Anda di halaman 1dari 12

DEPRESI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
MUSMULIANA (1810036)
SEFTI ARVIYANI (1810037)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)


TAMALATEA MASAKAR
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-Nya
lah Kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah mengenai Depresi ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Yang mana tugas ini adalah tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing
mata kuliah epid perilaku dan sosial. Makalah ini disusun agar Pembaca serta Penulis sendiri
dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai Depresi. Pengetahuan itu dapat
berupa mengenai apa itu depresi ?, apa saja penyebab depresi ?, bagaimana cara pencegahaan
depresi? Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,. Kami
kelompok 1 juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran positif yang membangun, agar makalah
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.

08 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................................................
Latar Belakang............................................................................................................................................................
Rumusan masalah.......................................................................................................................................................
Tujuan.........................................................................................................................................................................
BAB II Pembahasan....................................................................................................................................................
Pengertian Depresi......................................................................................................................................................
Faktor resiko...............................................................................................................................................................
Jenis-jenis depresi.......................................................................................................................................................
Fatofisiologi depresi....................................................................................................................................................
Penyebab Depresi........................................................................................................................................................
Gejala – gejala Depresi...............................................................................................................................................
Pencegahan Depresi ...................................................................................................................................................
BAB III Penutup ........................................................................................................................................................
Kesimpulan ................................................................................................................................................................
Saran ..........................................................................................................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang mendapatkan
perhatian serius. Orang yang mengalami depresi umumnya mengalami gangguan yang
meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan tingkah laku serta kognisi bercirikan
ketidak berdayaan yang berlebihan (Kaplan et al., 1997). Depresi dapat terjadi pada anak-
anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Orang yang mengalami depresi akan memunculkan
emosi-emosi yang negatif seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, ketakutan,
dendam dan memiliki rasa bersalah yang dapat disertai dengan berbagai gejala fisik (Korff
and Simon., 1996). WHO (2012) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan keempat
penyakit paling sering didunia. Depresi sering ditemui dalam kasus gangguan jiwa.
Pravalensi pada wanita diperkirakan 10-25% dan laki-laki 5-12%. Walaupun depresi lebih
sering pada wanita,bunuh diri lebih sering terjadi pada laki-laki terutama usia muda dan usia
tua (Nurmiati, 2005). Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia sebesar 1,7
per mil. Penderita gangguan jiwa berat paling banyak terdapat di Yogyakarta,Aceh,Sulawesi
Selatan,Bali dan Jawa Tengah. Proporsi rumah tangga yang pernah memasung anggota
rumah tangga gangguan jiwa berat sebesar 14,3% serta pada kelompok penduduk dengan
indeks kepemilikan terbawah sebesar 19,5%. Prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk Indonesiasebesar6%. Provinsi dengan prevalensi gangguan emosional paling
tinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Nusa
Tenggara Timur (Depkes RI, 2013). Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk
pengobatan depresi. Kadar neurotransmiter terutama norepinefrin dan serotonin dalam otak
sangat berpengaruh dalam keadaan depresi dan gangguan Sistem Safar Pusat. Rendahnya
kadar norepinefrin dan serotonin didalam otak yang menyebabkan gangguan depresi, dan
apabila kadarnya terlalu tinggi menyebabkan mania. Oleh karena itu antidepresan adalah obat
yang mampu meningkatkan kadarnorepinefrin dan serotonin didalam otak(Prayitno,
2008).Salah satu masalah dari penggunaan obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki
(adverse drug reactions). Adverse Drug Reactions (ADR) dapat memperburuk penyakit dasar
yang sedang diterapi serta menjadikan bertambahnya permasalahan baru bahkan kematian.
Keracunan dan syok anafilatik merupakan contoh ADR berat yang dapat menimbulkan
kematian. Rasa gatal dan mengantuk adalah sebagian contoh ringan akibat ADR. Sebuah
penelitian di Perancis dari 2067 orang dewasa berusia 20-67 tahun yang mendatangi pusat
kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan dilaporkan bahwa 14,7 % memiliki efek samping
terhadap satu atau lebih obat (Mariyono dan Suryana, 2008). Diantara 160 pasien yang
menggunakan obat antidepresan dilaporkan 26,87 % mengalami ADR. ADR paling banyak
disebabkan oleh obat antidepresan golongan Trisiklik dengan persentase 58,84 % dan
politerapi sebanyak 14,37% (Mishra, 2013)Dari uraian diatas perlu diadakan penelitian
tentang potensi ADR (Adverse Drug Reactions) karena penggunaan jangka panjang obat
antidepresan memicu timbulnya ADR (Adverse Drug Reactions) dan untuk mencegah reaksi
obat yang tidak dikehendaki terhadap pasien depresi rawat jalandi RSJD Surakarta periode
Agustus tahun 2015.

B. Rumusan masalah:
1. Apakah terjadi ADR pada penggunaan obat antidepresanterhadap pasien depresi
rawat jalan di RSJD Surakarta periode Agustus tahun 2015 ?
2. Obat antidepresan apa yang paling banyak menyebabkan ADR pada pasien
depresi rawat jalan di RSJD Surakarta periode Agustus tahun 2015 ?

C. Tujuan :
1. Mengetahui apakah terjadi ADR pada penggunaan obat antidepresan terhadap
pasien depresi rawat jalandi RSJD Surakarta periode Agustus tahun 2015.
2. Mengetahui obat antidepresan apa yang paling banyak menyebabkan ADR pada
pasien depresi rawat jalan di RSJD Surakarta periode Agustus tahun 2015
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DEPRESI
Depresi merupakan keadaan terjadinya perubahan perilaku mendadak dan ditandai
dengan
banyak keluhan fisik, lesu, letih, lelah berlebihan sakit kepala, sedih yang kemudian
berakibat susah tidur, nafsu makan berkurang, sedih, menangis, kehilangan minat,
aktifitas dan pembicaraan lamban. Gangguan depresi merupakan gangguan sakit yang
menyangkut keluhan badaniyah, perasaan dan pikiran. Bila tidak diobati depresi dapat
menetap berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan depresi dapat meningkatkan rasio
penyakit fisik dan resiko bunuh diri (Irianto, 2004). Depresi dapat dikatakan sebagai
gangguan kesehatan jiwa umum dimana seseorang mengalami perasaan kehilangan
minat, penurunan energi, perasaan bersalah atau rasa rendah diri, gangguan
tidur,penurunannafsu makan, dan tidak bisa konsentrasi. Selain itu, depresi sering disertai
dengan gejala kecemasan. Masalah-masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan
menyebabkan gangguan secara serius dalam kemampuan individu untuk mengurus
tanggung jawab sehari-hari (Depkes RI,1991). Depresi yang dikelola dalam perawatan
primer. Intervensi dengan pengobatan generik obat antidepresan dan psikoterapi singkat.
Analisis ekonomi telah menunjukkan bahwa mengobati depresi dalam perawatan primer
adalah layak, terjangkau dan hemat biaya. Depresi dikategorikan dalam depresi ringan,
sedang,dan berat. Seseorang dengan depresi ringanakan memiliki beberapa kesulitan
dalam pekerjaan sehari hari dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. Pada depresi
sedang menghadapi kesulitan yang nyata dalam meneruskan kegiatan sosial dan rumah
tangga. Pada depresi yang berat, individu tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari
hari, pekerjaan, atau kegiatan lain (Maslim, 2002).

2. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor risiko depresi, antara lain:
 Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga.
 Menyalahgunakan alkohol atau obat terlarang.
 Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti rendah diri, terlalu keras dalam menilai
diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain.
 Mengidap penyakit kronis atau serius, seperti gangguan hormon tiroid, cedera
kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung.
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti beberapa obat tekanan darah tinggi
atau obat tidur.

3. JENIS-JENIS DEPRESI
1. Major depression
Merupakan depresi biasa dengan periode yang pendek tetapi berulang
2. Dysthymic Disorder
Gejalanya mirip seperti Major Depression, akan tetapi waktunya lebih lama (2-3 tahun).
3. Psychotic Depression
Depresi yang masuk ke halusinasi dan ilusi. Contoh scizoprenia.
4. Post Partum Depression
Depresi pada ibu yang baru melahirkan karena tidak siap menerima kelahiran bayinya.
5. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Depresi yang muncul pada musim dingin.
6. Bipolar Depression
Merupakan kelainan jiwa dengan munculnya episode depresi dengan gejala seperti Major
Depression dan episode mania secara bergantian.

4. PATOFISIOLOGI DEPRESI
Patofisiologi MDD belum diketahui secara pasti, tetapi etiologi selalu dihubungkan oleh
banyak faktor sebagai diagnosis MDD dengan melihat beberapa sindrom yang ada
dengan gejala yang berhubungan. Faktor biologis, psikologis, dan sosial berkaitan dengan
MDD, tetapi penemuan terbaru menyatakan genetik, gambaran neurologis, dan biologi
molekuler sudah menjelaskan beberapa hubungan dengan tekanan yang besar ini,
terutama pada modulasi dari kehidupan pada proses genetic dan neurobiology.
 Genetik
Penemuan keluarga, kembar, dan adaptasi Studi keluarga menunjukkan risiko relatif
bahwa setidaknya dua atau tiga kali lebih besar untuk MDD dalam keluarga garis
pertama dengn MDD, dengan onset umur dan depresi berulang memberikan resiko yang
lebih besar. Studi adopsi, kebanyakan dari mereka di Skandinavia, menemukan bahwa
depresi jauh lebih mungkin dengan adanya kekerabatan biologis dibandingkan dengan
orang tua asuh untuk menderita depresi. Studi anak kembar yang membandingkan
kembar monozigot dan dizygot, memperlihatkan pada pembedahan genetik dari pengaruh
lingkungan terhadap risiko penyakit. Perkiraan dari studi anak kembar kapasitas depresi
diturunkan secara genetik antara 33 dan 70%, tanpa memandang jenis kelamin. hasil yang
konsisten dari berbagai penelitian menunjukkan dasar genetik untuk MDD.
 Neurobiologi
a. Monoamin
Hipotesis monoamina telah menjadi dasar teori neurobiologis depresi selama 50 tahun
terakhir. Berdasarkan pengamatan dari mekanisme kerja antidepresan, hipotesis ini
menyatakan bahwa depresi merupkan hasil dari defisit serotonin (5-HT) di otak atau
neurotransmisi norepinefrin pada sinaps. Antidepresan bertindak dengan menghalangi
transpor serotonin (SERT), yang meningkatkan ketersediaan neurotransmiter ke dalam
celah sinaps. Namun, teori ini tidak sesuai dengan penundaan onset efek terapi
antidepresan karena kenaikan neurotransmiter sinapsi terjadi segera penghambatan
pengambilan kembali. Studi tryptophan deplesi dan katekolamin juga belum
menghasilkan bukti untuk defisit sederhana di tingkat neurotransmitter atau fungsi pada
MDD.
b. Axis hipotalamus-hipofisis-adrenal
Perubahan dalam sumbu hipothalamic-hipofisis-adrenal telah lama diakui dikaitkan
dengan MDD. Efek stes biologis dimediasi oleh sekresi faktor pelepasan kortikotropin /
hormon (CRF / CRH) meningkatkan sekresi hormon adrenocortitrophic (ACTH) dan
melepaskan glukokortikoid. Glukokortikoid mengubah sensitivitas reseptor
noradrenergik melalui peraturan adrenoceptors beta-dengan adenilat siklase di otak. Hasil
stres kronis pada hipersensitivitas sumbu hipotalamus hipofisis adrenal dan MDD
dikaitkan dengan immunoreactivity CRF meningkat dan ekspresi gen dari CRF dalam
nukleus hipotalamus paraventrikular, dan turun-regulasi reseptor CRF-R1 di korteks
frontal. sekresi glukokortikoid lama menyebabkan efek neurotoksik, terutama pada
neurogenesis di hippocampus.
c. Tidur
Keluhan tidur (insomnia, hipersomnia) telah lama dianggap sebagai fitur utama dari
depresi klinis sehingga tidak mengherankan bahwa studi biologi telah difokuskan pada
disregulasi tidur pada MDD. polysomnography digunakan untuk mendeteksi gangguan
tidur di MDD, dan memperlihatkan beberapa dari tanda-tanda biologis yang paling kuat
di depresi. Masih ada kontroversi tentang apakah depresi menyebabkan perubahan dalam
tidur adalah penanda karakteristik, mendahului onset depresi, dan memprediksi relaps
pada pasien yang dilaporkan, sehingga menunjukkan peran pathoogenetic untuk
gangguan tidur pada MDD.

5. PENYEBAB DEPRESI
a. Faktor genetik.
Memiliki orangtua atau saudara kandung pengidap depresi dapat meningkatkan risiko
seseorang juga mengalami depresi.
b. Faktor biologis.
Depresi bisa terjadi akibat kadar serotonin dalam otak yang tidak mencukupi. Kondisi
ini dikenal sebagai depresi klinis.
c. Jenis kelamin wanita.
Wanita dua kali lipat lebih mudah kena depresi karena perubahan hormon yang
terjadi selama hidupnya. Seperti saat menstruasi (PMDD), kehamilan, melahirkan
(depresi pascamelahirkan), dan perimenopause. Biasanya, risiko depresi pada wanita
akan menurun setelah lewat usia menopause.
d. Pola makan buruk.
Kekurangan vitamin dan mineral tertentu dapat memicu gejala depresi.
e. Mengidap penyakit fisik kronis.
Pikiran dan tubuh kita saling terikat. Pada kebanyakan kasus, stres dan rasa sakit
berkelanjutan dari penyakit kronis dapat menjadi penyebab depresi berat. Selain itu,
penyakit tertentu, seperti gangguan tiroid, penyakit Addison dan penyakit hati, juga
dapat memunculkan gejala depresi.
f. Trauma psikis
Yang terjadi saat masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual, kehilangan orangtua,
atau perceraian orangtua.
g. Penyalahgunaan obat.
Obat-obatan dan alkohol dapat memicu depresi. Bukan cuma golongan narkoba, tapi
juga obat resep. Beberapa obat resep yang terkait dengan gejala depresi termasuk
antikonvulsan, statin, stimulan, benzodiazepine, kortikosteroid, dan beta-blocker.
h. Stres berat dan kronis.
Para peneliti menduga kadar hormon kortisol yang terus-terusan tinggi dapat
menekan kadar serotonin dan akhirnya memicu gejala depresi.
i. Memendam emosi.
Memendam emosi setelah kehilangan orang yang dicintai atau dikhianati bisa
membuat seseorang menjadi depresi.
j. Faktor lingkungan,
Misalnya lingkungan pekerjaan. Stres di kantor terkadang juga bisa memicu
munculnya depresi.

6. GEJALA-GEJALA DEPRESI
Gejala-gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik
dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga
segi, yaitu dari segi fisik, psikis, dan sosial.

a) Gejala Fisik
1)Gangguan pola tidur
2)Menurunnya tingkat aktifitas
3)Menurunnya efisiensi kerja
4)Menurunnya produktivitas kerja
5)Mudah merasa letih dan sakit

b) Gejala Psikis
1)Kehilangan rasa percaya diri
2)Sensitif
3)Merasa diri tidak berguna
4)Perasaan bersalah
5)Perasaan terbebani

c) Gejala Sosial
Lingkungan akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut pada
umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih,
mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya
berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu,
cemas jika berada diantara kelompok dan merasa tida nyaman untuk
berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap
terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada
kesempatan.Seseorang dengan mood yang terdepresi (yaitu depresi) merasakan
hilangnya energi-energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi,
hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Tanda dan
gejala lain dari gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan
kognitif, pembicaraan, dan fungsi vegetatif (seperti tidur, nafsu makan, aktivitas
seksual, dan irama biologis lainnya). Perubahan tersebut hampirselalu
menyebabkan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan.

7. PENCEGAHAAN DEPRESI
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi, antara lain:
a. Hindari kebiasaan menyendiri dengan mencari komunitas yang baik.
b. Buat hidup lebih sederhana dengan membuat perencanaan jangka pendek dan
panjang.
c. Berolahraga secara teratur, minimal 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi
sekitar 30 menit.
d. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur.
e. Buat hidup lebih santai dan hindari stres.
f. Hindari konsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Depresi merupakan keadaan terjadinya perubahan perilaku mendadak dan ditandai
dengan banyak keluhan fisik, lesu, letih, lelah berlebihansakit kepala, sedih yang
kemudian berakibat susah tidur, nafsu makan berkurang, sedih, menangis, kehilangan
minat, aktifitas dan pembicaraan lamban. Gangguan depresi merupakan gangguan sakit
yang menyangkut keluhan badaniyah, perasaan dan pikiran. Bila tidak diobati depresi
dapat menetap berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan depresi dapat meningkatkan rasio
penyakit fisik dan resiko bunuh diri.

B. SARAN
1. Perlunya pemeriksaan dinidepresidan insomniapada lanjut usia
2. Perlunya peningkatan kesadaran lanjut usia, keluarga dan lingkungan sekitarnya agar
terhindar dariresikodepresi maupun insomnia.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/40571/5/BAB%20I.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/150/jtptunimus-gdl-uswatuncha-7456-3-babii.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/depresi/
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/24/224147520/10-penyebab-depresi-yang-paling-
umum
http://etheses.uin-malang.ac.id/2157/6/08410173_Bab_2.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/depresi
http://scholar.unand.ac.id/29615/3/Bab%207.pdf

Anda mungkin juga menyukai