Anda di halaman 1dari 7

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 1 117

REVIEW ARTIKEL: FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GRANUL


EFFERVESCENT DAN SEDIAAN TABLET DENGAN METODE GRANULASI
BASAH
Sharimina Venu Gopalan, Dolih Gozali
Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
sharmivenu03@gmail.com

ABSTRAK
Dalam penelitian pertama, digunakan tanaman herbal Calliandra haematocephala (Fabaceae)
yang berguna sebagai anti-oksidan, antiinflamasi, imunomodulator, antikonvulsan,
antiulcerogenik dan juga antibakter. Daun kering serbuk tanaman diekstraksi dan dilakukan
pendahuluan tes kimia. Kemudian diformulasikan ke dalam butiran-butiran halus dan
kemudian dievaluasi untuk berbagai parameter seperti sudut istirahat, studi pembubaran, dan
waktu berhentinya efervesen. Pendahuluan studi kimia menunjukkan bahwa ekstrak
mengandung karbohidrat, alkaloid, flavonoid, glikosida dan protein. Diformulasikan granul
effervescent menunjukkan sifat aliran yang sangat baik yang menunjukkan sudut istirahat
yang baik, indeks Carr, rasio Hausner, jumlah besar kepadatan dan kerapatan yang disadap.
Fenofibrate adalah obat dari kelas fibrat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol
pada pasien yang berisiko penyakit kardiovaskular. Dalam penelitian ini, tablet fenofibrate
disiapkan dengan metode granulasi basah menggunakan sodium lauryl sulfate (SLS) dan
Povidone k-30 sebagai agen pengikat dengan berbagai konsentrasi dan dievaluasi untuk
keseragaman berat, kerapuhan, kekerasan, ketebalan, disintegrasi dan pembubaran. Di antara
formulasi ini Feno1 telah menunjukkan pelepasan yang lebih baik dari Feno2 dan Feno3.
Kata kunci: formulasi, granul effervescent, granulasi basah

ABSTRACT

In the first study, herbs called Calliandra haematocephala (Fabaceae) were used as anti-
oxidants, anti-inflammatory, immunomodulatory, anticonvulsant, antiulcerogenic and also
antibacterial. The dried leaves of the plant powder are extracted and carried out the chemical
test preliminary. It is then formulated into fine granules and then evaluated for various
parameters such as rest angles, dissolution studies, and cessation time of effervescent.
Introduction Chemical studies show that the extract contains carbohydrates, alkaloids,
flavonoids, glycosides and proteins. Formulated effervescent granules exhibit excellent flow
properties that exhibit good resting angles, Carr index, Hausner ratios, large amounts of
density and density are tapped. Fenofibrate is a drug of the fibrate class used to reduce
cholesterol levels in patients at risk of cardiovascular disease. In this study, fenofibrate
tablets were prepared by wet granulation method using sodium lauryl sulfate (SLS) and
Povidone k-30 as a binder agent with various concentrations and evaluated for heavy
uniformity, brittleness, hardness, thickness, disintegration and dissolution. Among these
formulations Feno1 has shown a better release of Feno2 and Feno3.

Keywords: formulation, effervescent granules, wet granulation

Diserahkan: 03 Juli 2018, Diterima 03 Agustus 2018


Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 118

PENDAHULUAN

Granulasi basah yaitu memproses dispersi yang merata dan semua bahan
campuran partikel zat aktif dan eksipien pengikat sudah bekerja, jika sudah
menjadi partikel yang lebih besar dengan diperoleh massa basah atau lembab
menambahkan cairan pengikat dalam maka massa dilewatkan pada ayakan dan
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa diberi tekanan dengan alat penggiling atau
lembab yang dapat digranulasi. Granulasi oscillating granulator tujuannya agar
basah digunakan untuk zat aktif yang tahan terbentuk granul sehingga luas permukaan
terhadap lembab dan panas. Prinsip dari meningkat dan proses pengeringan menjadi
metode ini adalah membasahi massa atau lebih cepat, setelah pengeringan granul
campuran zat aktif dan eksipien dengan diayak kembali ukuran ayakan tergantung
larutan pengikat tertentu sampai diperoleh pada alat penghancur yang dugunakan dan
tingkat kebasahan tertentu pula. ukuran tablet yang akan dibuat.

Metode ini membentuk granul


FORMULASI BUTIRAN
dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
EFFERVESCENT HERBAL DAN
perekat sebagai pengganti pengompakan,
SEDIAAN TABLET
tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi
Digunakan metode granulasi
atau bubur yang mengandung pengikat
basah untuk kedua- dua penelitian
yang biasanya ditambahkan ke campuran
effervescent butiran herbal dan juga
serbuk atau dapat juga bahan tersebut
sediaan tablet. Ekstrak dikeringkan dalam
dimasukan kering ke dalam campuran
oven pada suhu 60ºC hingga berat konstan
serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
dan digiling dalam lesung dan alu untuk
membuat serbuk kemudian dicampur
Cairan yang ditambahkan memiliki
dengan jumlah komponen lain yang
peranan yang cukup penting dimana
dihitung. Bahan pengikat ditambahkan dan
jembatan cair yang terbentuk di antara
dibentuk menjadi pasta dan diratakan
partikel dan kekuatan ikatannya akan
menggunakan saringan No. 40. Kemudian
meningkat bila jumlah cairan yang
cukup alkohol ditambahkan untuk
ditambahkan meningkat, gaya tegangan
membuat massa basah. Massa ini
permukaan dan tekanan kapiler paling
dilewatkan melalui saringan No. 20 untuk
penting pada awal pembentukan granul,
mendapatkan butiran dan butiran-butiran
bila cairan sudah ditambahkan
ini dikeringkan dalam oven udara panas
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 119

pada 40 ° C dan kemudian dikemas dalam Persyaratan keseragaman bobot


wadah kedap udara. dapat diterapkan pada produk kapsul lunak
Untuk penelitian sediaan tablet berisi cairan atau pada produk yang
dilarutkan jumlah SLS yang dibutuhkan, mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
Povidone k-30 in air dan digunakan yang merupakan 50% atau lebih, dari
sebagai solusi pengikat. Ditambahkan bobot, satuan sediaan. Persyaratan
solusi pengikat ke pencampuran obat yang keseragaman bobot dapat diterapkan pada
mengandung LMH, PKS (PH-101), dan sediaan padat (termasuk sediaan padat
CP. Butiran basah yang diperoleh dari steril) tanpa mengandung zat aktif atau
massa granular dilewatkan melalui inaktif yang ditambahkan, yang telah
Saringan No.10 dan butiran yang dibuat dari larutan asli dan dikeringkan
dihasilkan dikeringkan oven udara panas dengan cara pembekuan dalam wadah
pada 50 ° c. Granul kering diayak Sieve akhir dan pada etiket dicantumkan cara
No.20 diikuti oleh pelumasan dengan penyiapan ini.
magnesium Laktosa stearat dan anhidrat.
Granul yang dilumasi adalah dikompresi b) Uji Kekerasan
menggunakan mesin tablet pukulan Uji kekerasan tablet dapat
tunggal. didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang mencerminkan kekuatan tablet
EVALUASI SEDIAAN TABLET secara keseluruhan, yang diukur dengan
Beberapa parameter uji sediaan tablet memberi tekanan terhadap diameter tablet.
diantaranya adalah uji keseragaman bobot, Tablet harus mempunyai kekuatan dan
uji kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas) kekerasan tertentu serta dapat bertahan
dan uji disolusi. Berikut ini ulasan dari dari berbagai goncangan mekanik pada
beberapa uji tersebut di atas. saat pembuatan, pengepakan dan
a) Keseragaman Bobot transportasi. Alat yang biasa digunakan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan adalah hardness tester.
dengan salah satu dari dua metode, yaitu Kekerasan adalah parameter yang
keseragaman bobot atau keseragaman menggambarkan ketahanan tablet dalam
kandungan. Persyaratan ini digunakan melawan tekanan mekanik seperti
untuk sediaan mengandung satu zat aktif goncangan, kikisan dan terjadi keretakan
dan sediaan mengandung dua atau lebih zat talet selama pembungkusan,
aktif. pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan
ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 120

pengempaan. Semakin besar tekanan yang dalam proses pengukuran friabilitas ada
diberikan saat penabletan akan tablet yang pecah atau terbelah, maka
meningkatkan kekerasan tablet. tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
Persyaratan untuk tablet lepas terkendali perhitungan. Jika hasil pengukuran
non swellable adalah 10-20 kg/cm2. meragukan (bobot yang hilang terlalu
besar), maka pengujian harus diulang
c) Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan
Kerapuhan merupakan parameter nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
yang digunakan untuk mengukur dilakukan.
ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu d) Uji Disolusi
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan Uji ini digunakan untuk
diukur dengan friabilator. Prinsipnya menentukan kesesuaian dengan
adalah menetapkan bobot yang hilang dari persyaratan disolusi yang tertera dalam
sejumlah tablet selama diputar dalam masing-masing monografi untuk sediaan
friabilator selama waktu tertentu. Pada tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
proses pengukuran kerapuhan, alat diputar dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan Alat dianggap sesuai bila hasil yang
waktu yang digunakan adalah 4 menit. diperoleh berada dalam rentang yang
Uji kerapuhan berhubungan diperbolehkan seperti yang tertera dalam
dengan kehilangan bobot akibat abrasi sertifikat dari Kalibrator yang
yang terjadi pada permukaan tablet. bersangkutan.
Semakin besar harga persentase
kerapuhan, maka semakin besar massa EVALUASI SEDIAAN GRANUL
tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi Evaluasi granul effervescent meliputi:
akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat 1. Uji organoleptik, meliputi bentuk,
aktif yang masih terdapat pada tablet. warna, bau dan rasa dari granul yang
Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang dihasilkan.
kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya 2. Uji kadar air, dilakukan dengan cara
kehilangan massa akibat rapuh akan granul basah ditimbang kemudian
mempengaruhi kadar zat aktif yang masih dikeringkan dalam oven hingga diperoleh
terdapat dalam tablet. bobot yang tetap.
Hal yang harus diperhatikan 3. Uji volume tuang, ditentukan dari
dalam pengujian friabilitas adalah jika ukuran partikel dan bentuk partikel.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 121

Sebanyak 150 g granul dituang kedalam mL aquadest kemudian pH diukur dengan


suatu gelas ukur, permukaannya diratakan. alat pH meter, dan hasil pengukuran
Volume yang terbaca (mL/g) dikatakan baik bila pH larutan effervescent
menggambarkan volume tuang. mendekati netral.
4. Uji volume guncang, dilakukan dengan SIMPULAN
cara ditimbang 50 gram massa granul Berdasarkan penelitian ini
tablet dimasukkan dalam gelas ukur 100 formulasi dan evaluasi sediaan granul
mL, lalu diukur volumenya (V1). Berat effervescent dan sediaan tablet dapat
jenis bulk didapat dari massa dalam gelas diketahui dengan penggunaan metode
ukur diketuk-ketuk sebanyak 500 kali dari granulasi basah untuk kedua – dua sediaan
ketinggian 2,5 cm sampai volume tetap amat baik. Metode granulasi basah dapat
(V2). Berat jenis mampat diukur sebagai memperoleh aliran yang baik,
nilai kompresibilitas. meningkatkan kompresibilitas, mengontrol
5. Uji daya alir granul yang telah kering pelepasan, mencegah pemisahan
dilakukan dengan cara ditimbang sebanyak komponen campuran selama proses,
25 gram, lalu dimasukkan ke dalam corong distribusi keseragaman kandungan, dan
yang bagian bawahnya tertutup. Kemudian meningkatkan kecepatan disolusi.
bagian bawah corong dibuka sehingga
granul dapat mengalir di atas meja yang Ada juga kerugian dari metode

telah dilapisi kertas. Waktu alir granul granulasi basah, yaitu banyak tahap dalam

ditentukan pada saat granul mulai mengalir proses produksi yang harus divalidasi,

sampai granul berhenti mengalir biaya cukup tinggi, zat aktif yang tidak

menggunakan stopwatch. tahan lembab dan panas tidak dapat

6. Uji waktu dispersi, dilakukan dengan dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat

cara dimasukkan 100 mL air dingin dengan termolabil dapat menggunakan pelarut non

suhu 15-25ºC ke dalam gelas beker 250 air.

mL. Setelah itu dimasukkan satu bungkus


UCAPAN TERIMA KASIH
granul effervescent 5 g kedalam air
tersebut. Bila granul tersebut terdispersi Penulis mengucapkan banyak terima kasih
dalam air dan menyelesaikan reaksinya kepada Dolih Gozali selaku dosen
dalam waktu < 5 menit menunjukkan pembimbing, Rizky Abdullah, Ph.D., Apt
sediaan terdispersi sempurna. selaku dosen pengampu mata kuliah
7. Uji pH larutan effervescent dilakukan Metodologi Penelitian.
dengan melarutkan effervescent dalam 200
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 122

DAFTAR PUSTAKA gambir, Jurnal Pascapanen, 9(1): 27-


1. Ansel, H.C; Popovich, N.G; Allen, 34.
L.V (1999). Pharmaceutical dosage 8. Khairi, N., Latifah, R., dan Marianti,
forms and drug delivery systems, B.I. A., 2010, Studi formulasi tablet
Waverly, New Delhi, 6, 469-471. efervesen ekstrak angkak dengan
2. Anwar, K., 2010, Formulasi sediaan variasi konsentrasi bahan pengikat
tablet effervescent dari ekstrak kunyit polivinilpirilidon sebagai sediaan
(Curcuma domestica Val.) dengan terapi suportif demam berdarah, Tesis,
variasi jumlah asam sitrat – asam Program Pascasarjana Farmasi,
tartrat sebagai sumber asam, Jurnal UNHAS.
Sains dan Terapan Kimia, 4(2): 168- 9. Khalifa K.l; et al, (2012). Design,
178. Formulation, and Evaluation of Senna
3. Becker D, Rigassi T, Bauer-brandl A effervescent tablets, journal of forest
(1997). Effectiveness of Binders in products & industries, 1(2), 21-25.
Wet Granulation: A Comparison Using 10. Lieberman, H.A; Lachman, L.;
Model Formulations of Different Schwartz, J.B (1993). Pharmaceutical
Tabletability. Drug Dev. Ind. Pharm., dosage forms: tablets, Marcel Dekker
23(8):791-808. inc.; New York, Vol.1 and 2, 285.
4. Depkes RI, 1979 Farmakope 11. PamulaReddy Bhavanam et.al.
Indonesia Edisi III Direktorat Jenderal Formulation and Evaluation of
Pengawasan Obat dan Makanan Fenofibrate Tablets Using Different
Jakarta. Binding Agents. 2010,1(1),33-36.
5. Depkes RI, 1995 Farmakope 12. Parrot EL., Saski, W. 1971.
Indonesia Edisi IV Direktorat Jenderal Pharmaceutical Technology
Pengawasan Obat dan Makanan Fundamental Pharmaceutics. Edisi III.
Jakarta. Mineapolis. Burgess Publishing
6. Guillory, J.K; Rolland, I.P (2005) Company.
Chemical kinetics and drug stability: 13. Peter, D. (2008). Oral solid dosage
Modern Pharmaceutics, MDI, New forms: Gibson M. Pharmaceutical
York, Vol. 4, 121, 139-163. preformulation and formulation a
7. Kailaku, S.I., Jayeng, S., dan Hernani, practical guide from candidate drug
2012, Formulasi granul effervesen selection to commercial dosage form,
kaya antioksidan dari ekstrak daun Interpharm/CRC, New York, 379-432.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 123

14. Prakash, B.; Ashok, K. ; Snehith, V.S. and Chemical Sciences.


; Ramesh, C. (2009). ARS 2012;3(3):292–302.
Pharmaceutica, Vol. 50,1, 8-24. 21. Virtanen S, Antikainen O, Räikkönen
15. Ramchandra Gupta et.al. Formulation H, Yliruusi J (2010). Granule size
and evaluation of herbal effervescent distribution of tablets", J. Pharmac.
granules incorporated with calliandra Sci., 99(4): 2061-2069.
haematocephala leaves extract. Indo 22. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran
American Journal of Pharm Teknologi Farmasi. Edisi V.
Research.2013:3(6). Terjemahan: S. Noerono. UGM
16. Raymond, M.; Lieberman HA; Press.Yogyakarta.
Lachman L; Schwartz TB (2008). 23. Wells, J.L, 1988. Preformulation in :
Effervescent tablets: Pharmaceutical Aulton, ME (Editor), Pharmaceuticals
dosage forms, Marcel Dekker, Inc., the sciences of dosage form design,
New York, Vol. 2, 1, 285-328. London, Churcill Livingstrone.
17. Siregar, C.J.P. 2007. Teknologi 24. Westerhuis JA, Coenegracht PMJ
Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar (1997). Multivariate modelling of the
Praktis. Penerbit EGC. Bandung. pharmaceutical two-step process of
18. Sulaiman T.N.S, 2007, Teknologi & wet granulation and tableting with
Formulasi Sediaan Tablet, multiblock partial least squares. J.
Yogyakarta, Laboratorium Teknologi Chemometrics, 11(5): 379-392.
Farmasi Universitas Gajah Mada. 25. World health organization (2000).
19. Suresh, B.; Chandramohan, E.; Ashok, General guidelines for methodologies
T.; Madhusudhan Rao, Y. (2010). on research and evaluation of
Acta Pharm, 60, 89-97. traditional medicine (document
20. Thakur RR, Narwal S. Formulation who/edm/trm/2000.1). Geneva.
and Evaluation of orally disintegrating
tablet of niacinamide. Research
Journal of Pharmaceutical, Biological

Anda mungkin juga menyukai