Anda di halaman 1dari 5

Efektivitas Obat Bisa Dipengaruhi oleh Bentuk Kristal Zat Aktifnya

Zat aktif obat dalam bentuk padatan dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu padatan
kristal dan padatan amorf.   Bentuk padatan kristal dalam farmasi merupakan salah satu
bentuk padatan yang stabil. contohnya yaitu banyak obat terdapat dalam bentuk kristal padat
karena stabilitas dan kemudahan penanganan selama berbagai tahap pengembangan obat.
Padatan kristal bisa berbentuk polimorf, solvat atau hidrat. Sedangkan amorf merupakan
bentuk padatan yang kurang stabil dibandingkan dengan kristal dan memiliki titik lebur yang
melebar (luas).

Banyak obat terdapat dalam bentuk kristal padat karena stabilitas dan kemudahan
penanganan selama berbagai tahap pengembangan obat. Padatan kristal bisa berbentuk
polimorf, solvat atau hidrat. Sedangkan amorf merupakan bentuk padatan yang kurang stabil
dibandingkan dengan kristal dan memiliki titik lebur yang melebar (luas), oleh karena itu
identifikasi kristal akan lebih mudah dibandingkan bentuk amorf.

1. Kristal: contoh aplikasi dibidang Farmasi yaitu penisilin G natrium


Contoh aplikasi kristal lain sebagai berikut:
a. Atorvastatin
Kalsium atorvastatin merupakan salah satu obat anti-kolesterol yang memiliki
bentuk kristal yang banyak dan dengan kelarutan yang kurang baik, dengan
bioavailabilitas yang hanya mendekati 14%.

b. Monohidrat Teofilin
Monohidrat teofilin mengandung lebih banyak ikatan hydrogen dibandingkan
dengan anhidrat teofilin. Sehingga monohidrat teofilin lebih kuat secara mekanik
daripada teofilin anhidrat.

c. Theobroma oil
Theobroma oil yang merupakan basis suppositoria, dikembangkan Kristal bentuk
α, sehingga dapat menurunkan titik leleh. bentuk α merupakan fase metastabil, yang
berubah secara perlahan dari β1 kepada bentuk β.
d. Insulin
Durasi aksi dari insulin injeksi dikontrol oleh bentuk Kristal.
2. Amorf
Avicel dibuat dalam bentuk amorf dan digunakan sebagai pengisi dalam produksi
tablet dengan metode granulasi basah dan kempa langsung. Contoh lain dari aplikasi
amorf pada bidang farmasi yaitu insulin dengan bentuk amorf seperti Prompt Insulin
Zinc.Susp akan lebih cepat diabsorpsi dibandingkan dengan insulin bentuk kristal
seperti Extended Insulin ZinC.Susp.
3. Polimorf
Bahan obat menunjukkan sifat polimorf artinya mereka berkemampuan muntuk
muncul dalam modifikasi yang berlainan.
Contoh: Ritonavir merupakan obat anti-HIV.
4. Hidrat solvat
Padatan dapat membentuk solvat dan hidrat.  Suatu padatan yang mengandung
molekul air disebut hidrat sedangkan yang mengandung pelarut organik disebut dengan
solvat. Solvat dapat terbentuk ketika pelarut organik murni atau campuran pelarut
digunakan sebagai pelarut untuk mengkristalisasi senyawa. Dalam produksi antibiotik
aplikasi hidrat solvat bertujuan untuk menutupi rasa pahit zat aktif. Contoh lain yaitu
nevirapine obat untuk megontrol infeksi HIV.

5. Ko-kristal
Fasa asam pada tablet effervescent dibuat dengan bentuk ko-kristalnya, salah satu
fase asam berasal dari asam askorbat vitamin C, pembentukan fase asam dengan bentuk
ko-kristal berpengaruh terhadap water uptake sediaan effervescent selama waktu
penyimpanan dan solubilitas effervescent dalam air.

Mengenal Bentuk Kristal dan Amorf Pada Bahan Obat Padatan


Bahan obat bentuk padatan merupakan suatu objek yang terdiri dari atom-atom yang
digabungkan oleh ikatan kimia. Oleh karena itu, sifat fisik suatu padatan dipengaruhi oleh
atom-atom penyusunnya.

Tahapan Kristalisasi

Kristalisasi adalah poses perubahan struktur material dari fasa amorf menjadi kristal.
Kristalisasi merupakan proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan yaitu
perubahan dari fasa cair kefasa padat Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap sebagai
berikut:

1. Pengintian
Pengintian merupakan proses terdispersinya suatu molekul padatan pada larutan
kemudian berkumpul dan membentuk bibit kristal berukuran nm yang belum stabil.
Menurut Yoshioka and Valentino tahun 2002, pengintian kristal dibagi menjadi dua
yaitu (Triwikantoro, 2002):
 Primery Nucleation, pengintian yang terjadi akibat penggabungan molekul-molekul
solut membentuk clusters yang kemudian tumbuh menjadi kristal.
 Secondary Nucleation, pengintian yang terjadi jika krista lbertabrakan dengan bahan
lain, pengaduk, dinding/pipa tangki.
2. Pertumbuhan Kristal
Setelah proses pengintian, terjadi pengikatan molekul lain dan pada ukuran
tertentu inti kristal akan membentukstruktur yang sama dan ukuran kristal akan
membesar (Triwikantoro, 2002). Pertumbuhan kristal ditentukan oleh laju difusi zat
terlarut pada permukaan kristal dan laju pengendapan zat terlarut pada kristal tersebut
(Samant and O’young, 2006).

Diagram Transformasi Fasa Dari Amorf Menuju Fasa Kristal

1. Kristalisasi Polimorfik
Pembentukan kristal dari fasa amorf dengan komposisi kimia yang sama dan nilai
energi bebas yang minimum.

2. Kristalisasi Primer

Pembentukan kristal dari fasa amorf menjadi kristal dengan sisa fasa amorf.

3. Kristalisasi Eutektik

Pembentukan kristal dari fasa amorf menjadi kristal dengan komposisi berbeda.
KARAKTERISASI KRISTAL BAHAN PADAT AKTIF FARMASI : REVIEW
CHARACTERIZATION OF SOLID STATE API CRYSTALS : REVIEW

Dari review jurnal didapat hasil yaitu Fasa padat Pharmaceutical Compound terdiri
dari amorf dan Kristalin. Amorf yang berarti Zat padat yang tidak mempunyai struktur
Kristal. Kristalin Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin
atau polimorf.

Polimorf dapat diketahui dapat menimbulkan perbedaan yang signifikan dalam sifat
fisikokimia senyawa, misalnya, titik leleh, kepadatan, morfologi, kelarutan dan warna. Selain
polimorf bentuk kristal lain yaitu garam dan co-kristal.

Kristalisasi

Kristalisasi terbagi menjadi 2 proses yaitu: Nukleasi dan pertumbuhan kristal.

Berdasarkan tabel Teknik analisis pada karakterisasi fasa padat BAF didapatkan hasil yaitu:

Molekular, Partikulat dan Bulk.

1. Molekular
a. spektroskopi Mid-IR, FTIR, ATR9 memiliki keterangan yaitu vibrasi
intramolekuar, ikatan hidrogen pada bentuk polimorfis yaitu pergantian peak dan
pada bentuk amorf yaitu pelebaran peak, didapatkan kelebihan pada metode ini
yaitu Jumlah sampel sedikit, akuisisi data yang relatif cepat, dll. Sedangkan untuk
kelemahannya yaitu preparasi sampel pada FT-IR dan DRIFTS dapat
menginduksi transformasi fasa padat.
b. Raman memiliki keterangan yaitu Informasi kimiawi yang spasial dengan setup
imaging - Vibrasi intramolekul bentuk polimorf : pita unik, perubahan peak.
c. Pada Fasa padat nuclear magnetic resonance (ssNMR)9,13,17 memiliki
keterangan yaitu Nuclei dan interaksi kimia - Interaksi molekul obat-obat atau
obateksipien, didapat kelebihannya yaitu non destruktif - kuantitatif dan kualitatif
dan kekurangannnya adalah data akuisisi lama - relatif mahal.
2. Partikulat
a. Spektroskopi Terahertz pulsed Spectroscopy memiliki keterangan yaitu vibrasi
intramolekular dan kisi bentuk polimorf : peak unik bentuk amorf : tanpa fitur
spektra.
b. X-ray Powder X-ray Diffraction, memiliki keterangan yaitu informasi struktur
5- 90º2θ bentuk polimorf : difraksi peak unik bentuk amorf : tidak memiliki
peak, broad halo
c. Single Crystal Diffraction10, metode tradisional - informasi struktural 0.01
hingga 3o 2θ
d. Differential scanning calorimetry (DSC), elemen thermal : glass-thermal
temperature (Tg), temperature kristalisasi (Tc) dan suhu lebur (Tm),

3. Bulk terdiri dari Titrasi Karl Fischer3, memiliki keterangan yaitu kandungan air -
penggunaan pada konjugasi dengan TGA/DVS - luas area sampel.

Berdasarkan tabel kedua yaitu Analisis Kristal fasa padat Bahan Aktif Farmasi sampel- samel
yang dipakai adalah sulfsahiazol, teofilin, kalsium atrovastin, mebendazol, Nitrendipin,
Piroxicam, Indometasin, Kuinidin, Isoniazid, dan Norfloxacin.

Metode lain dalam jurnal ini adalah Metode X-Ray Diffraction dan Metode Spektroskopi dan
Metode Thermal.

 Metode X-Ray Diffraction dalam survei ini analisis bentuk kristal biasanya
melibatkan penggunaan baik PXRD atau metode spektroskopi atau kombinasi
keduanya.
 Metode Spektroskopi yaitu Spektroskopi Raman dan Fourier transform infrared (FT-
IR), cenderung lebih praktis dibandingkan metode spektroskopi lainnya karena tidak
ada persiapan sampel diperlukan sebelum sampel analisis.
 Metode Thermal memberikan informasi mendasar pada sistem polimorfik dan
kristal.memberikan informasi mendasar pada sistem polimorfik dan kristal.
 Ko-Kristal Difraksi sinar-X adalah metode yang dilakukan pada karakterisasi Ko-
Kristal Indometasin. PXRD memungkinkan indentifikasi fingerprint konvensional
untuk mengidentifikasi bentuk polimorfisme baru dari campuran fisik BAF dan
koformer.

Berdasarkan dari review diatas didapat hasil kesimpulan tiga metode yang paling umum
digunakan adalah DSC, PXRD, SCXRD, dan spektroskopi FT-IR.

Anda mungkin juga menyukai