Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Putu Harista Diandari (P07124218006)

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan semester III

Latihan selama Kehamilan dan Periode Postpartum.

Pada Januari 2002, American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG)


menerbitkan rekomendasi baru dan pedoman untuk latihan selama kehamilan dan periode
postpartum. Latihan pada kehamilan menjadi salah satu penujang kesehatan selama periode
kehamilan. Kehamilan diakui sebagai waktu yang unik pada wanita dan tidak lagi menjadi
kondisi yang mempengaruhi kepercayaan diri. Kehamilan akan menentukan kesehatan wanita
selama hidupya maka dari itu penting untuk melakukan latian untuk ibu hamil agak kesehatan
tetap terjaga.

The Centers for Disease Control and Prevention and the American College of Sports Medicine
(CDC-ACSM) ) telah merekomendasikan akumulasi 30 menit atau lebih aktivitas fisik
intensitas sedang pada kebanyakan, dan sebaiknya semua, hari dalam seminggu aktivitas
fisik intensitas sedang didefinisikan sebagai aktivitas dengan kebutuhan energi dari 3-5
setara metabolik (METS). Terlepas dari fakta bahwa kehamilan dikaitkan dengan anatomi dan
fisiologi yang medalam, ada beberapa contoh yang seharusnya mencegah wanita hamil utuk
mengikuti rekomendasi latihan yang sama. karena itu diperlukan adaptasi secara anatomi
maupun fisiologis untuk ibu hamil. Anatpmi dan fisiologis akann berubah selama periode masa
kehamilan memiliki potensi untuk mempengaruhi system muskulus skeletal. Yang paling jelas
dari ini adalah kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan saat hamil dapat meningkatkan
kekuatan pada sendi pinggul dan lutut. Kekuatan besar seperti ini bisa menyebabkan
ketidaknyamanan pada sendi yang normal dan meningkatkan kerusakan pada sendi.

Berikut adalah tanda-tanda dan peringatan untuk mengakhiri latihan saat hamil.
1. perdarahan vagina
2. Dyspnoea sebelum tenaga
3. Pusing
4. Sakit kepala
5. Sakit dada
6. Kelemahan otot
7. nyeri betis atau bengkak (perlu untuk menyingkirkan tromboflebitis)
8. persalinan premature
9. gerakan janin menurun
10. kebocoran cairan ketuban.

Latihan ini sangat mempengaruhi aktivitas uterus. Latihan fisik dapat menigkatkan kontraksi
uterus saat hamil.

Saat hamil tentu saja kebutuhan nutrisi dan energy meningkat lebih lanjut ketika melakukan
olahraga. Dalam latihan beban, seperti berjalan, kebutuhan energy secara bertahap akan
meningkat dibarengi dengan bertambahnya berat badan selama periode kehamilan. Asupan
karbohidrat sangat baik untuk nutrisi wanita hamil.

Perubahan kardiovaskular yang berkaitan dengan postur tubuh. Setelah trimester pertama, posisi
supine (telentang) mengakibatkan hambatan relative terhadap vena balik. Karena itu hidari posisi
ini selama istirahat dan olahraga. Posisi supine juga dapat menurunkan denyut jantung.

Kehamilan juga dikaitkan dengan perubahan pernapasan yang mendalam. Selama kehamilan
kebutuhan oksigen meningkat hampir 50 persen, serta peningkatan 10-20 persen dalam
pengeluaran oksigen. Karena menigkatnya kebutuhan oksigen masa berdampak pula pada
peningkatan kerja pernapasan yang diakibatkan oleh uterus yang membesar sehingga menyesak
diafragma.

System kardiovaskular mempengaruhi sebagian besar kebutuhan metabolisme. Pada kehamilan


metabolsime dalam tubuh meningkat. Suhu inti wanita hamil naik rata-rata 1,5 derajat selama 30
menit. Peningkatan suhu tubuh selama latihan behubungan dengan intensitas latihan. Jika
produksi panas melebihi kapasitas, suhu inti akan terus meningkat. Pemeilharaan euhydration
oleh volume darah penting untuk keseimbangan panas. Sebaiknya tidak ada batasan minum
untuk wanita hamil.

Merasakan denyut jantung janin untuk latihan ibu menjadi focus dari banyak pelajaran. 34-38
studi menunjukkan pengingkatan denyut jantung janin sebanyak 10-30 denyut selama awal atau
setelah berolahraga. Bradycardia telah dilaporkan terjadi 8,9 persen. Penyebabnya mungkin
reflex, tekanan, atau kepala janin yang terluka. Tidak ada efek bertahan lama bagi janin yang
dilaporkan. Penelitian epidemiologi telah menyarankan sejak lama bahwa ada hubungan antara
aktivitas fisik yang berat, kekurangan makanan dan perkembangan dari intrauterine. Hal ini
cenderung membuat kelahiran premature. Ada factor-faktor atau kodisi lain yang mempengaruhi
termasuk nutrisi yang tidak efisien.Berolahraga secukupnya sangat baik untuk mobilisasi pada
masa kehamilan dan cukup mempengaruhi kemungkinan kelahiran premature pada bayi.
Menurut laporan klinis, pasien yang berisiko mengalami persalinan premature mungkin memiliki
pekerjaan yang berat yang dipicu oleh olahraga. Wanita yang sedang diet sering kali tidak
menerima nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan. Keutuhan energi untuk kehamilan dan
olahraga ringan dengan berat badan yang kurang dapat menyebabkan buruknya pertumbuhan
pada fetal janin. Mengingat potensi resiko kehamilan meskipun langka, evaluasi klinis yang teliti
pada anita hamil harus dilakukan sebelum program latihan direkomendasikan.

Medical screening juga sangat penting dilakukan sebelum memulai latihan. Komplikasi pada
kehamilan mungkin saja akan terjadi terlepas dari tingkat kebugaran yang sebelumnya. medical
screening berguna untuk menentukan komplikasi absolut dan relative ketika hamil, dan
mengukur kesehatan ibu dan janin.

Unsur-unsur dari resep latihan hendaknya dipertimbangkan dalam setiap kerangka latihan agar
manfaatnya dapat didapat dengan efisien. Ada beberapa kegiatan yang menimbulkan resiko
kehamilan seperti scuba diving, dan pengerahan tenaga dalam posisi makan. Tapi, berenang
tidak ada kaitannya dengan efek merugikan dan malah ditoleransi dengan baik. Kegiatan yang
meningkatkan resiko jatuh seperti bermain ski, atau kegiatan yang dapat menimbulkan stress
berlebihan seperti jogging dan tenis dilakukan menurut pertimbangan terhadap kesanggupan
setiap individu. Tentu saja resikonya sulit untuk diprediksi. Disimpulkan bahwa bobot yang
relative rendah dengan beberapa kali pengulangan yang bergerak secara dinamis tampaknya
menjadi olahraga aman dan efektif selama kehamilan.

Latihan hendaknya dilakukan dalam kondisi yang tekerndali. Perhatian terhadap hidrasi dan
perasaan subjektif terhadap tekanan panas sangat penting. Biaya energy latihan hendaknya
dipikirkan dan seimbang. Wanita hamil hendaknya selalu berada di batas-batas aman yang
dimana periode latihannya lebih pendek seperti periode 15-30 menit.

Secara umum, kegaitan rekreasi untuk wanita hamil adalah aman. Kegiatan rekreasi yang
meningkatkan resiko jatuh hendaknya tidak dilakukan dan dihindari.

Wanita hamil dengan diabetes, obesitas yang tidak sehat, atau hipertensi kronis harus memiliki
porsi latihan tersendiri menurut pengawasan dan resep dokter.

Untuk laihan postpartum, para waita menyusui hendaknya mempertimbangkan memberi ASI
sebekum berolahraga agar dapat menghidari ketidaknyamanan pada payudara. Selain itu,
perawatan sebelum olahraga menghindari potesi masalah yang berkaitan dengan meningkatnya
keasaman susu sekunder untuk setiap bentuk asam laktat.

Anda mungkin juga menyukai