A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dan berikan alasannya, disertai rujukan pustaka!
B. Uraikan jawaban anda dengan jelas, singkat dan tepat disertai rujukan pustaka!
(Buku/Jurnal)
1. Adanya situasi darurat seperti pandemic COVID-19 atau mungkin bencana lainya
dikemudian hari yang mengharuskan belajar dengan system online. Menurut anda sudah
tepatkah pembelajaran online tersebut? Berikan alasan dan rekomendasi pembelajaran
yang tepat menurut anda?
2. Siswa merasa jenuh melaksanakan pembelajaran dengan sistem online dikarenakan
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru. Strategi pembelajaran apa yang akan anda
pilih sebagai calon guru PKn untuk menghilangkan kejenuhan siswa tersebut? Uraikan
alasannya?
3. Uraikan mengapa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan berperan penting bagi Anda
sebagai calon pendidik (Pkn) dimasa yang akan datang?
4. Murid beresiko biasanya kurang termotivasi dan berprestasi rendah, serta sering kali
ditempatkan di kelas yang menekankan remediasi. Jelaskan apa alternatif yang bias
menangani masalah ini menurut Anda.
Jawaban
1. Menurut pendapat saya, dengan adanya kondisi darurat yang terjadi sekarang
seperti pandemi COVID-19 yang tidak memungkinkan untuk melakukan proses
pembelajaran bertatap muka secara langsung dan mengharuskan kita untuk tetap
diam di rumah, pembelajaran online sudah pantas dilakukan. Karena pada
dasarnya pembelajaran online menjadi satu-satunya alternatif yang tepat agar
tetap berlangsungnya proses pembelajaran di tengah pandemi ini. Hal ini karena
didukung oleh perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesat.
Pembelajaran online memberikan dampak yang positif terhadap pendidikan
karena tujuan pendidikan masih dapat tercapai dengan adanya pembelajaran
online ini. Dengan ini pula menjadikan pendidik juga anak didik lebih paham lagi
dalam mengenai teknologi. Karena pada dasarnya pembelajaran online tidak akan
berjalan sempurna jika pihak-pihak yang terlibat kurang memiliki pemahaman
dalam bidang teknologi.
2. Pada situasi darurat covid 19 pembelajaran online dirasa memberatkan siswa
dalam belajar karena siswa diberikan tugas dengan begitu banyak, stategi
pembelajaran online agar tidak membuat siswa jenuh adalah dengan cara tenaga
pendidik dan peserta didik tetap bertatap muka online sehingga adanya interaksi
baik itu siswa dengan guru maupun dengan siswa lainnya menggunakan aplikasi
seperti zoom, adanya diskusi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat siswa
tidak jenuh karena akan merasa seperti belajar disekolah. Model pembelajaran
yang digunakan yaitu Discovery Learning Model pembelajaran ini menekankan
agar siswa mampu menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran
secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya namun dengan
bimbingan dan pengawasan guru agar pembelajaran yang mereka dapatkan
terbukti benar. Melalui model discovery learning siswa menjadi lebih dekat
dengan apa yang menjadi sumber belajarnya, rasa percaya diri siswa akan
meningkat karena dia merasa apa yang telah dipahaminya ditemukan oleh dirinya
sendiri, kerjasama dengan temannya pun akan meningkat, serta tentunya
menambah pengalaman siswa.
3. Menurut Muhibbin Syah (2010 hlm 24) Psikologi pendidikan merupakan sebuah
disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti dan membahas seluruh
tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah
laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku
mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Di dalam faktor
psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar
antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik dalam
mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan
optimal. Oleh karena itu, mengapa sebagai calon pendidik bukan hanya pendidik
Pkn, kita patut mendalami psikologi pendidikan dan bimbingan yang nantinya
akan memberikan banyak kontribusi kepada calon pendidik untuk meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda.
Berikut terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan:
1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student),
Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang
berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang
lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat
pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing
potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap
siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien
serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran
harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-
masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui
mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika
metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi
peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
3. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang
kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa
dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik.
Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana
seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam
kelas bisa berjalan secara efektif.
4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga
diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan
bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik
mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang
pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara
emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional
yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran
juga akan tercipta secara menyenangkan.
5. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan
evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari
psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan
penilaian dan evaluasi secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu
dengan yang lainnya.
Selain itu, Psikologi dalam dunia pendidikan juga berperan dalam rangka
mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap
faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal
yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan
bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
4. Menurut Surya (1996. hlm, 3) berdasarkan kenyataannya sering kali ditemukan
rendahnya prestasi belajar siswa bersumber dari sikap dan kebiasaan belajar yang
kurang baik, misalnya siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran
dikelas, sering membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, tidak
memiliki catatan pelajaran, tidak masuk pada jam pelajaran tertentu dan
sebagainya. Berbagai perilaku yang nampak pada siswa tersebut dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar
siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah kurangnya
motivasi belajar.
Suhaimin (2008. hlm, 35) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi
rendah dalam belajar dapat dilihat melalui ciri-ciri di antaranya sebagai berikut :
jarang mengerjakan tugas, mudah putus asa, harus memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi, kurang semangat belajar, tidak mempunyai semangat untuk
mengejar cita-cita, tidak seneng mencari dan memecahkan soal-soal.
Terdapat berbagai alternatif lain sebagai upaya dan usaha yang dapat
meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti:
1. Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
pengembangan bahan belajar sudah dilakukan dengan mengacu kepada teknik-
teknik, konsep-konsep atau teori-teori pengembangan dan penulisan modul.
Misalnya, menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari
yang sederhana ke kompleks, dari yang mudah ke sukar, dari yang jenis media
yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa
dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik
dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya
secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses
pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.
2. Melalui Awal Pembelajaran yang Baik
Pertama mengecek kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai.
Dengan demikian baik fisik dan mentalnya terjaga dan siap mengikuti pelajaran.
Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul Kedua,
Mengutarakan mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan dibahas atau
didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang lalu serta
kaitannya dengan modul yang didiskusikan. Perhatian siswa terhadap mata
pelajaran bersangkutan susdah lebih dipusatkan. Melalu penjelasan hubungan
materi yang lalu dengan materi yang dibahas sekarang, berarti guru merangsang
siswa untuk memunculkan informasi berupa fakta, konsep, prosedur, dan prinsip
yang telah ada dalam ingatan jangka panjangnya (long term memory).Informasi
yang telah dipunyai itu dapat mempermudah mempelajari informasi yang baru.
3. Membentuk kelompok
Untuk menunjang beberapa upaya tersebut , Perlu dibentukya kelompok. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar
mandiri.
Referensi :
Syah, M.(2010). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Pratama, B.D. & Suharni. (2017). Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi
Siswa Underachiever. Jurnal Ilmiah Counsellia. 7 (1). 1-10.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sakerebau, J. Memahami Peran Psikologi Pendidikan bagi Pembelajaran. Jurnal Teologi
dan Pendidika Kristen Kontekstual. 1 (1). 96-111.
Novianti. (2015). Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jupendas. 2 (2). 55-60.
Setyawan, A.B. (2013). Upaya Meningkatkan Rendahnya Motivasi Mengikuti Proses
Pembelajaran di Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII A
SMP Islam Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang.
Ulfah, N. (2018). Pengembangan Kompetensi Profesional Calon Guru PKn MI :
Pemahaman Tentang Paradigma Baru PKn. Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis
Sains. 3 (1). 50-64.