Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Anisa Noviani Putri

NPM : 1910631080055
KELAS :2E
MATA KULIAH : Berbicara
DOSEN PENGAMPU : Uah Maspuroh, S.Pd., M.Pd.

1. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa sebagai kemampuan


mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta mengungkapkan
pendapat atau pikiran dan perasaan  kepada seseorang atau kelompok secara lisan. Berbicara
sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan erat dengan aspek
keterampilan berbahasa lainnya, yaitu antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan
menulis, dan berbicara dengan membaca.

2. Hubungan keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti menulis,


memnaca, dan menyimak.
 Hubungan Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat
dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan
berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan,
seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan
sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang
berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila
tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan
kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
 Hubungan Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat
produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar
informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai
penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin
sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan
pendorong bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang
diperolehnya antara lain melalui berbicara.
 Hubungan Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua
kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui
kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi
dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan
menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam
kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunakan kaidah
kebahasaan menunjang keterampilan berbicara.

3. Fungsi Pidato, mendongeng, debat, dan stand up comedy.


Fungsi Pidato
 Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
 Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
 Mempermudah komunikasi
 Media komunikasi organisasi
 Menciptakan suasana kondusif

Fungsi mendongeng
 Perkembangan kognitif, yaitu dongeng dapat menambah wawasan. Melalui kisah-
kisah dongeng, anak mendapatkan berbagai informasi. Melalui dongeng juga,
pemikiran anak akan menjadi lebih kritis dan cerdas.
 Perkembangan sosial dan emosional, dari kegiatan mendongeng, kita bisa
menyelipkan ajaran norma-norma seperti sosial, agama dan sopan santun.
 Mengembangkan daya imajinasi anak.
 Meningkatkan keterampilan berbahasa
 Membangkitkan minat anak terhadap kegiatan membaca.

Fungsi debat
 Untuk meraih kemenangan dari argumentasi tertentu
 Untuk menunjukkan sebuah kebenaran dari segala sesuatu yang menjadi masalah
 Untuk dapat melatih mental dan keberaian dalam mengemukakan pendapat di depan
umum
 Untuk mematahkan pendapat lawan debat
 Melatih sikap kristis
 meingkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah
 Untuk lebih memahami sebuah konsep dari materi yang diperdebatkan

1. Fungsi stand up comedy


 Sebagai hiburan
 Untuk meningkatkan rasa percaya diri
 Menguatkan hafalan
 Meningkatkan kemampuan berbicara di depan banyak orang.

4. Ada 4 metode penyampaian pidato, yaitu


1) Metode Impromptu
Metode impromptu atau mendadak adalah metode pidato yang dilakukan secara tiba-
tiba tanpa adanya persiapan sama sekali. Isi pembicaraan sebaiknya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan tersebut.
2) Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan dilakukan tanpa adanya naskah pidato, akan tetapi pembicara
masih mempunyai kesempatan untuk membuat kerangka isi pidato. Metode ini sering
digunakan oleh pembicara yang sudah berpengalaman. Dengan metode ini suasana
antara pembicara dengan benar dapat terjadi komunikasi yang baik.
3) Metode Membaca Naskah
Metode membaca naskah biasanya dilakukan untuk menyampaikan pernyataan-
pernyataan resmi: pidato kenegaraan, pidato sambutan peringatan hari besar nasional,
dan lain-lain.
4) Metode Menghafal
Dalam metode ini pembicara memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan,
membuat naskah, dan menghafalkan naskah.

5. Teks Pidato dengan tema “Tanggap Darurat Pencegahan Virus Corona (COVID-19)”

Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat
wlafiat.
Kepada yang terhormat Ibu Uah Maspuroh, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah “Berbicara” Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Singaperbangsa Karawang. Dan para hadirin sekalian yang saya hormati,
Pada kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan pidato singkat tentang
“Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19”
Para hadirin yang terhormat,
Seperti yang kita ketahui, Infeksi virus Corona atau yang biasa disebut COVID-19
yang pertama kali terjadi di kota Wuhan, China ini, sekarang telah ditemukan di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Penyebaran virus ini terjadi sangat cepat, dan bisa terjadi
pada siapa saja.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus
Corona. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar
masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan
pencegahan. Salah satunya adalah dengan menerapkan social distancing.
Ada beberapa cara yang harus kita lakukan untuk mencegah penyebaran virus
COVID-19 ini. Cara yang paling sederhana adalah dengan selalu mencuci tangan,
Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan
toilet, setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Dan
tidak menyentuh wajah ketika tangan kotor.  Kita juga harus membiasakan diri untuk
menerapkan social distancing. Tidak keluar rumah dan beraktivitas di luar rumah yang
melibatkan banyak orang atau pergi ke tempat-tempat ramai.

Jika mendapat keluhan seperti demam, batuk dan kesulitan bernapas maka harus
segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya, jangan malu,
takut ataupun ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar gejala-gejala tersebut segera
mendapat penanganan tepat. dan ingatlah untuk selalu memakai masker ketika kamu
sedang merasa tidak sehat.

Para hadirin semua, mulai dari sekarang kita harus tingkatkan kepedulian
terhadap bahayanya virus corona, lakukanlah pencegahan untuk kita dan keluarga
dengan pola hidup bersih dan sehat setiap waktu, dan jangan pernah lupa untuk berbuat
kebaikan walau kini kita sedang berjuang melawan virus COVID-19.

Sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga kita sehat dan selalu dalam
lindungan Allah. Mohon maaf apabila terdapat kata atau isi pidato yang kurang berkenan
dihati para hadirin sekalian. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

6. Dongeng Fabel
RUMAH KUCING

Di sebuah rumah sederhana, tinggalah dua ekor kucing jantan yang bernama Bobo
dan Baba. Bobo adalah kucing yang suka makan, dan sombong. Sedangkan Baba adalah
kucing yang baik dan penurut. Suatu hari Bobo ingin pergi dari rumah itu, dia ingin
tinggal di rumah yang jauh lebih besar dan memiliki lebih banyak makanan.
Baba : “Kau mau kemana Bobo?” tanya Baba saat melihat Bobo berjalan keluar rumah.
Bobo : “Aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan mencari tuan yang lebih kaya, yang
memiliki rumah jauh lebih besar, dan makanan yang banyak!” seru Bobo dengan
sombong.
Baba : “Tapi, bukankan selama ini tuan kita sudah sangat baik kepada kita. Dia selalu
merawat kita dengan baik dan memberi makan yang cukup,” Baba berusaha membujuk
Bobo agar tidak pergi.
Bobo : “Tidak! Aku sudah bosan disini. Jangan menghalangiku. Selamat tinggal Baba,
semoga kau tetap betah tinggal di rumah sempit ini HAHAHA.” Bobo tertawa mengejek
sambal meninggalkan rumah.

Setelah pergi cukup jauh. Bobo akhirnya menemukan sebuah rumah impiannya.
Rumah yang sangat besar dan mewah.
Bobo : “Rumah ini besar sekali, pasti akan ada banyak sekali makanan disana.” Bobo
tertawa riang sambal memasuki rumah itu.
Di depan pintu rumah, Bobo bertemu dengan seekor kucing jantan dan betina.
Mereka terlihat sedang sedih, tubuh mereka terlihat sangat kurus dan kotor.
Bobo : “Sepertinya mereka kucing yang tinggal di rumah ini, tapi mengapa mereka
terlihat sangat jelek?” Bobo bertanya dalam hati.
Bobo : “Halo, teman-teman, namaku Bobo,” Bobo menyapa dengan penuh semangat
pada dua kucing itu.
Pipi : “Halo, namaku Pipi, dan ini kakakku, namanya Popo,” jawab kucing betina,
suaranya terdengar lemah dan resah.
Bobo : “Kalian tinggal di rumah ini?” tanya Bobo.
Popo : “Iya, memangnya kenapa?” Popo bertanya kembali.
Bobo : “Aku juga ingin tinggal di rumah besar ini, pasti pemiliknya punya banyak
sekali makanan,” seru Bobo gembira.
Pipi dan Popo : (Tertawa) “HAHAHA”
Bobo : “Kenapa kalian tertawa?” Bobo bertanya karena kebingungan.
Pipi : “Kau benar Bobo, mereka memang kaya dan punya banyak makanan. Tapi
lihatlah kami, kami sangat kurus dan kotor.”
Popo : “Tuan kami tidak pernah merawat kami dengan baik. Dia selalu sibuk bekerja,
dan pulang malam. Begitupun dengan istrinya, dia lebih suka berbelanja dari pada
memberi kami makan. Anak-anak mereka lebih suka bermain dengan mainan-mainan
mewah dari pada bersama kami.”
Bobo : “Kasihan sekali kalian. Tuanku sangat baik, mereka merawatku dengan baik,
memberi makan setiap hari, bahkan sering mengajakku bermain.” Bobo membayangkan
saat-saat bersama dengan tuannya di rumahnya dulu.
Pipi : “Kau beruntung sekali Bobo, aku iri padamu.” Pipi terlihat sangat sedih.
Bobo kini menyadari kalua ia tidak seharusnya meninggalkan rumah dan tuannya.
Tuannya pasti sedang sedih karena dia pergi. Bobo kemudian memutuskan untuk kembali
ke rumah.
Bobo : “Baiklah teman-teman, sepertinya aku harus pulang. Pasti tuan sedang
mencariku. Aku do’akan semoga kalian bisa menemukan tuan baru yang baik.”

Bobo kembali ke rumah dengan perasaan senang. Ia berjanji tidak akan


meninggalkan rumah lagi. Ia akan menjadi kucing yang penurut, dan setia di samping
tuannya yang baik hati.
Baba : “Kau pulang Bobo?” Baba menghampiri Bobo.
Bobo : “Kau benar Baba, harusnya kita bersyukur karena memiliki tuan yang sangat
baik.” Bobo tersenyum bahagia.

SELESAI

7. Fungsi dan Etika Debat


 Fungsi dari diadakannya debat adalah untuk melatih keberaniaan dalam menyampaikan
argumen – argumen di depan umum, melatih berbicara, melatih untuk menanggapi
pendapat dari lawan bicara, meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah
dengan cepat dan tepat melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu
permasalahan, serta menambah pemahaan atas suatu konsep atau teori terutama yang
berhubungan dengan materi.

 Etika Debat
 Etika yang harus diterapkan dalam menyampai pendapat terhadap permasalahan
yang diterapkan adalah menyampaikan dengan Bahasa yang mudah dimengerti,
sopan, tidak menyinggung orang lain, tidak menggunakan kata-kata yang kasar,
pendapat tersebut harus berdasarkan fakta alias tidak dikarang-karang atau dibuat-
dibuat, dan lain sebagainya.
 Etika yang harus diterapkan dalam menanggapi pendapat yaitu menanggapi dengan
Bahasa yang santun, sopan, tidak menggunakan kata – kata yang kasar, tidak
menyinggung perasaan orang, dan lain sebagainya.
 Etika saat bertanya dalam debat diantaranya bersungguh – sungguh dalam mencari
data, tidak menguji pembicara, pertanyaan langsung menuju fokus permasalahan,
mengajikan pertanyaan – pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah,
tidak menyangkutpautkan prasangka emosional ketika bertanya, dan menunjukkan
sikap wajar.
 Etika saat adu argumenasi atau inti dari debat diantaranya memiliki pengetahuan
yang baik dan luas, memiliki kemampuan yang baik dalam mengomunikasikan
argumentasi atau persuasi, dapat membuktikan kekurangan atau kesalahan atau
celah dari argumenasi lawan debat, paham akan prinsip – prinsip dalam penyampai
persuasi dan penggunaan argumenasi dalam melemahkan pernyataan lawan,
mampu menyampaikan argumenasi secara terarah, runtut, jelas, lancar, serta
mengapresiasi fakta.

8. Unsur-Unsur dalam Debat.


1. Mosi
Mosi ialah sesuatu hal atau topik yang diperdebatkan. Adanya mosi sangat penting
karena di dalam sebuah debat terdapat pihak pro dan kontra.
2. Tim Afirmasi (Pro)
Tim Afirmasi atau Pihak Pro adalah salah satu tim yang setuju terdapat hal yang
diperdebatkan (mosi). Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmasi yang setuju
terhadap mosi yang telah diberikan. Pihak pro akan memberikan pernyataan
mengenai alasan mengapa mendukung pernyataan di dalam mosi.
3. Tim Oposisi (Kontra)
Pihak Oposisi atau Pihak Kontra ialah pihak yang tidak setuju atau menentang mosi
yang diberikan dan pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari pihak afirmasi.
4. Pihak Netral
Pihak Netral yaitu pihak yang memberikan 2 sisi baik dukungan atau pun sanggahan
terhadap mosi, maksudnya pihak ini tidak menaruh dukungan dan tidak condong
terhadap salah satu pihak.
5. Moderator
Moderator yakni orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Dalam
debat harus ada moderator yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya debat.
Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian mosi
akan dilakukan oleh moderator.
6. Penulis (Notulen)
Penulis atau notulen merupakan orang yang menulis kesimpulan suatu debat. Notulen
bertugas mencatat hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi
debat, pernyataan moderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak, dan hasil
keputusan akhir.

Anda mungkin juga menyukai