Sindrome Tourette - Kelompok 3 - Ganjil - 2018
Sindrome Tourette - Kelompok 3 - Ganjil - 2018
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Madikal Bedah III
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Anak dengan Masalah Osteomielitis”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Hermalinda selaku dosen
Keperawatan Anak II dan teman – teman yang sudah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian............................................................................................................3
2.2 Etiologi.................................................................................................................3
2.3 Manifestasi klinis..................................................................................................5
2.5 Model dan konsep dan tipologi pola kesehatan fungsional menurut gordon......6
2.6 Penatalaksana Medis dan Keperawatan...............................................................8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................10
2.8 Asuhan Keperawatan Sindrome Tourette..........................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
g. Bagaimana Penatalaksanaan medis dan keperawatan Tourette Sydrome ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gangguan tik didefinisikan sebagai kontraksi otot berulang dan cepat yang
menghasilkan gerakan atau vokalisasi yang dirasakan sebagai sesuatu yang
involuntar. Anak dan remaja bisa menunjukkan perilaku tik yang terjadi setelah
stimulus atau sebagai respons terhadap dorongan internal. Gangguan tik merupakan
kelompok gangguan neuropsikiatrik yang umumnya dimulai pada masa kanak atau
remaja dan dapat konstan atau memburuk-membaik sepanjang waktu. Meskipun tik
tidak atas keinginan sendiri, pada beberapa orang, tik dapat ditekan untuk suatu
periode waktu.
2.2 Etiologi
1. Faktor genetik
3
penyakit obsesif kompulsif. Berdasarkan penelitian terdapat 2 kromosom yang
terpengaruh pada gangguan Tourette yaitu 4q dan Sp. Beberapa gen yang ikut
bepengaruh termasuk gen resptor dopamin (DRD1, DRD2.DRD4, dan DRD5),
transporter dopamin, dan noradrenergik (5HTT).
4
transporter dopamin presinaps dan reseptor dopamin D2 postsinaps, yang
menghasilkan ketidakseimbangan dopamine release dan uptake pada celah sinaps.
* Motor tics, yaitu melakukan gerakan yang sama secara berulang. Motor tics dapat
melibatkan kelompok otot dalam jumlah terbatas (simple tics), maupun beberapa otot
sekaligus (complex tics). Beberapa gerakan yang termasuk ke dalam simple motor
tics adalah berkedip, mengangguk, menggeleng, dan menggerak-gerakkan mulut.
Sedangkan pada complex motor tics, penderita umumnya mengulang gerakan seperti
menyentuh atau mencium suatu benda, meniru pergerakan suatu benda, menekuk atau
memutar badan, meloncat, dan melangkah dalam pola tertentu.
* Vocal tics, yaitu membuat suara yang berulang. Sama seperti motor tics, vocal tics
juga bisa terjadi dalam bentuk simple tics maupun complex tics.eberapa contoh dari
simple vocal tics adalah batuk, berdeham, dan membuat suara menyerupai binatang
seperti menggonggong. Sedangkan pada complex vocal tics, gejala yang muncul
antara lain mengulang perkataan sendiri (palilalia) atau perkataan orang lain
(echophenomena), dan mengucapkan kata-kata kasar dan vulgar (koprolalia).
2.4 Komplikasi
Sebagian besar orang yang menderita sindrom ini juga seringkali mengalami
gangguan berikut:
5
* Masalah perilaku seperti agresi, kemarahan atau perilaku yang melanggar norma
sosial.
* Kecemasan berlebihan.
* Gangguan belajar
* Gangguan tidur.
* Kesulitan belajar.
2.5 Model dan konsep dan tipologi pola kesehatan fungsional menurut gordon :
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Sindrom tourette memiliki gejala dan konsistensi yang sangat beragam pada
masing-masing orang, sehingga pasien dan keluarga sering terlambat menyadari bahwa
pasien mengalami sindrom tourrete. Ada kemungkinan pasien diberikan pemeriksaan
hanya saat sindrom tourette semakin parah.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
4. Pola Latihan-Aktivitas
Aktivitas pasien dengan sindrom tourette dapat terganggu karena tics yang datang
secara tiba-tiba dan dapat mempengaruhi aktivitas yang sedang dilakukan.
Kemungkinan terjadinya Sindrom tourrete akan Berkurang saat pasien melakukan
aktvitas yang memerlukan konsentrasi tinggi
6
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola Persepsi sensori dan kognitif pasien
sindrom tourette normal namun dapat terganggu jika tics yang terjadi sangat parah atau
kompleks
6. Pola Istirahat-Tidur
Sindrom tourrette tidak mempengaruhi istirahat dan tidur
9. Pola Reproduksi/Seksual
Sindrom tourrette lebih banyak di derita oleh pasien laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Sindrom tourrette tidak mempengaruhi pola reproduksi dan seksual
7
WOC
Disfungsi Daerah
Korteks/Subkorteks/Talamus/
Basal Ganglia
Hipersensitivitas
Neurotransmitter
Resiko cidera
Tourette syndrome atau sindrom Tourette adalah kondisi kronis yang tidak bisa
disembuhkan.Pengobatan yang ada ditujukan untuk mengendalikan serangan tics yang
menganggu aktivitas sehari-hari. Sementara jika tics tidak parah, biasanya pengobatan tidak
diperlukan.
Secara umum, berikut pilihan pengobatan yang biasa dilakukan dokter untuk mengatasi
sindrom ini.
8
Dokter biasanya akan meresepkan beberapa obat untuk mengurangi gejala dan
memudahkan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Beberapa obat yang mungkin
diresepkan dokter sebagai perawatan Tourette syndrome atau sindrom Tourette adalah
sebagai berikut:
1. Obat antipsikotik.
Kelompok obat ini dapat membantu mengendalikan serangan tics. Namun, ada beberapa
efek samping yang mungkin terjadi, yaitu kenaikan berat badan dan gerakan berulang yang
tidak disengaja.
Suntikan ke otot yang bermasalah dapat membantu meringankan serangan tics motorik
maupu vokal.
3. Obat ADHD.
Obat-obatan seperti clonidine dan guanfacine, biasanya diresepkan bagi penderita yang
juga memiliki tekanan darah tinggi.
5. Obat antidepresan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa orang dengan sindrom Tourette merespons
topiramate (Topamax), yang digunakan untuk mengobati epilepsi.
Berbagai obat tak boleh dikonsumsi sembarangan. Pastikan Anda berkonsultasi terlebih
dahulu ke dokter guna menentukan obat mana yang paling sesuai dengan kondisi anak.
B. Terapi perilaku
Selain itu, berkonsultasi ke seorang psikolog atau psiakter juga bisa dilakukan untuk
membantu mengontrol gejala Tourette syndrome atau sindrom Tourette.Sebenarnya Tourette
syndrome atau sindrom Tourette bukanlah masalah dalam kesehatan mental.
9
Namun, seorang psikolog maupun psikiater dapat memberikan terapi perilaku untuk
membantu menenangkan anak ketika serangan tics tiba-tiba muncul.
Seorang psikolog maupun psikiater juga bisa membantu meringankan gejala dari penyakit
lain yang sering dikatkan dengan Tourette syndrome atau sindrom Tourette, misalnya ADHD
dan gangguan kecemasan.
Salah satu bentuk terapi perilaku untuk mengobati Tourette syndrome atau sindrom Tourette
adalah Comprehensive Behavioral Intervention for Tics, atau CBIT.
Terapi ini membantu anak dengan Tourette syndrome atau sindrom Tourette mengontrol
serangan tics dengan cara yang sangat hati-hati dan sistematis.
Tak hanya penderita, terapis juga akan memberikan tips kepada keluarga pasien perihal
bagaimana cara mereka menghadapi kekambuhan serangan tics pada sindrom ini agar tidak
semakin memburuk.
Entah itu dengan berjalan-jalan, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan
latihan pernapasan.
Semuanya dilakukan semata-mata untuk mengurangi keparahan serangan tics atau bahkan
mencegahnya agar tidak terjadi sama sekali.
Biasanya, terapi perilaku ini membutuhkan delapan sesi pertemuan, yang setiap sesinya
menghabiskan waktu sekitar satu jam.
Dalam kasus tertentu, terapi CBIT mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama.
10
4. Pemeriksaan lain menggunakan VBM dan MTI yang lebih sensitif terhadap
perubahan jaringan dibandingkan MRI konvesional.Keduanya merupakan
pengukuran kuantitatif integritas makro-struktur.Pada VBM, penderita sindrom
tourette menunjukkan penurunan volume substantia nigra di area prefrontal.
Pengkajian
a. Pengumpulan data
● Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, nomor register,
tanggal diagnosa
MRS diagnosa medis
● Keluhan utama
Pada penderita sindrome tourette mengalami gerakan anggota tubuh
yang spontan
dan tidak dapat dikontrol, selain itu penderita sering mengucapkan
kata jorok, vulgar, kasar, ataupun juga mengulangi ucapan orang lain.
● Riwayat penyakit sekarang
Biasanya terjadi dan tidak dapat terkendalikan oleh penderita.
Biasanya penderita mengeluh bahwa tubuhnya bergerak secara
beulang (tidak terkontrol).
● Riwayat penyakit dahulu
Terjadinya masalah psikologis atau gangguan pada saraf otak
● Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada salah satu anggota keluarga yang menderita
● Pola – pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pola persepsi tidak terjadi gangguan
Pola nutrisi dan metabolisme
11
Pasien tidak mengalami gangguaan pola nutris dan
metabolisme
Pola eliminasi
Tidak terjadi gangguan pada pola nutrisi dan metabolisme
Pola istirahat dan tidur
Pasien mengalami gangguan pola istirahat dan tidur karena
adanya gerakan tubuh yang muncul secara tiba-tiba dan tidak
terkontrol
Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengalami gangguan pola aktivitas dan tidur karena
sikap dan bagian tubuh yang secara tidak terkontrol bergerak
b. Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
Terjjadi perilaku yang tidak disadarinoleh penderita sindrom
tourette yang tidak bisa dikontrol.
2. Kepala dan leher
12
Terjadi gangguan apabila terjadi tics dan penderita menggelengkan
kepala dengan keras hingga terjadi cedera leher (whiplash).
3. Paru-paru dan jantung
Tidak terjadi gangguan
4. Abdomen
Ppada pasien sindrome tourette tidak terjadi gangguan pada
abdomen, tapi dapat terjadi gangguan apabila penderita memukul
perut dengan keras hingga teŕjadi lebam dan luka pada organ
dalam.
5. Inguinal, genital, dan anus
Pada penderita sindrome tourette tidak terjadi gangguan.
6. Integumen
Tidak terjadi gangguan
7. Ekstremitas dan neurologis
Mengalami gangguan neurologis, yaitu sering terjadi gerakan yang
berlebihan yang tidak dapat dikontrol sehingga menimbulkan
cedera, misalnya menghentakkan kaki dengan kuat sampai
mengalami dislokasi panggul, atau memukul-mukul perut hingga
lebam dan merusak organ dalam.
13
(5) fungsi kognitif
- Mengidentifikasi konsekuensi dari - Gunakan rencana
tindakan impulsive (5) modifikasi perilaku sesuai
- Mendapatkan bantuan ketika kebutuhan untuk
merasakan impuls (5) mendukung strategi
- Menggunakan dukungan sosial pemecahan masalah yang
yang ada (5) sudah diajarkan
- Mempertahankan kontrol diri tanpa - Bantu pasien memilih
pengawasan (5) tindakan yang paling
menguntungkan
- Bantu pasien untuk
mengevaluasi bagaimana
hasil yang tidak sesuai
bisa dihindari dengan
menggunakan pilihan
perilaku yang berbeda
2. Manajemen perilaku
Aktivitas :
14
mengenai kondisi kognisi
dasar pasien
- Berikan obat sesuai
kebutuhan
15
-Kontrol gerakan (5) - Mulailah tindakan
- Gerakan dengan waktu yang pencegahan sesuai
diinginkan (5) peraturan
16
disebabkan karena adanya
gangguan kemampuan
bicara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sindrom Tourette (TS) adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan gerakan involunter
dan berulang-ulang, stereotipikal, dan vokalisasi yang disebut dengan tics.
17
Penyebab pasti Sindrom Tourette belum diketahui, tetapi dugaan kuat mengarah pada
kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Diduga pula
ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin berperan dalam
terjadinya Sindrom Tourette.
Gejala utama Sindrom Tourette adalah tics, yaitu gerakan atau vokalisasi yang mendadak dan
berulang-ulang. Gejala bervariasi dari ringan hingga berat dan memengaruhi kualitas hidup
pengidap. Terdapat juga komplikasi pada penderita sindrom Tourette ini seperti Gangguan
Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD), Gangguan obsesif kompulsif, Masalah perilaku
seperti agresi, kemarahan atau perilaku yang melanggar norma social, Kecemasan berlebihan,
serta Gangguan belajar.
Manifestasi klinis yang dapat dilakukan yaitu motor tics dan vocal tics. Sedangkan
penatalaksanaan medisnya adalah minum obat tertentu dan melakukan terapi perilaku. Dan
yang terakhir pemeriksaan diagnostiknya adalah Tes Purdue Pegboard, Tes darah, MRI, serta
Pemeriksaan lain menggunakan VBM dan MTI yang lebih sensitif terhadap perubahan
jaringan.
3.2 Saran
Semoga kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi karena masih banyak
kesalahan dari penulisan makalah ini dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sadock B, Sadock V. Gangguan Tourette. In: Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2014. hal. 611-14.
Maslim R. Sindrom de la Tourette. In: Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). 1*ed.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2003. hal. 145.
18
Psychology Today (2018). Tourette's Disorder.
19