Pond’s)
merek tersebut menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat dalam industri perawatan
pasar yang telah dikuasai, bahkan apabila memungkinkan memperluas pangsa pasar tersebut.
Strategi yang sangat penting untuk memenangkan persaingan yang dilakukan perusahaan,
Ada banyak cara strategi pemasaran yang layak dipelajari, kemudian perusahaan
dapat memilih salah satu alternatif cara yang dipandang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Iklan adalah salah satu pilihan yang ditempuh oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan
publiknya. Penggunaan selebritis dalam iklan diharapkan akan mampu menarik perhatian
pemirsa, sehingga iklan dapat diingat di benak pemirsa. Clemente (2002) menjelaskan bahwa
Penelitian ini akan menggunakan objek produk perawatan kecantikan merek Pond’s.
Dalam menghadapi persaingan dengan produk perawatan kulit lainnya, Pond’s menggunakan
iklan untuk mempromosikan produknya dan didukung oleh selebritis sebagai endorser iklan.
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Iklan Produk Perawatan Kecantikan Pond’s)
merek tersebut menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat dalam industri perawatan
pasar yang telah dikuasai, bahkan apabila memungkinkan memperluas pangsa pasar tersebut.
Strategi yang sangat penting untuk memenangkan persaingan yang dilakukan perusahaan,
Ada banyak cara strategi pemasaran yang layak dipelajari, kemudian perusahaan
dapat memilih salah satu alternatif cara yang dipandang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Iklan adalah salah satu pilihan yang ditempuh oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan
publiknya. Penggunaan selebritis dalam iklan diharapkan akan mampu menarik perhatian
pemirsa, sehingga iklan dapat diingat di benak pemirsa. Clemente (2002) menjelaskan bahwa
Penelitian ini akan menggunakan objek produk perawatan kecantikan merek Pond’s.
Dalam menghadapi persaingan dengan produk perawatan kulit lainnya, Pond’s menggunakan
iklan untuk mempromosikan produknya dan didukung oleh selebritis sebagai endorser iklan.
dikatakan masih belum maksimal, meskipun ada kesesuaian antara atribut yang dimiliki
Hal ini bisa dilihat dari Top Brand Index untuk produk perawatan kulit yang pada
kategori tertentu menempatkan Pond’s sebagai top brand, namun pada kategori lainnya
merek Pond’s tidak menempati posisi pertama.
pertama untuk kategori produk sabun pembersih wajah, pelembab wajah, dan krim
pemutih.Sedangkan untuk kategori foundationserta hand & body lation berada di posisi
keempat.Hal inilah yang menarik bagi penulis karena penggunaan celebrity endorsement
dalam iklan Pond’s belum sepenuhnya menjaga konsistensi loyalitas konsumen Pond’s.
Program Eksitensifikasi Pajak (Studi Kasus KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu).
membiayai pengeluaran rutin dan membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan
hukum.
Ekstensifikasi pajak adalah usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara
meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar. Sedangka intensifikasi pajak merupakan usaha
untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menggali pajak dari wahjib pajak itu
sendiri. Eksitensifikasi dan intensifikasi seharusnya sama sekali tidak membebankan wajib
pajak dengan jumlah pajak yang lebih besar dari yang seharusnya terutang berdasarkan
peraturan, melainkan upaya untuk menumbuhkan kesadaran berpajak bagi mereka yang telah
menerima penghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dengan mendaftarkan dan
memperoleh NPWP serta membayar dan melaporkan secara jujur berapa pajak terhutang.
belum terjangkau selama ini. Upaya eksitensifikasi ini diarahkan tepan sasaran, yaitu mereka
pajak tetapi belum atau tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.
tahun 1994 Jo undang-undang No 16 tahun 2000 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan (KUP) diatur bahwa, wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya untuk
mendaftarkan diri dan diterbitkan NPWP secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan apabila
berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki ditjen pajak ternyata orang pribadi telah
29 maret tetang organisasi dan tata kerja ditjen pajak pasal 273 pasal 276 menyatakan bahwa
seksi pengolahan data dan informasi (PDI) melalui sub seksi penggalian potensi pajak dan
eksitensifikasi wajib pajak (P3EWP) yang ada pada setiap kantor pelayan pajak mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam rangka penggalian potensi pajak dan Eksitensifikasi
wajib pajak. Program eksitensi pajak dilakukan dengan pencarian data tentang wajib pajak –
Wajib pajak yang baru maupun wajib pajak yang telah terdaftar namun tidak melakukan
kewajiban perpajakannya.
Program ekstensifikasi yang dilakukan oleh seksi PDI KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu
selama ini telah membuktikan tejadinya peningkatan jumlah wajib pajak yang terdaftar, baik
wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Pada tahun 2001 jumlah wajib pajak
yang terdaftar 19.771, hal ini menunjukkan sebesar 9,63% bila dibandingkan dengan tahun
2000 yang hanya 18.304. Kenaikan jumlah wajib pajak terdaftar telah meningkatkan
penerimaan pajak pada tahun 2001 sebesar Rp.989.803.000.000 dari tahun 2000 yang hanya
sebesar Rp.867308.000.000, ini berarti tejadi kenaikan pajak pada tahun 2001 sebesar 14,
121% atau 122.495.000.000. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2002, dengan jumah
wajib pajak yang terdaftar 22.417 yang berarti terjadi kenaikan sebesar 13,38% bila
dibandingkan dengan tahun 2001. Penerimaan pajak pada KPP kebayoran baru satu tahun
2002 adalah sebesar Rp.1.054.164.000.000 ( adanya kenaikan 6,50% atau sebesar Rp.
Berdasarkan latar belakang diatas, terlihat bahwa program ekstensifikasi pajak yang
dilakukan oleh KPP bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Jumlah Pajak Terdaftar
Terhadap Penerimaan Pajak Dalam Program Eksitensifikasi Pajak (Studi Kasus KPP
Pada beberapa tahun terakhir ini, penjualan mobil di Indonesia memang terus mengalami
pertumbuhan yang pesat. Menurut data yang didapatkan dari Frost &Sullivan selaku
membuktikan bahwa minat pasar atas produk mobil di Indonesia masih berada pada posisi
yang bergerak diindustri otomotif atau kendaraaan sangat banyak. Hal ini juga membuat
banyak pelaku bisnis di Indonesia mulai mencari lahan bisnis dari pertumbuhan penjualan
kendaraan tersebut seperti menjual mobil bekas, dikarenakan mobil bekas cenderung
memiliki kualitas yang tidak berbeda jauh dengan mobil baru, namun harga mobil bekas
Namun, pastinya bisnis tersebut memiliki ancaman-ancaman dari kompetitor yang juga
bergerak pada penjualan mobil bekas, sehingga perusahaan-perusahaan yang menjual mobil
bekas dituntut untuk memiliki manajemen pemasaran yang baik, sehingga dapat mengatur
Manajemen pemasaran itu sendiri adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan
Salah satu perusahaan yang bergerak pada penjualanmobil bekas dan saat ini sedang
beralamat di Jalan Sultan Agung Km 28 No 31, Bekasi Barat. Perusahaan yang telah berdiri
sejak tahun 2007 ini menjual produk-produk mobil bekas dengan merek mobil Mercedes-
Benz, BMW, Mazda,Honda, Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki. Permasalahan yang ditemui
dalam perusahaan saat ini adalah dimana minat konsumen untuk membeli produk dari CV
Andri Motor 2 sangatlah rendah.Hal ini dibuktikan dari jumlah komunikasi yang terjalin
antara perusahaan dengan konsumen sangatlah rendah dibandingkan formulir isian tamu
yang ditulis oleh konsumen itu sendiri. Hal ini dapat diperjelas dengan tabel berikut:
Dari tabel di atas, terlihat bahwa memang jumlah konsumen dari tahun 2011
sampai 2013 yang mengisi formulir namun tidak melakukan kontak lebih lanjut secara
total sejumlah 117 orang. Hal ini membuktikan adanya permasalahan mengenai minat
kecenderungan untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian
antara motif pembelian dengan atribut atau karakteristik dari merek yang dapat
dipertimbangkan.
observasi diarahkan pada hal-hal yang diduga menyebabkan rendahnya minat pembelian
tersebut dan dugaan pertama yang menjadi penyebab rendahnya minat pembelian adalah
kualitas dari mobil bekas yang dijual oleh perusahaan.Dari observasi yang dijalankan,
beberapa mobil memang sudah tidak dapat berfungsi secara maksimal dan ada beberapa
jenis mobil yang sulit untuk diperbaiki.Selain itu, ada juga mobil-mobil yang secara
mesin memang masih dalam keadaan baik, namun belum dipoles ulang, sehingga tidak
enak untuk dilihat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas produk yang dijual oleh CV
Andri Motor 2 buruk, dimana kualitas produk menurut Kotler (2008:272) adalah
karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan
adalah dari pelayanan yang diberikan oleh CV Andri Motor 2 dimulai dari konsumen
datang hingga konsumen pergi. Dari wawancara yang dijalankan kepada 41 konsumen
konsumen sulit untuk mengetahui informasi tentang produk dan fasilitas dari CV Andri
Motor 2 pun sangat buruk, serta ditambah dengan ketidakpastian informasi yang sering
Dari beberapa konsep di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna
mengetahui pengaruh antara kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap minat beli
konsumen serta kesenjangan yang terjadi pada kualitas pelayanan yang saat ini
diterapkan oleh CV Andri Motor 2, sehingga disimpulkan bahwa judul penelitian ini
adalah Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran,
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang
konsumen untuk mencoba dan kemudian mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran karena dengan promosi, konsumen yang semula tidak tertarik terhadap produk
membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif
menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan
promosi tersebut diharapkan konsumen mau membeli produk tersebut dan mendorong
konsumen yang telah membeli agar membeli produk lebih sering lagi, sehingga akan terjadi
pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.
perusahaan agar konsumen bersedia menjadi langganan. Mereka terlebih dahulu harus dapat
mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka
tidak akan melakukan hal tersebut, jika kurang yakin terhadap barang tersebut. Disinilah
perlu mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh
keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli roti dengan merk SARI ROTI,
diantaranya yaitu konsumen melihat apakah produk tersebut berkualitas dan apakah baik
untuk dikonsumsi karena banyaknya roti yang menggunakan bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi tubuh. Dan kenyataannya adalah roti tersebut sangat terjaga kualitasnya,
sangat lezat, roti yang empuk dan aman untuk dikonsumsi, karena roti tersebut langsung
dibuat dipabriknya dan langsung dijual oleh penjual dari pabrik tersebut. Roti ini tidak dijual
yaitu jangka waktu roti yang dijual tidak lama karena perusahaan ingin konsumen
pendapat dari konsumen juga penjual dari pabrik, diketahui bahwa roti ini sangat diminati
dan setiap konsumen yang mengetahui tentang kualitas juga rasa roti ini konsumen tersebut
Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen
konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama. Berdasarkan uraian tersebut, maka
PEKANBARU.
Kristen Petra
yang dapat dibedakan satu sama lain. Salah satu cabang ilmu yang banyak mengambil
manfaat dari segmentasi adalah pemasaran. Dalam pemasaran dikenal istilah segmentasi
pasar yang berarti usaha untuk membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang dapat
dibedakan satu sama lain dalam hal kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin
Selain itu, pasar yang tersegmentasi dengan baik lebih mudah dikelola karena suatu segmen
cenderung memberikan respon yang homogen terhadap suatu stimuli. Pengetahuan tentang
kebutuhan, karakter, atau perilaku pasar yang tersegmentasi akan memudahkan pemasar
untuk mengelola suatu segmen secara efektif (Kotler dan Amstrong, 2004).
pesan politik, menggairahkan kehidupan beragama dan mendidik siswa (Kasali, 1998).
segmentasi ke dalam dunia pendidikan. Melalui penelitian dasar eksploratif ini, dapat
diketahui segmentasi maha-siswa program studi pemasaran Universitas Kristen Petra. Penulis
tertarik untuk meneliti segmentasi mahasiswa program studi pemasaran Universitas Kristen
Petra karena program studi ini relatif baru dan masih banyak membutuhkan informasi
baik. Harapan penulis, pengetahuan tentang segmentasi ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut
sebagai salah satu bahan kajian dalam penyusunan strategi pengelolaan program studi
pemasaran.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004), tidak ada cara tunggal untuk membuat
segmentasi pasar yang baik. Namun ada beberapa variabel pokok yang sering digunakan
Beberapa variabel pokok yang sering digunakan sebagai pembeda antara lain adalah
geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Orang-orang dalam satu demografis yang
sama dapat memiliki psikografis yang sangat berbeda. Salah satu unsur psikografis yang
paling sering digunakan oleh para pemasar adalah gaya hidup pelanggan(Kotler dan
Amstrong, 2004). Mencermati pendapat di atas, maka penulis akan melakukan segmentasi
Research Gap
(MSDM)
Terdapat perbedaan dikalangan peneliti terkait dengan domain praktek MSDM yang
digunakan dalam penelitian untuk mengukur pengaruh MSDM terhadap kinerja organisasi.
Pentingnya identifikasi praktek MSDM yang dapat dijadikan ukuran standar untuk melihat
kontribusinya dalam mendukung pencapaian target bisnis yang lebih cepat, mendukung
kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dalam lingkungan yang sukar diprediksi
(Cho, 2004).
Lebih lanjut banyak akademisi dan profesional tidak sepakat “apa dan bagaimana
mengukur praktek MSDM” yang efektif (Cho & Mayer, 2003). Ulrich (1997), Ulrich & Lake
(1990) mengajukan beberapa domain praktek MSDM yang dapat berpengaruh positip bagi
MSDM yang berkontribusi bagi kinerja organisasi, maka di dalam riset ini akan
dikembangkan model dan pengukuran domain generic MSDM yang merupakan ‘best
practices’, sehingga dapat dijadikan referensi bagi para akademisi. Selain itu secara spesifik
belum ada riset terpublikasi yang menggagas penelitian secara spesifik praktek MSDM yang
dapat mendukung manajemen perubahan dalam implementasi TQM, dengan demikian riset
Metodologi
Penelitian,
No Permasalahan Penelitian Research Gap Judul & Peneliti Variabel dan Hasil
Instrumen
Penelitian
1. Terdapat perbedaan Inkonsistensi dalam Measuring the Survai 489 Staf Sebagian besar studi
pandangan teoritis dan hasil pengukuran variabel Impact of HRM dan Manajer mempergunakan
penelitian terkait dengan cara praktek MSDM yang Practices on Hotel, perangkat pengukuran
pengukuran praktek-praktek dapat berkontribusi pada Organisational menggunakan domain MSDM dan
MSDM yang dapat kinerja organisasi di Perfromance, Cho analisis faktor dan namun menggunakan
memberikan pengaruh temukan dalam berbagai & Mayer (2003) dan uji ANOVA. indikator kinerja yang
terhadap pencapaian kinerja penelitian MSDM. Seperti berbeda-beda. Ada
organisasi, termasuk praktek yang dilakukan oleh Cho Pengukuran 27 variabel TQM
MSDM spesifik terkait & Mayer (2003), Cho praktek MSDM, 5 (Quality Circle) yang
dengan strategi bisnis, (2004). variabel kinerja dikembangkan
misalnya TQM. organisasi sebagai praktek baru
Sedangkan sebagian MSDM.
penelitian lainnya
memandang perlunya
pemahaman yang sama
dalam penelitian praktek
MSDM dengan
mempertimbangkan
manajemen strategis,
Ulrich (1997), Chadwick,
C., dan Cappelli, P.
(1999), Capelli & Singh
(1992).
Examin Fokus pada exploratory, Ada praktek MSDM yang
ing the Survai 824 Certified Hotel memiliki pengaruh positif
impact Administrators dan Certified terhadap kinerja
of HR Manager Professional di perusahaan, ada sebagian
human North America, menggunakan praktek MSDM yang
resourc SEM. berpengaruh negatif
es terhadap kinerja
manage Domain Praktek MSDM, organisasi. Terdapat
ment: a Kinerja SDM, Kinerja perbedaan efektivitas
perform Organisasi dan Kinerja praktek MSDM pada level
ance- Finansial. Instrumen Staf dan Non-Staf.
based dikembangkan sendiri oleh
analytic peneliti.
al
model,
Cho
(2004)
Penelitian dengan sampel perusahaan besar yang dilakukan Covin dan Slevin (1990,
1994), Zahra & Covin (1995), Baker et al (1999), Wiklund (1999), Lee, Lee, dan Penning
(2001), Chow (2006) telah menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip
terhadap kinerja perusahaan besar. Sedangkan penelitian dengan sampel perusahaan kecil
yang mendukung pengaruh positip orientasi entrepreneur terhadap kinerja telah dilakukan
oleh Atuahem-Gima dan Ko (2001), Monev, Yyoshev dan Manolopa (2005), Krauss et al
untuk bersikap inovatif, mencari peluang, berani mengambil risiko, otonom dan agresif
berkompetitif mempengaruhi kinerja organisasi, juga telah dibuktikan Dess, Lumpkin &
Covin (1997).
marketing, taktik dan kinerja pada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah dalam
terhadap kinerja perusahaan, meskipun pengaruh tersebut dimediasi oleh marketing strategy
dan taktik. Zao, Zheng et al (2005), juga dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan
bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip terhadap kinerja baik dalam bentuk kinerja
kesimpulan bahwa orientasi entrepreneur memiliki pengaruh positip dan signifikan terhadap
tingkat pertumbuhan usaha, jumlah tenaga kerja dan eksternal success evaluation yang
merupakan ukuran kinerja perusahaan. Meskipun demikian penelitian ini juga menunjukkan
belajar, orientasi berprestasi, dan personal inisiatif berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pertumbuhan usaha, jumlah tenaga kerja dan exsternal success evaluation yang menjadi
usaha.
Penelitian-penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Chow (2006), Lee et. al. (2007)
telah menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur memiliki hubungan positip yang signifikan
dengan kinerja perusahaan. Penelitian Chow (2006) pada para manajer perusahaan-
perusahaan di China menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip
terhadap kinerja organisasi baik pada perusahaan yang dikelola negara maupun swasta. Hasil
pada perusahaan yang dikelola swasta lebih kuat dibanding perusahaan yang dikelola negara.
akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja perusahaan bila ditunjang dengan modal
orientasi entrepreneur tidak berhubungan dengan kinerja seperi penelitian yang dilakukan
oleh Matsumo, Mentzer dan Ozsomer (2002) dan Sadler-Smit, Hampson, Chaston dan
proactiveness dan risk-taking) tidak memiliki hubungan dengan kinerja atau konstruk-
konstuknya, seperti penelitian Zahra dan Naubaum (1998) dan Luo (1999). Penelitian Zahra
dengan kinerja pada industri berteknologi tinggi, tetapi tidak signifikan pada usaha
berpengaruh positif terhadap kinerja. Bahkan penelitian Conan dan Smart (1994), Slater &
Narvel (2000), dan Auger, Barner dan Gallaugher (2003) tidak menemukan suatu hubungan
yang signifikan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi. Berikut ini tabel 1.3
disajikan Ikhtisar Research Gap, hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi
sebagai berikut :
SEM
Kinerja Organisasi
merupakan konstruk dari orientasi entrepreneur terhadap kinerja organisasi juga masih
2000, Yoo (2001), Stam et al (2006, 2008) sedangkan penelitian yang menunjukkan
innovativeness tidak berpengaruh terhadap kinerja dihasilkan oleh Krauss et al, (2005) dan
Shang Lee et al, (2005).Beberapa research gap di atas, disajikan pada Tabel 2.3 sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Ikhtisar Research Gap, hubungan dukungan penemuan ide (inovativeness)
Miller (1983) menyatakan bahwa sikap kecenderungan mencari peluang memiliki arti
bahwa perusahaan bersikap agresif di dalam pengejaran prioritas dan tujuan-tujuan, yang
dalam hal ini melampaui para pesaingnya. Lumpkin & Dess (2001) menganggap sikap
mencari peluang sebagai antisipasi keinginan dan kebutuhan masa mendatang di pasar serta
Pada studi Krauss et. al (2005) ditemukan personal inisiatif / mencari peluang yang
merupakan dimensi dari orientasi enterpeneur mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja. Demikian juga Zhou, Yim, & Tse (2005) dalam studinya pada 350 senior
manager China dengan mencari peluang sebagai satu-satunya dimensi dari orientasi
penelitian Krauss et al (2005) dan Zhou, Yim dan Tse (2005), penelitian Utsch dan Rauch
(2000) menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi mencari peluang tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja organisasi. Berikut ini tabel 2.3 Ikhtisar Research Gap, pengaruh orientasi
Tabel 2.4 Ikhtisar Research Gap, hubungan kecenderungan mencari peluang terhadap
kinerja organisasi
Organisasi
Pada lingkungan bisnis yang bergejolak dan dinamis dewasa ini, manajemen risiko
entrepreneur (Harris & Ogbonna, 2006). Di lingkungan bisnis ini, organisasi-organisasi perlu
entrepreneur dicirikan oleh keberanian dan toleransi terhadap risiko yang membawa ke
menemukan sikap pengambilan risiko atau keberanian berisiko dari enterpeneur mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Demikian juga Walls & Dyer et.al
Berbeda dengan kedua penelitian di atas, penelitian Keh, Foo & Lim (2002) pada
pemilik dari perusahan kecil menengah di Singapore menyatakan adanya hubungan negatif
keberanian berisiko terhadap kinerja organisasi. Beberapa research gap yang dijelaskan di
Organisasi
Metoda
Permasalahan Hasil Studi Peneliti
Pengujian
Terdapat perbedaan Keberanian berisiko Walls & Dyer et.al Analisis Regresi
hasil penelitian mempunyai pengaruh (1996)
mengenai hubungan positive terhadap kinerja Wiklund et al (1999) Analisis Regresi
orientasi keberanian organisasi Stewart & Roth
berisiko dengan et.al (2001) Analisis Regresi
kinerja organisasi Keberanian berisiko
mempunyai pengaruh
Negative terhadap Keh, Foo & Lim
kinerja organisasi Et.al (2002) Analisis Regresi