OUTLINE
1. Company Culture
2. Branding
3. Curriculum
1. Satu Persen
Culture Deck
Seperti apa Company Culture Satu Persen?
Kita perlu kembali lagi ke Company Identity
dan melihat lagi tujuan awal kenapa Satu Persen ada.
Kita gak pengen bikin orang jadi “X”, “Y”, atau “Z”. Kita cuma pengen orang jadi 1)
aware sama dirinya, 2) menyelesaikan masalah mereka secara aktif, dan 3) punya
growth mindset.
Karena kita percaya bahwa setiap orang punya “freedom” buat nentuin
dirinya jadi apa, meskipun kita juga percaya bahwa ‘freedom’ tersebut
terbatas dengan “responsibility”. Yaitu konsekuensi atas aksi yang
dilakukan, dan setiap orang tentu bertanggung jawab atas konsekuensi
tersebut.
Kita pengen setiap Satu Person (karyawan Satu Persen) itu sadar akan peran
mereka masing-masing. Kita pengen Satu Person jadi active-problem solver
setiap kali ngeliat masalah di manapun. Dan terus-menerus belajar, haus
akan ilmu baru dan percaya bahwa mereka bisa berkembang.
■ Materi publikasi ada kesalahan, sedangkan 3 jam lagi harus di-post. Langkah
yang harus diambil adalah cari cara singkat & kreatif untuk rapid recovery,
apalagi masih ada waktu beberapa jam (bisa edit sendiri atau alihkan jadi
bentuk IG Story yang lebih mudah dibuat/diedit dibanding feeds). Jadi
targetnya tetap tercapai.
#1 - You are the Captain of your ship
b. Kondisi perusahaan & sumber daya yang dimiliki saat ini. Apakah kondisi
Perusahaan saat ini bisa mendukung keputusan yang kita ambil? Contoh:
■ Di Bulan Maret, kita memutuskan untuk fokus ke sales & marketing agar
Perusahaan kita bisa survive. Jadinya harus mengorbankan branding utk
sementara waktu & konten kita pun banyak yang berisikan konten iklan,
jualan, dan info produk. Tapi ini harus dilakukan pada saat itu dengan
mempertimbangkan kondisi dan sumber daya yang ada.
■ Tapi di bulan Desember atau bulan ini, kita fokus terhadap branding dan
kualitas konten serta layanan yang kita punya. That’s why kita hire banyak
fulltimer dan intern. Intinya, ngga berarti kita harus mengorbankan hal
lain 100% utk bisa fokus ke suatu hal. Dan suatu fokus juga tentu bisa
berubah kalau kondisi & waktunya sudah memungkinkan.
#1 - You are the Captain of your ship
c. User-Centric. Berempatilah dengan user dalam membuat suatu keputusan.
Apakah keputusan yang diambil dapat memenuhi kebutuhan user? Apakah
user akan termudahkan dengan keputusan yang kita buat? Meskipun tidak bisa
100% hanya memikirkan kepentingan user customer saja. Pikirkan juga sumber
daya Perusahaan dan dampak yang mungkin terjadi.