Anda di halaman 1dari 30

NCP PADA PENYAKIT

KANDUNG EMPEDU
Yanita Listianasari, M.Gizi

Kandung empedu
GAMBARAN UMUM
 Kandung empedu 
sebuah kantung
berbentuk terong dan
merupakan membran
berotot, letaknya di
sebuah lekukan disebelah
permukaan bawah hati
 Panjangnya 8-12 cm
dengan daya tampung
40-70 ml
 Di dalam kandung
empedu cairan dan
elektrolit empedu
menjadi pekat (5-12x
lebih pekat)
ANATOMI KANDUNG EMPEDU

Bentuk : buah peer


Warna : hijau
Panjang : 8-12 cm
Lebar : 5 cm
Kapasitas : 60 cm3
Lapisan:
1.Lapisan luar serosa
2.Lapisan otot bergaris
3.Lapisan dalam mukosa
FUNGSI KANDUNG EMPEDU
 Sebagai tempat penyimpanan dan
persiapan getah empedu yg
berasal dr hati, bersifat alkali,
dikeluarkan 500-1000 ml/hr
Kandungan cairan empedu:
1. Garam empedu
2. Pigmen empedu
3. Ion bikarbonat
4. Kolesterol
5. Air
6. Lesitin
 Sebagai pemekatan getah empedu
KOMPOSISI UTAMA GETAH EMPEDU

Garam Empedu
 Bersifat digestif dan memperlancar kerja
enzim lipase dalam memecah lemak dan
membantu penyerapan lemak yg sudah
dicerna (gliserol dan asam lemak)
 Dengan cara menurunkan tegangan
permukaan dan memperbesar daya tembus
endotelium yg menutupi villi usus
Lanjutan………………

Pigmen Empedu
(Ubar Empedu/ Billirubin
 Pigmen ini dibentuk dalam sistem retikulo
endotelium (limpa dan sumsum tulang) dan
hasil pemecahan hemoglobin yg berasal dari
sel darah merah yg rusak
 Kemudian dialirkan ke hati  diekskresikan
ke empedu  dialirkan ke duodenum 
memberi warna kuning pada urin (=urobilin)
dan faces (=sterkobilin)
Lanjutan………………

Kolesterol
 Fungsi kolesterol dalam kandung empedu
belum diketahui secara pasti
 Kandung empedu merupakan jalan
pembuangan kolesterol, karena akan dibuang
bersama empedu melalui faces
 Jumlah kolesterol dalam kandung empedu
ditentukan oleh jumlah lemak dalam diet &
ester kolesterol yg dikonsumsi
PERAN EMPEDU DALAM PENCERNAAN

 Empedu mempunyai peran penting dalam pencernaan


& absorbsi lemak, vit. Larut lemak, dan beberapa
mineral
 Masuknya makanan dalam duodenum  merangsang
pelepasan hormon kolesistokinin yg keluar dari usus
halus  merangsang kandung empedu berkontraksi
untuk mengeluarkan garam empedu yg akan
membantu lipase menghidrolisis lemak menjadi bentuk
sederhana agar dpt diserap usus halus
 Garam empedu menurunkan tegangan permukaan dan
memperbesar daya tembus endotelium yg menutupi
villi usus
KLASIFIKASI PENYAKIT
KANDUNG EMPEDU

Kolelitiasis Batu empdu

Penyakit Kolestatis Aliran empedu


Kandung Empedu terhambat

Kolesistitis Peradangan
kandung empedu
KOLELITIASIS
 Adalah penyakit yang menunjukkan adanya batu empedu
dalam kandung empedu yang memiliki ukuran, bentuk,
dan komposisi yang bervariasi
Letak Batu Empedu

 Di kandung empedu  kolesistolitiasis


 Saluran empedu ekstra hepatik 
koledokolitiasis
Batu empedu
Penggolongan Batu Empedu

Batu Kolesterol
 Akibat metabolisme kolesterol terganggu, asupan
kolesterol berlebih dalam waktu lama
 Sifat batu: besar, lonjong, putih, biasanya satu,
ringan, bila dipotong bersusun radier, terdiri atas
kolesterol

Batu Pigmen Empedu


 Akibat gangguan metabolisme
 Sifat batu: berganda, kecil, hitam, rapuh, terdiri
atas bilirubin
Lanjutan………………

Batu Campuran
 Akibat infeksi (80%)
 Sifat: berlapis (pigmen empedu + kolesterol),
susunan konsentrik, kuning, berfaset, berinti lendir
Proses Terjadinya Batu Empedu

 Konsumsi lemak dan ester kolesterol yang


berlebih dalam waktu lama  konsentrasi
kolesterol dalam kandung empedu melebihi
kemampuan empedu melarutkan kolesterol
(menjadi bentuk miceller)
 Defisiensi vit. C  mengganggu pembentukan
asam empedu, penimbunan kolesterol,
hiperkolesterolemia  terjadinya peradangan
kandung empedu, mengakibatkan presipitasi
kolesterol dan terbentuk kristal  batu empedu
Faktor Resiko

 Pertambahan usia
 Obesitas
 Kurang makan sayuran
Kolelitiasis

Tanda/ Gejala: Terapi:


 Sakit pada bagian  Obat
kandung empedu  Diet
terutama saat kontraksi
 Pembedahan
 Mual, muntah
 Rasa sebah diperut
 Demam
 Bila makan berlemak,
terganggu
KOLESISTITIS
 Adalah radang empedu akibat adanya obstruksi/
penyumbatan pada saluran empedu (dapat
bersifat akut/kronis)
 Penyebab:
 Infeksi bakteri/ kuman stapilococcus,
streptococcus, bakteri gram negatif
 Obstruksi ductus sisticus oleh adanya batu
 Iritasi garam empedu
 Kegemukan
Pembuluh
darah
Hati

Kandung
empedu

Saluran
menuju usus

Sumbatan
Tanda

 Terjadinya penebalan dinding kandung empedu


dan penciutan kandung empedu, merah,
bengkak, kadang bernanah
Kandung empedu
Gejala

 Rasa sakit daerah  Pemeriksaan lab:


kantung empedu/ leukositosis
epigastrum  USG: penebalan
 Demam dinding kandung
 Mual, muntah empedu, litiasis,
 Ikterus bayangan kandung
empedu kabur
KOLESTATIS
 Adalah kondisi tidak terdapat/ sedikit sekresi
empedu sehingga terjadi gangguan aliran empedu
ke saluran cerna
 Dapat terjadi pada pasien puasa dalam waktu
lama yang menggunakan nutrisi parenteral
 Karena cairan empedu tidak masuk ke usus, maka
warna tinja menjadi lebih pucat dan tinja banyak
mengandung lemak. Keadaan ini disebut
steatorea ditandai dengan bau tinja yang sangat
busuk
Lanjutan…..
 Penyerapan vitamin D dan Ca ikut terganggu 
tulang menjadi rapuh
 Gangguan penyerapan vitamin K dapat
menyebabkan kecenderungan perdarahan
 Selain gejala utama di atas, seringkali ditemukan
gejala penyerta seperti mual, muntah, hilang
nafsu makan, nyeri perut, dan demam
TUJUAN DIET

Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal


dan mengistirahatkan kandung empedu, dengan
cara :
 Menurunkan BB secara bertahap bila
kegemukan
 Membatasi makanan yg menyebabkan kembung
atau nyeri abdomen
 Mengatasi malabsorbsi lemak
SYARAT DIET
 Energi sesuai kebutuhan, jika kegemukan diberikan
diet rendah energi.
 Protein agak tinggi: 1 - 1,25 g/KgBB. Protein dapat
diberikan lebih tinggi disesuaikan dengan kondisi
katabolisme protein.
 Lemak:
Fase akut  lemak tidak diperbolehkan
Fase kronis  20 – 25% E total
 Bila ada steatorea (lemak feses > 25 g/24 jam) 
dapat diberikan lemak MCT (medium chain
triglycerides)
Lanjutan….
 Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan. Konsumsi
karbohidrat sederhana dibatasi dan digantikan
dengan karbohidrat tinggi serat.
 Serat tinggi (30-35 g/ hari) terutama pektin 
mengikat kelebihan asam empedu dalam saluran
cerna
 Berikan Suplemen vitamin A-D-E-K
 Hindari makanan menimbulkan kembung & gas
JENIS DIET

Diet Lemak Rendah I

 Kolesistitis dan Kolelitiasis akut


 Buah-buahan dan minuman manis  Cair
 Rendah energi dan zat gizi  pemberian selama 1-2
hari
JENIS DIET

Diet Lemak Rendah II


 Fase akut teratasi, mual berkurang  cincang,
lunak, biasa
 Pada pasien dengan kandung empedu kronis yg
kegemukan
 Rendah Energi, Kalsium,Thiamin
JENIS DIET

Diet Lemak Rendah III

 Pada pasien Kandung empedu yang tidak gemuk


 Nafsu makan cukup
 Bentuk lunak atau biasa
 Cukup energi dan semua zat gizi

Anda mungkin juga menyukai