Anda di halaman 1dari 7

Shafira Salsabilla (EF-20602030011101)

Ch. 1 – Introduction to Research

PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses untuk mencari solusi atas suatu masalah yang timbul setelah mempelajari
dan menganalisis faktor –faktor tertentu. Beberapa bentuk dari penelitian juga dapat membantu seorang
manajer dalam pengambilan keputusan pada suatu tempat kerja. Pentingnya penelitian bagi seorang manajer
adalah untuk mengetahui bagaimana membuat keputusan yang tepat dengan mengetahui berbagai langkah
untuk mencari solusi yang berkaitan dengan organisasi atau pemangku kepentingan dalam perusahaan.

PENELITIAN BISNIS

Penelitian bisnis dapat digambarkan sebagai suatu upaya sistematis dan terorganisir untuk mengetahui
atau menyelidiki masalah spesifik pada lingkungan bisnis yang membutuhkan suatu solusi. Langkah pertama
yang dilakukan sebelum proses penelitian yaitu mengetahui dimana area masalah yang ada dalam organisasi,
dan mengidentifikasi dengan jelas dan secara spesifik masalah yang perlu diperlajari dan diselesaikan. Langkah
- langkah yang dapat diambil untuk menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yaitu:

a Mengumpulkan informasi
b Menganalisis data
c Mengembangkan atau menganalisis penjelasan untuk masalah yang dihadapi
d Mengambil tindakan korektif yang diperlukan

Bagaimanapun, pengambilan keputusan hanyalah proses memilih di antara solusi dan alternatif untuk
menyelesaikan suatu masalah dan penelitian membantu menghasilkan alternatif yang layak untuk pengambilan
keputusan yang efektif. Pengetahuan tentang penelitian memungkinkan kita untuk melakukan penelitian sendiri
dalam memecahkan masalah yang kecil maupun besar yang nantinya mungkin akan dihadapi dalam suatu
pekerjaan.

Data dari sebuah penelitian dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif seperti yang dihasilkan dari
pertanyaan dalam wawancara, atau dari tanggapan atas pertanyaan terbuka dalam kuesioner, atau melalui
observasi, atau dari informasi yang telah tersedia yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti internet.

PERAN TEORI DAN INFORMASI DALAM PENELITIAN

Beberapa penelitian ditujukan untuk membangun teori, sedangkan penelitian lain dirancang untuk
menguji teori atau untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi, menggunakan kerangka kerja, instrumen,
atau model yang ada. Kaitannya dengan suatu hal tertentu, baik teori maupun informasi memainkan peran
penting dalam sebuah proyek penelitian.

JENIS PENELITIAN BISNIS: TERAPAN DAN DASAR


Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan yang berbeda. Hal ini dapat dimisalkan seperti apabila
suatu perusahaan menjual produk namun produk tersebut tidak laku terjual, seorang manajemen mengambil
tindakan korektif untuk mengetahui alasannya, hal ini disebut sebagai penelitian terapan. Disisi lain, dalam
menghadapi situasi tersebut, mereka cenderung untuk menggeneralisasi kerangka ilmu dengan mencoba
memahami bagaimana masalah tersebut dapat diselesaikan. Hal ini merupakan penelitian
dasar/fundamental/murni.

Sebagaimana telah dikemukakan, tujuan utama melakukan penelitian dasar adalah untuk menghasilkan
lebih banyak pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena yang menarik dan untuk membangun teori
berdasarkan hasil penelitian. Teori semacam itu kemudian membentuk dasar studi lebih lanjut tentang banyak
aspek fenomena. Seperti yang diilustrasikan, perbedaan utama antara riset bisnis terapan dan dasar adalah
bahwa riset bisnis terapan secara khusus ditujukan untuk memecahkan masalah yang saat ini dialami dalam
organisasi tertentu, sedangkan riset bisnis dasar memiliki tujuan yang lebih luas untuk menghasilkan
pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena dan masalah yang terjadi di berbagai bidang pengaturan
organisasi.

MANAJER DAN PENELITIAN

Memiliki pengetahuan tentang penelitian dan metode penelitian membantu manajer profesional untuk:

1. Identifikasi dan selesaikan masalah kecil secara efektif di lingkungan kerja.


2. Tahu bagaimana membedakan penelitian yang baik dari penelitian yang buruk.
3. Menghargai dan selalu waspada terhadap berbagai pengaruh dan berbagai efek dari faktor-faktor
yang mengganggu pada suatu situasi.
4. Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, mengetahui dengan
baik kemungkinan yang terkait dengan berbagai kemungkinan hasil.
5. Mencegah kemungkinan kepentingan pribadi dari menjalankan pengaruhnya dalam suatu situasi.
6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang dipekerjakan secara lebih efektif.
7. Gabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah saat membuat keputusan.

MANAJER DAN KONSULTAN PENELITIAN

Selama karir mereka, seringkali manajer perlu berurusan dengan konsultan. Dalam kondisi tertentu,
manajer sering kali tidak mampu melakukan suatu penelitian seorang diri sehingga dibutuhkan konsultan-
peneliti untuk membantu dan mengarahkan dalam proses penelitian yang akan dilakukan.

Meringkas hal-hal yang dianggap perlu saat menyewa atau memperkerjakan peneliti dan konsultan,
manajer harus memastikan bahwa:

1. Peran dan harapan kedua belah pihak dibuat eksplisit.


2. Filsafat yang relevan dan sistem nilai organisasi harus disebutkan dengan jelas dan berisi, jika ada,
dikomunikasikan.
3. Sebuah hubungan yang baik dibangun dengan peneliti, dan antara peneliti dan karyawan dalam
organisasi, yang memungkinkan kerja sama penuh.

Dengan melakukan hal-hal tersebut diatas, peneliti merasa bebas untuk mendekati manajemen untuk
mencari bantuan dalam membuat penelitian lebih terarah. Misalnya, tim peneliti kemungkinan akan meminta
manajemen menginformasikan ke karyawan mengenai penelitian yang hendak dijalankan dan memastikan
kegunaan atau manfaatnya secara luas untuk menghilangkan ketakutan mereka dan mungkin pula dapat
menghibur karyawan-karyawan tersebut.

INTERNAL VS. EKSTERNAL KONSULTAN/PENELITI

Manajer seringkali memutuskan apakah akan menggunakan peneliti internal atau eksternal. Untuk
mengambil keputusan, manajer harus menyadari hal tersebut kekuatan dan kelemahan keduanya, dan
menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan keduanya, berdasarkan kebutuhan situasi.

INTERNAL KONSULTAN/PENELITI

Keunggulan dari konsultan internal:

1. Tim konsultan internal memiliki peluang lebih mudah diterima oleh karyawan dalam sub unit
organisasi dimana konsultan telah mengenal lingkungan organisasi bisnis tersebut.
2. Tim ini juga membutuhkan sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan iklim, serta fungsi
dan sistem kerja dalam organisasi itu sendiri.
3. Efisiensi waktu yang dimiliki konsultan internal dapat menjadikan langkah dan proses penelitian
segera dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang tinggi serta memudahkan evaluasi terhadap
kefektifan suatu perubahan berdasarkan hasil penelitian.
4. Untuk isu atau masalah yang kompleksitasnya rendah konsultan internal tepat digunakan.

Kelemahan dari konsultan internal:

1. Adanya konsultan internal di suatu organisasi bisnis yang bernaung di bawah suatu departemen,
akan menimbulkan berkurangnya kreativitas dari konsultan/peneliti karena mereka menganggap
dirinya telah mengerti dan memahami kondisi yang dialami oleh organisasi bisnis tersebut apalagi
kalau kondisinya berulang.
2. Hubungan yang dekat dengan anggota departemen dan sub unit lain memicu timbulnya tindakan
konspirasi terutama untuk mencapai suatu tujuan atau kepentingan tertentu dengan membetuk suatu
koalisi yang kuat.
3. Timbulnya kemungkinan bahwa bahkan tim riset internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak
dirasakan sebagai "pakar" oleh staf dan manajemen.
4. Terkadang hasil yang diperoleh konsultan internal kurang bersifat ilmiah karena menggunakan
pendekatan perasaan didasarkan pada pengalaman yang telah dialami dalam kegiatan keseharian di
organisasi bisnis tersebut.
EKSTERNAL KONSULTAN/PENELITI

Keunggulan dari konsultan eksternal:

1. Pengalaman yang dimiliki oleh konsultan eksternal lebih bervariasi sehingga memberikan dampak
yang baik dalam penelitian karena menimbulkan kreativitas tersendiri dalam menghadapi masalah-
masalah yang mungkin mempunyai kemiripan antar organisasi bisnis yang telah dialami oleh tim
eksternal.
2. Pengalaman dan pengetahuan lebih konsultan eksternal dalam memahami kondisi secara berbeda
dan objektif membuat apa yang dihaslilkan lebih matang dan baik dan berujung pada beragam
model keputusan yang memudahkan organisasi bisnis memilih sesuai dengan kebutuhan dan
kondisinya.

Kelemahan dari konsultan eksternal:

1. Biaya yang dikeluarkan dalam mempekerjakan peneliti eksternal biasanya sangat tinggi dan
menjadi masalah utama, kecuali masalah sangat penting.
2. Proses penelitian lebih lama karena harus mengidentifikasi terlebih dahulu semua unsur yang ada di
dalam organisasi bisnis.
3. Konsultan eksternal terkadang mendapat tanggapan yang negatif dari karyawan organisasi bisnis
karena dianggap sebagai ancaman yang menyebabkan tingkat kerja sama sangat kurang.

PENGETAHUAN TENTANG PENELITIAN DAN EFEKTIVITAS MANAJERIAL

Seperti yang telah disebutkan, manajer bertanggung jawab atas hasil akhir dengan membuat keputusan
yang tepat di tempat kerja. Ini sangat difasilitasi oleh pengetahuan penelitian. Pengetahuan tentang penelitian
mempertinggi kepekaan manajer terhadap faktor internal dan eksternal yang tak terhitung banyaknya yang
beroperasi di lingkungan kerja dan organisasi mereka. Juga membantu memfasilitasi interaksi yang efektif
dengan konsultan dan pemahaman tentang nuansa proses penelitian.

ETIKA DAN PENELITIAN BISNIS

Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma sosial yang diharapkan terhadap
perilaku ketika melakukan penelitian. Etika penelitian bisnis harus dijalankan mulai dari awal sampai dengan
akhir penelitian. Peneliti harus mengedepankan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi. Peneliti
juga harus objektif dalam mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang telah
diperoleh. Peneliti sudah seharusnya mampu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh, karena
menyangkut masa depan organisasi bisnis.

Ch. 2 – The scientific approach and alternative


approaches to investigation

Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengejar metode langkah demi langkah yang
logis, terorganisir, dan teliti untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya, dan
menarik kesimpulan yang valid. Jadi, penelitian ilmiah tidak didasarkan pada firasat, pengalaman, dan intuisi
(meskipun ini mungkin berperan dalam pengambilan keputusan akhir). Terlebih lagi, investigasi ilmiah
cenderung lebih objektif daripada subjektif, dan membantu manajer untuk fokus pada faktor paling kritis di
dalam organisasi yang membutuhkan perhatian lebih untuk menghindari, meminimalkan, atau memecahkan
masalah. Investigasi ilmiah dan pengambilan keputusan manajerial adalah aspek integral dari pemecahan
masalah yang efektif. Oleh karena itu, istilah penelitian ilmiah berlaku untuk penelitian dasar dan penelitian
terapan.

CIRI – CIRI PENELITIAN ILMIAH

Ciri – ciri utama dari penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Tujuan : Suatu penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu yang mendasarinya.


2. Ketelitian : Dasar teori dan metodologi yang benar akan menambah tingkat ketelitian suatu
penelitian. Ketelitian berkonotasi dengan kehati-hatian, ketelitian, dan tingkat ketepatan dalam
penyelidikan penelitian.
3. Kemampuan untuk diuji : Penelitian ilmiah harus mengandung hipotesis yang dapat diuji dan
dikembangkan secara logis untuk melihat apakah data tersebut mendukung atau tidak mendukung
dugaan atau hipotesis yang dikembangkan setelah mempelajari situasi masalah dengan cermat.
4. Replicability : Penelitian harus dapat diguanakan untuk studi ulang.
5. Presisi dan keyakinan : Ketelitian mengacu pada penemuan yang realistis berdasarkan sebuah
sample. Dengan kata lain, ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil
berdasarkan sample. Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi manajer atau
peneliti. Tingkat keyakinan ini ditandai dengan tingkat presentase. Dengan demikian, desain
sampling dan metode ilmiah yang tepat akan menjadikan investigasi lebih mendalam dan akurat.
6. Objektivitas : Penelitian harus didasarkan pada fakta temuan yang berasal dari data aktual, dan
bukan secara subjektif atau nilai intuisi kita sendiri.
7. Generalisasi : Generalisasi mengacu pada ruang lingkup penerapan temuan penelitian dalam suatu
pengaturan organisasi ke pengaturan lainnya. Jelas, semakin luas cakupan penerapan solusi yang
dihasilkan oleh penelitian, maka penelitian tersebut semakin bermanfaat.
8. Parsimoni : Seorang peneliti harus mendesain metode dan struktur proses penelitiannya secara
sederhana. Hal ini untuk menghindari sifat kompleks yang membuat pengguna merasa sulit untuk
mengerti hasil penelitian.

METODE HIPOTESIS – DEDUKTIF

Metode hipotetis deduktif melibatkan tujuh langkah sebagai berikut:


1. Identifikasi area masalah yang luas : Proses identifikasi masalah harus benar – benar berfokus kepada
area yang bermasalah dengan memperhatikan perubahan – perubahan tertentu pada suatu lingkungan.
2. Definisikan pernyataan masalah : Seorang peneliti harus mengembangkan masalah yang ditemukan
berdasarkan informasi awal yang diperoleh yakni faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah yang
terjadi. Penemuan masalah ini harus sampai ke level paling dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan
observasi literatur dan komunikasi dengan pihak yang berkaitan dengan apa yang sedang terjadi atau
dihadapi.
3. Kembangkan hipotesis : Pembangunan hipotesis dilakukan dengan memeriksa variabel – variabel yang
menjelaskan mengapa masalah terjadi. Sebuah hipotesis harus dapat diuji (testable) dan falsifiable.
Dengan adanya dua kriteria ini, sangat memungkinkan jika sebuah hipotesis disanggah karena hipotesis
tidak dapat diuji kebenarannya, pada saat tertentu bisa saja menjadi salah.
4. Tentukan ukuran : Pengukuran variabel hipotesis harus jelas dan diidentifkasi secara cermat sehingga
tidak terjadi kesalahan pengukuran atas penelitian isu yang sedang dihadapi.
5. Pengumpulan data : Setelah menentukan bagaimana mengukur variabel, data yang berkaitan dengan
masing – masing variabel dalam hipotesis perlu untuk diperoleh.
6. Analisis data : Pada tahap analisis data, data yang terkumpul dianalisis secara statistik untuk melihat
apakah hipotesis yang dihasilkan telah mendukung.
7. Interpretasi data : Interpretasi data berkaitan erat dengan analisis data yang diperoleh yang bermuara
pada penentuan keputusan yang dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi. Seorang peneliti harus
memberikan rekomendasi atas informasi atau data yang diinterpretasi agar pengguna bisa memilah-
milah informasi sesuai dnegan kepentingannya.

KESIMPULAN METODE HIPOTESIS – DEDUKTIF

Penelitian deduktif mengkaji masalah penelitian dengan dimulai dari langkah – langkah yang sifatnya
general hingga kemudian difokuskan pada hipotesis yang lebih scientific. Berbeda dengan penelitian induktif,
yang langkah awalnya yaitu mengkaji masalah secara scientific kemudian hasil dari penelitiannya yaitu
hipotesis yang sifatnya general.

PENDEKATAN PENELITIAN LAIN

Dengan mengkuti beberapa pendekatan penelitian, akan membantu peneliti untuk menyelesaikan suatu
masalah. Ada beberapa pendekatan lain dalam suatu penelitian bisnis, yaitu:

1. Positivisme : Pendekatan penelitian positivisme adalah eksperimen yang memungkinkan mereka untuk
menguji hubungan sebab-akibat melalui manipulasi dan observasi. Penelitian ilmiah dipandang sebagai
cara untuk mendapatkan kebenaran - memang, positivis percaya bahwa ada kebenaran obyektif di luar
sana - untuk memahami dunia dengan cukup baik sehingga kita dapat untuk memprediksi dan
mengendalikannya.
2. Konstruksionisme : Berkebalikan dengan positivisme, konstruksionisme mengkritik keyakinan positivis
bahwa ada kebenaran objektif. Mereka bertujuan untuk memahami aturan yang digunakan orang untuk
memahami dunia, menyelidiki apa yang terjadi dalam pikiran orang. Konstruksionisme dengan
demikian menekankan bagaimana orang membangun pengetahuan. Penelitian ini umumnya bersifat
kualitatif.
3. Realisme kritis : Dengan adanya 2 pendekatan yang saling berlawanan, menciptakan suatu pendekatan
lain yang berpandangan lebih realistis daripada yang lainnya. Realisme kritis adalah kombinasi
keyakinan akan realitas eksternal (kebenaran obyektif) dengan penolakan bahwa realitas eksternal ini
dapat diukur secara objektif. Realis mekritis dengan demikian mengkritik kita kemampuan untuk
memahami dunia dengan pasti. Di mana seorang positivis percaya bahwa tujuan penelitian adalah untuk
mengungkap. Kenyataannya, realisme kritis percaya bahwa tujuan penelitian adalah untuk maju ke arah
tujuan ini, meskipun demikian mustahil untuk mencapainya.
4. Pragmatisme : Fokus pragmatisme adalah pada penelitian terapan praktis di mana sudut pandang yang
berbeda tentang penelitian dan subjek yang di bawahnya sangat membantu dalam memecahkan masalah
(bisnis). Pragmatisme menggambarkan penelitian sebagai proses dimana konsep dan makna (teori)
adalah generalisasi tindakan dan pengalaman masa lalu kita, dan interaksi yang pernah kita lakukan
lingkungan kita. Oleh karena itu, kaum pragmatis menekankan sifat penelitian yang dibangun secara
sosial; peneliti yang berbeda mungkin memiliki gagasan yang berbeda tentang, dan penjelasan untuk,
apa yang terjadi di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai