Anda di halaman 1dari 11

ACARA II

PANAS PELARUTAN ASAM BENZOAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Dapat menentukan panas pelarutan asam benzoat melalui sifat
ketergantungan suhu pada proses pelarutan dalam air.
2. Waktu Praktikum
Senin, 19 Oktober 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Fisika dan Anorganik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Pada proses pelarutan, seperti halnya semua proses fisika dan proses
kimia, dipengaruhi oleh dua faktor. Fakror pertama adalah energi, yang
menentukan apakah proses pelarutan eksotermik atau endotermik. Yang kedua
merupakan kecenderungan alamiah menuju kondisi ketakteraturan yang
dimiliki oleh semua pristiwa (perubahan). Ketika molekul zat terlarut dan
pelarut bercampur maka terjadi peningkatan derajat ketakteraturan. Dalam
keadaan murni pelarut maupun zat terlarut mempunyai derajat keteraturan
yang tinggi, yang ditandai oleh susunan tiga dimensi yang relatif teratur dari
atom, molekul, atau ion-ionnya. Ketika melarut keteraturan pada pelarut dan
zat terlarut menjadi rusak (hilang). Jadi, pada proses pelarutan selalu diikuti
oleh peningkatan derajat ketakteraturan (Purwoko dan Suhendra, 2008: 4).
Kecepatan reaksi kimia akan bertambah dengan naiknya suhu.
Umumnya, ketergantungan konstanta kecepatan, k pada suhu T (dalam
Kelvin), mengikuti persamaan Arrhenius, paling sedikit melampaui rentangan
suhu sedang (kira-kira 100 K).
k = Ae –Ea/RT (1).
Koefisien A dinamakan faktor frekuensi dan Ea dinamakan energy
pengaktifan. Makin tinggi energi pengaktifan, makin makin lambat reaksi
berlangsung pada suhu tertentu. Dengan membuat kuva log k terhadap T ,
harga Ea juga A dapat ditentukan. Nilai Ea seringkali berguna dalam meninjau
mekanisme reaksi (Cotton dan Wilkinson, 2014: 19).
Perpindahan panas terjadi karena perbedaan suhu yang terdapat pada
suatu benda. Perpindahan panas dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga
cara yaiutu konduksi, radiasi dan konveksi. Bila dua benda yang suhunya
berbeda diletakkan saling bersentuhan, panas akan mengalir seketika dari
benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah perpindahan panas
seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyamakan suhu. Jika,hal
tersebut dibiarkan maka suhu keduannya akan sama dan keduannya akan
dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termal dan tidak terjadi perpindahan
panas diantara keduannya ( Supu, dkk, 2016).
Asam benzoat adalah senyawa model untuk zat obat dalam penelitian
farmasi. Desain proses memerlukan informasi yang tentang prilaku
termodinamika aasam benzoat dan campurannya dengan air dan pelarut
organic. Teori cairan associate pluida berantai (VC-SAFT) digunakan untuk
memodelkan perilaku pase larutan berair dan organik yang mengandung asam
benzoat dan kloro benzoat. Tekanan uap absolut asam benzoat dan asam 2-,-
3,dan 4- kloro benzoat dari lieteratur dan pengukuran digunakan untuk
menentukan parameter VC-SARF komponen murni ( Reschke, dkk.2016).
Proses pelarutan memegang peranan penting dalam persiapan
pengolahan dolomit supaya dapat digunakan dalam berbagai aplikasi di
industri. Salah satu faktor terpenting dalam proses pelarutan adalah variabel
konsentrasi pelarut dan temperatur proses pelarutan. Untuk melihat pengaruh
dari kedua variabel tersebut, maka dilakukan proses pelarutan dolomit dengan
menggunakan larutan asam klorida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi asam dan temperatur proses dalam pelarutan mineral
dolomit menggunakan asam klorida. Proses pelarutan dilakukan terhadap 20
gram sampel dolomit dengan konsentrasi asam sebesar 1, 2, 3, 4 N pada
temperatur 30, 50, 70, 90 oC ( Royani, 2016).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Buret 50 mL
b. Corong kaca 75 mm
c. Erlenmeyer 100 mL
d. Erlenmeyer 250 mL
e. Gelas kimia 250 mL
f. Gelas kimia 1000 mL
g. Gelas ukur 25 mL
h. Klem
i. Pipet tetes
j. Pipet volum 10 mL
k. Rubber bulb
l. Statif
m. Thermometer 110 0C
2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2O)(I)
b. Es batu (H2O)(s)
c. Larutan asam benzoat (C6H5COOH) jenuh
d. Larutan indikator fenolftalein (PP)
e. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,02 M
D. SKEMA KERJA
20 mL larutan asam benzoat jenuh
 Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
 Diingkubasi pada es hingga suhu larutan masing-
masing 50C, 100C, 200C, dan 300C
 Dikocok
Hasil
 Diambil 10 mL
 Dimasukkan dalam Erlenmeyer
 + 3 tetes indikator pp

Hasil
 Dititrasi dengan NaOH 0,02 M ( sampai warna
larutan berubah menjadi merah muda

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN

No Suhu C6H5COOH Volume NaOH 0.02 M (mL)


1. 5 16.2
2. 10 14.5
3. 20 15.5
4. 30 15.5
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
C6H5COOH (s) ↔ C6H5COOH(aq)
C6H5COOH(aq) + NaOH(aq) → C6H5COONa(aq) + H2O(l)
2. Mengukur konsentrasi Asam Benzoat pada berbagai suhu
a. Menghitung konsentrasi asam benzoat pada berbagai suhu
Diketahui :
Volume C6H5COOH = 10 mL
Konsentrasi C6H5COOH = 0,02
 Untuk T = 5oC
Diketahui :
Volume NaOH = 16,2 mL
M C6H5COOH x V1 C6H5COOH = M NaOH x V NaOH
M NaOH x V NaOH
M C6H5COOH =
V 1C 6 H 5 COOH
0,02 M x 16,2 mL
=
10 mL
= 0,032 M
 Untuk T = 10oC
Diketahui :
Volume NaOH = 14,5 mL
M C6H5COOH x V1 C6H5COOH = M NaOH x V NaOH
M NaOH x V NaOH
M C6H5COOH =
V 1C 6 H 5 COOH
0,02 M x 14,5 mL
=
10 mL
= 0,029 M
 Untuk T = 20oC
Diketahui :
Volume NaOH = 15,5 mL
M C6H5COOH x V1 C6H5COOH = M NaOH x V NaOH
M NaOH x V NaOH
M C6H5COOH =
V 1C 6 H 5 COOH
0,02 M x 15,5 mL
=
10 mL
= 0,031 M
 Untuk T = 30oC
Diketahui :
Volume NaOH = 15,5 mL
M C6H5COOH x V1 C6H5COOH = M NaOH x V NaOH
M NaOH x V NaOH
M C6H5COOH =
V 1C 6 H 5 COOH
0,02 M x 15,5 mL
=
10 mL
= 0,031 M
1
b. Mengukur persamaan kurva ln S dengan
T
ln S = ln k
k = [C6H5COOH](aq) x [C6H5COOH](s) = 1
[C6H5COOH](s)
Maka
ln S = ln [C6H5COOH](s)
 Untuk T = 5oC
Diketahui [C6H5COOH](aq) = 0,032 M
ln S = ln [C6H5COOH]
= ln [0,032]
= -3,442
 Untuk T = 10oC
Diketahui [C6H5COOH](aq) = 0,029 M
ln S = ln [C6H5COOH]
= ln [0,029]
= -3,540
 Untuk T = 20oC
Diketahui [C6H5COOH](aq) = 0,031 M
ln S = ln [C6H5COOH]
= ln [0,031]
= -3,473
 Untuk T = 30oC
Diketahui [C6H5COOH](aq) = 0,031 M
ln S = ln [C6H5COOH]
= ln [0,031]
= -3,473
1
c. Menghitung nilai
T
 Untuk T = 5oC
= 278 K
1 1
=
T 278 K
= 0,0036 K-1
 Untuk T = 10oC
= 283 K
1 1
=
T 283 K
= 0,0035 K-1
 Untuk T = 20oC
= 293 K
1 1
=
T 293 K
= 0,0034 K-1
 Untuk T = 30oC
= 303 K
1 1
=
T 303 K
= 0,0033 K-1

1
d. Tabel data ln S dengan
T
No Suhu (oC) ln S 1
(K)
T
1. 5 -3,442 3,59 x 10-3
2. 10 -3,540 3,53 x 10-3
3. 20 -3,473 3,41 x 10-3
4. 30 -3,473 3,30 x 10-3

1
e. Grafik ln S dengan
T

Grafik hubungan In S dan 1/T


0 0 0 0 0 0 0 0 0

-
In S

-
f(x) = 26 x − 3.57
R² = 0.01
-

- 1/T

∆y
 Slope =
∆x
y 2− y 1
=
x 2−x 1
= -0,002
 ∆ H = - Slope x R
= - (-0,002) x 8,314 J/mol K
= 2,405 x 10-4 J/mol

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan proses pelarutan
asam benzoat. Panas plarutan atau kalor pelarutan adalah besarnya kalor yang
dilepas atau diserap pada pelarutan satu mol suatu zat menjadi larutan encer.
Umunya proses pelarutan menyerap kalor, namun ada beberapa zat yang
melepaskan kalor pada saat dilarutkan ke dalam air. Misalnya NaOH dan
H2SO4 pekat. Adapun yang digunakan dalam perbedaan ini adalah asam
benzoat yang sudah dilarutkan dengan aquades (sampai jenuh). Asam benzoat
jenuh adalah larutan yang zat terlarutnya telah maksimal pada suhu tertentu,
sehingga dapat diketahui dari kelarutan zat terlarutnya.
Pada percobaan penentuan panas asam benzoat ini, larutan asam
benzoat dilakukan dengan inkubasi dan tanpa di inkubasi pada suhu 300C
karena suhu tersebut merupakan suhu rungan. Pengondisian suhu larutan asam
benzoat yang berbeda-beda bertujuan agar dapat ditentukan nilai panas
pelarutan asam benzoat melalui sifat ketergantungan terhadap suhu pada
proses pelarutannya dalam air. Inkubasi adalah suatu cara pengondisian pada
asam benzoat untuk mendapatkan suhu yang sesuai. Penentuan konsentrasi ini
dilakukan dengan titrasi. Asam benzoata bersifat asam sehingga dititrasi
dengan NaOH yang bersifat basa.
NaOH merupakan suatu basa yang bisa digunakan untuk
mengidentifikasi asam. Asam benzoat memiliki sifat sulit larut dalam air.
Alasan inilah yang menyebabkan menggunakan NaOH dan kemudian
membentuk garam. NaOH yang digunakan untuk menentukan konsentrasi
asam benzoat dengan masing-masing keadaan larutan NaOH dengan
konsentrasi 0,02 M. Dalam titrasi asam basa pada percobaan ini digunakan
indikator fenolptalein. Indicator ini memiliki rentang pH 8,0-10,0. Dalam
suasuna asam, indikator fenolftalain akan menunjukan warna merah muda
sehingga dengan penambahan indikator fenolftalein pada asam benzoat
sebelum ditirasi dengan NaOH ketika larutan asam benzoat dan larutan NaOH
bereaksi dan hampir mencapai titik ekuivalen
Berdasarkan hasil percobaan, pada suhu yang berbeda larutan asam
benzoat dapat dititrasi dengan sejumlah volume NaOH 0,02 M yang berbeda-
beda pula. Untuk masing-masing larutan asam benzoat bersuhu 50C, 100C,
200C, dan 300C berturut-turut diperlukan larutan 0,02 M untuk titrasi yaitu
16,2; 14,5; 15,5; dan 15,5. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa
volume NaOH 0,02 M yang diperoleh untuk menitrasi, tidak naik pada suhu
100C dan 200C. seharusnya volume NaOH 0,02 M yang diperlukan untuk
titrasi semakin banyak seiring dengan suhu larutan asam benzoat yang lebih
tinggi. Tetapi pada suhu 100C dan 200C volume NaOH 0,02 M yang
digunakan untuk menitrasi asam benzoat semakin berkurang. Sehingga tidak
sesuai dengan teori dimana semakin tinggi suhu maka semakin banyak
konsentrasinya. Hal ini disebabkan karena suhu asam benzoat yang mudah
berubah sehingga pada saat titrasi bukan pada suhu 100C dan 200C. selain itu
dapat di sebabkan kurang telitinya pada saat titrasi berlangsung dan kerena
terlalu banyak mengandung indikator PP bisa saja ketika baru sedikit NaOH
0,02 M dicampurkan tetapi indikator pp tersebut sudah bisa mendeteksinya
sehingga seolah-olah larutan tersebut sudah tepat jenuh dan kurang ketelitian
dari praktikan..
Dalam proses pelarutan asam benzoat, proses yang terjadi adalah
sistem setimbang antar asam benzoat dalam bentuk padatan (s). Karena fase
solid pada tetapan kesetimbangan tidak diperhitungkan, maka tetapan
kesetimbangan asam benzoat adalah K = (C6H5COOH(aq) ), sedangkan
kelarutan asam benzoat pada reaksi tersebut adalah S = (C 6H5COOH(S) ),
sehingga dapat dikatakan K = S nilai K diproleh dari nulai konsentrasi larutan.
Nilai panas pelarutan pada percobaan ini di peroleh kemiringan kurva pada
setiap konsentrasi larutan terhadap suhu. Namun pada analisis data yang
ditentukan bukanlah nilai konsentrasi terhadap suhu melainkan ln s terhadap
1/T. seperti yang sudah di jelaskan ln s merupakan dari tertapan
kesetimbangan atau konsentrasi. Berdasarkan grafik atau kurva yang telah
dibuat didapatkan nilai slope atau kemiringan sebesar – 0,002. Berdasarkan
data tersebut ∆ Hs yang diperoleh sebesar 2,405 x 10-4 j/mol, sehingga nilai
∆ H yang diperoleh adalah positif, yang menunjukan reaksi tersebut
berlangsung dalam keadaan endoterm atau perpindahan kalor dari lingkungan
ke sistem.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa panas pelarutan (∆ Hs) asam benzoat ditentukan dengan sifat
ketergantungan suhu pada proses pelarutan dalam air, dimana semakin tinggi
suhu larutan asam benzoat maka semakin tinggi pula kelarutannya dan
semakin rendah suhunya maka energi maka energy rata-rata molekulnya juga
semakin rendah, serta diproleh ∆ Hs sebesar 2,405 x 10-4 j/mol. Didapatkan
hasil perhitungan konsentrasi asam benzoat pada setiap suhu 5 0C, 100C, 200C,
dan 300C secara berturut-turut adalah 0,032 M, 0,029 M, 0,031 M, dan 0,031
M.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A., dan Wilkinson, G. 2014. Kimia Anorganik Dasar.


Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
Puwoko, A.A., dan Suhendra, D. 2008. Kimia Dasar II. Mataram :
Arga Puji Press.
Supu, I, Usman, B., Basri, S., dan Sumarmi. (2016). Pengaruh Suhu
Terhadap Perpindahan Panas Pada Material Yang Berbeda.
Jurnal Dinamika, 07(1): 62-73.
Reschke, T., Ksenia,V. Z., Sergey,P.V., Christoph, H., (2016).
Benzoid Acid and Chlorobenzoid Acid: Thermodynamic Study
of the Pure Compounds and Binary Pure Compounds Mixtures
With Water. Jurnal of Parmaceutical Science. 105(3): 1050-
1058.
Royani, A. (2016). Proses Pelarutan Bijih Dolomit Dalam Larutan
Asam Klorida. Jurnal UMJ , 1-5.

Anda mungkin juga menyukai