POSTED BY REGHA DIKRIA NURBETHA, S.MB ⋅ APRIL 22, 2009 ⋅ LEAVE A COMMENT
REKRUTMEN
adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel, untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi
5 Proses rekrutmen
1. Dalam Organisasi :
1.
10 Kebijaksanaan pemberian kompensasi
Status dari pegawai
Perencanaan SDM
Tuntutan tugas yang kelak akan dilaksanakan
2. Kebiasaan para pencari kerja
15 3. Kondisi eksternal
1.
Tingkat pengangguran
Kompetitor
Kelangkaan skill & pengetahuan
20 Peraturan perundangan tenaga kerja
Praktek rekrutmen organisasi lain
Seleksi
Proses memilih pelamar sampai dengan memutuskan pelamar mana yang diterima atau
ditolak untuk menjadi pegawai
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PROSES SELEKSI
• Tantangan etis
• Tantangan organisasi
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES SELEKSI
• Penyelenggaraan ujian
• Psycho-test
10 • Tes Pengetahuan
• Tes Keterampilan
• Wawancara seleksi
• TIPE-TIPE WAWANCARA :
• Tidak terstruktur
15 • Terstruktur
• Pemecahan masalah
• PROSES WAWANCARA :
20 • Persiapan wawancara
• Mengakhiri wawancara
• Evaluasi kesehatan
• Pengenalan pekerjaan
Orientasi
Aspek Organisasi
– Sejarah
– Ketentuan normatif
– Produk Organisasi
– Budaya organisasi
15 Kepentingan Pegawai
– Penghasilan
– Jam Kerja
– Hak cuti
– Pensiun
– Team work
25 Perkenalan
PENEMPATAN PEGAWAI
Penempatan adalah penetapan tugas (assignment) bagi pegawai baru, atau penugasan
baru (reassignment) bagi pegawai lama.
Penempatan, biasanya merupakan kewenangan dari atasan langsung (Kepala unit kerja)
pegawai ybs, setelah dikonsultasikan dengan manajemen.
5 Peran dari HR Dept (unit kerja pengelola SDM) adalah memberikan saran kepada
manajemen dan konseling untuk pegawai ybs.
Promosi
A promotion occurs when an employee is moved from a job to another position that is
10 higher in pay, responsibility, and/ or organizational level.
Promotions usually are based on merit (superior performance in the current job) and/ or
seniority (length of service).
Transfer
Transfers occurs when an employee is moved from a job to another position that is
15 relatively equal in pay, responsibility, and/ or organizational level.
Transfer has beneficial to jobholders, since the experience may provide a person with new
skills and a different perspective.
Demosi
Demotions occurs when an employee is moved from a job to another position that is lower
20 in pay, responsibility, and/ or organizational level.
Demotions seldom hold positive outcomes for the individual. Usually associated with
discipline; poor job performance; inappropriate behavior.
10 • Sumber Rekrutmen
Ada dua sumber rekrutmen menurut (Schuler & Jackson, 2006), yaitu:
7. Sumber internal terdiri dari: a. Promosi b. Transfer c. Penarikan Kembali (Rehire)
Sumber internal merupakan sumber rekrutmen yang berasal dari internal organisasi,
melalui promosi karyawan yang sudah bekerja, transfer dari satu bagian ke bagian yang
15 lainnya ataupun penarikan kembali karyawan yang pernah bekerja di suatu organisasi.
8. Sumber eksternal merupakan sumber rekrutmen yang berasal dari luar organisasi
terdiri dari: a. Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Kejuruan b. Akademi dan
Universitas c. Pesaing dalam Pasar Tenaga Kerja d. Mantan Karyawan e. Pengangguran
f. Wirausahawan.
20
• Pentingnya Rekrutmen
Rekrutmen termasuk fungsi-fungsi MSDM yang mempunyai Peranan strategis
dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan
25 kebutuhan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam analisis pekerjaan khususnya
deskripsi dan spesifikasi. Kedua kegiatan tersebut didahului oleh kegiatan analisis
pekerjaan dan perencanaan sumber daya manusia. Hal ini berarti bahwa kegiatan
rekrutmen harus didasarkan pada suatu kebutuhan yang dialami organisasi, baik dalam
fisik maupun dari segi kemampuan dan keterampilan. Pelaksanaan kedua kegiatan
30 tersebut secara wajar dan dikerjakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen yang
baik, akan dapat mencegah suatu organisasi akan mengalami surplus pegawai, kecuali
karena adanya faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi itu
sendiri.
Secara garis besarnya tujuan rekrutmen ada 2 (dua) yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus:
• Tujuan umum rekrutmen adalah menyediakan suatu tempat (pool) calon
karyawan / tenaga yang memenuhi syarat bagi suatu organisasi atau perusahaan.
Rumusan tujuan akan menentukan hasil yang diperoleh, oleh karena itu rumusan tujuan
harus memenuhi kriteria. Kriteria tujuan menurut Akdon ( 2006 : 144), dengan
5 mengambil pola quantum learning. Dirumuskan dalam bentuk kata PAIN, yaitu
Profitable, Achievable, Important, and Numerical (No pain no again) dan GAIN (Goals are
improvement number), maksudnya: (1) harus menguntungkan (2) harus terjangkau (3)
memenuhi jumlah yang dibutuhkan (4) sesuai dengan kebutuhan yang dianggap
penting
10 (5) untuk mencapai hasil yang meningkat.
• Tujuan khusus rekrutmen adalah sebagai berikut: (a) Untuk mempersiapkan
proses seleksi agar dapat terpenuhinya calon yang memenuhi syarat berdasarkan
perencanaan SDM, desain organisasi, analisis pekerjaan dan analisis proyeksi
pekerjaan/jabatan. (b) Untuk memenuhi kebutuhan personel pada masa sekarang dan
15 yang akan datang atas dasar perencanaan SDM, desain organisasi, analisis pekerjaan dan
analisis proyeksi. (c) Untuk menentukan kebutuhan rekrutmen perusahaan dimasa
sekarang dan masa yang akan datang berkaitan dengan perubahan besar dalam
perusahaan, perencanaan SDM, pekerjaan desain dan analisa jabatan. (d) Untuk
meningkatkan pool calon karyawan yang memenuhi syarat seefisien mungkin. (e) Untuk
20 mendukung inisiatif perusahaan dalam mengelola tenaga kerja yang beragam. (f)
Membantu meningkatkan keberhasilan proses seleksi dengan mengurangi calon
karyawan yang sudah jelas tidak memenuhi syarat atau yang terlalu tinggi kualifikasinya.
(g) Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama
bekerja. (h) Untuk mengevaluasi efektif tidaknya berbagai teknik dan lokasi rekrutmen
25 bagi semua jenis pelamar kerja. (i) Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan
terhadap program-program tindakan alternatif dan pertimbangan hukum dan sosial lain
menurut komposisi tenaga kerja.
• Seleksi Karyawan
30 • Pengertian Seleksi
1. Seleksi adalah usaha pertama yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh
karyawan yang kualifikasi dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua
pekerjaan pada perusahaan.
2. Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau
menolak
seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
8
kemungkinankemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada
pekerjaannya.
9
• Proses Seleksi
Adapun proses seleksi sebagai berikut:
Tes
10 Wawancara awal
↓
15 ↓
Wawancara mendalam
25
Proses Seleksi pada Gambar diatas adalah sebagai berikut:
• Penyaringan Pelamar
11
Beberapa faktor, seperti motivasi keterampilan antara individu
pun merupakan sebagai panduga seperti sesuatu yang tak dapat
diduga
• Wawancara Awal
5
Wawancara awal berguna untuk memilih secara cepat apakah pelamar
cocok untuk pekerjaan yang ditawarkan. Wawancara dapat dilakukan untuk
melihat pengalaman kerja, tingkat gaji yang diinginkan, dan kemauan untuk
dimutasi
12
atau dipromosikan. Wawancara ini biasanya tidak dilakukan apabila pelamar
jumlahnya cukup besar karena akan memakan biaya dan tidak efesien
• Evaluasi Latar Belakang
13
digali malah tidak terjawab dari pelamar
• Menurut tujuan (wawancara di bagi menjadi 2 yaitu: stress
dan wawancara penilaian)
4 Wawancara stress adalah sebuah wawancara dimana pelamar dibuat jengkel
5 dengan serangkaian pertanyaan yang bersifat menyudutkan, apakah pelamar
akan terpengaruh atau berubah dalam menghadapi situasi penuh tekanan.
Wawancara ini termasuk model terstruktur karena pertanyaan sudah disiapkan
sebelumnya.
5 Wawancara penilaian adalah wawancara pada pelamar dimana mereka diminta
10 untuk menjelaskan keputusan atau tindakan apa yang akan dilakukan apabila
menghadapi situasi yang mendesak dalam organisasi. Tujuannya untuk
mengetahui bagaimana perilaku pelamar apabila menghadapi konflik dalam
organisasi.
• Menurut isi wawancara (wawancara di bagi menjadi 2 yaitu:
15 situasion dan wawancara perilaku)
6 Wawancara situasional, adalah wawancara yang berisi seringkali pertanyaan
yang berhubungan dengan jabatan yang berfokus pada cara pelamar bertindak
pada situasi tertentu.
7 Wawancara penilaian jabatan, adalah wawancara yang terdiri atas serangkaian
20 pertanyaan yang berhubungan dengan jabatan yang akan diberikan pada
pelamar bertindak pada situasi tertentu.
• Menurut cara wawancara dilakukan (wawancara di bagi menjadi
2 yaitu: panel dan wawancara serial)
8 Wawancara panel, adalah wawancara yang dilakukan lebih dari satu orang atau
25 secara berkelompok terhadap seseorang pelamar atau lebih. Wawancara ini
bias berfungsi baik karena penilaian setiap wawancara dapat di cocokkan
dengan pewawancara lain. Wawancara ini membuat pelamar menjadi tegang
dan stres dalam menghadapi pewawancara karena dilakukan secara
berkelompok dan akan menimbulkan jabawaban yang tidak terarah dari
30 pelamar.
9 Wawancara serial, adalah wawancara dimana pelamar di wawancarai secara
berurutan oleh beberapa orang dan masing- masing menilai pelamar
berdasarkan bentuk standar yang ditetapkan organisasi. Pewawancara bias
mencocokan jawaban si pelamar apakah jawaban pelamar tetap konsisten
pada beberapa
pewawancara yang berbeda
- Merancang wawancara yang efektif
5 2. Pengambilan Keputusan
15 Tes atau ujian merupakan salah satu teknik yang luas digunakan dalam
proses pelaksanaan seleksi. Tes ini dapat berupa tes tertulis atau tes
praktek/simulasi. Tes tertulis adalah tes yang menggunakan kertas dan alat
tulis, dan tes praktek adalah tes yang dilakukan dengan cara calon diminta
mendemontrasikan tindakan atau prilaku tertentu sesuai dengan pekerjaan
20 yang akan diembannya.
c. Penjelasan Pekerjaan Secara Realistis
• Tahapan Seleksi
Berkaitan dengan alat dan tahapan seleksi yang dapat digunakan,
beberapa penulis menggunakan secara berbeda. Menurut Werther dan Davis
17
mengumumkan beberapa alat dan tahapan seleksi yang dapat digunakan
adalah (Priansa;2012:94):
18
2 Penerimaan pendahuluan.
5 4 Wawancara seleksi
6 Penilaian kesehatan
10
7 Wawancara dengan suverviseor
15 9 Keputusan penerimaan
3. Wawancara
25 4. Ujian tertulis
5 Hasil rekurutmen juga merupakan faktor yang tidak bias tidak harus
diperhatikan. Artinya, jenis dan sifat berbagai langkah yang harus diambil dalam
proses seleksi tergantung pada hasil rekrutmen. Jika, misalnya, jumlah pelamar
yang memenuhi atau mungkin mmelebihi persyaratan yang ditentukan jauh lebih
besar dari lowongan yang terjadi, sifat proses seleksi akan berbeda dengan sifat
10 proses seleksi apabila dari segi jumlah dan persyaratan tidak memenuhi harapan.
20
Dalam hal organisasai mempertahankan setatus quo, jumlah tenaga
kerja baru yang diperlukan menjadi sangat terbatas karena sekedar
mengganti tenaga kerja lama yang karena berbagai alasan tidak lagi bekerja
pada organisasi yang bersagkutan.
21
4. Kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan.
Secara etika dan moral tertentu praktek yang diskiminatif tersebut tidak
dapat dibenarkan. Tidak ada alas an apapun yang membenarkan tindakan
dan praktek demikian.
20
• Penempatan Karyawan
Menurut Rivai (2009:198) penempatan ialah mengelompokkan para
karyawan pada posisi kerja tertentu hal ini khusus terjadi pada karyawan baru.
25 Pendapat tersebut menegaskan saja, melainkan harus mencocokkan dan
membandingkan kualifikasi yang memiliki pegawai dengan kebutuhan dan
persyaratan dari suatu jabatan tertentu. Sehingga the right man on the right
place tercapai. Penempatan lebih banyak dibuat oleh manajer.
Kebutuhan penempatan staf dipenuhi melalui dua acara, yaitu menyewa
30 dari pihak luar perusahaan dan penugasan kembali karyawan yang ada atau
disebut sebagai penempatan dari dalam. Sering terjadi penugasan kembali
karyawan yang ada untuk menempati posisi barunya tanpa melalui program
orientasi. Dengan anggapan bahwa karyawan berpengalaman ini telah
mengetahui semua yang mereka butuhkan tentang perusahaan. Akan tetapi
sangat disayaangkan, asumsi itu tidak sepenuhnya benar. Karyawan yang
disebut
berpengalaman tersebut mungkin hanya mengetahui dengan baik
tentang rencana perusahaan, struktur, manfaat karyawan dan beberapa
kepentingan umum lainnya. Akan tetapi, karyawan yang dialihkan bisa jadi
memilki banyak persoalan antar personal dan hubungan pekerjaan.
5 Pengalihan pekerjaan yang berebda dalam departemen yang sama
membutuhkan persyaratan orientasi yang reltif kecil. Pergeraka di antara
departemen meminta orientasi lebih lengkap secara progresif, seperti untuk
meningkatkan promosi dan mencegah penurunan pangkat. Ketika karyawan yang
sudah ada ditugaskan ke pekerjaan baru, sebagai contoh, mereka jarang
10 membutuhkan program orientasi. Mungkin dalam hal ini bagian departemen
SDM biasanya tidak dibutuhkan, meskipun orientasi yang dilakukan penyelia
masih dibutuhkan untuk mempercepat sosialisai karyawan di dalam kelompok
kerja baru.
Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang
15 karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Kebanakan keputusan penempatan
dibuat oleh manajer lini. Biasanya penyelia karyawan dalam konsultasi dnegan
tingkat manajer lini yang lebih tinggi memutuskan penempatan masa depan
untuk setiap karyawan. Peranan departemen SDM adalah memebri pendapat
pada manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan
20 kepada karyawan. Dalam ondisi kendala-kendala tertentu, tiga hal pokok
keputusan penempatan adalah promosi, pengalihan dan penurunan pangkat.
Tiap keputusan seharusnya dilekatkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah
penempatan disebabkan oleh penurunan jumlah, penggabungan (merger),
akuisisi atau perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf.
25
• Jenis-Jenis Penempatan
3 Promosi
Sebuah promosi terjadi ketika seorang karywan dipindahkan dari satu
30 pekerjaan ke posisi yang lebih tinggi dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab
dana tau tingkat status keorganisasannya. Sering pula disebut sebagai proses
penugasan kembali seorang karyawan ke posisi yang lebih tinggi. Umumnya, hal
23
itu diberikan sebagai pengakuan dari kinerja masa lalu dan hal yang
menajanjikan
di masa depan.
24
Promosi memiliki manfaat, baik bagi perusahaan maupun karyawan.
Pertama, promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfatakan kemampuan
karywan untuk memperluas usahanya. Kedua, promosi dapat mendorong
tercapainya kinerja karyawan yang baik. Karyawan umumnya berupaya
5 melakukan pekerjaan sebaik mungkin jika mereka percaya bahwa kinerja tinggi
mengarah pada adanya promosi. Ketiga, terdapat korelasi signifikan antara
kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasaan kerja. Akan tetapi,
perusahaan yang sedang mengalami penurunan kegiatan usaha dan struktur
organisasi yang relatif ramping, hanya sedikit saja karyawan yang dapat
10 dipromosikan. Dengan kata lain, peluang promosi bagi karyawan sangat terbatas.
Ada dua pendekatan utama yang digunakan dalam merekrut karyawan untuk
karyawan, yaitu system prmosi tertutup dan terbuka. Pendekatan yang lebih
umum adalah pendekatan tertutup yang menempatkan unsur tanggung jawab
untuk mengidentifikasi karyawan yang dapat dipromosikan. Untuk itu, penyelia
15 seharusnya memiliki catatan tentang kandidat.
Selain itu, untuk me-review masa lalu dan menilai potensi bawahan, penyelia
mencari informasi tentang kandidat di departemen lain yang memiliki kualifikasi
tertentu. Promosi terbuka umumnya diarahkan untuk mereka yang paling
berkualifikasi dan diumumkan lewat papan pengumuman dan buletin. Jadi,
20 semua karyawan yang berminat dan merasa kualifikasinya terpenuhi, bebas
untuk melamar. Ditinjau dari sisi filosofi, dengan sistem terbuka perusahaan
telah bertindak secara trannsparan, adil dan tidak diskriminatif. Dalam
praktiknya, kedua sistem promosi di atas biasanya didasarkan pada aspek merit
dan senioritas. Kedua aspek tersebut dianggap layak dan objektif atau tidak bias
25 personal. Sementara itu, dapat terjadi promosi yang dilakukan perusahaan
mengandung bias, seperti karena pengaruh karakteristik personal (gender dan
ras), nepotisme, faktor-faktor sosial dan persahabatan.
2 Promosi berdasarkan merit
Promosi berdasarkan merit terjadi ketika seorang karyawan dipromosikan
30 karena kinerja yang luar biasa dalam pekerjaannya. Sebagai sebuah penghargaan
untuk upaya dan keberhasilan masa lalu. Kebanyakan keputusan promosi
menghadapi dua masalah yang mungkin ditemukan. Ketika promosi berdasarkan
24
merit digunakan, keputusan seharusnya merefleksikan kinerja perorangan,
tidak
bias seleksi. Hal ini dapat terjadi ketika pekerja terbaik yang merupakan anggota
25
dari kelas khusus, pengambilan keputusannya menimbulkan praduga. Pengambil
keputusan hendaknya tidak membolehkan praduga personal dapat
mempengaruhi promosi. Apabila keputusan promosi merupakan hasil dari bias
personal, perusahaan harus menghentikannya. Apalagi hal itu terjadi pada orang
5 yang memiliki kompetensi kurang. Untuk posisi yang lebih penting, hal ini
mengarahkan pada kinerja buruk dan kebencian karyawan lainnya.
Namun promosi berdasarkan system merit menyatakan bahwa secara
hierarki orang cenderung meningkatkan taraf ketidak- kompetensiannya.
Meskipun tidak seluruhnya benar, prinsip tersebut beralasan bahwa kinerja yang
10 baik dalam satu pekerjaan belum tentu menjamin hal sama di pekerjaan lainnya.
Misalnya, jika seorang dari para insinyur baru disewa oleh perusahaan tertentu
secara taat asas menghasilkan penghematan dalam biaya proses sebuah
rancangan baru, itulah sebuah contoh kinerja yang memuaskan. Akan tetapi,
anggaplah insinyur itu memang dipromosikan menjadi penyelia. Keahlian yang
15 dibutuhkan untuk menjadi penyelia yang efektif sangat berbeda dari yang
dibutuhkan untuk menjadi insinyur yang pertama. Jika itu terjadi, maka
perusahaan berpeluang akan memperoleh penyelia yang tidak efektif dan
kehilangan insinyur yang cemerlang.
26
semata-mata karena senioritas, di mana tidak semua karyawan memiliki
kemampuan yang sama.
4 Pengalihan (Transfer)
5 Pengalihan dan penurunan pangkat adalah dua kegiatan penempatan
karyawan pokok yang terjadi di sebuah perusahaan. Pengalihan terjadi manakala
seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi yang lain yang relatif
pembayaran gajinya sama, begitu pula tanggung jawabnya dan tingkat dalam
struktur organisasinya. Keluwesan sering merupakan kunci keberhasilan sebuah
10 perusahaan. Pengambil keputusan harus sanggup untuk merealokasikan orang
untuk memenuhi tantangan internal dan eksternal. Cara yang umum dilakukan
adalah pengalihan karyawan.
Pengalihan sangat bermanfaat bagi pemegang jabatan, karena
pengalamannya dapat dialihkan kepada seseorang dengan keterampilan baru
15 dan perspektif berbeda yang membuat orang itu menjadi pekerja dan kandidat
yang lebih baik untuk dipromosikan di masa depan. Pengalihan bisa memperbaiki
motivasi dan kepuasaan individual, khususnya untuk seseorang yang
mendapatkan tantangan yang kecil dalam pekerjaan lainnya. Bahkan jika
tantangan- tantangan tetap minimal, pengalihan sekurang-kurangnya
20 menawarkan beberapa keragaman yang dapat memperkuat perasaan puas
terhadap pekerjaannya.
Pengalihan kerja ke tempat lokasi lain dapat menyebabkan terjadinya
perpisahan antara suami sebagai pekerja yang dialihkan dengan istri dan anggota
keluarganya. Tidak jarang menimbulkan konflik kepentingan, yaitu kepentingan
25 interaksi sosial keluarga versus kepentingan promosi kerja. Oleh karena itu,
setiap keputusan yang diambil perusahaan harus banyak mempertimbangkan hal
itu. dengan kata lain, keputusan pengalohan kerja ke tempat atau lokasi lain
hendaknya merupakan keputusan keluarga pula. Namun, kalau secara kebetulan
suami istri bekerja pada perusahaan yang sama, tetapi pada departemen yang
30 lain tidaklah menjadi masalah. Di sini, tinggal bagaimana peran departemen SDM
untuk mengaturnya dengan baik agar keduanya dapat dialihkan ke lokasi yang
sama.
5 Penurunan Pangkat (Demosi)
Penurunan pangkat dapat pula dikatakan sebagai penugasan kembali dari
seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih rendah dengan gaji/upah yang
lebih kecil, serta kualifikasi keterampilan dan tanggung jawab yang lebih rendah.
5 Penyebabnya dapat berasal dari karyawan dan atau pertimbangan perusahaan.
Sekurang-kurangnya ada lima alasan mengapa penurunan pangkat terjadi,
yaitu
3.1 promosi yang gagal, (2) ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan kepada karyawan bersangkutan, (3) kapasitas karyawan yang kurang,
10 seperti kedisiplinan dan kehadiran kerja yang kurang, (4) pengurangan kapasitas
perusahaan, misalnya ada merger dan reorganisasi, dan (5) kesukarelaan yang
diminta oleh pengusaha berdasarkan motif alas an personal.
Merger dan reorganisasi perusahaan sering menghasilkan semakin
sedikitnya jumlah pekerjaan dan memaksa beberapa karyawan menerima posisi
15 yang lebih rendah; bahkan ada yang dikeluarkan. Dalam kasus seperti itu,
para karyawan yang bekerja pada bidang manajerial dan nonmanajerial
mungkin diturunkan pangkatnya. Dalam situais dimana penurunan pangkat
dipandang sebagai devaluasi dari nilai personal, maka gangguan psikologis dapat
terjadi. Dari pengamatan empiris banyak manajer dan professional SDM percaya
20 bahwa penurunan pangkat bukanlah cara efektif untuk menangani persoalan
kedisiplinan. Di sisi lain, sangat mungkin penurunan pangkat akan
memperbaiki perilaku karyawan yang memang mempunyai catatan kebiasaan
kerja yang buruk, seperti begitu lamanya dan sering tidak masuk kerja atau
semacam penyakit kronis. Kasus seperti ini biasanya didekati dengan cara
25 bimbingan konseling dan rehabilitasi psikologis. Sampai batas tertentu dimana
sifat karyawan yang turun pengkatnya sudah sulit sekali untuk pulih,
perusahaan dapat memecatnya. Sebaliknya, ada perusahaan yang menurunkan
pangkat karyawan karena alasan kesehatan, tetapi pembayaran gaji/upahnya
tidak diturunkan, meskipun hamper
30 mungkin dimasa datang upahnya naik.
1.1 Kesimpulan
5 Seleksi adalah metode dan prosedur yang dipakai oleh bagian personalia
(perusahaan) waktu memilik orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Dalam
seleksi dan penempatan sangat ditentukan syarat-syarat penting yang dapat
menjadikan efektivitas fungsi seleksi dan penempatan. Syarat-syarat yang
dimaksud adalah informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya
10 manusia dan keberhasilan fungi rekrutmen.
Dalam proses seleksi harus menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu
jabatan melalui analisis jabatan, hal ini berkaitan dengan metode-metode
tertentu untuk mengukur kualifikasi-kulaifikasi dari pelamar atau pekerja, dalam
hal ini biasanya ada Sembilan metode yang digunakan yakni: (1) tinjauan data
15 biografis,
3.2 tes ketangkasan, (3) tes kemampuan, (4) tes performansi, (5) referensi, (6)
evaluasi performansi (7) wawancara, (8) pusat-pusat penilaian, (9) masa
percobaan.
Dalam seleksi penerimaan pegawai baru juga harus mlalui tahapan-
20 tahapan yang dapat ditepuh dari penerimaan awal, ujian, wawancara, penilaian,
referensi, evaluasi medis, wawancara oleh manajer, pengambilan keputusan.
Setelah proses seleksi dilalui langkah selanjutnya yaitu penempatan, dimana
dalam hal ini seorang pegawai baru akan ditempatkan pada posisi-posisi tertentu
dengan tanggung jawab yang tertentu pula. Penempatan ini tidak hanya berlaku
25 bagi karyawan baru, tetapi juga bagi karyawan lama.
1.2Saran
Berdasakan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat digunakan adalah
hendaknya perusahaan selalu memerhatikan proses rekrutmen, seleksi, dan
30 penempatan pegawai sesuai dengan Stadar Operasional Perusahaan dengan
mengetahui lebih rinci mengenai calon pegawai. Sehingga nantinya akan tercipta
SDM yang berkualitas sesuai dengan harapan perusahaan dengan diperolehnya
keuntungan yang semakin meningkat. Peran HRD juga sangat dibutuhkan agar
dapat mengelola karyawannya dengan baik serta menjaganya agar tetap
menjadi
karyawan di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA