Anda di halaman 1dari 29

LOGBOOK UJI KOMPETENSI

KEPERAWATAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun Oleh:
Ns. Satrio Kusumo Lelono, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.J.
Ns. Agung Prasetyo, S.Kep.
Ns. Adi Firnando, S.Kep.
JUMLAH SOAL DI UJI
KOMPETENSI NASIONAL 3-9%
ATAU SEKITAR 5 – 16 SOAL
YANG AKAN MUNCUL
SOAL UKOM DEPARTEMEN GAWAT DARURAT
SMART HEALTH EDUCATION

Deskripsi

Modul Mata Ajar Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana merupakan salah satu modul
untuk mencapai kompetensi utama perawat sebagai pemberi palayanan kesehatan (care giver),
khususnya pelayanan keperawatan yang terkait dengan kegawat- daruratan dan bencana. Dengan
demikian, mahasiswa akan memperoleh suatu bentuk keilmuan dan keterampilan yang kompre-
hensif dalam asuhan keperawatan gawat darurat dan bencana, yang akan dapat di- gunakan dalam
pekerjaannya nanti sebagai ners dengan kualifikasi KKNI level 7.

No Sub Topik Elemen Referensi

Initial a. Primary Survey


1. Assessment b. Secondary Survey

1. Curtis, K., Ramsden,


C., & Friendship, J., (Eds).
(2007). Emergency and Trauma
Nursing. Philadelphia: Mosby.
2. Kurniati, A., Trisyani, Y., Ter-
esia, S. I. M., (Editors). (2018).
Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana Sheehy (1st Indonesia
ed.). Singapore: Elsevier.
3. Powers, R., & Daily, E. (2010).
International Disaster Nursing
[electronic resource]. Cam-
bridge, UK: Cambridge Univer-
a. Prinsip Triage sity Press.
2. Triage b. Emergency Triage

c. Disaster Triage
No Sub Topik Elemen Referensi

1. Curtis, K., Ramsden,


C., & Friendship, J., (Eds).
a. Konsep & Karakteristik ke (2007). Emergency and Trauma
gawat-daruratan dan Nursing. Philadelphia: Mosby.
Konsep Keper- bencana
1 awatan Gawat b. Prinsip umum penanganan 2. Hoyt, K. S., & Self- ridge-
darurat dan gawat darurat dan bencana Thomas, J. (2007). Emer- gency
bencana c. Aspek etik & legal kega Nursing Core Curriculum (6th
wat-daruratan dan bencana ed.). Missouri, MO: Saun- ders
d. End of life issue di kep. Elsevier.
Gawat darurat

No Sub Topik Elemen Referensi

a. RJP Dewasa
1 Bantuan Hidup b. RJP Anak

Dasar c. RJP Bayi

1. Curtis, K., Ramsden, C., &


Friendship, J., (Eds). (2007).
Airway Management
a.
Emergency and trauma nursing.
2 AB Management (dengan atau tanpa alat) Philadelphia: Mosby.
b. Breathing management
2. Kurniati, A., Trisyani, Y.,
Teresia, S. I. M. (2018). Keper-
awatan Gawat Darurat dan Ben-
cana Sheehy (1st Indonesia ed.).
Singapore: Elsevier.
Kegawat-daru-
3 ratan shock & a. Kegawatdaruratan shock
resusitasi cairan b. Resusitasi cairan
No Sub Topik Elemen Referensi
Kegawatdaru- a. Stroke
1 b. Penurunan Kesadaran
ratan Neurologi
c. Kejang

2 Kegawat-daru- a. Status asmatikus

ratan Respirasi b. Gagal Nafas

a. Sindrom Koroner Akut


(Angina Pektoris),
Kegawat-daru- b. Syok Kardiogenik

3 ratan Kardio-va- 1. Curtis, K., Ramsden, C., &


c. Interpretasi EKG mengan

skular Friendship, J., (Eds). (2007).


cam & lethal
Emergency and Trauma
d. Bantuan Hidup Lanjut (Ter
Nursing. Philadelphia: Mosby.
api Elektrik & Drugs).
2. Kurniati, A., Trisyani, Y.,
Kegawat-daru- a. Gastro Intestinal Akut
Teresia, S. I. M. (2018). Keper-
ratan Gastro-in- (GEA)
4 awatan Gawat Darurat dan Ben-
b. Dehidrasi & Shock
testinal cana Sheehy (1st Indonesia ed.).
hipovolemik Singapore: Elsevier.

3. NANDA International Inc.


Kegawat-daru-
5 a. Kolik abdomen & renal (2014). Nursing Diagnoses:
ratan Genito-
Definitions & Classifications
urinari
2015 - 2017 (10th ed.). Oxford,
a. Hipoglisemia UK: Wiley Blackwell.
Kegawat-daru- b. DKA & HHNC
6 ratan endokrin c. Tyroid storm

d. Krisis Adrenal

Kegawat-daru-
7 ratan oph- Glaucoma
thal-mologi
Toxycology & a. Keracunan
8 b. Keracunan bisa & sengatan
Enveno-mation
binatang
No Sub Topik Elemen Referensi
a. Trauma kepala
Kegawat-daru-
b. Trauma spinal
1 ratan trauma c. Manajemen peningkatan
kepala & spinal TIK

Kegawat-daru- a. Pneumo-thoraks
2 ratan trauma b. flail chest
dada c. tamponade jantung 1.Curtis, K., Ramsden, C., &
Friendship, J., (Eds). (2007).
Emergency and Trauma
Kegawat-daru-
trauma abdomen Nursing. Philadelphia: Mosby.
3 ratan trauma a.

abdomen & b. trauma pelvis


2.Kurniati, A., Trisyani, Y.,
pelvis
Teresia, S. I. M. (2018). Keper-
awatan Gawat Darurat dan
a. strain Ben- cana Sheehy (1st
b. sprain Indonesia ed.). Singapore:
Kegawat-daru-
c. dislokasi/ subluksasi Elsevier.
4 ratan trauma d. fraktur
muskulo-skeletal e. Compartment syndrome 3.NANDA International Inc.
(2014). Nursing Diagnoses:
Luka bakar &
5 luka bakar Definitions & Classifications
trauma inhalasi
2015 - 2017 (10th ed.). Oxford,
Trauma ke- UK: Wiley Blackwell.
6 hamilan trauma kehamilan
MATERI GADAR:

1. START model korban dibagi dalam 4 kelompok warna:

➢ Hitam/ Deceased : Korban meninggal atau tidak bernafas


meskipun jalan nafas sudah dibebaskan, korban meninngal
dibiarkan di tempat kejadian dan diangkat belakangan setelah
semuanya tertolong.
➢ Merah/ Immediate/ Prioritas 1 Evakuasi : Korban dengan
luka yang mengancam nyawa dan segera membutuhkan
perawatan lanjut atau tindakan operasi sesegera mungkin
dibawah 1 jam dari waktu kejadian.
➢ Kuning/ Delayed/ Prioritas 2 evakuasi : Korban dalam kondisi
stabil, tapi tetap memerlukan perawatan lebih lanjut
➢ Hijau/ Minor/ Prioritas 3 evakuasi :Pasien dengan luka yang
merlukan pertolongan dokter tapi bisa ditunda beberapa
jam atau hari.

2. Penanganan trauma
a. Danger
Aman diri = APD
Aman lingkungan
Aman pasien
b. Respon
Alert
Verbal
Pain
Unrespon
3. Primary survey
A.Airway
a) Suction = Gargling, lama tindakan 10 – 15 detik.

Soft tip
Untuk penghisapan caian

Rigid tip
Untuk darah yang mengumpal
b) Snoring = pangkal lidah jatuh kebelakang

OPA, dilakukan pada pasien tdk sadar

NPA, dilakukan pada pasien sadar dan ada reflek


muntah
c) NEEDLE CRICOTIROIDOTOMI
Dilakukan pada membrane kricotiroid, IV catheter no.
12/14 dengan spuit 10 cc
d.) Fraktur fremur
Dilakukan logroll, 4 penolong e)
e.)JAW THRUST
Dilakukan pada pasien yang curiga trauma servical,

multiple trauma, jejas di atas clavicula, raccoon eye

f.) NECK CHOLAR

Beathel sign, jejas muka, rinorhea

G.) HEAD TILT CHIN LIFT

Dilakukan pada pasien non trauma


h.)BACK BLOW untuk bayi atau anak

Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat.

Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow

5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik

silang garis antar belikat dengan tulang

punggung/vertebrae)

h.) Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri

atau duduk Caranya : penolong harus berdiri di belakang

korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan

penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi

jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas

pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat

kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan

ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap

hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas


b.)Breathing

a. Masalah oksigenasi
a) Nasal kanul
Aliran oksigen 1 – 6 liter/menit

Saturasi oksigen 95 – 100 %

b) RM

Aliran oksigen 6 – 10 liter/menit


Saturasi oksigen 90 – 94 %
Tidak ada katub c)
NRM
Aliran oksigen 10 – 12 liter/menit

Saturasi oksigen 85 %

Ada katub

b. Masalah yang sering muncul


a) Open pneumothorax
Nyeri pada lokasi yang cidera
Napas pendek
Terdengar suara bubbling
Penutupan luka dilakukan dengan memakai Kassa 3 sisi
b) Tension pneumothorax
Trauma tembus atau benda tajam
Dispnea
Suara napas berkurang atau hilang pada sisi yang cidera
Distensi vena dan distensi trachea
Penanganannya dengan needle thorakosintesis mid II
kavicula

c) Flail chest
Perkembangan dada tidak simetris
Fraktur iga 2 – 3
d) Hematothorax massif
Adanya darah dalam rongga pleura
Pekak
Penanganannya WSD
e)Tamponade jantung
Jvp melemah
Bunyi jantung melemah
Penanganannya Perikardiosintesis

C. Circulation

Hentikan perdarahan external

Jika px transfuse darah maka, Hb normal 10


Rumusnya : Hb normal – Hb sekarang x bb x 6 untuk wbc x 4
untuk prc
Pasang infuse 2 jalur

D.Disability

Pupil

GCS

EYE
4 : buka mata spontan
3 : buka mata mengikuti perintah
2 : buka mata dengan rangsangan nyeri
1 : tidak ada respon
MOTORIK

6 : mengikuti perintah
5 : melokalisir nyeri
4 : menghindari nyeri
3 : fleksi abnormal
2 : extensi abnormal
1 : tidak ada respon

VERBAL
5 : orientasi bagus
4 : disorientasi
3 : hanya bisa mengucapkan kata – kata
2 : mengerang
1 : tidak ada respon
CKR GCS 15 – 14
CKS GCS 9-13

CKB GSC 3 – 8

1. Pasien henti napas henti jantung RJP dewasa 30 2, keceptan


kompresi 100 – 120x/menit, RJP bayi 15 ; 1

2. Ada nadi tidak ada napas, rescued breathing /


napas buatan per 6 detik.

E. Exposure

Gunting baju

Hipotermi, selimuti

F. Folley catheter

Pasang catheter urine

Rumus output urine ½ - 1 cc/Kg BB/jam

IWL = 10 x bb(kg) /24 jam, 15 x bb(kg)/24 jam


Anamnesa

• Alergi

• Medication

• Post illness

• Last meal

• Event

Pemeriksaan fisik

Head to toe

vital sign
CONTOH SOAL:
1. Tn.A., 50 tahun dibawa ke UGD RSUD X akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pengkajian
primer klien tidak sadarkan diri dan tampak luka laserasi serta terdapat perdarahan pada
area hidung, dan mulut. Klien saat di rangsang nyeri tidak berespon terhadap nyeri yang
diberikan, tidak ada napas serta nadi karotis tidak teraba.
Apakah tindakan prioritas pada kasus diatas?
a. tidak melakukan BHD
b. melakukan BHD tanpa pemberian Ventilasi
c. menunggu bantuan tim code blue
d. membersihkan area mulut dan hidung lalu memberikan ventilasi
e. menggunakan faceshield untuk menghindari kontak dengan pasen

jawaban:
B. Melanjutkan BHD Tanpa pemberian Ventilasi
Rasional:
Dilakukan jika terdapat darah atau sekresi yang berlebihan, untuk mencegah penolong
resiko terinfeksi oleh sekresi korban. (AHA,2015)
2. Seorang Perawat prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple.
Korban tampak tidak sadar, tampak rhinorea dan masih ada pergerakan pada dinding
dada serta usaha untuk bernapas.
Apa tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. melakukan suction
b. memanggil bantuan
c. memasang semi rigid cervical collar
d. memasang long spin board
e. memasang OPA
jawaban:
C. Memasang semi rigid cervical collar

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


rasional :
dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher
adalah tindakan utama dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang
lainnya.
3. seorang regu triase bencana menemukan terdapat korban trauma dengan kondisi
masih dalam keadaan sadar, RR: 23 X /mnt, N:98 x/mnt. Korban mengeluh nyeri
ekstremitas dan tidak bisa menggerakkan ekstremitas distal. Korban dicurigai mengalami
cidera cervical.
Apa alat mobilisasi yang paling aman digunakan pada korban tersebut?
a. scoop strecher
b. basket streche
c. short spine board
d. long spin board
e. kendrick extricattion device (KED)
jawaban:
D. Long spine board
Rasional:
Digunakan untuk korban yang mengalami curiga cedera cervical dan vertebra untuk
stabilisasi dan emergency
4. seorang perempuan berusia 42 tahun, diantar ke UGD dengan keluhan nyeri dada
hebat tembus ke belakang, saat pengkajian pasien tiba2 tidak sadarkan diri, tampak
apnea dan nadi tidak teraba. RJP Langsung diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang
bedside monitor dengan gambaran asystole.
Apa tindakan prioritas yang harus dilakukan?
a. memberikan injeksi IV adrenaline 1 mg
b. melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. memerikas nadi karotis
d. melakukan DC Shock
e. melakukan flat line protocol

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


jawaban: E. Melakukan flat line protocol
raisional: dilakukan untuk memastikan elektroda monitor terpasang dengan baik
pada pasien sehingga dapat diintrepretasi kejadian asystole dengan tepat.

5. seorang klien usia 57 tahun, di ruangan ICU terpasang bedside monitor, tiba tiba pasien
mengalami penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardia.
Apakah tindakan prioritas yang harus di lakukan?
A. memberikan injeksi IV Amiodarone 300 mg
b. RJP 5 siklus
c. melakukan flat line protocol
d. memeriksa nadi karotis
e. melakukan DC Shock
Jawaban: D. Memeriksa nadi karotis
Rasional:
Pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung
dan kebutuhan tindakan kompresi

6. Seorang wanita usia 42 tahun diantar ke UGD Setelah mengalami kebakaran rumah
dan mengalami luka bakar serius derajat II B di daerah dada sampai perut, dan kedua
tangan 50 menit yang lalu. Diketahui pasien memiliki BB 50 Kg, TB 163 cm.
Berapakah kebutuhan resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus Baxter
?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


jawaban :
C. 3600 ml
Rasional :
Luas luka bakar: 9 + 9 (Dada+perut) DAN 9+9 (Kedua tangan) Total = 36%
RUMUS Bxter : 4X % Luka bakarx BB

= 4 X 36% X 50 = 7200 ml

Pada 8 Jam pertama maka dibagi ½ dan didapatkan jumlah 7200/ ½ = 3600 ml

7. Seorang perawat sedang berjalan di area bisnis perkotaan, melihat seorang pekerja
jatuh dari tangga. Perawat bergegas menghampiri korban yang tidak berespon, hasil
observasi trdapat jejas pada leher. bagaimana seharusnya perawat membuka jalan napas
korban?

a. head tilt chin lift

b. posisi chin lift

c. manuver jaw thrust

d. head tilt jaw thrust

e. chin lift jaw thrust

jawab: C. Manuver jaw thrust

rasional:

apabila ada dugaan terjadi cidera leher maka manuver jaw thrust dapat di gunakan dalam
BLS Untuk membuka jalan napas. sedangkan Head tilt chin lift menyebabkan
hyperekstensi leher dan dapat menimbulkan komplikasi, jika dilakukan pada klien cidera
leher.

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


8.Pasien perempuan berusia 35 tahun diantar ke IGD dengan ambulance setelah
mengalami luka bakar derajat IIB pada daerah wajah, dada, perut dan kedua tangan
akibat ledakan kompor gas 30 menit yang lalu. Sekilas, klien tampak meringis menahan
nyeri, sesak nafas dan nadi meningkat.

Apakah masalah keperawatan prioritas pasien tersebut?

a. Nyeri
b. Gangguan integritas kulit
c. Penurunan curah jantung
d. Resiko Defisit volume cairan
e. Resiko Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Jawaban : E.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Pembahasan :

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan masalah utama pada pasien luka
bakar dengan cedera inhalasi yang ditandai dengan luka bakar pada daerah wajah, bulu
hidung dan alis terbakar, sputum berwarna jelaga serta suara parau. Karena data diatas
belum dijelaskan, berdasarkan dari klinis awal dan riwayat kejadian, masalah masih
resiko.

9. Departemen GADAR
Ny. A. 23 th, di bawa ke UGD RS X , dg kondisi luka bakar seluruh bagian punggung, dan
kedua kaki bagian belakang 45 Menit yg lalu. dengan luas luka bakar 36%, pasien
mendapatkan terapi cairan intravena sebanyak 4320 cc dalam 8 jam pertama. Infus yg
digunakan adalah set Makro.
Berapa tetes permenit infus harus diberikan??
A. 40 tetes/mnt
B. 60 tetes/mnt
C. 122 tetes/mnt
D. 180 tetes/mnt
E. 200 tetes/mnt

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


Jawab: D. 180 tpm
*Pembahasan:*
rumus TPM (Makro) =
(jmlh cairan (ml) x 20)
-----------------------------------
(Waktu(jam) x 60)
Jadi
4320x20
--------------
8x60
Disederhanakan menjadi
4320
--------
8x3
*= 180 TPM*
10. Soal 5
Departemen GADAR

Ny.W, usia 40 tahun diantar


ke UGD dengan Ambulance setelah mengalami luka bakar derajat II pada daerah dada,
perut dan kedua tangan akibat tersiram air
panas 40 menit yang lalu. Diketahui berat badan pasien 50 Kg.
Berapakah kebutuhan resusitasi cairan 8 jam pertama pasien tersebut berdasarkan
formula Baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


e. 7200 ml

jawaban :
C. 3600 ml

*Rasional :*
Luas luka bakar: 9 + 9 (Dada+perut) DAN 9+9 (Kedua tangan) Total = 36%
RUMUS Bexter : 4 X % Luka bakar x BB
= 4 X 36% X 50 = 7200 ml
Pada 8 Jam pertama maka dibagi ½ sehingga didapatkan jumlah 7200/ ½ = 3600 ml

10. Seorang laki – laki 70 tahun diantar ke ugd karena tidak sadarkan diri, hasil pengkajian
: riwayat jatuh dikamar mandi, GCS E2M3V3, tampak jejas area frontal, tampak lemah,
terdengar bunyi nafas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 60 x/menit,
frekuensi nafas 2x/menit , akral dingin. Hasil CT scan : Stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melakukan penghisapan lender
b. Mengatur posisi fowler
c. Memasang oksigen
d. Memasang ETT
e. Memasang OPA

Jawaban : A.
Rasional : Pasien mengalami penurunan kesadaran, namun GCS masih diatas 8, bisa
diasumsikan jalan napas ( air way ) pasien masih paten, untuk itu pendekatan
penanganan kegawatdaruratan pada kasus diatas adalah pada gangguan fungsi
pernapasan ( airway dan breathing ) karena adanya penumpukan secret ( terdengar suara
gurgling ) yang berpotensi mengakibatkan kematian. Tindakan yang dilakukan untuk
menjaga fungsi jalan napas tetap adekuat adalah dengan melakukan penghisapan
lender.
11. Seorang laki – laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian terdapat fraktur terbuka pada femur sisnistra, perdarahan masif, tekanan
darah 90/60 mmHg, Frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Berikan o2
B. Balut tekan
C. Pasang bidai

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Jawaban : E.
Rasional : Gejala klinis yang ada seperti adanya perdarahan masif, tekanan darah 90/60
mmHg, frekuensi nafas nadi 110x/menit, frekuensi napas 24x/menit menunjukkan
berada pada kondisi pre shock. Maka tindakan utama yang tepat pada pasien tersebut
adalah dengan memberikan rehidrasi cairan sesuai deficit yang terjadi.

12. Pasien perempuan usia 35 tahun diantar keluarga di ruang UGD dengan kondisi
penurunan kesadaran dialami sejak 15 menit lalu. Keluarga mengatakan pasien riwayat
stroke. Hasil anamnesis, terdengar suara nafas & gelisah. Pemeriksaan TD 150/100
mmHg, frekuensi nadi 120x/ menit, RR 28x/Menit, suhu 37,9 C. Perawat yang sedang
shift melakukan head tilt chin lift. Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan Suction
b. Memasang orofaringeal airway
c. Memasang endotracheal tube
d. Melakukan jaw trust
e. Melakukan pemasangan infus

Jawaban : B
Rasional : Pada kasus diatas pasien mengalami penurunan kesadaran yang
mengakibatkan resiko lidah jatuh ke belakang yang mengakibatkan obstruksi jalan
nafas sehingga muncul suara tambahan snoring. Bunya snoring muncul akibat
sumbatan benda padat pada jalan nafas atau lidah jatuh kebelakang. Jadi tindakan awal
adalah buka jalan nafas dengan head tilt chin lift kemudian pasang OPA untuk
mempertahankan jalan nafas.
13. Seorang laki – laki berusia 40 tahun mengalami kecelakaan. Hasil pengkajian :
Membuka mata ketika diberikan rangsang nyeri, melakukan gerakan menarik dari
sumber rangsang nyeri dan mengucapkan suara yang tidak jelas dan tanpa mengandung
arti. Berapakah nilai pemeriksaan GCS yang tepat pada kasus tersebut?
A. E2V3M4
B. E2V2M2
C. E3V3M4
D. E3V3M3
E. E3V3M2

Jawaban : A
Rasional E : Membuka dengan rangsang nyeri ( 2 ), V : Suara tidak jelas dan tanpa
mengandung arti ( 3 ), Gerakan menarik dari sumber rangang nyeri ( 4 )

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


14. Seorang perempuan berusia 50 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran.
Hasil pengkajian : riwayat menderita DM sejak 4 tahun lalu, akral dingin, merasa
pusing, tampak pucat, berkeringat dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
frekuensi nafas 24x/menit. Pemeriksaan GDS 50 mg/dl.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Memberikan infus D5%
B. Memberikan glucagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
D. Memberikan glukosa 40% 2 flakton
E. Memberikan glukosa 40% 3 flakton

Jawaban : D
Rasional : Pedoman tatalaksana regulasi cepat gula darah jika terdapat kadar gula darah
antara 30 – 60 mg/dl adalah dengan pemberian infus D 40 % sebanyak 2 flakton
15. Seorang laki – laki berusia 30 tahun mengalami kecelakaan. Hasil pengkajian :
Membuka mata ketika diberikan rangsang suara yang keras, melakukan gerakan
melokalisir nyeri dan bicara kacau/ disorientasi. Berapakah nilai pemeriksaan GCS
yang tepat pada kasus tersebut?
F. E2V3M4
G. E2V2M2
H. E2V4M4
I. E3V3M5
J. E3V4M5

Jawaban : E
Rasional E : Membuka dengan perintah ( 3 ), V : bicara kacau ( 4 ), Gerakan melokalisir
nyeri ( 5 )
16. Lima pasien diantar bersamaan ke UGD dengan kondisi :
A. Seorang perempuan berusia 60 tahun terdapat luka dibagian dahi dan paha
B. Seorang laki – laki berusia 40 tahun mengalami fraktur tertutup didaerah tibia
C. Seorang perempuan berusia 18 tahun mengalami serangan asma
D. Seorang laki – laki berusia 50 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh
nyeri dibagian dada
E. Seorang perempuan berusia 35 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon
terhadap rangsangan nyeri

Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas penanganan segera?


A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


Jawaban : E
Rasional : Pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan
obtruksi/sumbatan jalan napas akibat lidah jatuh ke belakang dan bila penanganannya
terlambat maka dapat menyebabkan kematian
17. Seorang laki-laki berusia 28 tahun dibawa ke RS setelah mengalami luka bakar akibat
ledakan tabung gas, dan pasien terjebak di dalam ruangan selama 1 jam. Tubuh yang
terkena luka bakar adalah seluruh kepala, wajah, leher, dada, dan kedua lengan. Hasil
pemeriksaan: TD 100/60 mmHg, Nadi 102 x/ menit, Suhu 38oC, RR 30 kali per menit,
Saturasi O2 90%, tampak alis mata dan bulu hidung hangus, suara serak, sesak dengan
napas stridor. Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien
tersebut?

A. Memasang IV line
B. Lakukan pemasangan ETT
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Monitor tanda-tanda vital
E. Memasang kateter urin
Jawaban : B. Lakukan pemasangan ETT
Rasional : Trauma inhalasi merupakan sering ditemui pada pasien luka bakar dengan
riwayat terkurung dalam api, berikut indikasi klinis adanya trauma inhalasi: luka bakar
pada wajah dan leher, alis dan buku hidung hangus, suara serak, adanya timbunan
karbon dan peradangan akut orofaring.
Tindakan yang utama adalah dengan pembebasan jalan napas, terapi definitif
menggunakan ETT.
18. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD setalah mengalami kecelakaan.
Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, ekspansi dada tidak simetris, tampak adanya
luka terbuka pada dada sebelah kanan, terdengar suara sucking chest wound pada luka
terbuka. TTV: TD 90/60 mmHg, Nadi 108 x/menit, RR 27 x/menit, Suhu 370C. Saat
ini pasien sudah terpasang oksigen. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang
harus dilakukan perawat pada pasien tersebut?

A. Monitor tanda-tanda vital


B. Lakukan resusitasi cairan
C. Imobilisasi pasien
D. Ajarkan pasien latihan napas dalam
E. Lakukan tindakan penutupan luka terbuka dengan kasa 3 sisi kedap udara
Jawaban : E
Rasional:

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


Pada kasus di atas pasien mengalami open pneumothorak, dimana merupakan trauma
pada torak yang disebabkan adanya luka pada dinding dada yang dapat disebabkan oleh
trauma tusuk sehingga ada hubungan udara luar dengan rongga pleura, sehingga paru
menjadi kuncup. Ciri khas pada open peumothroka adalah adanya suara sucking chest
wound yang terdengar seperti suara menghisap pada setiap inspirasi, didukung dengan
pasien sesak, ekspansi dada tidak simetris, adanya luka tembus/terbuka pada thorak.
Tindakan awal pada open penumothorak setelah pemberian oksigen adalah menutup
luka dengan kasa 3 sisi yang kedap udara sehingga akan menutup luka dan mencegah
kebocoran udara dari dalam. Kemudian kolaborasi dengan dokter untuk tindakan
pemasangan chest tube.
19. Seorang laki-laki berusia 38 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Saat pengkajian tampak adanya fraktur tertutup pada femur dextra, perdarahan
masif. TTV: TD 90/60 mmHg, Nadi 114 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 37,0C. Apakah
tindakan keperawatan yang harus segera dilakukan pada pasien tersebut?

A. Pasang kateter
B. Berikan oksigen
C. Pasang bidai
D. Lakukan balut tekan
E. Pasang IV line
Jawaban : D
Rasional : Pada pasien dengan fraktur femur sangat rentan mengalami perdarahan dan
terjadinya syok. Syok terjadi akibat gangguan perfusi jaringan terhadap oksigen,
dengan gejala: pucat, penurunan kesadaran hingga tidak sadar, takikardia dan lemah,
akral dingin, takipnea, dan penurunan tekanan darah. Pada femur terdapat pembuluh
darah yang besar sehingga rawan terjadi perdarahan sehingga tindakan pertama pada
fraktur femur dengan perdarahan masif adalah Balut tekan, imobilisasi, kemudian
resusitasi cairan.

20. Seorang perempuan berusia 30 tahun mengalami fraktur femur dextra 1/3 proksimal
dengan luka terbuka derajat IIIB, pasien meringis kesakitan. Hasil pengkajian: TD
90/70 mmHg, Nadi 120 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 38,0C. Pasien tampak pucat,
akral dingin, konjungtiva anemis. Nilai Hb 8,6 gr/dL. Apakah masalah keperawatan
prioritas pada kasus di atas?

A. Nyeri akut
B. Ansietas
C. Risiko infeksi
D. Risiko syok

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


E. Pola napas tidak efektif
Jawaban : D
Rasional: Fraktur merupakn terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/ tulang rawan.
Fraktur pada femur dapat menyebabkan kehilangan darah yang banyak hingga
menyebabkan gangguan sirkulasi karena terdapat banyak pembuluh darah pada femur.
Fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur terbuka (ujung tulang yang patah menembus
kulit sehingga kontak dengan lingkungan luar), dan fraktur tertutup (ujung tulang yang
patah masih di dalam kulit)
21. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke RS dengan keluhan nyeri pada punggung
dan kaki tidak bisa digerakkan setelah jatuh dari pohon kelapa, dan tampak luka terbuka
pada dahi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien mengalami trauma medula spinalis.
Perawat akan melakukan pemasangan infus pada tangan kiri pasien, perawat sudah
menjelaskan prosedur kepada pasien dan telah menyiapkan alat, serta torniket sudah
terpasang. Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat?

A. Lakukan swab alkohol


B. Mengambil abocath
C. Menyiapkan fiksasi
D. Melakukan penusukan vena dengan abocath
E. Memasang perlak
Jawaban : A
Rasional : Pada kasus di atas, prosedur yang akan perawat lakukan adalah melakukan
pemasangan infus. Tujuan dari pemasangan infus adalah untuk membantu memenuhi
kebutuhan cairan, dan pemberian obat. Perawat telah menyiapkan peralatan
pemasangan infus, menjelaskan prosedur, menentukan letak iv site, dan memasang
torniket, sehingga tindakan selanjutnya adalah melakulan swab alkohol (untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada area penusukan iv line) dan selanjutnya baru
melakukan penusukan pada vena menggunakan abocath secara perlahan.

22. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke RS karena mengalami kecelakaan lalu
lintas. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1V2M1, TD 150/90
mmHg, Nadi 110 x/menit, RR 27 x/menit, Suhu 370C. Tampak adanya luka terbuka
pada pelipis kiri, keluar darah pada telinga, dan tampak adanya papil edema. Pasien
didiagnosis mengalami cedera kepala. Apakah masalah keperawatan yang utama pada
kasus di atas?

A. Risiko perdarahan
B. Gangguan hambatan fisik
C. Risiko penurunan perfusi jaringan serebral

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


D. Risiko infeksi
E. Risiko cedera
Jawaban : C
Rasional: Pada kasus di atas, pasien mengalami cedera kepala berat dengan tingkat
kesadaran stupor, selain itu terdapat indikasi peningkatan tekanan intrakanial (TIK)
seperti papil edema. Trias peningkatan TIK, yaitu nyeri hebat pada kepala, muntah
proyektil, dan adanya papil edema, yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada
intrakanial akibat trauma pada kepala. Apabila tidak ditangani dengan baik, akan terjadi
gangguan sirkulasi pada otak.
23. Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di ruangan intensif dengan respiratory
failure. Dari hasil pengkajian didapatkan hasil: kesadaran compos mentis, terpasang
ETT yang terhubungan dengan ventilasi mekanik, terdengar suara napas ronchi, dan
terdapat sekret kental pada lubang ETT, pasien tampak gelisah. Apakah masalah
keperawatn utama pada pasien tersebut?

A. Gangguan ventilasi spontan


B. Hambatan mobilitas fisik
C. Pola napas tidak efektif
D. Bersihan jalan napas tidak efektif E. Risiko aspirasi
Jawaban : D
Rasional: Pada kasus di atas, pasien mengalami respiratory failure, dan ditemukan data
adanya suara napas ronchi. Ronchi merupakan suara napas tambahan yang abnormal
dimana dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran napas yang berisi sekret atau akibat
penyempitan saluran napas atau karena edema saluran napas sehingga akan
mengganggu bersihan jalan napas.
24. Seorang perawat bertugas di UGD suatu RS, saat sedang berjaga tiba-tiba datng 4 orang
pasien secara bersamaan dengan kondisi: Pasien A perempuan berusia 45 tahun dengan
keluhan muntah dan pusing riwayat ca mamae, Pasien B laki-laki berusia 30 tahun
mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu, Pasien C perempuan 20 tahun dengan luka
lecet pada pipi dan pasien D laki-laki 28 tahun yang tidak berespon terhadap nyeri.
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas segera?

A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien B dan D
Jawaban : D

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


Rasional : Pasien A perempuan berusia 45 tahun dengan keluhan muntah dan pusing
riwayat ca mamae (kuning), Pasien B laki-laki berusia 30 tahun mengeluh demam sejak
3 hari yang lalu (hijau) Pasien C perempuan 20 tahun dengan luka lecet pada pipi (hijau)
dan pasien D laki-laki 28 tahun yang tidak berespon terhadap nyeri (merah:
mengindikasikan adanya gangguan ABCD), sehingga jawaban yang tepat adalah D.

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)


RAJIN RAJINLAH BELAJAR MEMAHAMI DAN LATIHAN SOAL….!!!
SALAM SMART DAN KOMPETEN

(SMART TEAM)

Smart Health Education – STASE GAWAT KEGAWATDARURATAN (KGD)

Anda mungkin juga menyukai