Anda di halaman 1dari 3

C.

Pembinaan Warga Gereja Terhadap Pemuda


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembinaan adalah “suatu usaha,
tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh
hasil yang lebih baik". Sehubungan dengan hal itu dapat dikatakan bahwa
pembinaan itu adalah tindakan yang dilakukan sekelompok manusia untuk dapat
bertingkah laku lebih baik. Pembinaan bukan hanya bersifat jasmani saja, tetapi juga
bersifat hal yang rohani sebagaimana dikatakan dalam UUD 1945, P4, GBHN, Tap
MPR 1988, yaitu: “Pembinaan itu merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas
indonesia, baik jasmani maupun rohani atas seluruh masyarakat”.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pembinaan adalah sebagai
tindakan atau upaya dalam meningkatkan kualitatif kerohanian sebaik mungkin yang
telah menerima pembinaan yang baik akan terlihat dari gaya hidupnya sehari-hari.
Pembinaan mengandung suatu maksud untuk mengusahakan sesuatu lebih baik,
semakin meningkat, semakin maju dan berkualitas. Dalam realitas kehidupan
pemuda, secara terus menerus banyak mengalami pembaharuan. Pembaharuan
yang dimaksud ialah adanya proses pertumbuhan kerohanian para pemuda
ditengah-tengah gereja atau pun jemaat. Apabila pemuda tidak mendapat suatu
pembinaan secara motivasi dan karakter dengan baik, maka mereka akan hidup
menurut cara atau pun prinsip mereka masing-masing. Dalam Amsal 22:6, dikatakan
“didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya
pun ia tidak akan menyimpang pada jalan itu”. Dalam ayat ini sangat jelas sekali
dikatakan bahwa pemuda sangat perluh dibinah atau dengan kata lain dididik agar
pada masa hidup mereka selalu terbina oleh Firman Tuhan.
Pemuda harus dibina dengan baik agar menjauhkan diri dari dunia dan dosa,
mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, menyerahkan dan
mempersembahkan diri kepada Allah. Dengan kata lain, punya persekutuan yang
intim dengan Kristus (1 Yohanes 2:15-17). Dalam situasi dinamika perkembangan
dan kemajuan dunia sekarang, warga gereja perlu mendapatkan pembinaan yang
baik melalui lembaga atau pun orang-orang yang berwenang bertindak sebagai
pembina-pembina rohani. Gereja yang tidak melaksanakan pembinaan secara
maksimal terhadap pemudanya, maka sesungguhnya gereja itu telah kehilangan
eksistensinya sebagai fungsi yang sebenarnya. Kehadiran gereja ditengah-tengah
dunia ini punya misi yang jelas diberikan Tuhan Yesus Kristus yaitu menjadi garam
dan terang dan membawa jiwa-jiwa kepada Yesus Kristus.
Gereja dalam melaksanakan pembinaan terhadap pemuda dapat dilakukan
dengan pembinaan secara motivasi dan karakter. Walaupun metode dan cara
pembinaan begitu luas namun hal itu tidak cukup untuk lebih efektif dan efisien
dalam mendewasakan kerohanian para pemuda. Itu sebabnya para pemuda perlu
dibina dengan baik dan di didik, agar pemuda mempunyai motivasi yang jelas dan
juga memiliki karakter yang baik dalam kehidupan. Dengan melalui pembinaan
secara motivasi dan karakter yang baik dan benar, maka kehidupan pertumbuhan
kerohanian pemuda semakin meningkat dan semakin percaya untuk lebih meyakini
Allah dan Firman-Nya yang hidup dan berkuasa dan dapat hidup serta memegang
janji-janjinya yang berpusatkan pada Kristus Yesus berdasarkan ajaran-ajaran
Alkitab serta menghubungkan Firman Allah dengan kehidupan para pemuda.
Salah satu indikasi keberhasilan gereja adalah keterkaitan yang tinggi
gembala terhadap perbaikan pembinaan. Gembala sesuai dengan gereja yang
dipimpinnya perlu memahami program pembinaan masing-masing. “Membina
pemuda ialah mengembangkan profesi, termasuk kepribadian mereka sebagai
pelayan”. Untuk meningkatkan profesionalisme dan kepribadian pemuda, sangat
perlu adanya pembinaan dari gembala. Dengan memberi pembinaan, diharapkan
pemuda lebih bertanggung jawab pada tugas yang di emban. Pembinaan kepada
pemuda dilakukan oleh gembala pemuda selaku kordinator. Dengan demikian
seorang kordinator berkewajiban untuk selalu membina, dalam arti berusaha untuk
meningkatkan pelaksanaan penyelenggaraan pembinaan yang lebih baik.
Pembinaan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mencapai
perubahan hidup, yang meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan perilaku yang dapat digambarkan sebagai kedewasaan dalam Kristus. Sasaran
yang hendak dicapai dalam pembinaan meliputi dua segi, baik kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif berarti setiap orang percaya dapat berbuah banyak
dalam kehidupannya (Yohanes 15:8), hidup dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga
menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23). Secara kuantitatif berarti seorang murid
harus berlipatganda atau bermultiplikasi (Matius 28:19-20; 2 Timotius 2:2). 1

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi


lebih baik. Dalam hal ini menunjukan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan,
1
Putra hendra s. Sitompul, Pembinaan Pemuda http://misi.sabda.org/pembinaan orang percaya
dalam konteks global.
evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu.
Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan,
proses, atau pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan bisa menunjuk kepada
“perbaikan” atas sesuatu.2
Dalam kurun-kurun waktu itulah manusia mengalami berbagai hal, termasuk
pembinaan dan pendidikan, baik anak-anak dan remaja maupun pemuda dan
dewasa. Keluarga merupakan sel terkecil di dalam jemaat dan juga di dalam
masyarakat dan bangsa di mana pun di dunia ini. Martin Luther mengatakan bahwa
Family is the school of character. Hal itu berarti bahwa keluarga merupakan basis
utama dan pertama bagi bidik anggota keluarga, khususnya pemuda dalam
lingkungan keluarga tersebut. Bilamana karakter atau watak para pemuda mendapat
pembinaan dan pendidikan yang baik dan berhasil dilingkungan keluarga, saya
pribadi yakin sepenuhnya bahwa pemuda tersebut akan berhasil juga di luar
keluarga, entah di sekolah, perguruan tinggi atau pun dalam masyarakat luas. 3

DAFTAR PUSTAKA
Putra hendra s. Sitompul, Pembinaan Pemuda http://misi.sabda.org/pembinaan

orang percaya dalam konteks global.

Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Publik Konteporer. Jakarta: 2008.hal.207.

Dr. Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan. PT Bpk Gunung Mulia Jakarta

2
Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Publik Konteporer. Jakarta: 2008.hal.207.
3
Dr. Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan. PT Bpk Gunung Mulia Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai