Anda di halaman 1dari 2

Peratanyaan dan Jawaban dari makalah Jarimah Pembunuhan

1. Ahmad Rofi'i (No abs. 6)

Pertanyaan: Bagaimana jika si pembunuh tidak mampu untuk membayar diyat atau denda? apakah ada
ganti selain denda coba dijelaskan?

Jawaban: Kalau tidak mampu menanggung, maka dibebankan ke baitul mal muslimin. Kalau tidak
memungkinkan mengambil dari baitul mal muslim, Maka diperbolehkan diberi dari dana zakat Karena
dia termasuk orang yang mempunyai hutang dimana mereka termasuk salah satu golongan yang berhak
menerima zakat.

2. Ahmad Syarif A. (No. Abs 7)

Pertanyaan: Jika pemfitnah seorang yang berzina bisa di kenai hukuman, apakah pelaku penuduh
pembunuhan bisa di kenai hukuman ?

Jawaban: Bisa saja, karena jika tuduhan tersebut tidak terbukti maka si pelaku tersebut tergolong
perbuatan fitnah

3. Alfiana Rahma A. (No. Abs 8)

Pertanyaan: Kepada siapakah diyat dibayarkan apakah boleh dicicil? Lalu bagaimana diyat non muslim?

Jawaban: - Diyat pembunuhan dengan sengaja dibebankan kepada pelaku tindak pidana dibayar secara
tunai kepada keluarga / ahli waris korban.

-Diyat pembunuhan semi sengaja dibebankan kepada ahli waris ashabah dibayar dengan cara kredit.
Diyat pembunuhan tidak sengaja dibebankan kepada ahli waris tindak pidana dibayar bisa diangsur
selama tiga tahun dan dibayarkan kepada korban tindak pidana.

-Diyat dengan Korban Non Muslim. Diyat dengan korban orang Yahudi dan Nasrani yaitu sepertiga dari
diyat dengan korban seorang muslim, baik dalam kasus penghilangan nyawa atau melukainya.

4. Alfin Frendika (No. Abs 9)

Pertanyaan: Sebagai contoh pak adi memiliki tanah, dimana dalam tanah tersebut terdapat aliran listrik
yang bisa saja membunuh seseorang, akhirnya pak adi memberi rambu-rambu di setiap tapi tanah
tersebut. Akan tetapi ada pak joni yang tetap melewati meskipun sudah tau peringatannya yang
mengakibatkan dia meninggal. Siapah yang bersalah disini. Apakah pak adi dikenakan hukuman karena
kematian pak joni?
Jawaban: Dalam kasus tsb, usaha yg dilakukan pak Adi memberi peringatan² tersebut sudah benar, dan
jika pun masih ada korban yg sudah tau namun berakibat mati seperti pada contoh pak Joni itu yg
merupakan kesalahan /kecerobohan. bentuk pembunuhan dalam kasus ini dianggap dengan
pembunuhan tanpa sengaja (al-Qatlu al-Ladzi Yajri Majra al-Khatha`). Dinamakan demikian karena
pembunuhan ini tanpa ada niatan membunuh dan tidak juga mengarah kepada orang tertentu. Menurut
kesepakatan Ulama fikih, pembunuhan dalam kasus seperti ini memiliki konsekuensi hukum membayar
diyat dan kafarat serta tidak ada qishâsh.

Anda mungkin juga menyukai