Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

UJIAN TENGAH SEMESTER


Nama : Triyani
NIM. : 1901135
Kelas : PKn 2019 B

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan


Dosen : Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd
Tomi Sukardi, M.Pd
Kelas/Pukul : PKn (B) 2019/07.00 WIB
Waktu : Rabu, 08 April 2020
Pengumpulan : Selasa, 14 April 2020 pukul 24.00
Alamat email : tomisukardi@upi.edu

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya, disertai rujukan pustaka!

1. Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah


A. Untuk memahami proses pembelajaran
B. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
C. Untuk mempelajari tentang pendidik, peserta didik dan proses
pembelajaran
D. Untuk mempelajari teori perkembangan dan proses pembelajaran peserta didik
Alasan : Psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisa,
menerangkan, dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga
mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien (Mustaqim dan Wahib, 2010).
Di dalam proses pendidikan sendiri seperti proses pembelajaran terminus banyak
pihak-pihak yang terlibat yaitu peserta didik juga tenaga pendidik. Oleh karena itu
tujuan psikologi pendidikan yaitu mempelajari pendidik, peserta didik , dan
proses pembelajaran.
Rujukan : Mustaqim & Wahib,A. (2010) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta.
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan?
A. Ilmu yang dikembangkan melalui perenungan dan penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah
B. Ilmu yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan pendidik
C. Ilmu yang dikembangkan berdasarkan ilmu psikologi, sosiologi dan
perkembangan teknologi
D. Ilmu yang dikembangkan melalui diskusi antara pakar pendidikan
Alasan : Menurut Syafril & Zen, Zelhendri ( 2017, hlm. 38-39) Ilmu pendidikan
merupakan ilmu pengetahuan empiris, kareba objeknya adalah situasi pendidikan
yang ada di dunia pengalaman manusia. Ilmu pendidikan adalah ilmu
pengetahuan tentang pendidikan yang disusun secara sistematis, logis,
berdasarkan prinsip-prinsip yang diperoleh dan diveripikasi melalui pengamatan,
metode ilmiah dan pemikiran yang tepat”.
Rujukan :. Syafril & Zen, Z. (2017). Dasar- dasar Ilmu Pendidikan. Depok:
Kencana.

3. Tujuan pendidikan menurut undang-undang republik Indonesia no 20 tahun 2003 adalah


A. Untuk memilki kecerdasan yang berlandaskan kepentingan bangsa dan negara
B. Untuk memiliki rasa sadar, cinta, setia, rela berkorban, memiliki kemampuan dan
semangat dalam membela bangsa dan negara
C. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
D. Untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, kebudayaan, keilmuan serta
keterampilan dalam memecahkan masalah dirinya, masyarakat dan bangsa
Alasan : Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Republik
Indonesia, 2003)
Rujukan : Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
4. Guru yang baik menurut Slavin memilki karakter sebagai berikut
A. Mampu membuat keputusan, mampu merefleksikan diri, mengetahui
dirinya sendiri, memilki regulasi diri dan mengaplikasikan penelitian
pendidikan
B. Mampu menentukan masa depan, mengotimalkan potensi, menyelesaikan
permasalahan peserta didik
C. Mengaplikasikan strategi pembelajaran, membuat karya tulis ilmiah,
menyelesaikan permasalahan psikologis, menentukan prestasi peserta didik
D. Berpihak, mengidentifikasi kebutuhan, memberikan nilai yang bagus dan
memfasilitasi keinginan peserta didik
Alasan : Menurut Slavin dalam (Susanto, A, 2014, hlm. 222-223) yang
menjadikan seorang guru disebut sebagai Guru yang Baik tidak hanya sekedar
mengetahui tentang materi pelajaran tetapi juga harus mengetahui tentang
ketrampilang mengajar. Guru yang Baik tidak hanya tahu materi yang seharusnya
diajarkan tetapi juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada para
siswa. Terdapat juga kemampuan-kemampuan guru yang perlu diterapkan di
seluruh level pendidikan, baik di dalam maupun di luar kelas, seperti memotivasi
siswa, mengatur kelas, mengukur pengalaman terdahulu siswa,
mengkomunikasikan ide-ide dengan efektif, memahami karakter-karakter peserta
didik, mengukur hasil pembelajaran, dan meninjau kembali informasi yang
diperoleh”.
Rujukan : Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran di SD. Jakarta:
Prenadamedia.
5. Tugas perkembangan remaja di Indonesia adalah mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhannya agar
A. Mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat
B. Mampu mengikuti, melanjutkan pelajaran dan mempersiapkan karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat
C. Mampu merencakan karir untuk masa depannya
D. Mampu mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan mengaplikasikan di
lingkungan masyarakat
Alasan : Dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya mereka mampu mengikuti alur dari proses pendidikan mereka
sehingga apa yang didapatakan selama pendidikan tidak akan sia-sia dan mampu
mengaplikasikan dilingkungan masyarakat.“ Tugas perkembangan remaja
Indonesia adalah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya dengan tujuan mengembangkan keterampilan intelektual dan
konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara, mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial”. (Agustina, Fenita, 2010, hlm. 11).
Rujukan : Agustina, F. (2010). Super Teens. Yogyakarta: Gedung Galangpress
Center.
6. “Setiap perilaku bisa diubah melalui kebiasaan” asumsi tersebut menurut pendekatan?
A. Humanistik
B. Behavioristik
C. Konstruktivistik
D. Kognitif
Alasan : Teori Belajar Behavioristik: yang berasal dari perilaku yang berarti
tingkah laku. Semakin seseorang diberikan dukungan dalam belajar, ia akan
semakin menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan informasi yang ia
peroleh. Jika teori behavioristik inidikaitkan dengan pembelajaran, tingkahlaku ini
merupakan wujud capaian atau hasil belajar.
Rujukan :
https://www.kompasiana.com/usfitriyah/59e88eb628d54e1e7e18cec2/teori-
teori-belajar-menurut-para-ahli
7. Perkembangan kognitif anak terbuntuk dari budaya mereka tumbuh dan berkembang
berdasarkan teori dari
A. Lev Vygotsky
B. Jean Piaget
C. Albert Bandura
D. Ivan Pavlov
Alasan : menurut Nai (2007, hlm. 151-153) Teori Jean Piaget untuk menjelaskan
mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian
masa anak-anak yang kemudian berkembang menjadi seorang individu yang
bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis. Teori piaget berlandaskan
bahwa perkembangan anak bermakna membangun strujtur kognitifnya atau peta
mentalnya dan terbentuk dari budaya mereka tumbuh”.
Rujukan : Nai, F.A. (2017). Teori Belajat dan Pembelajaran Implementasinya
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA dan SMK. Yogyakarta: CV
Budi Utama.
8. Proser belajar terbaik bagi peserta didik adalah ketika aktif dan mencari solusi untuk diri
mereka sendiri. Pernyataan tersebut berdasrkan pada teori dari
A. Lev Vygotsky
B. Jean Piaget
C. Albert Bandura
D. Ivan Pavlov
Alasan : Teori Lev Vygotsky ini menerangkan bahwa dalam proses
pembelajaran seorang anak harus ada sebuah area dimana anak tersebut harus
diberikan bantuan eksternal untuk dapat belajar hal yang baru sedangkan area lain
dimana anak tersebut belajar sendiri tanpa dibantu”. (GP. Harianto, 2019).
Walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif
mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-
anak bekerja dalam Zone of proximal developmnet dan guru menyediakan
scaffolding bagi anak selama melalui  ZPD.
Rujukan : GP. Harianto. (2019). Biblical Hebrew: An Introductory Syntax and
Grammatical. Bandung: Agiamedia.
9. Model pembelajaran yang berfokus pada mencari dan menemukan secara mandiri adalah
A. Inquiry And Discovery Learning
B. Problem Base Learning
C. Project Base Learning
D. Cooperative Learning
Alasan : Metode problem based learning mempersiapkan siswa untuk berpikir
kritis dan analitis, untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang
sesuai (Amir, 2010, hlm 21). Dalam metode problem based learning, sebelum
pelajaran dimulai, siswa diberikan masalah-masalah. Masalah yang disajikan
adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, semakin dekat dengan
dunia nyata, maka akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan
pada siswa. Dari masalah yang diberikan ini siswa kemudian bekerjasama dalam
kelompok, mencoba memecahkan masalah dengan kemampuan yang dimiliki, dan
sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan. Disini peran guru
adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam mencari dan
menemukan solusi dan sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses
pembelajarannya.
Rujukan : Amir, M.T. (2010). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based
Learning. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
10. Guru meminta pada peserta didik untuk observasi lapangan mencari permasalahan
berkaitan dengan mata pelajaran. Tujuannya untuk menyusun produk, program atau esay
dari temuan di lapangan. Model pembelajaran tersebut termasuk dari?
A. Inquiry And Discovery Learning
B. Problem Base Learning
C. Project Base Learning
D. Cooperative Learning
Alasan : Inquiry And Discovery Learning memang merupakana model pembelajaran
yang berfokus pada mencari dan menemukan secara mandiri. Sebagai model
pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, model pembelajaran inquiry dan discovery mengacu kepada teori belajar
konstruktivisme dimana teori ini berpandangan bahwa pengetahuan seseorang dibangun
atas dasar temuan atau pengalaman sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna
(meaningfull learning) bagi dirinya. Pengetahuan didapatkan selain dari membaca, juga
dari diskusi, wawancara, dan studi dokumentasi. “ Model pemebelajaran ini ditujukan
agar siswa belajar aktif dan mengorganisasi sendiri hasil belajarnya melalui bimbingan
guru. Discovery Learning, menekankan ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya belum diketahui. Pada Discovery Learning, permasalahan yang diberikan
kesiswa adalah rekayasa dari seorang guru”. (Delita, F. 2020, hlm. 69).
Rujukan : Delita, F. (2020). Perencanaan Pembelajaran Geografi. Sukabumi: Haura.
11. Mahasiswa yang kuliahnya mengikuti kemauan dan harapan orang tuanya, termasuk jenis
motif?
A. Intrinsik
B. Ekstrinsik
C. Personal
D. Interpersonal
Alasan : Motif ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
prangsang dari luar. Motiv ekstrinsik sangat diperlukan agar sesorang mau berkativitas.
Motif ekstrinsik dapat digunakan untuk membantu seseorang memperhatikan kegiatan
yang harus dilakukan”. (Candra, Wayan, dkk, 2017, hlm. 79). Dengan demikian,
jawaban tersebut sangat sesuai dengan pertanyaan diatas, bahwa motif ektrinsik ini
merupakan sebuah dorongan dari orang lain untuk melakukan sesuatu.
Rujukan : Candra, Wayan, dkk. (2017). Psikologi Landasan Keilmuwan. Yogyakarta:
Andi Offset.
12. Suatu upaya untuk melakukan dorongan sesuai dengan yang diharapkan, disebut sebagai?
A. Motif
B. Motivasi
C. Need
D. Drive
Alasan : Motif yaitu suatu pendorong, penggerak, pengarah prilaku seseorang
untuk melakukan sesuatu”. (Candra, Wayan, dkk, 2017, hlm. 81).Jadi, motif
sebagai impuls atau dorongan yang memberi energy pada tindakan manusia
sepenjang lintasan kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Motif tak harus
dipersepsikan secara sadar.
Rujukan : Candra, Wayan, dkk. (2017). Psikologi Landasan Keilmuwan. Yogyakarta:
Andi Offset.
13. Teori Behavioristik lebih mementingkan hasil belajar individu berasal dari pengaruh?
A. Heredinas
B. Environmental
C. Maturation
D. Habitual
Alasan : menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan
orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. “
Tingkat respon-respon atau kebiasaan (habitual) yakni suatu tingkah laku yang
diamati”. (Calvin dan Lidnzey, 1993, hlm. 182) Jadi, habitual ini merupakan
pengaruh dari teori behaviorist
Rujukan : Calvin, S.H., & Lidnzey, G. (1993). Psikologi Kpribadian 3 Teori-teori
sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.

B. Uraikan jawaban anda dengan jelas, singkat dan tepat disertai rujukan pustaka!
(Buku/Jurnal)
1. Adanya situasi darurat seperti pandemic COVID-19 atau mungkin bencana lainya
dikemudian hari yang mengharuskan belajar dengan system online. Menurut anda sudah
tepatkah pembelajaran online tersebut? Berikan alasan dan rekomendasi pembelajaran
yang tepat menurut anda?
2. Siswa merasa jenuh melaksanakan pembelajaran dengan sistem online dikarenakan
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru. Strategi pembelajaran apa yang akan anda
pilih sebagai calon guru PKn untuk menghilangkan kejenuhan siswa tersebut? Uraikan
alasannya?
3. Uraikan mengapa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan berperan penting bagi Anda
sebagai calon pendidik (Pkn) dimasa yang akan datang?
4. Murid beresiko biasanya kurang termotivasi dan berprestasi rendah, serta sering kali
ditempatkan di kelas yang menekankan remediasi. Jelaskan apa alternatif yang bias
menangani masalah ini menurut Anda.

Jawaban

1. Menurut pendapat saya, dengan adanya kondisi darurat yang terjadi sekarang
seperti pandemi COVID-19 yang tidak memungkinkan untuk melakukan proses
pembelajaran bertatap muka secara langsung dan mengharuskan kita untuk tetap
diam di rumah, pembelajaran online sudah pantas dilakukan. Karena pada
dasarnya pembelajaran online menjadi satu-satunya alternatif yang tepat agar
tetap berlangsungnya proses pembelajaran di tengah pandemi ini. Hal ini karena
didukung oleh perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesat.
Pembelajaran online memberikan dampak yang positif terhadap pendidikan
karena tujuan pendidikan masih dapat tercapai dengan adanya pembelajaran
online ini. Dengan ini pula menjadikan pendidik juga anak didik lebih paham lagi
dalam mengenai teknologi. Karena pada dasarnya pembelajaran online tidak akan
berjalan sempurna jika pihak-pihak yang terlibat kurang memiliki pemahaman
dalam bidang teknologi.
2. Pada situasi darurat covid 19 pembelajaran online dirasa memberatkan siswa
dalam belajar karena siswa diberikan tugas dengan begitu banyak, stategi
pembelajaran online agar tidak membuat siswa jenuh adalah dengan cara tenaga
pendidik dan peserta didik tetap bertatap muka online sehingga adanya interaksi
baik itu siswa dengan guru maupun dengan siswa lainnya menggunakan aplikasi
seperti zoom, adanya diskusi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat siswa
tidak jenuh karena akan merasa seperti belajar disekolah. Model pembelajaran
yang digunakan yaitu Discovery Learning Model pembelajaran ini menekankan
agar siswa mampu menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran
secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya namun dengan
bimbingan dan pengawasan guru agar pembelajaran yang mereka dapatkan
terbukti benar. Melalui model discovery learning siswa menjadi lebih dekat
dengan apa yang menjadi sumber belajarnya, rasa percaya diri siswa akan
meningkat karena dia merasa apa yang telah dipahaminya ditemukan oleh dirinya
sendiri, kerjasama dengan temannya pun akan meningkat, serta tentunya
menambah pengalaman siswa.
3. Menurut Muhibbin Syah (2010 hlm 24) Psikologi pendidikan merupakan sebuah
disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti dan membahas seluruh
tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah
laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku
mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Di dalam faktor
psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar
antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik dalam
mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan
optimal. Oleh karena itu, mengapa sebagai calon pendidik bukan hanya pendidik
Pkn, kita patut mendalami psikologi pendidikan dan bimbingan yang nantinya
akan memberikan banyak kontribusi kepada calon pendidik untuk meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda.
Berikut terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan:
1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student),
Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang
berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang
lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat
pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing
potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap
siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien
serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran
harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-
masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui
mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika
metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi
peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
3. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang
kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa
dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik.
Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana
seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam
kelas bisa berjalan secara efektif.
4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga
diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan
bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik
mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang
pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara
emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional
yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran
juga akan tercipta secara menyenangkan.
5. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan
evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari
psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan
penilaian dan evaluasi secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu
dengan yang lainnya.
Selain itu, Psikologi dalam dunia pendidikan juga berperan dalam rangka
mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap
faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal
yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan
bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
4. Menurut Surya (1996. hlm, 3) berdasarkan kenyataannya sering kali ditemukan
rendahnya prestasi belajar siswa bersumber dari sikap dan kebiasaan belajar yang
kurang baik, misalnya siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran
dikelas, sering membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, tidak
memiliki catatan pelajaran, tidak masuk pada jam pelajaran tertentu dan
sebagainya. Berbagai perilaku yang nampak pada siswa tersebut dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar
siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah kurangnya
motivasi belajar.
Suhaimin (2008. hlm, 35) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi
rendah dalam belajar dapat dilihat melalui ciri-ciri di antaranya sebagai berikut :
jarang mengerjakan tugas, mudah putus asa, harus memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi, kurang semangat belajar, tidak mempunyai semangat untuk
mengejar cita-cita, tidak seneng mencari dan memecahkan soal-soal.
Terdapat berbagai alternatif lain sebagai upaya dan usaha yang dapat
meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti:
1. Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
pengembangan bahan belajar sudah dilakukan dengan mengacu kepada teknik-
teknik, konsep-konsep atau teori-teori pengembangan dan penulisan modul.
Misalnya, menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari
yang sederhana ke kompleks, dari yang mudah ke sukar, dari yang jenis media
yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa
dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik
dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya
secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses
pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.
2. Melalui Awal Pembelajaran yang Baik
Pertama mengecek kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai.
Dengan demikian baik fisik dan mentalnya terjaga dan siap mengikuti pelajaran.
Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul Kedua,
Mengutarakan mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan dibahas atau
didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang lalu serta
kaitannya dengan modul yang didiskusikan. Perhatian siswa terhadap mata
pelajaran bersangkutan susdah lebih dipusatkan. Melalu penjelasan hubungan
materi yang lalu dengan materi yang dibahas sekarang, berarti guru merangsang
siswa untuk memunculkan informasi berupa fakta, konsep, prosedur, dan prinsip
yang telah ada dalam ingatan jangka panjangnya (long term memory).Informasi
yang telah dipunyai itu dapat mempermudah mempelajari informasi yang baru.
3. Membentuk kelompok
Untuk menunjang beberapa upaya tersebut , Perlu dibentukya kelompok. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar
mandiri.

Referensi :
Syah, M.(2010). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Pratama, B.D. & Suharni. (2017). Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi
Siswa Underachiever. Jurnal Ilmiah Counsellia. 7 (1). 1-10.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sakerebau, J. Memahami Peran Psikologi Pendidikan bagi Pembelajaran. Jurnal Teologi
dan Pendidika Kristen Kontekstual. 1 (1). 96-111.
Novianti. (2015). Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jupendas. 2 (2). 55-60.
Setyawan, A.B. (2013). Upaya Meningkatkan Rendahnya Motivasi Mengikuti Proses
Pembelajaran di Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII A
SMP Islam Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang.
Ulfah, N. (2018). Pengembangan Kompetensi Profesional Calon Guru PKn MI :
Pemahaman Tentang Paradigma Baru PKn. Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis
Sains. 3 (1). 50-64.

Anda mungkin juga menyukai