Anda di halaman 1dari 3

Selasih (Ocimum basillicum)

Selasih (Ocimum basilicum forma violaceum)

1. Nama tanaman

Di Indonesia secara umum dikenal dengan nama selasih, kecuali di Sulawesi dikenal dengan
amping (Wijayakusuma et al., 1996)

2. Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Amaranthaceae
Suku : Lamiaciae (Labiatae)
Marga : Ocimum
Jenis : Ocimum basilicum forma violaceum Back  (Backer & van den Brink, 1965)

3. Morfologi tanaman

Merupakan herba tegak, sangat harum, tinggi 0,6-1,6 m. Batang cokelat, segi empat. Daun
tunggal berhadapan, bertangkai, panjang 0,5-2 cm, bulat telur, ujung dan pangkal agak
meruncing, permukaan daun agak halus dan bintil-bintik kelenjar, tulang daun menyirip, tepi
bergerigi, panjangnya 3,5-7,5 cm, lebar 1,5-2,5 cm, warna hijau tua. Bunga berwarna putih
atau lembayung, kelopak sisi luar berambut, bulat telur terbalik dengan tepi mengecil
sepanjang tabung. Biji keras, cokelat tua, bila dimasukkan dalam air akan mengembang
(Backer & van den Brink, 1965; Wijayakusuma et al., 1996).

4. Habitat dan Penyebaran


Dapat ditemukan di tempat lembab dan teduh di dataran rendah sampai ketinggian 450 m.
Tersebar di seluruh pulau di Indonesia (terutama Sumbawa), bahkan di Asia, Eropa, dan
Amerika Selatan (Backer & van den Brink, 1965; Wijayakusuma et al., 1996).

5. Kandungan kimia dan manfaat


Daun mengandung: asam kafeat, p-asam kumarat, Myresin, Rutin, Kuersetin. Seluruh herba
mengandung minyak menguap yang terdiri dari: 1,8-Sineol, p-Cymene, Limonen, Linalool,
Metilkaviol, Metil sinamat, Pinen,  Safrol, alfa-Terpinen (Anonim, 2005)

Kegunaan dan Khasiat


Berdasarkan hasil penelitian, minyak menguapnya beraktivitas sebagai antibakteri yang telah
diuji dengan S. aureus, S. enteritidis dan E. coli dan aktivitas antifungalnya efektif terhadap
C. albicans, P. notatum, dan Microsporeum gyseum. Kamfor, d-limonen, myresen, dan timol
mempunyai aktivitas sebagai antireppelant, dengan kemampuan membunuh serangga sampai
90% pada konsentrasi 113-283 ppm. Selasih juga telah digunakan sebagai antiekspektoran
(Anonim, 2005).

6. Penelitian Antikanker

Pada daun O. basillicum f v, yang telah digunakan sebagai obat tradisional antikanker etnis
Samawa, mengandung banyak jenis senyawa produk alami sehingga terdapat beberapa
kemungkinan senyawa yang bertanggung jawab sebagai agen antikanker. Di antaranya adalah
senyawa golongan fenolat (asam kafeat, p-asam kumarat) yang memang dalam O. basillicum
berada dalam jumlah yang besar.

Fenolat secara umum merupakan agen antiproliferatif, yang akan meningkatkan jumlah sel
non apoptosis pada fase sintesis pada daur sel dan menurunkan jumlah sel non apoptosis pada
fase G2/M. Telah diketahui, bahwa asam kafeat akan menyebabkan peningkatan FasL, yang
merupakan pada reseptor kematian (Fas). Adanya kompleks antara FasL dengan Fas akan
memacu signaling yang menginduksi kematian sel. Fenolat juga telah terbukti mampu
menurunkan protein antiapoptotik Bcl2, sehingga apoptosis tidak berjalan. Peningkatan
ekspresi Bcl2 yang diikuti dengan peningkatan Bax, yang dihasilkan karena sel kanker
mengalami mutasi pada protein p53, akan memacu dimer antara keduanya sehingga memicu
apoptosis melalui Fas (Huang et al., 1999).

Hasil penelitian terhadap ekstrak air O. sanctum, yang segenus dan kandungannya relatif
serupa dengan O. basillicum, flavonoidnya diketahui mempunyai aktivitas sebagai agen
kemopreventif dengan melindungi limfosit dari induksi kanker (Devi et al., 2004).

Senyawa lain yang kelimpahannya juga besar adalah minyak atsiri (terpenoid), yang mampu
berperan dalam penghambatan tumor, dengan cara meningkatkan kinerja Human Natural
Killer dalam sistem imun (imunostimulan), sehingga mampu melisis sel tumor. Senyawa ini
juga mampu meningkatkan makrofag yang berperan sebagai fagosit sel-sel rusak. Selain itu
senyawa terpen meningkatkan jumlah sel darah putih diatas normal, yang sangat berperan
dalam sistem imun (Mills and Bone, 2000).

Referensi:

Anonim, 2005, Treating Livestock with Medicinal Plants: Beneficial or Toxic?  Ocimum
basilicum, O. americanum, and O. micranthum, diambil dari
http://www.probe.nalusda.gov:8300/, diakses pada Desember 2005.

Backer, C.A., and Van Den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only), Vol
II., N.V.D. Noordhoff-Groningen-The Netherlands.

Devi, Uma P., Nayak, V., and Kamath, R., 2004, Lack of solid tumour protection by Ocimum
extract and its flavonoids orientin and vicenin, Current Science, 86 (10): 1401-1404.
[Abstract]

Huang, C., Kohno, N., Inufosa, H., Kodama, K., Taki, T., and Miyaki, M., 1999, Over
Expression of Bax Associated with Mutations in The Loop-Sheet-Helix Motif of p53,
American Journal of Pathology, 155 (3): 955-965.

Mills, S., and Bone, K., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, Toronto, 385-437.

Wijayakusuma, H., Wirian, S.A., Yaputra, T., Dalimartha S., Wibowo, B., 1996, Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid IV, Pustaka Kartini, Jakarta.

Kontributor:

A. Fauzi Romadhon, Sarmoko

http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=120

Anda mungkin juga menyukai