Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Mariatul Laily Octaviani

Kelas : Hukum Pajak dan Zakat B


NIM : 18520121

1. Mengapa pemeriksaan pajak perlu dilakukan?


Jawab:
Ada beberapa alasan dari pemeriksaan pajak perlu dilaksanakan, di antaranya sebagai berikut,
Tujuan dari pemeriksaan pajak ialah:
1) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak:
• Harus dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan restitusi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17B Undang-Undang KUP
• Dapat dilakukan dalam hal wajib pajak :
a. menyampaikan SPT LB, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak;
b. menyampaikan SPT rugi;
c. tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi melampau jangka waktu
yang telah ditetapkan dalam Surat teguran;
d. melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran usaha;
e. WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
f. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan
hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban
perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2) Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, yaitu:
a. Pemberian NPWP secara jabatan
b. Penghapusan NPWP
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
d. Wajib pajak mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
f. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
g. Pengumpulan bahan guna menyusun Norma Perhitungan Penghasilan Netto
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
j. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda
2. Sebutkan teknik pemeriksaan pajak dan jelaskan
Jawab:
Adapun Teknik Pemeriksaan Pajak:
a. Pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat Jenderal Pajak;
Informasi yang dapat digunakan oleh DJP dalam rangka pemeriksaan adalah informasi yang
berasal dari dalam DJP atau dari luar DJP. Salah satu informasi internal yang dapat diperoleh
oleh DJP adalah hasil pemeriksaan sebelumnya, profil wajib pajak, dan lainnya. Sedangkan
DJP dapat menghimpun informasi dari pihak eksternal seperti data internet, media massa, dan
lainnya. Jika menggunakan teknik ini, prosedur pemeriksaan yang dapat ditempuh adalah
dengan mengumpulkan informasi, kemudian melakukan identifikasi dan mengolah data serta
informasi tersebut.
b. Pengujian keabsahan dokumen;
Pengujian keabsahan dokumen merupakan pengujian yang dilakukan untuk meyakini
keabsahan suatu dokumen yang akan digunakan dalam pemeriksaan. Jika Pemeriksa Pajak
menggunakan teknik ini, prosedur pemeriksaan yang dapat ditempuh adalah melakukan
penelitian keabsahan dokumen seperti pembubuhan tanda tangan pihak yang berwenang,
cap/stempel, dan tanggal dokumen. Lalu melakukan klarifikasi kepada pihak yang terkait, dan
meminta surat pernyataan wajib pajak.
c. Evaluasi;
Teknik pemeriksaan evaluasi adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap dokumen, kegiatan, sistem, dan sejenisnya berdasarkan kriteria tertentu.
Jika menggunakan teknik ini, Pemeriksa Pajak dapat menguji kepatuhan Wajib Pajak dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Menilai kebenaran formal SPT/informasi dalam SPT;
• Menilai kelengkapan SPT;
• Menilai sistem pengendalian internal perusahaan.
d. Analisis angka-angka
Analisis angka-angka adalah penelaahan dan penguraian atas angka-angka dan bagian-
bagiannya serta hubungannya dengan angka pada pos lain untuk mengetahui kewajaran jumlah
suatu pos. Dalam teknik ini, Pemeriksa Pajak dapat menguji kepatuhan Wajib Pajak dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Membandingkan analisis atas angka-angka dalam SPT Wajib Pajak dengan neraca,
laporan laba rugi, dan laporan atau dokumen lainnya;
• Menganalisa perbandingan rasio dengan standar yang berlaku;
• Menganalisa kaitan antara rencana biaya, rencana penjualan, rencana produksi, rencana
pembelian, dan sebagainya.
e. Penelusuran angka-angka (tracing)
Penelusuran angka-angka adalah penelaahan secara mundur untuk melihat apakah angka-angka
dalam suatu pos sesuai dengan rekam jejak pemeriksaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam teknik pemeriksaan ini adalah:
• Nama orang/badan yang mengeluarkan dokumen yang bersangkutan;
• Tanggal pembuatan dokumen;
• Keaslian dokumen;
• Jika dokumen tersebut berjumlah besar, sangat berguna untuk pembuatan data yang
diproduksi.
f. Penelusuran bukti
Penelusuran bukti merupakan pemeriksaan bukti yang mendukung suatu transaksi dengan
tujuan untuk menguji apakah suatu transaksi yang telah dilaporkan didukung oleh bukti
kompeten yang cukup. Prosedur yang dapat dilakukan Pemeriksa Pajak pada teknik ini adalah
melakukan identifikasi transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pos yang diperiksa, lalu
mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung transaksi dan mencocokkan isi bukti dengan
transaksi untuk memastikan apakah bukti transaksi telah dicatat dan dilaporkan.
g. Pengujian keterkaitan
Pengujian keterkaitan merupakan pengujian yang dilakukan untuk meyakini suatu transaksi
berdasarkan pengujian atas mutasi pos-pos lain yang terkait atau berhubungan dengan transaksi
tersebut. Contoh pos-pos yag terkait antara lain penghasilan bruto terkait dengan penerimaan
kas/bank atau dengan piutang usaha. Contoh lainnya adalah pos pembelian terkait dengan
pelunasan hutang usaha.
h. Ekualisasi atau rekonsiliasi
Teknik pemeriksaan ini dilakukan dengan mencocokan 2 atau lebih angka yang mempunyai
hubungan satu dengan yang lainnya. Apabila hasilnya terdapat perbedaan, maka perbedaan
tersebut harus dapat dijelaskan. Jika menggunakan teknik pemeriksaan ini, Pemeriksa Pajak
dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:
• Membandingkan angka neraca dengan buku besar dan buku tambahannya;
• Membandingkan saldo-saldo pada angka neraca tersebut dengan daftar utang/piutang
untuk bulan pertama tahun berikutnya, setelah memperhatikan mutasi yang terjadi pada
bulan tersebut;
• Mengecek mutasi yang terjadi dengan catatan pada buku harian/kas bank, buku
pembelian/buku penjualan pada bulan yang sama;
• Melakukan rekonsiliasi (kaitkan dengan PPN, PPh 21, PPh22, 4(2), 26, PPh 23 dengan
laporan laba rugi, dan lakukan rekonsiliasi sistem pembukuan dengan laporan menurut
SPt).
i. Permintaan keterangan atau bukti
Dalam melakukan pemeriksaan, jika diperlukan keterangan atau bukti dari bank, akuntan
publik, notaris, konsultan pajak, kantor administrasi, dan/atau pihak ketiga lainnya, melalui
Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak dapat meminta keterangan dan/atau
bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang dilakukan. Hal-hal yang dapat
dilakukan dalam teknik pemeriksaan ini adalah :
• Cross check data dari pihak ketiga, misalnya utang dagang pihak ketiga untuk memastikan
pembelian yang terjadi pada pihak ketiga.
• Mengumpulkan data dari pihak ketiga, misalnya Dirjen Bea Cukai, Departemen
Kehutanan, dan lain-lain.
j. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh penegasan atas kebenaran
data atau informasi yang telah dimiliki oleh Pemeriksa Pajak kepada pihak lain terkait suatu
transaksi yang dilakukan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan meminta pihak lain tersebut
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
k. Inspeksi
Teknik pemeriksaan ini dilakukan dengan meninjau secara langsung ke tempat kedudukan,
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, dan/atau tempat
lainnya untuk mendapatkan keyakinan dan informasi yang lebih lengkap atas data Wajib Pajak
seperti proses bisnis atau proses produksi Wajib Pajak yang valid dan relevan sesuai kondisi
terkini.
l. Pengujian kebenaran fisik
Pengujian kebenaran fisik adalah pengujian yang dilakukan untuk meyakini keberadaan,
kuantitas, dan kondisi aktiva yang dilaporkan Wajib Pajak, misalnya persediaan dan aktiva
tetap. Teknik pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menentukan aktiva yang akan diuji, lalu
melakukan cek atas keberadaan dan kuantitas aktiva yang akan dicek dan dituangkan ke dalam
berita acara penghitungan fisik. Aktiva yang dicek oleh Pemeriksa Pajak didokumentasikan
dalam bentuk foto dan dengan seizin Wajib Pajak dalam hal bila diperlukan.
m. Pengujian kebenaran pengitungan matematis
Pengujian kebenaran penghitungan matematis adalah pengujian yang dilakukan untuk meyakini
kebenaran penghitungan matematis, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian atas objek yang diperiksa. Teknik pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan :
• Mempelajari metode penghitungan yang digunakan oleh Wajib Pajak;
• Melakukan footing (untuk menguji kebenaran penjumlahan atau pengurangan ke bawah);
• Melakukan cross footing (untuk menguji kebenaran penjumlahan atau pengurangan ke
samping).
n. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan kepada Wajib Pajak ataupun pihak
lain yang dilakukan untuk memperoleh keterangan yang lebih lengkap mengenai hal-hal terkait
dengan pos-pos yang diperiksa.
o. Uji petik (sampling)
Teknik pemeriksaan ini merupakan teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menguji
sebagian bukti atau transaksi, yang dipilih berdasarkan metode statistik tertentu, yang tujuannya
bukan untuk mendapatkan koreksi namun untuk memperoleh keyakinan atas pos-pos SPT
dan/atau pos-pos turunannya.
p. Teknik audit berbantuan computer (TABK)
Dengan semakin berkembangnya teknologi seperti yang terjadi pada saat ini, Pemeriksa Pajak
juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam melakukan pemeriksaan dalam menguji
kepatuhan Wajib Pajak. Teknik pemeriksaan yang memanfaatkan teknologi sebagai alatnya
dapat disebut sebagai Teknik Audit Berbantuan Komputer. Teknik ini merupakan teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi pada suatu komputer maupun suatu sistem
informasi untuk mendapatkan keyakinan terhadap kebenaran suatu transaksi yang
dicatat/diolah/dibukukan dengan menggunakan suatu aplikasi tertentu. Teknik pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan mempelajari sistem informasi yang digunakan oleh Wajib Pajak
terlebih dahulu, kemudian Pemeriksa Pajak dapat menyiapkan sarana-sarana TABK dan
meminta bantuan tenaga ahli jika diperlukan.Pemeriksa Pajak dapat mendokumentasikan pada
saat pelaksanaan TABK dan sebagainya.
q. Teknik-teknik lainnya.
Dan bisa melakukan teknik-teknik pemeriksaan yang lain, selain yang disebutkan di atas
3. Sebutkan sumber hukum pemeriksaan pajak dan jelaskan
Jawab:
Dasar hukum yang mengatur tentang pemeriksaan pajak antara lain adalah:
1) Pasal 31 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 (peraturan disempurnakan di 184/PMK.03/2015)
• Pada UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 pasal 31 dikatakan bahwa Tata cara pemeriksaan
pajak dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang berlaku.
• PMK yang mengatur mengenai tata cara pemeriksaan adalah PMK Nomor
17/PMK.03/2013 dimana PMK tersebut telah disempurnakan di PMK Nomor
184/PMK.03/2015. Dalam PMK ini dibahas mengenai ketentuan umum pemeriksaan,
tujuan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan ketentuan lain mengenai pemeriksaan
pajak.
2) Pasal 30 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007
• Pasal 30 UU KUP RI Nomor 28 Tahun 2007 membahas mengenai penyegelan tempat atau
ruangan tertentu apabila Wajib Pajak tidak memberikan kesempatan kepada Pemeriksa
Pajak untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan / atau memberi
penjelasan terkait hal-hal yang perlu diperiksa. Tata cara penyegelan tersebut diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan.
• Petunjuk pelaksanaan penyegelan diatur dalam bagian kesepuluh PMK 17/PMK.03/2013
yang telah disempurnakan di PMK Nomor 184/PMK.03/2015. Dalam bagian tersebut,
diatur mengenai ketentuan pelaksanaan penyegelan dalam rangka pemeriksaan pajak.
3) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE – 28/PJ/2013
SE – 28/PJ/2013 mengatur mengenai kebijakan pemeriksaan. Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak
ini diatur antara lain kebijakan umum pemeriksaan, ruang lingkup pemeriksaan, kriteria
pemeriksaan, jenis pemeriksaan, pembatalan hasil pemeriksaan, dan kebijakan lainnya dalam
pelaksanaan pemeriksaan pajak.
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
5) Berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2010 tentang
Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, bentuk,
isi, dan format Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun dengan merujuk pada Pedoman
Penyusunan LHP. Pedoman ini dibuat agar format LHP menjadi seragam.
6) Dalam Pasal 13 PMK No. 199/PMK.03/2007 stdtd. PMK 82/PMK.03/2011, menyebutkan hak-hak
dari Wajib Pajak saat dilakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan WP, dibagi 2, yaitu pada
saat pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor.
7) Dalam Pasal 39 PMK No. 199/PMK.03/2007 stdtd. PMK 82/PMK.03/2011 menjelaskan tentang
hak WP yang kepadanya sedang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain.

Anda mungkin juga menyukai