Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI

Perumusan Kompetensi

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perencanaan Pembelajaran Akuntansi yang dibimbing oleh Ibu Sulastri S.Pd., MSA
  
Disusun oleh:
Kelompok 2
Anggota Kelompok:
Indah Tini Humayroh (180421621510)
Karil Koiriyah (180421621551)
Lilis Andriyani (180421621535)
Lina Faizah (180421621601)
Linda Wahyuningrum (180421621543)
Nuriah Muyassaroh (180421621579)

OFFERING FF
PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyusun makalah ini dengan lancar dan tanpa ada halangan suatu
apapun. Makalah Analisis Kompetensi ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Perencanaan Pembelajaran Akuntansi dan menambah wawasan penulis serta pembaca
mengenai hukum di dunia usaha, khususnya Indonesia.
Materi yang disajikan secara sistematis sesuai dengan kaidah penulisan yang ada di
Universitas Negeri Malang. Sumber yang diambil di dalam makalah ini berasal dari buku
yang terkait, kemudian disusun secara rinci. Makalah ini mengandung materi secara jelas dan
lengkap tentang analisis kompetensi
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini. Penulis sangat senang apabila ada kritik dan saran yang diberikan
demi kebaikan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak.

        

                                                                                 Malang, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
Bab 1: Pendahuluan ............................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................1
Bab 2: Pembahasan .............................................................................................................2
2.1 Pengertian Kompetensi..........................................................................................2
2.2 Pengertian Analisis Kompetensi............................................................................3
2.3 Pendekatan Dalam Mengidentifikasi Kompetensi................................................3
2.4 Proses Dalam Melakukan Analisis Kompetensi....................................................3
2.5 Perumusan Kompetensi.........................................................................................5
Bab 3: Penutup.....................................................................................................................6
3.1 Kesimpulann...........................................................................................................6
3.2 Saran.......................................................................................................................6
Daftar Pustaka .....................................................................................................................7

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar
yang akan diajarkan. Untuk memudahkan dalam menegetahui keluasan dan kedalaman
cakupan kemampuan dasar, maka dapat menggunakan jaringan topik/tema/konsep.
Kompetensi dasar yang terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi
lebih dari satu pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit
mungkin dapat di jabarkan ke dalam satu pembelajaran. Kompetensi-kompetensi harus
dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes sejauh mana kontribusinya
terhadap keberhasilan dan efektivitas belajar. Oleh sebab itu, setelah menyusun
kompetensi dasar perlu dilakukan analisis kompetensi dasar agar kompetensi dasar yang
kita susun sudah sesuai dengan yang dibutuhkan siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis kompetensi?
3. Apa saja pendekatan dalam mengidentifikasi kompetensi?
4. Apa saja proses dalam melakukan analisis kompetensi?
5. Bagaimana komponen dalam perumusan kompetensi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi
2. Untuk mengetahui pengertian dari analisis kompetensi
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam mengidentifikasi kompetensi
4. Untuk mengetahui tahapan dalam melakukan analisis kompetensi
5. Untuk mengetahui komponen dalam perumusan kompetensi

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi


Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, dalam Pasal 1 yang
dimaksud dengan kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Sedangkan berdasar
pada arti estimologi, kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan
untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja. Sehingga dapat dirumuskan bahwa kompetensi
diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan strandar performa yang ditetapkan.
Dalam dunia pendidikan, kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat
dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kemampuan dasar tersebut akan digunakan sebagai landasan untuk melakukan proses
pembelajaran dan penilaian bagi siswa. Kemampuan dasar ini sering disebut dengan
kompetensi dasar yang biasa disingkat KD, merupakan penjabaran dari standar
kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan
standar kompetensi peserta didik. Di dalam kompetensi dasar, memuat hasil belajar
yang merupakan pernyataan hasil kerja yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami pembelajaran.
Kompetensi dasar dibuat oleh Pemerintah Pusat dengan tujuan agar terjadi
kesetraan sekaligus untuk menghindari perbedaan di setiap penyampaian materi
pokok di masing-masing tingkat satuan pendidikan. Namun, dalam
pengembangannya, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan sekolah diberi
kewenangan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik peserta didik. Dengan demikian
pembelajaran akan sesuai dengan potensi masing-masing karakteriktis peserta didik di
tiap daerah.

2.2 Pengertian Analisis Kompetensi

2
Pengertian analisis kompetensi secara sederhana adalah segala bentuk
pendekatan analisis sistematis yang menjelaskan muatan-muatan atau tugas pekerjaan
seseorang baik kegiatan aktivitas maupun perilakuknya, konteks pekerjaan pada
lingkungan kerja dan segala tuntutannya serta persyaratan pekerjaan tersebut, yang
terdiri atas pengetahuan (knowlegde), keahlian (skill), dan kemampuan (ability) secara
detail dan menyeluruh (Moeheriono, 2009).
2.3 Pendekatan yang Dilakukan dalam Mengidentifikasi Kompetensi
a. Pendekatan analisis tugas (task analysis) untuk menentukan daftar kompetensi.
Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh para guru
disekolah/madrasah sebagai tenaga professional, yang pada gilirannya ditentukan
kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan, sehingga dapat pula diketahui
apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang
dituntut kepedanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan
fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam pembeelajaran.
b. Pendekatan the need of school leaners (memusatkan perhatian pada kebutuhan-
kebutuhan siswa di sekolah) langkah pertama dalam pendekatan ini adalah bertilik
tolak dari ambisi, nilai-nilai dan pandangan para siswa. Hal ini menjadi landasan
dalam mengidentifikasi kompetensi. Jadi pendekatan ini berdasarkan asumsi
bahwa terdapat hubungan yang erat sekali antara persiapan guru dan hasil yang
diinginkan siswa.
c. Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. dengan menspesifikasikan
kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat sekolah maka selanjutnya disusun
program pendidikan. Pendekatan ini berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan
tentang masyarakat yang nyata dan penting dapat diterjemahkan menjadi program
sekolah para siswa yang kemudian dituangkan ke dalam program pembelajaran.
Kelemahan dari pendekatan ini yaitu sangat sulit menemukan kebutuhan
masyarakat yang tepat, tetap serta lengkap sehingga begitu program dilaksanakan
mungkin kebutuhan masyarakat telah berubah.
2.4 Proses dalam Melakukan Analisis Kompetensi

Menurut Ahsan (198157) dalam Mulyasa (2004:8) bahwa analisis kompetensi


dilakukan melalui proses:

1. Analisis tugas, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas


yang yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi.

3
Berdasarkan analisi tugas yang harus dilakukan oleh siswa, dikembangkan
berbagai jenis pengetahuan yang dicantumkan kompetensi-kompetensi
yang diperlukan (daftar kompetensi).
2. Pola analitis, dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan baru.
Pola ini dilakukan dengan menganalisis setiap pekerjaan yang ada di
masyarakat dengan keterampilan-keterampilan yang dimiliki setiap siswa,
selanjutnya dikembangkan keterampilan baru yang belum dimiliki oleh
siswa, yang dinilai lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
3. Research (penelitian), dimaksudkan untuk mengembangkan sejumlah
kompetensi berdasarkan hasil penelitian dan diskusi yang meilbatkan
berbagai ahli yang memahami kondisi serta perkembangan masa kini dan
masa yang akan datang. Penelitian ini mengindetifikasi sejumlah
kompetensi yang diperlukan untuk dikuasai oleh setiap individu untuk
menjalani kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
4. Expert judgement atau pertimbangan ahli, dimaksudkan untuk
menganalisis kompetensi berdasarkan pertimbangan para ahli. Proses ini
juga dapat dilakukan dengan teknik delphi, yaitu sebagai suatu cara untuk
memprediksi masa depan berdasarkan pandangan dan analisis para ahli
yang ditinjau dari berbagai sudut pandang ilmu. Kelebihandari teknik
delphi adalah mereka yang melakukan analisis dan prediksi masa depan
adalah seseorang yang berilmu dan berwawasan luas.
5. Individual group interview data, analisis ini berdasarkan wawancara baik
secara individu ataupun kelompok, yang dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai kegiatan dan pekerjaan yang diketahui oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam bentuk lisan. Dengan komunikasi dua rah,
penggunaan proses ini diharapkan mampu memebri kemudahan dalam
menganalisis kompetenis untuk memperoleh informasi.
6. Role play, dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi berdasarkan
pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang melakukan peran
tertentu. Diharapkan dengan proses tersebut dapat memperoleh peran
tertentu dalam masyarakat sebagai bahan untuk mengindentifikasi
kompetensi yang perlu dikembangkan dan dimiliki oleh peserta didik.
2.5 Perumusan Kompetensi

4
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, rumusan kompetensi berjejang dari :
1. Standar Kompetensi (SK), yaitu kompetensi atau kemampuan yang distandarkan
untuk jenjang, kelas, dan semester tertentu. Menurut Abdul Majid Standar
kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program
pembelajaran yang terstruktur. Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi
sudah ditentukan oleh para pengembang kurikulum, yang dapat kita lihat dari
standar isi. Jika sekolah memandang perlu mengembangkan mata pelajaran
tertentu misalnya pengembangan kurikulum muatan local, maka perlu dirumuskan
standar kompetensinya sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan local
tersebut
2. Kompetensi Dasar (KD), yaitu kemampuan-kemampuan pokok yang membentuk
kompetensi atau yang tercakup dalam kompetensi yang distandarkan tesebut. Oleh
karena itu kompetensi dasar ini merupakan penjabaran lebih rinci dari standar
kompetensi.
3. Indikator, yaitu penanda pencapaian dari kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pegetahuan, dan
keterampilan dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur atau
dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. Tuntutan kompetensi dasar
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan

BAB III

5
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Analisis kompetensi merupakan segala bentuk pendekatan analisis sistematis
yang ditujukan untuk menelusuri kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai
dengan tuntutan dalam masyarakat mulai dari aspek pengetahuan (knowlegde),
keahlian (skill), dan kemampuan (ability). Adapun pendekatan yang dapat dilakukan
oleh guru dalam megidentifikasi kompetensi antara lain: pendekatan analisis tugas
(task analysis); pendekatan the need of school leaners (memusatkan perhatian pada
kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah); dan pendekatan berdasarkan asumsi
kebutuhan masyarakat. Kemudian, proses dalam melakukan analisis kompetensi
antara lain: analisis tugas; pola analitis; penelitian (research); pertimbangan ahli
(expert judgement); individual group interview data; dan bermain peran (role play).
Pada perumusan kompetensi terdapat tiga komponen yang berjenjang yaitu mulai dari
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator
3.2. Saran
Sebagai guru yang baik hendaknya melakukan analisis kompetensi guna
mengetahui kompetensi yang berhasil dicapai oleh siswa melalui analisis tugas serta
penelitian-penelitian yang dilakukan kepada siswa, sehingga dengan melakukan
analisis kompetensi dapat membandingkan antara kompetensi yang dibutuhkan dalam
masyarakat dengan kompetensi yang saat ini dimiliki oleh siswa kemudian guru dapat
melakukan perbaikan dalam penyusunan kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi dan komponen pembelajaran lainnya di kemudian hari. Dengan demikian,
akan mencetak siswa yang unggul dalam perilaku dan kompetensi yang diharapkan
oleh tuntutan yang ada di masyarakat. Kemudian guru juga sebaiknya melakukan
pengembangan silabus yang disusun secara sistematis dan sesuaikan dengan
karakteristik siswa agar mencapai tujuan pembelajarab dengan cara yang efektif dan
efisien.

6
Daftar Pustaka

Majid, Abdul. 2017. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standart


Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Unnes. 2015. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator.
(Online)http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/standar-kompetensi-sk-
kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/. Di akses tanggal 27 September 2020

Anda mungkin juga menyukai