Anda di halaman 1dari 13

A.

PENGERTIAN MENGAJAR DAN MANAJEMEN KELAS


1. Pengertian Mengajar
Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan
tetapi antara keduanya terdapat suatu hubungan yang erat sekali. Bahkan
antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Antara kedua
kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti
partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,
mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi,
mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.
Menurut Oemar Hamalik, mengajar memiliki beberapa definisi penting,
diantaranya :
a. Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau
murid di sekolah.
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
c. Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
d. Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar
kepada murid.
e. Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga
Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
f. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.

Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai


segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau

1
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan
belajar siswa   turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama
interaksi proses belajar mengajar berlangsung.

Usman (1994:3) mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah


membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran
yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung
makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator
kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan
lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang
menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.

Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep


mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu

a. Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of


knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya
perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan
kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya
siswa bukan tanggung jawab pengajar.
b. Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of
teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara
efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam
tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.
c. Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa
mencari makna dan pemahamannya sendiri.

2
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, mengajar
adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas
kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar
siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di
luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan
dorongan kepada siswa.

2. Pengertian Manajemen Kelas


a. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
kata manus yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Menurut Stoner & Freeman,  manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, manajemen adalah  suatu kegiatan untuk
menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal  bagi terjadinya
proses belajar  di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan
fasilitas, yang dikerjakan  mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di
dalam kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.
b. Pengertian Kelas
Pengertian  umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama

3
pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas
dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi
siswa.  Nawawi  memandang kelas dari dua sudut,  (a) Kelas dalam arti
sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar
menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya,
antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b)
Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara iru, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok
orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat
pengajaran dari guru” . Sedangkan  menurut Ahmad (1995:1) “kelas
ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”. Sulaeman (2009)
mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada
pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas
dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian
adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di
organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan.
c. Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain,
Weber .W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks
of teaching behavior of teacher efficient instruction” yang mengandung
pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid
agar dapat belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan

4
manajemen sebagai  “those teacher behavior that  produceshigh levels
of student infolfoment classroom activities and minimize student
behaviors that interfiris with  dan pencapaianthe teachers or other
students work and efficient use of instructional time (1998). Houston at
al (1988), menegaskan bahwa “ Without effective mamanagement the
learning process student for interfering with instruction“, yang
mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif proses
belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-
muridnya yang menggagu proses belajar mengajar.
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu 
(Disarikan dari Wiford A. Weber, 1986) manajemen kelas adalah
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan
ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan
otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni :
1) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi
(pendekatan intimidasi).
2) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa
(pendekatan permisif).
3) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan
cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan
buku masak).
4) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang
efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan
dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional).
5) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku
peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku
yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).

5
6) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang
positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional).
7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan   
memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem
sosial) Arikunto, (2004).
Selain definisi di atas, definisi manajemen kelas atau
pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional
bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini :
1) Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban
suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2) Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini
menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan
kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa
bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya
berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak
secara alamiah.
3) Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan
tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan
guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan
dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak
diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari
tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang
diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4) Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional
yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran
dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di
dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan
interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan

6
siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang
peranan kunci. Peranan  guru ialah mengembangkan iklim sosio-
emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan
interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang
positif.
5) Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas
merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process)
sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa
pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok.
Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang
mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar,
meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru
ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas
yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi
kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).

B. TUJUAN MANAJEMEN KELAS


Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan 
pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas
adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas
adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya

7
Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut
ini :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal,
emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya. Dirjen PUOD dan
Dirjen Dikdasmen, (1996).

Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.

C. ASPEK MANAJEMEN KELAS


Adapun kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas
sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan
kelas adalah sebagai berikut:

8
1. Mengecek kehadiran siswa
Siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk
melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan
secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan
memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam
kelas dengan baik.
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan           hasil tersebut Pekerjaan
yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan
komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan
motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.
3. Pendistribusian bahan dan alat
Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus didistribusikan maka
secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses
belajarnya.
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri
yang dapat diperoleh dari sswa baik yang berupa informasi tentang pribadi
siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan - pekerjaan siswa yang harus dan
sudah dikerjakan.
5. Mencatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang
menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena
akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap
pencapaian hasil pekerjaan siswa
6. Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan
rapi dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat
memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.

9
7. Menyampaikan materi pembelajaran
Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar
yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai
media dan informasi yang ada dalam kelas.
8. Memberikan tugas / PR
Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa
untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi
kemampuan secara sendiri. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan para
guru, khususnya guru dalam pertemuan.
           
Menurut Oemar Mark ada 7 aspek yang melalui fungsi berbeda dalam proses
belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
a)      Aspek tujuan instruksional
b)      Aspek materi pelajaran
c)      Aspek metode dan strategi pembelajaran
d)     Aspek ketenagaan
e)      Aspek media instruksional
f)       Aspek penilaian
g)       Aspek penunjang fasilitas.

D. FUNGSI MANAJEMEN KELAS


Selain memberikan makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas
yang optimal, manajemen kelas berfungsi :
1. Memberikan dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti
membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan
kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan
organisasi, membantu individu agar dapat bekerja sama dengan kelompok
atau kelas, membantu prosedur kerja, mengubah kondisi kelas.
2. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancar.

10
Selain itu, manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi : 
1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti
a. Membantu kelompok dalam pembagian tugas,
b. Membantu pembentukan kelompok,
c. membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi,
d. membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau
kelas,
e. membantu prosedur kerja,
f. mengubah kondisi kelas. 
2. Merencanakan, yaitu memikirkan dan menetapkan secara matang arah,
tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan
metode/teknik yang tepat. 
3. Mengorganisasikan, meliputi
a. Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mecapai
tujuan organisasi
b. Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang
yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
c. Menugaskan sesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung
jawab tugas dan fungsi tertentu.
d. Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berubungan dengan
keleluasaan melaksanakan tugas. 
4. Memimpin, pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian
yang dapat menjadi suri tauladan 
5. Mengendalikan, yaitu memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S. 1982. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars

Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktisme dalam Pendidikan. (Yogyakarta:


Kanisius)

Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai