber: Ortala, 2017

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT


BAGAN STRUKTUR ORGANISASI NOMOR :
TANGGAL : 14 Desember 2016
DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN

KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIAT
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN


PERENCANAAN DAN DAN PENGELOLAAN UMUM DAN
PELAPORAN ASET KEPEGAWAIAN

BIDANG PENCEGAHAN DAN BIDANG SUMBER DAYA


BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT KESEHATAN

SEKSI PELAYANAN KESEHATAN


SEKSI KESEHATAN KELUARGA SEKSI SURVEILANS DAN SEKSI KEFARMASIAN DAN ALAT
PRIMER DAN KESEHATAN
DAN GIZI MASYARAKAT IMUNISASI KESEHATAN
TRADISIONAL

SEKSI PENCEGAHAN DAN


SEKSI PROMOSI DAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN SEKSI FASILITAS PELAYANAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUJUKAN KESEHATAN
MENULAR

SEKSI KESEHATAN SEKSI PECEGAHAN DAN


SEKSI PEMBIAYAAN DAN JAMINAN SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA
LINGKUNGAN, KESEHATAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
KESEHATAN KESEHATAN
KERJA DAN OLAH RAGA MENULAR DAN KESEHATAN JIWA

BUPATI TANAH LAUT,

UPT DINAS

H. BAMBANG ALAMSYAH
Gambar 4. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut

Sumber: Ortala, 2017


: PERATURAN
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT
NOMOR: 69 TAHUN
: 2016 2016
NOMOR
TANGGAL : 14 DESEMBER
TANGGAL : 2106
TAHUN 2016
DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

DINAS PERUMAHAN RAKYAT,


KAWASAN PERMUKIMAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP

KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIAT
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM


PERENCANAAN KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGENDALIAN BIDANG PENATAAN DAN


BIDANG PERUMAHAN RAKYAT BIDANG TATA KOTA DAN
BIDANG TATA LINGKUNGAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN PENINGKATAN KAPASITAS
DAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBERSIHAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP

SEKSI DATA DAN


SEKSI PENGADUAN DAN
PERENCANAAN PERUMAHAN SEKSI PENERANGAN JALAN SEKSI INVENTARISASI RPPLH DAN
SEKSI PEMANTAUAN LINGKUNGAN PENYELESAIAN SENGKETA
RAKYAT, KAWASAN UMUM KLHS
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN

SEKSI PEMANFAATAN DAN SEKSI PERTAMANAN DAN RUANG SEKSI KAJIAN DAMPAK SEKSI PENEGAKAN HUKUM
SEKSI PENCEMARAN LINGKUNGAN
PENGAWASAN PERUMAHAN TERBUKA HIJAU LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
RAKYAT, KAWASAN
PERMUKIMAN

SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS


SEKSI KEBERSIHAN DAN LIMBAH SEKSI KERUSAKAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP

UPT DINAS

BUPATI TANAH LAUT,


Ttd

H. BAMBANG ALAMSYAH
Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Laut

Sumber: Ortala, 2017


Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Tanah Laut

Sumber: Ortala, 2017


KAJIAN Sudi Environmental Health Risk Assessment (EHRA)

Studi penilaian risiko kesehatan lingkungan (EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di
kabupaten untuk memahami kondisi fasilitasi sanitasi dan higienitas serta perilaku-perilaku
masyarakat skala rumah tangga.

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh kabupaten/kota :

• Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat


• Data terkait sanitasi dan higienitas terbatas dan data sanitasi umumnya tidak bisa dipecah
sampai tingkat kelurahan/desa serta tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang
berbeda
• Terbatasnya kesempatan untuk berdialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan
• EHRA secara tidak langsung member amunisi bagi stakeholders dan masyarakat di
desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat
atai stakeholder kelurahan/desa
• EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representif di Kabupaten/kota dan
kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan

Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti :

a. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup


1. Sumber air minum
2. Layanan pembuangan sampah
3. Jamban
4. Saluran pembuangan air limbah
b. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higienitas dan sanitasi
1. Buang air besar
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum rumah tangga
4. Pengelolaan sampah dengan 3R
5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)

Tujuan dan Manfaat kajian studi EHRA adalah :

1. Mendapatkan gambaran kondi-si fasilitas sanita-si & perilaku yg beresiko thd. Ke-
sehatan Lingkungan
2. Memberikan advokasi kepada pemangku kepentingan dan masyarakat akan pentingnya
layanan sanitasi
3. Menyediakan informasi dasar yang valid dlm. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan
4. Data EHRA representatif utk penentuan area beresiko di tingkat desa/kelurahan
5. Menjadi rujukan bersama mengenai indikator sanitasi
6. Menjadi masukan Pemutakhiran dokumen SSK
A. AIR LIMBAH

Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar

89.50%
100.00%
3.30%
0.00% 0.20%3.30%
0.50%
0.00%
1.10%
2.00%
0.00%

Jamban Pribadi MCK/WC Umum Ke WC Helikopter


Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan Ke selokan/parit/got
Ke lubang galian Lainnya Tidak Tahu

Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik


WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI
SEPTIK DI KABUPATEN TANAH LAUT 2017
1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun yang lalu Lebih dari 10 tahun Tidak pernah Tidak tahu

1.6%
11.4% 7.5%
28.6% 33.3%

95.1% 88.7%
82.9%
71.4% 66.7%

0.9%
0.9%
2.9%
2.9% 3.3%
0% 1.9%

0 1 2 3 TOTAL

Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik

PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN STRATA


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

100%
90%
80%
70% 66.7
60% 91.7
100.0 100.0 100.0
50%
40%
30%
20% 33.3
10% 8.3
0%
.0 Grafik Persentase
.0 Tangki Suspek
.0 Aman dan Tidak Aman
0 1 2 3 Total

Membayar tukang Tidak tahu


TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN & TIDAK AMAN DI KABUPATEN
TANAH LAUT 2017

100%
90% 28.8
80%
70%
60% 87.5 86.3
96.7 99.2
50%
40% 71.3
30%
20%
10% 12.5 13.8
3.3 .8
0%
0 1 2 3 Total

Tidak aman Suspek aman

B. PERSAMPAHAN

Grafik Pengelolaan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN STRATA


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

15.00%

10.00% 8.00% 1.30%


0.00% 12.50%
0.00% 2.70%
5.00% 6.80% 0.20%
4.20% 1.50% 3.60%
0.50%
1.00% 0.00%
0.00%
0 1 2 3 Total

Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
Dibiarkan saja sampai membusuk
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk
Grafik Perilaku Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga

PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH OLEH RUMAH


TANGGA DI KABUPATEN TANAH LAUT 2017

100%

80%
61%

60% 87% 83%


90% 91.80%

40%

39%
20%
13% 17%
10% 8.20%
0%
0 1 2 3 Total

Dipilah Tidak Dipilah

C. DRAINASE

Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI BANJIR


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

100% 5.4
.4 2.5
1.5 2.5 2.8
.3
2.5
2.9 9.0 15.0 10.8
80%
60% 100.0 55.0
91.3 87.0 83.6
40%
20% 27.5
0%
0 1 2 3 Total

Tidak pernah Sekali dalam setahun


Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan
Tidak tahu
Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR


RUTIN DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

100%
90%
80%
70%
85.7 84.6 79.3 81.9
60%
50%
40%
30%
20%
14.3 15.4 20.7 18.1
10%
.0
0%
0 1 2 3 Total

Ya Tidak

Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir

LAMA AIR MENGGENANG JIKA TERJADI BANJIR DI


KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

100% 16.7
20.0
80% 16.7
20.0
60%
100.0
40% 66.7
60.0
20%

0%
0 1 2 3 Total

Antara 1 - 3 jam Setengah hari Satu hari


Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah

LOKASI GENANGAN DI SEKITAR RUMAH

Lainnya 3.1%

Di dekat bak penampungan 7.6%

Di dekat kamar mandi 19.8%

Di dekat dapur 27.5%

Dihalaman rumah 53.4%

.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Grafik Persentase Kepemilikan SPAL

PERSENTASE KEPEMILIKAN SPAL


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

44.0%

56.0%

Ya Tidak ada
Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga

AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA


BERDASARKAN STRATA
100%
90% 21.3
80%
70% 63.5
70.8 66.6
60%
93.3
50%
40% 78.8
30%
20% 36.5
29.2 33.4
10%
6.7
0%
0 1 2 3 Total

Ada genangan Tidak ada genangan

D. PHBS

Grafik CTPS di Lima Waktu Penting

CTPS DI LIMA WAKTU PENTING

9.4

90.6

Ya Tidak
Grafik Waktu Melakukan CTPS

WAKTU MELAKUKAN CTPS


DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2017

SETELAH MENCEBOKI BAYI/ANAK 22.0%

SETELAH DARI BUANG AIR BESAR 63.4%

SEBELUM MENYIAPKAN MASAKAN 31.7%

SEBELUM MEMBERI MENYUAPI ANAK 15.6%

SEBELUM MAKAN 78.0%

KAJIAN PERAN SWASTA DALAM PENYEDIA LAYANAN SANITASI

Kajian Peran serta Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi (Sanitation Supply
Assessment) dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi peran swasta dalam
penyediaan layanan sanitasi di Kabupaten/Kota. Penyedia layanan sanitasi mencakup beberapa
stakeholder, diantaranya: (i) Pemerintah, (ii) Dunia Usaha terkait sanitasi, (iii) LSM/KSM terkait
sanitasi, dan (iv) Dunia usaha pada umumnya.
Dalam kajian ini lebih difokuskan untuk penyedia layanan selain pemerintah. Lingkup
peran swasta sebagai penyedia layanan mencakup di antaranya: pengoperasian TPA sampah,
kontrak pekerjaan penyapuan jalan protokol dan pengangkutan sampah, jasa penyedotan
lumpur tinja dari tangki septik, pengelolaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT),
pengelolaan atau daur ulang sampah 3R, pengadaan sarana dan prasarana sanitasi, dan lain-
lain.
Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan peta peran swasta dalam
penyediaan layanan sanitasi, pembelajaran yang dapat diambil serta potensinya dalam
pembangunan sanitasi di
Kabupaten/Kota. Hal lain yang lebih penting adalah pada saat pelaksanaan kajian juga
hendaknya terjadi proses advokasi kepada para responden. Selanjutnya dari hasil advokasi
tersebut diharapkan
ada tindak lanjut berupa usaha penggalangan sinergi atau partisipasi antara para penyedia
layanan sanitasi tersebut dengan pihak pemerintah serta ada peluang pendanaan dalam
pembangunan sanitasi.
Peran swasta dalam penyedia layanan air limbah domestik

Nama Tahun Mulai Jenis Kegiatan/


No Provider/Mitra Beroperasi/ Kontribusi Volume Potensi Kerjasama
Potensial Berkontribusi terhadap sanitasi
1. PT. Sinar 2016 • Bantuan • Kampanye stop
Nusantara sejuta BABS
Industries jamban • Kampanye
• Program penggunaan
pembuatan tangki septik
jamban yang memenuhi
masyarakat standar
2. PT. Jorong 2017 Pembangunan • Kampanye stop
Barutama sarana sanitasi BABS
Greston • Kampanye dan
(BJG) stimulus
pendanaan untuk
meningkatkan
penggunaan
tangki septik
yang memenuhi
standar
Peran swasta dalam penyedia layanan persampahan

Nama Tahun Mulai Jenis Kegiatan/


No Provider/Mitra Beroperasi/ Kontribusi Volume Potensi Kerjasama
Potensial Berkontribusi terhadap sanitasi
1. PT. Jorong 2016 Pengolahan - Kampanye praktek
Barutama Sampah di desa pengolahan
Greston simpang empat sampah
sungai baru
2. PT. Citra Putra 2016 Bantuan Kampanye tidak
Kebun Asri pembersihan TPS membuang sampah
(CPKA) Jorong sembarangan
3. PT. Arutmin Pengadaan Stimulus
komposter sampah pendanaan
modal awal untuk
menumbuhkan
bank
sampah yang
dikelola
KSM.
4. PT. Indofood CBP 2017 Bantuan Pelatihan Kampanye praktek
Sukses Makmur, dan bahan baku pengolahan
Tbk Cab. pembuatan tas dari sampah
Banjarmasin bungkus mie serta
membantu
pemasaran
hasilnya
Peran swasta dalam penyedia layanan drainase

Nama Tahun Mulai Jenis Kegiatan/


Potensi
No Provider/Mitra Beroperasi/ Kontribusi Volume
Kerjasama
Potensial Berkontribusi terhadap sanitasi
1. --- -- -- -- --
2. --- -- -- -- --

KAJIAN KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN

Kajian Kelembagaan dan Kebijakan dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas


gambaran kondisi kelembagaan sanitasi yang saat ini telah ada di kabupaten/kota. Dengan
adanya peta kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka layanan sanitasi skala kota
yang berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi
dan potensi kelembagaan yang benar-benar nyata.
Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup di antaranya: pemetaan
pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi, dan pemetaan kebijakan
sanitasi kabupaten/kota.

Tabel Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Air Limbah Domestik

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah
domestik skala kabupaten/kota √ - -

Menyusun rencana program air limbah


domestik dalam rangka pencapaian target √ - -

Menyusun rencana anggaran program air


limbah domestik dalam rangka pencapaian √ - -
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air
√ - -
limbah domestik
Membangun sarana pengumpulan dan
√ - -
pengolahan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari
tangki septik ke IPLT (truk tinja) √ - -
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
Membangun jaringan atau saluran pengaliran Belum ada
limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) jaringan
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL √
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur Belum ada
Tinja - - layanan sedot
tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL - - -
Melakukan penarikan retribusi penyedotan
- - -
lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah
domestik, dan atau penyedotan air - - -
limbah domestik
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas
teknis bangunan (tangki septik, dan saluran - - -
drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air
limbah domestik (pengangkutan, personil, √
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah √
domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran

pengelolaan air limbah domestik
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan air limbah √
domestik skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air √
limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan air limbah domestik, dan

atau menampung serta mengelola keluhan
atas layanan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

baku mutu air limbah domestik
Tabel Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tanah Laut

KETERSEDIAA PELAKSANAAN
N
BELUM TIDAK
EFEKTIF EFEKTI EFEKTI
SUBSTANSI PERATURAN
TIDAK DILAK F F
ADA KET
ADA SANAKA DILAKS DILAKS
N ANAKA ANAKA
N N
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target capaian pelayanan
pengelolaan air limbah domestik
di Kabupaten/Kota
dalam memberdayakan √
masyarakat dan badan usaha
dalam pengelolaan air limbah
domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Dalam memberdayakan

masyarakat dan badan usaha
dalam pengelolaan air
limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau pengembang
untuk

menyediakansarana
pengelolaan air limbah domestik
di hunian rumah
Kewajiban dan sanksi bagi
industri rumah tangga untuk
menyediakan sarana √
pengelolaan air limbah domestik
di tempat usaha
Kewajiban dan sanksi bagi kantor
untuk
Menyediakan sarana pengelolaan √
air limbah domestik di tempat
usaha
Kewajiban penyedotan air
limbah domestik untuk
masyarakat, industri rumah √
tangga, dan kantor pemilik
tangki septik
Retribusi penyedotan air

limbah domestik
Tatacara perizinan untuk kegiatan
pembuangan air
limbah domestic bagi kegiatan √
permukiman, usaha rumah
tangga, dan perkantoran
KETERSEDIAA PELAKSANAAN
N
BELUM TIDAK
EFEKTIF EFEKTI EFEKTI
SUBSTANSI PERATURAN
TIDAK DILAK F F
ADA KET
ADA SANAKA DILAKS DILAKS
N ANAKA ANAKA
N N
Peluang keterlibatan
swasta dalam pengelolaan air √
limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi swasta
dalam pengelolaan air √
limbah domestik
Layanan Pemerintah
Kabupaten bagi masyarakat

yang tidak mampu dalam
pengelolaan air limbah domestik

Tabel Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN
PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah
√ - -
skala kabupaten/kota,
Menyusun rencana program persampahan
√ - -
dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program
persampahan dalam rangka pencapaian √ - -
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah
√ √ -
di sumber sampah
Menyediakan sarana pengumpulan
(pengumpulan dari sumber sampah ke √ - -
TPS)
Membangun sarana Tempat
√ - -
Penampungan Sementara (TPS)
Membangun sarana pengangkutan
sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan √ - -
Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA √ - -
Menyediakan sarana pengolahan sampah
√ - -
(komposting, pembangkitan listrik dll)
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke √ - √
TPS
Mengelola sampah di TPS √ - -
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN
PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA √ - -
Mengelola TPA √ - -
Melakukan pemilahan sampah √ - √
Melakukan penarikan retribusi sampah - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan
sampah (jam pengangkutan, personil, √ - -
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan √ - -
sampah
Memberikan sanksi/teguran terhadap
pelanggaran √ - -
pengelolaan sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan √ - -
sampah skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur sarana √ - -
pengelolaan persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap efektivitas layanan
persampahan, dan atau menampung √ - -
serta mengelola keluhan atas layanan
persampahan
Tabel Peraturan Persampahan Kabupaten Tanah laut

KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
BELUM TIDAK
EFEKTI
EFEKTI EFEKTI KET
F
SUBSTANSI PERATURAN TIDAK F F ERA
ADA DILAKS
ADA DILAKS DILAKS NG
ANAKA
ANAKA ANAKA AN
N
N N
PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan
Pengelolaan persampahan di √
Kabupaten/Kota Ini
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Dalam menyediakan √
Layanan pengelolaan
Sampah
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Dalam memberdayakan

masyarakat dan badan usaha
dalam pengelolaan
sampah
Kewajiban dan sanksi bagi Ada.
masyarakat untuk mengurangi Peratur
sampah, menyediakan tempat an
sampah di hunian rumah, Daerah
dan membuang ke TPS No.
Kewajiban dan sanksi bagi kantor /
unit usaha di
Kawasan komersial /
fasilitas sosial / fasilitas umum √
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah,
dan membuang ke TPS
Pengumpulan sampah dari
sumber ke TPS, dari TPS ke TPA,
pengelolaan di

TPA, dan pengaturan waktu
Pengangkutan sampah dari TPS ke
TPA
Kerjasama pemerintah
Kabupaten/Kota dengan swasta

atau pihak lain dalam
pengelolaansampah
Retribusi sampah atau kebersihan √
Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase perkotaan

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI/KEGIATAN PEMERINTAH
SWASTA MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase
√ - -
perkotaan skala kabupaten
Menyusun rencana program
drainase perkotaan dalam rangka √ - -
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program
drainase perkotaan dalam rangka √ - -
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana drainase perkotaan √ - -
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase perkotaan √ - -
Memperbaiki saluran drainase perkotaan √ - -
yang rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas √ - -
teknis bangunan (saluran drainase
perkotaan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advise planning untuk
pengembangan kawasan permukiman,
√ - -
termasuk penataan drainase
perkotaan di wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi sistem drainase
perkotaan (sekunder) dengan sistem √ - -
drainase sekunder dan Primer
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan drainase √ - -
perkotaan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
- - -
pengelolaan drainase perkotaan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan drainase √ - -
perkotaan skala Kabupaten/Kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan √ - -
drainase perkotaan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan drainase perkotaan, dan
√ - -
atau menampung serta mengelola keluhan
atas kemacetan fungsi drainase perkotaan
Tabel Peraturan drainase perkotaan Kabupaten Tanah Laut

KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
TIDAK
EFEKTI
BELUM EFEKTI KET
F
SUBSTANSI PERATURAN TIDAK EFEKTIF F ERA
ADA DILAKS
ADA DILAKS DILAKS NG
ANAKA
ANAKAN ANAKA AN
N
N
DRAINASE PERKOTAAN
Target capaian pelayanan
Pengelolaan drainase perkotaan √
di Kabupaten/Kota ini
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam menyediakan drainase
perkotaan
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Dalam memberdayakan √
masyarakat dalam pengelolaan
drainase perkotaan
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau
pengembang untuk
menyediakan sarana drainase √
perkotaan, dan
menghubungkannya dengan
sistem drainase sekunder
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat untuk memelihara
sarana drainase perkotaan √
sebagai saluran pematusan air
hujan
KAJIAN KOMUNIKASI DAN MEDIA

Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media merupakan upaya pengumpulan dan analisis
data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara
stakeholder dan peta media terkait pembangunan sanitasi.
Kajian ini diperlukan untuk menyusun Strategi Kampanye dan Komunikasi, disamping
juga bermanfaat sebagai sarana advokasi program pembangunan sanitasi di Kabupaten/Kota
untuk stakeholder kunci, yakni pemerintah dan media massa. Identifikasi yang tepat tentang
pengalaman dan kapasitas Kabupaten/Kota dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi
serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung
pembangunan sanitasi, akan menentukan kualitas kajian ini. Karena itu informasi yang diperoleh
dari kajian ini harus lengkap dan dapat dipercaya, mencakup beragam media: cetak, audio-
visual, luar ruang, internet.
Pada akhirnya kajian ini harus mampu mengidentifikasi media yang efektif dan efisien
dalam menjangkau target yang dituju. Hanya dengan cara demikian, kajian ini dapat membantu
Kabupaten/Kota menyusun perencanaan media yang baik.

Tabel Kegiatan Komunikasi Terkait Air Limbah


Dinas Tujuan Khalayak Pesan
No Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran Kunci
1 Pemicuan 2014 - Dinas Meningkatkan Masyarakat Sanitasi Terbatasnya
STBM 2016 Kesehatan peranserta umum buruk dan tenaga
masyarakat perilaku fasilitator
dalam hidup tidak yang handal,
penyediaan bersih dan membuat
layanan tidak sehat pemicuan di
sanitasi dan itu sejumlah RT
membiasakan menjijikan, kurang
PHBS dalam memalukan sukses, perlu
kehidupan dan peningkatan
sehari-hari. membuat jumlah
sakit, fasilitator
karenanya handal.
perlu kita
perbaiki
sanitasi
dan
biasakan
PHBS.
2 Penyuluhan 2013 - Dinas Siswa Siswa-siswi Dengan Dampak dari
tata cara 2016 Pendidikan Sekolah SD CTPS, kita kegiatan ini,
Cuci dan Dinas Dasar disekolah terhindar ternyata
Tangan Kesehatan mampu dengan dari dapat
Pakai dan mau angka penyakit, menurunkan
Sabun melakukan tidak masuk dan hidup angka tidak
(CTPS) di CTPS yang sekolah lebih sehat masuk
sekolah baik dan karena sekolah
Dasar benar diare karena diare
tertinggi.
TABEL MEDIA KOMUNIKASI KERJASAMA TERKAIT SANITASI

Jenis Isu Yang


No Khalayak Pendanaan Pesan Kunci Efektivitas
Media Diangkat
1 Radio Masyarakat Masyarakat Perilaku Bersama-sama Efektif
Tuntung Umum Umum masyarakat yang menjaga
Pandang terutama membuang kebersihan
masyarakat sampah lingkungan
Tanah Laut sembarangan

KAJIAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Permasalahan sanitasi bukan hanya sekedar permasalahan pembangunan sarana


dan prasarana, tetapi juga mencakup permasalahan perilaku higiene masyarakat. Selama
perilaku hygiene masyarakat belum berubah maka tujuan pembangunan sanitasi tidak akan
berhasil. Masyarakat mempunyai posisi penting dalam pengelolaan sanitasi yang berkelanjutan,
sehingga kajian peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk dapat menyusun suatu strategi
pembangunan sanitasi yang tepat sasaran dan pencapaian output dan outcome yang baik.
Kaijan Peran Serta Masyarakat dilakukan dengan mengidentifikasikan pelaksanaan
Program/Kegiatan sanitasi yang dilakukan melalui pendekatan partisipasi masyarakat yang telah
dilakukan oleh Pemerintah, Swasta, LSM, CBO (Community-based Organization) dan
masyarakat mandiri. Kajian ini dilaksanakan di wilayah kajian seperti yang telah disepakati oleh
Pokja. Identifikasi tidak hanya dilakukan pada aspek umumnya saja, namun juga pada aspek
kesetaraan dan sensitif gender serta keterlibatan kelompok MBR.
Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan model-model pendekatan
partisipasi masyarakat, kesetaraan dan sensitifitas gender serta pelibatan kelompok MBR dalam
program/kegiatan sanitasi yang pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Selanjutnya hasil kajian
tersebut dipergunakan dalam analisis SWOT dan masukan dalam penyusunan perencanaan
program/kegiatan.
AIR LIMBAH DOMESTIK

Posisi pengelolaan air limbah Kabupaten Tanah Laut


Matrik SWOT Air Limbah Kabupaten Tanah Laut

KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN

IFAS 1. Adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka 1. Kabupaten Tanah Laut memiliki forum CSR yang
Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Tata Ruang menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan.
2. Ada program NUSANTARA SEHAT
Wilayah (RTRW).
3. Adanya program KOTA SEHAT dan program
2. Di Kabupaten Tanah Laut telah dibentuk pokja AMPL
3. Kabupaten Tanah Laut telah memperoleh layanan KOTAKU yang mendukung pencapaian Universal
Sanimas/SLBM Access
4. Ada surat edaran Bupati tentang pemanfaatan dana desa 4. Tersedia sumber-sumber potensial pendanaan
untuk pembangunan sanitasi sanitasi alternatif (pendanaan bersumber dari
5. Ada peluang pendanaan dari APBN berupa DAK dan APBD
CSR/swasta)
Provinsi serta dana desa berupa dana bantuan keuangan 5. Ada pertemuan rutin dengan pihak swasta
6. Sebagian geografi daerah Kabupaten Tanah Laut
dan dana satker provinsi untuk pembangunan sanitasi
6. Kabupaten Tanah Laut memiliki 1 unit IPLT (Instalasi sesuai untuk tipikal sistem sanitasi yang layak
Pengolahan Lumpur Tinja)
7. Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memiliki media lokal
yang dapat dijadikan wadah/media untuk melakukan
kampanye maupun promosi terkait perlaku BABS
8. Telah ada master plan air limbah
9. Sosialisasi pengelolaan air limbah telah dilaksanakan di
setiap puskemas hingga tingkat desa
10. Adanya sanitarian puskesmas yang bekerjasama dengan
TNI dan masyarakat dalam pembuatan closet

EFAS
PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Mendorong sinergitas antar program dalam mendukung 1. Memaksimalkan peran pokja AMPL untuk
pencapaian Universal Access melakukan advokasi serta meningkatkan peran
2. Memaksimalkan dokumen master plan air limbah sebagai
serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah
acuan dalam penanganan area yang merupakan prioritas 2. Mendorong ketersediaan regulasi/aturan yang
dan dokumen tersebut dapat dijadikan readiness criteria terkait dengan pengelolaan air limbah dan
dalam pengajuan program kegiatan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Memanfaatkan dukungan pendanaan alternative yang ada 3. Mengoptimalkan akses pendanaan untuk
di pihak pemerintah maupun swasta sehingga target 80% pembangunan sarana sanitasi yang sesuai SPM
akses layak dapat diwujudkan
4. Menggalang kerjasama antara pihak pemerintah maupun
swasta dalam me
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Mengoptimalkan sosialisasi dan kampanye/promosi stop 1. Melakukan advokasi dengan stakeholder maupun
1. Lembaga yang menangangi air limbah dalam proses
BABS melalui media yang ada di kabupaten serta pihak propinsi untuk menyelesaikan serah terima
pembentukannya cukup panjang
gerakan pemicuan stop BABS hingga tingkat desa pengelolaan IPLT
2. Kepedulian masyarakat dalam menjaga fasilitas yang
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
terbangun masih kurang
pentingnya pengelolaan air limbah domestik
3. Masyarakat belum memahami sepenuhnya pentingnya
dengan menggunakan sarana sanitasi yang
pengelolaan air limbah domestik
4. Masih terdapat 26,8% masyarakat yang memiliki sarana memenuhi standar teknis melalui peningkatan
sanitasi yang tidak layak (cubluk) peran media lokal baik milik pemerintah maupun
5. Praktek BABS di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 6.02%
swasta
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Posisi pengelolaan persampahan


Matrik SWOT Persampahan Kabupaten Tanah Laut

KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN

IFAS 1. Peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan telah 1. Pemerintah Kabupaten belum memisahkan
fungsi regulator dan operator untuk pengelolaan
ada
pelayanan persampahan.
2. Telah mulai dilakukannya program 3R di beberapa wilayah
perumahan-perumahan dalam rangka memicu minat untuk 2. Jaringan dan kemitraan antara SKPD belum
maksimal dalam membangun budaya 3R di
mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing).
masyarakat
3. Ada program sekolah adiwiyata yang memaksimalkan
pengelolaan sampah (pembentukan bank sampah dan 3. Pembinaan maupun evaluasi belum maksimal
dilaksanakan oleh SKPD
komposting sampah organik)
4. Adanya master plan persampahan
4. Potensi pendanaan lain misalnya dana desa
5. Telah dibangun 1 unit TPS 3R dan beberapa bank sampah
belum dimaksimalkan untuk meningkatkan
dalam mendukung upaya 3R di masyarakat layanan persampahan
6. Kabupaten Tanah Laut masuk dalam TPA Regional
5. TPA belum dioperasikan dengan metode
Banjarbakula
sanitary landfill
7. Radio tuntung pandang telah digunakan untuk sosialisasi
dan promosi persampahan (larangan buang sampah 6. Sarana pewadahan persampahan belum
menyebar hingga ke tingkat desa
sembarangan)
8. Kabupaten Tanah Laut meraih Piala Adipura pada tahun
7. Media yang digunakan belum menjangkau
2017 seluruh masyarakat (minat masyarakat masih
9. Layanan persampahan telah menjangkau 11 kecamatan kurang)

8. SKPD-SKPD penanggungjawab layanan


pengelolaan persampahan di Kabupaten Tanah
Laut saat ini memiliki keterbatasan personil
yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan
teknis yang mendukung optimalitas pengelolaan
sarana dan prasarana serta layanan.

EFAS
STRATEGI S-O STRATEGI W-O
PELUANG (O)
1. Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam
1. Mendorong pelaksanaan kemitraan pengelolaan sampah 1. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA dan
layanan sanitasi di Kabupaten seperti para pengepul
baik pelaku bisnis, forum CSR, SKPD pengelola kinerja institusi pengelola persampahan
dan pengolah sampah, dan pengusaha daur ulang
persampahan
sampah. Hal ini merupakan peluang yang bisa
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R
dikembangkan lebih lanjut baik dalam bentuk kemitraan
melalui berbagai macam media lokal maupun media swasta
antara pemerintah dan swasta maupun yang dikelola 3. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana sesuai
penuh oleh pihak swasta. daerah pelayanan
2. Beberapa perusahaan telah berkontribusi dalam
pengadaan wadah persampahan
3. Ada lembaga-lembaga tingkat desa yang bisa dijadikan
mitra dalam pengurangan sampah
4. Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam
media untuk sosialisasi pentingnya pengelolaan
persampahan
5. Teknologi tepat guna persampahan semakin beragam
6. Adanya upaya oleh masyarakat untuk mereduksi
sampah skala rumah tangga dengan program 3R.
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Belum optimalnya penegakan sanksi perda 1. Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM sebagai
persampahan landasan dan acuan pelaksanaan pengelolaan
2. Ada kecenderungan penurunan anggaran persampahan
persampahan
3. 77.6% masyarakat masih melakukan pembakaran
sampah (berdasarkan data EHRA)
4. 83 % masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah
setempat (data EHRA)
DRAINASE PERKOTAAN

Posisi Pengelolaan Drainase


Matrik SWOT Drainase Kabupaten Tanah Laut

KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN

IFAS 1. Adanya SOPD yang menangani drainase yaitu 1. Adanya forum CSR
2. Adanya peluang dana dari APBN, APBD
dinas tata kota dan kebersihan & dinas PUPR
2. Adanya anggaran drainase Propinsi maupun sumber dana yang lain
3. Saat ini sedang dilakukan review master plan 3. Adanya media elektronik maupun media
drainase Kabupaten Tanah Laut cetak sebagai media kampanye maupun
4. Radio tuntung pandang digunakan untuk
sosialisasi
sosialisasi dan promodi pemeliharaan drainase 4. Adanya kelompok masyarakat (pokmas)
lingkungan yang terbangun karang taruna, RT & RW
5. adanya kegiatan masyarakat tingkat RT &
RW
6. Kontur tanah yang berbukit memaksimalkan
pengaliran air
EFAS
PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Adanya forum CSR 1. Mensinergikan program kegiatan penanganan sanitasi 1. Sumber penganggaran selain untuk fisik juga
dengan program kegiatan yang direncanakan melalui untuk menfasilitasi penyusunan regulasi terkait
2. Adanya peluang dana dari APBN, APBD Propinsi APBN, forum CSR dan APBD Prop maupun sumber sanitasi
maupun sumber dana yang lain dana yang lain
2. Memfasilitasi sumber kegiatan selain dari
3. Adanya media elektronik maupun media cetak sebagai 2. Mengoptimalkan sosialisasi dengan berbagai media pemerintah
media kampanye maupun sosialisasi elektronik secara berkelanjutan terkait pemeliharaan
drainase lingkungan yang terbangun 3. Mengoptimalkan sistem drainase yang
4. Adanya kelompok masyarakat (pokmas) karang taruna, terintegrasi
RT & RW 3. Meningkatkan aktifitas gotong royong kelompok
masyarakat untuk memelihara sarana drainase yang 4. Mendorong sosialisasi terkait kegiatan sanitasi
5. adanya kegiatan masyarakat tingkat RT & RW sudah terbangun

6. Kontur tanah yang berbukit memaksimalkan pengaliran


air
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Pihak swasta belum berperan aktif dalam pengelolaan 1. Meningkatkan kerjasama antara pihak SOPD yang 1. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui
drainase lingkungan melaksanakan program drainase dengan pihak swasta. penyusunan kebijakan pengelolaan drainase

2. Program acara penyuluhan/sosialisasi pengelolaaan 2. Memanfaatkan anggaran yang tersedia untuk


drainase kepada masyarakat tidak ada melakukan penyuluhan dan sosialisasi penanganan
drainase.
3. Saluran drainase masih dijadikan tempat pembuangan
sampah 3. Menggunakan hasil review masterplan drainase sebagai
acuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
4. Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman dalam pemeliharaan dan pemanfaatan drainase
masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase
secara mandiri 4. memanfaatkan Radio tuntung pandang dalam
meningkatkan peranserta masyarakat dalam menangani
5. Budaya mementingkan diri sendiri masyarakat dalam dranase.
menangani drainase

6. Rusaknya daerah tangkapan air karena aktivitas


tambang
HASIL PEMBAHASAN PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI JANGKA MENENGAH
REKAPITULASI
Kab. / Kota : TANAH LAUT
Provinsi : KALIMANTAN SELATAN
Tahun : 2017
Halaman ……dari……

Estimasi Outcome Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)


Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
DETAIL LOKASI
NOMOR PROGRAM/KEGIATAN / SUB KEGIATAN Lokasi Kumuh
(Kec./Desa/Kel./Kws) Jml. Penduduk Luas Wilayah SWASTA/ MASYARA
Volume KAB PROV. APBN DAK
terlayani terlayani (ha) SATU Total
2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah CSR KAT
AN 2018 2019 2020 2021 2022 Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

A. PROGRAM AIR LIMBAH

A. PERENCANAAN UMUM
Review Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +

B. PENYIAPAN MASYARAKAT (SPALD-S INDIVIDUAL) dengan pendekatan STBM

(1). Pelatihan Wirausaha Sanitasi 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 40 40 40 40 40 200 + +


(2). Pemicuan stop BABs 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 70 70 70 70 70 350 +
(3). Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi berkelanjutan 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 200 200 200 200 200 1,000 + +
(4). Stimulan Tangki Septik Individual 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 unit 500 2000 2500 3000 2821 10821 2,500 10,000 12,500 15,000 14,105 54,105 + + + +
(5). Pengadaan cetakan tangki septik individual 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 unit 19 19 19 19 19 95 114 114 114 114 114 570 +
(6). Program Seribu Jamban sehat 11 kecamatan 10.821 KK 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 50 + +
(7). Pembuatan video sanitasi Kab. Tanah Laut 11 kecamatan 10.821 KK 364.135 keg 1 1 50 50 +

C. SPALD SETEMPAT
(1). Pembangunan Tangki Septik Komunal (10 KK)

(1.1). Pemicuan (Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan


11 Kecamatan 26.435 KK keg 1 1 1 1 1 5 100 100 100 100 100 500 +
sanitasi berkelanjutan)
(1.2). Pembebasan Lahan/Tanah 11 Kecamatan 26.435 KK ls 1 1 1 1 1 5 100 200 500 700 1,183 2,683 +
(1.3). Pembangunan Tangki Septik Komunal 11 Kecamatan 26.435 KK unit 100 200 500 700 1183 2683 500 1,000 2,500 3,500 5,915 13,415 + +
(1.4). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik Komunal 11 Kecamatan 26.435 KK ls 1 1 1 1 1 5 100 100 100 100 100 500 +

(2). SPALD-S Skala Komunal - dibangun oleh pemerintah, diserahkan dan dikelola
oleh KSM

(2.1). Pemicuan (termasuk Pembentukan KSM; Pelatihan Manajerial, Administrasi &


Keuangan; Penyusunan aturan lokal; Promosi/Kampanye/Edukasi Higiene dan sanitasi 30 desa 2.812 KK keg 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400 +
berkelanjutan)

(2.2). Pembebasan Lahan/Tanah 30 desa 2.812 KK ls 1000 1000 1000 1000 4000 100 100 100 100 400 +
(2.3). Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPAL Komunal 30 desa 2.812 KK dok 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200 +
(2.4). Pembangunan IPAL Komunal 30 desa 2.812 KK unit 6 8 8 8 30 3,000 4,000 4,000 4,000 15,000 +
(2.5). Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal 30 desa 2.812 KK ls 1 1 1 1 4 60 60 60 60 240 +

D. SPALD TERPUSAT

(1). SPALD-T Skala Permukiman (< 100 KK) - berbasis masyarakat


(2.1). Studi Kelayakan RSH Skala Kawasan 900 KK dok 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400 +
(2.2). Studi Lingkungan RSH Skala Kawasan 900 KK dok 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400 +
(2.3). Pembebasan Lahan/Tanah 900 KK ha 2000 2000 2000 6000 20,000 20,000 20,000 60,000 +
Kel. Pelaihari, Bati-bati,
(2.4). Perencanaan Teknis (DED) RSH Skala Kawasan Kel. Angsau, Kel. 900 KK dok 1 1 1 1 1 5 50 100 100 100 150 500 +
(2.5). Sosialisasi "Pembangunan" RSH Skala Permukiman Pabahanan, Kel. Sarang 900 KK keg 1 1 1 1 1 5 275 275 275 275 275 1,375 +
(2.6). Pembentukan Kelembagaan Pengelola RSH Skala Permukiman Halang, Kel. Karang 900 KK KSM 2 2 2 3 9 50 50 50 150 300 +
Taruna, Jorong, Kintap,
(2.7). Pelatihan Pengelolaan RSH Skala Permukiman 900 KK keg 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200 +
Takisung
(2.8). Pembangunan RSH Skala Kawasan 900 KK unit 2 2 2 3 9 10,000 10,000 10,000 15,000 45,000 +

(2.9). Pengawasan Teknis dan Supervisi Pembangunan RSH Skala Kawasan keg 1 1 1 1 4 150 150 150 150 600 +
900 KK

(5). IPLT
(a). Pembentukan Kelembagaan Pengelola IPLT 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 50 50 +
(b). Pelatihan bagi Pengelola IPLT 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 30 30 +
(c). Pengadaan Truk Tinja 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 1 1 1 3 350 350 350 1,050 +
(d). Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan Fasilitasnya 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400 +

E. PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN DAERAH


(1). Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +
(2). Pembentukan Lembaga Pengelola Pengelolaan Air Limbah 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 100 100 +
Estimasi Outcome Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
DETAIL LOKASI
NOMOR PROGRAM/KEGIATAN / SUB KEGIATAN (Kec./Desa/Kel./Kws)
Lokasi Kumuh
Jml. Penduduk Luas Wilayah SWASTA/ MASYARA
Volume KAB PROV. APBN DAK
terlayani terlayani (ha) SATU Total
2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah CSR KAT
AN 2018 2019 2020 2021 2022 Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(3). Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah rumah tangga 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +
(4). Penyusunan Perda Pengelolaan IPLT dan Kerjasama swasta 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +
(5). Pembentukan Lembaga Pengelolaan UPTD Air Limbah 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 100 100 +
(6). Penyusunan Perda Pengelolaan SPALD-T Skala Kota 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +
(7). Pembentukan Lembaga Pengelolaan SPALD-T Skala Kota 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 100 100 +
+

F. PEMASARAN SANITASI
(1). Penyusunan Perda tentang Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-
11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 200 200 +
Pemerintah

(2). Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non-Pemerintah di


11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 50 50 +
Kab./Kota

(3). Rapat Koordinasi Pemerintah Kab./Kota/Pokja AMPL, Masyarakat dan Sumber


11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 50 100 100 100 100 450 +
Pendanaan Non-Pemerintah untuk pendanaan Sanitasi di Kab./Kota

(4). Pembentukan Lembaga Peduli Sanitasi ditingkat Kab./Kota 11 kecamatan 348.552 363.135 KSM 1 1 10 10 +
(5). Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kab./Kota 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 30 30 30 30 120 +

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Air Limbah 4,109 47,129 52,549 56,159 42,652 202,598

B. PROGRAM PERSAMPAHAN

A. PERENCANAAN UMUM
(1). Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan (PTMP) - (review
Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 500 500 +
master plan persampahan)
(2). Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 200 200 +
(3). Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 200 200 +
(4). Studi Analisis karakteristik sampah Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 200 200

B. PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA

B.1. PENYIAPAN MASYARAKAT (KERANJANG SAMPAH INDIVIDU, 3R SKALA


RUMAH TANGGA)

(1). Penyuluhan, kampanye gerakan pemilahan sampah dari sumbernya ,


11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 50 100 100 100 100 450 +
pembentukan kader/pokmas
+
(2). Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 50 50 50 50 50 250 + +
(3). Kampanye kepedulian terhadap 3R 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 50 50 50 50 50 250 + +
(4). Gerakan peduli lingkungan 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 50 + +

(5). Penyebarluasan Informasi Yang Bersifat Penyuluhan Bagi Masyarakat 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 100 100 100 100 100 500 +
+
Atu-atu, Bajuin, Kel.
(6). Pengadaan komposter skala rumah tangga unit 100 100 100 200 200 700 75 75 75 150 150 525 +
Katang Taruna +
(7). Kegiatan jemput sampah kel. Pelaihari 15.764 1500 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +

B.2 KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH


(1). Pengadaan Gerobak Sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 10 10 10 10 10 50 20 20 20 20 20 100 + +
(2). Pengadaan Gerobak Sampah bermotor (roda 3) 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 10 20 25 45 65 165 300 600 750 1,350 1,950 4,950 + +
(3). Pengadaan Mobil Pick Up Sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 2 2 2 2 8 300 240 240 240 1,020 + +
(4). Pengadaan kontainer sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 10 10 10 10 10 50 400 400 400 400 400 2,000
(5). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 50 +
(6). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 20 20 20 20 20 100 +
(7). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 30 30 30 30 120 +

C. PENGELOLAAN SAMPAH DARI TPS SAMPAI TPA


C.1 PEMBANGUNAN TPS
1. Pembangunan Bank Sampah - Berbasis Masyarakat (melayani minimum 200
KK, kap. Pengolahan min. 3 m3/hari dan dikelola KSM)
(1). Pembebasan Lahan 11 kecamatan 348.552 363.135 m2 100 200 200 200 200 900 50 100 100 100 100 450 +

(2). Pembangunan Bank Sampah (termasuk Pembentukan; Persiapan kontribusi


masyarakat; Pelatihan manajerial, administrasi dan keuangan; Penyusunan aturan 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 1 2 2 2 2 9 250 500 500 500 500 2,250 +
lokal untuk Pengelolaan Bank sampah)
+
(3). Operasi dan Pemeliharaan Bank Sampah 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 50 + +
(4). Pemantauan dan Evaluasi 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 10 50 +

C.1.2. BERBASIS KELEMBAGAAN


1. Pembangunan TPS Biasa - Berbasis Kelembagaan
Estimasi Outcome Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
DETAIL LOKASI
NOMOR PROGRAM/KEGIATAN / SUB KEGIATAN (Kec./Desa/Kel./Kws)
Lokasi Kumuh
Jml. Penduduk Luas Wilayah SWASTA/ MASYARA
Volume KAB PROV. APBN DAK
terlayani terlayani (ha) SATU Total
2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah CSR KAT
AN 2018 2019 2020 2021 2022 Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(1). Pembebasan Lahan 11 kecamatan 348.552 363.135 m2 100 200 300 400 820 1820 10 20 30 40 82 182 +
(3). Supervisi dan Pembangunan TPS 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 10 20 30 40 82 182 200 400 600 800 1,640 3,640 + +

5. Alat Angkut ke TPA


(1). Pengadaan Dump Truck 11 kecamatan 348.552 363.135 unit 2 2 3 4 5 16 750 750 1,050 1,400 1,750 5,700 +
(2). Operasi dan Pemeliharan Dump Truck 12 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 1 5 200 200 200 200 200 1,000 +
(3). Pengadaan Compactor Truck 13 kecamatan 348.552 363.135 unit 1 1 1,000 1,000 +
(4). Operasi dan Pemeliharaan Compactor Truck 14 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 200 200 +
(5). Pengadaan Amroll Truck 15 kecamatan 348.552 363.135 unit 1 1 1,500 1,500 +
(6). Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck 16 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 200 200 +

C.2. PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPS 3R)


SKALA KOTA
(1). Penyusunan Studi Kelayakan TPS 3R 2800 KK 2 ha dok 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400
(2). Penyusunan Studi Lingkungan 2800 KK 2 ha dok 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400
(3). Sosialisasi "Rencana" Pembangunan TPST kepada masyarakat sekitarnya Kurau, Kel. Sarang 2800 KK 2 ha keg 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200
Halang, Kel. Angsau, Kel.
(4). Pembebasan Lahan Pelaihari, Kel. Karang 2800 KK 2 ha m2 400 600 800 1000 2800 200 300 400 500 1,400
(5). Perencanaan Teknis (DED) TPS 3R Taruna, Kel. Pabahanan, 2800 KK 2 ha dok 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400
(6). Pembangunan TPS 3R Ambungan, Panggung 2800 KK 2 ha unit 2 3 4 5 14 1,000 1,500 2,000 2,500 7,000
baru, bajuin, batu ampar,
(7). Pengawasan Teknis dan Supervisi Pembangunan TPS 3R 2800 KK 2 ha keg 1 1 1 1 4 3,500 3,500 3,500 3,500 14,000
jorong, kintapura, kintap,
(8). Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan TPST/Unit Kerja TPS 3R tabanio 2800 KK 2 ha UPT 1 1 1 1 4 200 300 200 700 1,400
(9). Pelatihan Pengelolaan TPS 3R 2800 KK 2 ha keg 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400
(10). Operasi dan Pemeliharaan TPST 3 R 2800 KK 2 ha keg 1 1 1 1 4 100 100 100 100 400
(11). Pengadaan sarana dan prasarana TPS 3R pket 1 1 1 1 1 5 500 400 600 800 1,000 3,300

D. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)


D.1. PEMBANGUNAN TPA
(1). Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 pket 1 1 1,000 1,000 +
(2). Supervisi dan Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 pket 1 1 150 150 +
(4). Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 uptd 1 1 300 300 +
(5). Pelatihan Pengelolaan TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
(6). Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
(7). Penyusunan Perda Pengelolaan TPA TPA Bakunci 348.552 363.135 dok 1 1 200 200 +

E. PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN


(1). Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 200 200 +
(2). Penyusunan Kebijakan Kerjasama Pengelolaan Persampahan 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 200 200 +
(3). Pembentukan lembaga pengelola layanan persampahan 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 20 20
(4). Kerjasama Pengelolaan Persampahan dengan LSM 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
(5). Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
(6). Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Persampahan 3,065 12,735 13,565 13,500 16,432 59,297
C. PROGRAM DRAINASE

A. PERENCANAAN UMUM
(1). Penyusunan Data Base Sistem drainase kota/kawasan permukiman Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 300 300 +
(2). Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan/kawasan permukiman Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 200 200 +
(3). Penyusunan studi genangan Pelaihari 348.552 363.135 dok 1 1 350 350
(4). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Bati Bati Pelaihari dok 1 1 200 200
(5). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Kintap Pelaihari dok 1 1 50 50
(6). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Takisung Pelaihari dok 1 1 50 50
(7). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Jorong Pelaihari dok 1 1 200 200
(8).Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Bajuin Pelaihari dok 1 1 200 200
(9). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Tambang Ulang Pelaihari dok 1 1 200 200
(10). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Panyipatan Pelaihari dok 1 1 200 200
(11). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan kurau Pelaihari dok 1 1 200 200
(12). Penyusunan Masterplan Drainase Kecamatan Batu Ampar Pelaihari dok 1 1 200 200
-
B. SALURAN DRAINASE SEKUNDER
(1). Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
(a). Perencanaan Teknis (DED) Pembangunan Drainase Sekunder 23.14 dok 1 1 1 1 4 50 50 50 50 200 +
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kel. Angsau & Kel keg 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
(c). Pembebasan lahan Pelaihari ls 1 1 1 1 4 90 30 40 60 220 +
(d). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder m 900 300 400 600 2200 450 160 210 320 1,140 +

(2). SALURAN DRAINASE TERSIER


(a). Pembentukan Kelembagaan Pengelola Drainase Tersier (KSM) KSM 1 1 1 1 4 10 10 10 10 40 +
Kel. Angsau & Kel
Pelaihari
Estimasi Outcome Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
DETAIL LOKASI
NOMOR PROGRAM/KEGIATAN / SUB KEGIATAN (Kec./Desa/Kel./Kws)
Lokasi Kumuh
Jml. Penduduk Luas Wilayah SWASTA/ MASYARA
Volume KAB PROV. APBN DAK
terlayani terlayani (ha) SATU Total
2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah CSR KAT
AN 2018 2019 2020 2021 2022 Volume

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kel. Angsau & Kel
(b). Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier (Darlingmas) keg 1 1 1 1 1 5 10 10 10 10 40 +
Pelaihari
(c). Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Tersier keg 1 1 1 1 1 5 100 100 100 100 400 +
(3). Pembangunan Sistem Jaringan Drainase Kawasan Kota Pelaihari Kel. Pelaihari 1 2,500 2,500
(4). Supervisi Pembangunan Sistem Jaringan Drainase Primer Kota Pelaihari (APBD
1 50 50
Kab./Kota)

D. PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN


(1). Bantek penyusunan raperda pengelolaan drainase 11 kecamatan 348.552 363.135 dok 1 1 500 500 +
(2). Pembentukan Lembaga Pengelola Sistem Drainase Skala Kab./Kota 11 kecamatan 348.552 363.135 UPT 1 1 100 100 +

(3). Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Drainase & himbauan pemeliharaan drainase 11 kecamatan 348.552 363.135 keg 1 1 2 50 50 100 +

(4). Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri 11 kecamatan 348.552 363.135 KSM 1 1 2 10 10 20 +

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Drainase 2,850 1,620 1,720 890 620 7,700
JUMLAH TOTAL ANGGARAN 10,024 61,484 67,834 70,549 59,704 269,595 0 0 0 0 0

Kab. Tanah Laut, 31 - 11 - 2017


Disusun,
Pokja AMPL
Kab. Tanah Laut
Ketua,

Ir. H. A. Nizar, S.Sos, M.Si


Nip. 19630901 199103 1 008
Lampiran-4
Sektor Air Limbah
DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Program/Kegiatan Pembangunan SPAL D Terpusat Skala Permukiman


Dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan
menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Pusat pertumbuhan penduduk di
Latar Belakang
wilayah-wilayah yang berkembang menjadi perkotaan memerlukan
penanganan air limbah domestik yang aman dan memadai.
Meningkatkan akses rumah tangga terhadap pengelolaan air limbah domestik
Tujuan
yang aman dan memadai
Berkurangnya angka rumah tangga yang memilik akses dasar menjadi akses
Sasaran layak dari 0,73% menjadi 0 % di wilayah perkotaan dan 26,12% menjadi
12.72% di wilayah perdesaan pada tahun 2022
Terbangunnya SPAL D Terpusat di area-area yang memiliki kepadatan
Indikator Capaian
cenderung tinggi
Jika tidak tersedia SPAL D Terpusat maka lumpur tinja tidak dapat diolah
Asumsi dan Resiko
dengan aman dan menimbulkan pencemaran lingkungan
Penerima Manfaat 900 KK
SPAL D Terpusat skala permukiman diharapkan akan meningkatkan kualitas
Hasil yang diharapkan lingkungan maupun kesehatan masyarakat dengan pengelolaan limbah
domestik yang aman dan memadai
Rincian Kegiatan Pembangunan SPAL D Terpusat skala permukiman dengan layanan 100 KK
Waktu Pelaksanaan Tahun 2019 - 2022
Perkiraan Biaya 30,8 Milyar
Lokasi Kel. Pelaihari, Bati-bati, Kel. Angsau, Kel. Pabahanan, Kel. Sarang Halang,
Kel. Karang Taruna, Jorong, Kintap, Takisung
Keterangan
Pejabat/pegawai yang  Nama : RAMADHANY SURYANATA, ST, M.Si
dapat • Alamat Kantor : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan permukiman dan
dihubungi (contact Lingkungan Hidup Jl. Gagas Permai Pelaihari 70814
person) • No. Telepon : 0817- 817 - 510
• E-mail :
SektorPersampahan
Program/Kegiatan Pembangunan TPS 3R
Sesuai dengan pencapaian SPM yang menekankan pengurangan
sampah di perkotaan sebanyak 20% maka perlu dibangun
Latar Belakang
infrastruktur berbasis masyarakat yang bertujuan melakukan
pengurangan sampah dari sumbernya dengan budaya 3R
Tujuan Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang
ramah lingkungan
Sasaran Meningkatnya kualitas pengurangan sampah dari sumbernya
melalui pola 3R dari 0.15% menjadi 3.7% pada wilayah perkotaan
dan 0.53% menjadi 1 % di wilayah perdesaan
Indikator Capaian Tersedianya TPS 3R di setiap kecamatan
Asumsi dan Risiko Timbulan sampah domestik dari rumah tangga meningkat setiap
tahunnya, hal ini menambah beban TPA Bakunci serta perilaku
membuang sampah sembarangan (membakar, membuang ke
kebun, sungai, pantai) berpotensi merusak lingkungan.
Penerima Manfaat 2800 KK
Hasil yang diharapkan TPS 3R yang dibangun di 14 desa/kelurahan akan mengurangi
volume timbulan sampah yang terangkut ke TPA Bakunci.
Infrastruktur ini juga diharapkan memberikan eduksi ke masyarakat
untuk membudayakan pola pengurangan sampah dari sumbernya
dengan metode 3R serta diharapkan memberikan nilai tambah
secara ekonomis.
Rincian Kegiatan Pembangunan TPS3R
Waktu Pelaksanaan Tahun 2019-2022
Perkiraan Biaya Rp. 29 Milyar
Lokasi Kurau, Kel. Sarang Halang, Kel. Angsau, Kel. Pelaihari, Kel.
Karang Taruna, Kel. Pabahanan, Ambungan, Panggung baru,
bajuin, batu ampar, jorong, kintapura, kintap, tabanio
Keterangan
Pejabat/pegawai yang dapat  Nama : RAMADHANY SURYANATA, ST, M.Si
dihubungi (contact person) • Alamat Kantor : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan permukiman
dan Lingkungan Hidup Jl. Gagas Permai Pelaihari 70814
• No. Telepon : 0817- 817 - 510
• E-mail :
LAMPIRAN 5. DAFTAR PERUSAHAAN PENYELENGGARA CSR

No Nama Perusahaan Penyelenggara CSR Alamat, No. Telp, e-mail dan Contact person yang dapat dapat dihubungi

1 PT. BRIDGESTONE KALIMANTAN Kec. Bati-bati, Kec. Tambang Ulang. Email :sujiono-ir@bskp.co.id
PLANTATION (BSKP)
Bid. Usaha : Perkebunan Karet
2 PT. CITRA PUTRA KEBUN ASRI Kec. Jorong, Kec. Pelaihari, Kec. Batu Ampar, Kec. Kintap.
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit Email : andrianor86@gmail.com
3 PT. JAPFA COMPFEED Kec. Bati-bati. Email : alfonso@bjm.japfacomfeed.com
Bid, Usaha : Pakan Ternak
4 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Desa Ambungan Kec. Pelaihari. Email : inshira.alvin19@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit/
Pabrik pengolahan minyak
5 PT. CANDI ARTHA Desa Tajau Pecah, Kec. Batu Ampar. Email : candi_artha@yahoo.co.id
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit
6 BANK RAKYAT INDONESIA CAB. Kel. Pelaihari. Email : m.riza.ridani11@gmail.com
PELAIHARI. Bid. Usaha : perbankan
7 PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN (GMK) Kecamatan Batu Ampar, Kec. Kintap, Kec. Jorong. Email : legalgmk@yahoo.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit

8 PT. SENTOSA SUKSES UTAMA (SSU) Kec. Bajuin, Kec. Tambang Ulang, Kec. Jorong, Kec. Pelaihari. . Email :
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit legalgmk@yahoo.com
9 PT. KINTAP JAYA WATINDO (KJW) Kec. Kintap, Kec. Bajuin, Kec. Kurau, Kec. Takisung. Email :
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit yudijawattie@yahoo.co.id
10 PT. SMART CORPORATION Kintap. Email : adelliarosalien22@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit
11 PT. POLA KAHURIPAN INTI SAWIT Kintap, Email : jailuddin71@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit
12 PT. INDORAYA EVERLATEX Kintap, Email : jailuddin71@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit &
Kakao

13 PT. BANGUN KALIMANTAN Dusun suka maju desa sabuhur, Kec. Jorong. Email :
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit & bangun_kalimantan@yahoo.com
Peternakan

14 PT. SINAR SURYA JORONG (SSJ) Jorong, Email : -


Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit
15 PT. TELKOM INDONESIA CAB. Kel. Pelaihari. Email : -
PELAIHARI. Bid. Usaha : telekomunikasi
16 PT. PAMA PERSADA NUSANTARA Kec. Kintap, Email : -
Bid. Usaha : Perusahaan batu bara
17 PT. PUGUNG RAYA Desa Banyu Irang, Kec. Bati-bati. Email : pt.pugungraya@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit
18 BANK KALSEL CAB. PELAIHARI Kel. Pelaihari. Email : pemasar_plh@gmail.com
Bid. Usaha : perbankan
19 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk Kec. Bati-bati, Email : usay61@gmail.com
Cab. Banjarmasin
Bid. Usaha : Pengolah Mie Instant
20 PT. ADIRA FINANCE Kel. Pelaihari. Email : hendriawanyusuf@adira.co.id
Bid. Usaha : Pembiayaan Keuangan
21 PT. JORONG BARUTAMA GRESTONE

22 PT. PATRIOT INTAN ABADI Kec. Bati-bati. Email : -


Bid. Usaha : Peternakan ayam
23 PT. HUTAN RINDANG BANUA (HRB) Jorong, Email : nurhadihrb@yahoo.com
Bid. Usaha : Hutan Tanaman Industri
24 PT. POS INDONESIA CAB. PELAIHARI Kel. Pelaihari. Email : ahmad.syarifuddin@posindonesia.co.id

25 PT. PLN CAB. PELAIHARI Kel. Pelaihari, Email : mahesi.andani@pln.co.id

26 BANK NEGARA INDONESIA (BNI) Cab. Kel. Pelaihari. Email : pujianoor21754@bni.co.id


Pelaihari. Bid. Usaha : perbankan
27 PT. SARANA SUBUR AGRINDOTAMA Jorong, Email : m.rachmadi68@gmail.com
(SSA) Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa
Sawit
28 BANK MANDIRI Kel. Pelaihari, Email : 03120@bankmandiri.co.id
Bid. Usaha : perbankan
29 PT. AMANAH ADI PERSADA

30 PT. LUNIK ANUGERAH Desa Jilatan, Kec. Jorong. Email : candi_artha@yahoo.co.id

31 PT. SINAR NUSANTARA INDUSTRIES Kec. Bati-bati. Email : hrd.sinarnusantara@gmail.com


(SNI). Bid. Usaha : kalsium silikat board
32 PT. EMIDA Jorong, Email : emida.plantation@gmail.com
Bid. Usaha : Perkebunan Kelapa Sawit &
Kayu Mahoni
33 PT. ARUTMIN INDONESIA Kec. Jorong, Email : dianamm.puspita@gmail.com
Bid. Usaha : Perusahaan Batu bara
34. PT. JORONG BARUTAMA GRESTON Desa Swarangan, Kec. Jorong. Email : rasmat_r@banpuindo.co.id
(JBG). Bid. Usaha : Pertambangan Batu
bara
Rencana Kerja Tahunan Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut

No. Kegiatan Monev Tahunan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Penanggungjawab/ Pengawalan
1. Rapat Koordinasi Reguler Pokja AMPL KabupatenTanah Laut
2. Pengawalan Penganggaran Sumber APBD BAPPEDA
-Musrenbang Desa BAPPEDA
-Musrenbang Kec. BAPPEDA
-Forum SKPD – Renja SKPD BAPPEDA
-Musrenbang Kab./Kota TAPD & BAPPEDA
-Penetapan RKPD TAPD & BAPPEDA
-KUA PPAS TAPD & BAPPEDA
-Penyusunan RKA-SKPD & RAPBD TAPD & BAPPEDA
-Asistensi RKA-SKPD & RAPBD TAPD & BAPPEDA
3. Up-dating Tahunan
- Updating Program dan Kegiatan Pokja AMPL KabupatenTanah Laut
- Internalisasi hasil up-dating program dan kegiatan Pokja AMPL KabupatenTanah Laut
- Penyerahan hasil up-dating ke Pokja Provinsi Pokja AMPL KabupatenTanah Laut
- Kesepakatan program dan kegiatan tahun depan Pokja AMPL KabupatenTanah Laut,
dan 2 tahun kedepan Prov. & Satker terkait
- Kesiapan Implementasi Pokja AMPL KabupatenTanah Laut

- Rencana Kerja Tahunan Pokja AMPL KabupatenTanah Laut

4. Persiapan Konreg Tahun Depan


- Review RPIIJM Kab./Kota DPKP, DPUPR & BAPPEDA
- Konsolidasi Usulan RPIIJM Kab./Kota DPKP, DPUPR & BAPPEDA
- Identifikasi dan Penyaringan Usulan Kegiatan Satker Prov.
- Sinkronisasi Tingkat Provinsi DPKP, DPUPR & BAPPEDA
- Penyiapan Memorandum Program Provinsi DPKP, DPUPR
- Legalisasi Memorandum Program Provinsi DPKP, DPUPR
5. Melengkapi Readiness Criteria DPKP,/DPUPR/DLH//Dinkes/BPMD
6. Pemasaran Program dan Kegiatan (Funding Gap) Pokja AMPL KabupatenTanah Laut

Sumber :Hasil analisa Pokja AMPL Kabupaten Tanah Laut 2017

Anda mungkin juga menyukai