Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Life riview
Therapy dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Life riview Therapy ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
A. Definisi Life Review Therapy ........................................................................................ 4
B. Tujuan Life Review Therapy .......................................................................................... 4
C. Manfaat Life Review Therapy ........................................................................................ 5
D. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 5
E. Pelaksanaan ..................................................................................................................... 5
E. Standar Operasional Prosedur Life Review Therapy...................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi suatu
negara pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduknya.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) pada tahun 2011 umur harapan
hidup Indonesia 69,65 tahun dengan persentase populasi lansia adalah 7,58% pada tahun
2025 umur harapan hidup penduduk Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah
penduduk diatas 60 tahun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun peningkatan
umur harapan hidup ini dapat mengakibatkan jumlah angka kesakitan karena penyakit
degeneratif (Kemenkes RI, 2013). Batasan lanjut usia bisa dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU Nomor 1 3 Tahun 1 9 98 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (BPKP RI,1998).
Individu lanjut usia mengalami perubahan-perubahan baik anatomis, biologis,
fisiologis maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang,
mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi
pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Mass.et,al, 2011).
Pada tahun 2013 Indonesia termasuk negara Asia ketiga dengan jumlah absolut
populasi diatas 60 tahun terbesar setelah Cina (200juta), India (100 juta) dan menyusul
Indonesia (25juta) (WHO, 2013). Bahkan diperkirakan Indonesia akan mencapai 100 juta
lansia dalam tahun 2050. Penduduk dianggap berstruktur tua dinegara berkembang apabila
penduduk usia 60 tahun keatas sudah mencapai 7% dari total penduduk. Pada tahun 2011
proporsi penduduk di Indonesia telah mencapai sekitar 10% maka pada tahun 2020
diprediksi proporsi jumlah penduduk akan mencapai 11,34% (Kemenkes RI, 2013)
Fenomena fluktasi jumlah penduduk lansia menimbulkan dampak selain masalah fisik
dan finansial juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Darmano,(2008)
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa lansia adalah penurunan
kondisi fisik, penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan
aspek psikososial perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan dan perubahan dalam peran
sosial dimasyarakat . Struat (2009) menyatakan bahwa masalah kesehatan mental pada
lansia tergantung pada faktor fisiologi dan status psikologis, kepribadian, dukungan sistem

1
sosial, sumber ekonomi dan gaya hidup. Mauk (2010) menyatakan bahwa psikodinamik
yang umum terjadi pada lansia adalah kecemasan, kesepian, rasa bersalah, depresi, keluhan
somatik, reaksi paranoid, demensia. Dengan demikian lansia dapat mengalami masalah
psikososial depresi dapat disebabkan oleh adanya penyakit fisik, stress, kurangnya atau
tidak adanya dukungan sosial dan sumber ekonomi yang kurang memadai.
Depresi adalah suatu keadaan suatu keadaan hilangnya aktifitas umum yang
menyenangkan (Fisch & Frish, 2006). Depresi pada lansia dapat terjadi karena adanya
faktor penyakit fisik yang serius yaitu penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker dan
penyakit prankinson, selain itu juga faktor kesulitan sosial dan ekonomi (Dharmono,
2008). Beberapa persoalan hidup pada lansia seperti kemiskinan, kegagalan yang
beruntun, stress yang berkepanjangan atau konflik dengan keluarga atau anak kondisi lain
seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dapat memicu terjadi depresi
(Syamsudin, 2010).
Prevalensi depresi pada lansia didunia berkisar 8-15 % dan hasil meta analisis dari
laporan negara-negara didunia mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia
adalah 13,5 % Adapun prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan
panti perawatan sebesar 30-45% (Whendari, 2013). Menurut Rahardjo (2010) menyatakan
bahwa di Indonesia lansia yang menderita penyakit kronis bahwa ada kemungkinan
sebanyak 74% lansia di Indonesia berpotensi untuk depresi. Tingginya angka kejadian
depresi pada lansia ini menunjukkan bahwa depresi merupakan masalah psikososial yang
perlu diupayakan untuk pemulihannya. Lansia yang mengalami depresi ditemukan tanda
dan gejala secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup, perubahan perilaku
makan, gangguan tidur, gangguan dalam aktifitas, kurang energi, mempunyai keyakinan
hidupnya tidak berguna dan tidak percaya diri, kemampuan berpikir dalam memecahkan
masalah secara efektif menurun, perilaku merusak diri secara tidak lansung seperti
penyalahgunaan alkohol/narkoba, nikotin dan obat lainnya serta mempunyai pemikiran
ingin bunuh diri (Syamsuddin, 2010)
Secara psikologis lansia yang mengalami depresi mempunyai perasaan cemas, iratabel,
penurunan harga diri, tidak ada perasaan atau perasaan kosong dan perasaan negatif
tentang diri sendiri (Miller, 2004). Secara sosial depresi ini akan mengakibatkan lansia
kehilangan minat melakukan aktivitas sosial dengan orang lain. Depresi pada lansia juga
berdampak negatif pada kualitas hidup lansia.
Melihat fenomena ini, intervensi keperawatan baik yang bersifat independen maupun
kolaboratif. Intervensi kolaboratif merupakan kerjasama dengan medis. Penatalaksanaan

2
medis dilakukan secara farmakologis dan terapi somatik. Perawat dituntut untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada lansia yang mengalami depresi
melalui tahap pengkajian, penetapan diagnosa keparawatan, perencanaan intervensi,
implementasi dan evaluasi. Pada lansia yang mengalami depresi ini perlu suatu upaya yang
tepat untuk memulihkan keadaan depresi agar tidak berdampak terhadap fisik dan sosial
lansia serta terjadinya gangguan jiwa. Dengan demikian pada lansia yang mengalami
depresi dapat diberikan intervensi psikososial (Miller,2004). Menurut Frazer & Grifftih
(2005) salah satu intervensi penanganan depresi pada lansia yaitu Life riview
Therapy.Terapi Life Review merupakan peninjauan retrospective atau eksistensi,
pembelajaran kritis dari sebuah kehidupan atau melihat sejenak kehidupan lampau
seseorang dengan membanggunkan kembali peristiwa hidup kedalam cerita hidup yang
lebih positif.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana pengaruh Terapi Kelompok Life riview Therapy terhadap lansia yang
mengalami depresi ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh terapi kelompok Life riview Therapy terhadap skor depresi pada
lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan manfaat dan tujuan Life riview Therapy
b. Diketahui tentang standar operasional prosedur tentang Life riview Therapy
c. Diketahui tentang pelaksanaan Life riview Therapy
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui intervensi pada lansia yang mengalami depresi.
2. Dapat mengetahui lebih lanjut tentang Life riview Therapy pada lansia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Life Review Therapy


Merupakan terapi modalitas dalam bentuk aktivitas kelompok. aktivitas kelompok
dilakukan untuk menyibukkan seseorang secara produktif yaitu sebagai suatu media untuk
belajar, bersosialisasi dan berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasan emosional
maupun fisik (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
lansia secara bersama-sama dengan para lansia yang lain yang dipimpin oleh seorang
terapis, petugas kesehatan jiwa ataupun psikolog.
Life Review Therapy adalah terapi modalitas yang akan membawa seseorang untuk
bisa menjadi lebih akrab pada realita kehidupan. Life Review Therapy membantu
seseorang untuk mengaktifkan ingatan jangka panjang dimana akan terjadi mekanisme
recall tentang kejadian pada kehidupan masa lalu hingga sekarang dengan cara seperti ini
lansia akan lebih mengenal siapa dirinya dan dengan recall tersebut.
Life Review Therapy mengungkapkan fenomena gambaran pengalaman kejadian,
dimana seseorang akan melihat secara cepat tentang totalitas riwayat kehidupannya dengan
mekanisme recall.
Life review therapy (terapi kenangan) didefinisikan oleh American Psychological
Association (APA)sebagai suatu terapi yang menggunakan sejarah kehidupan seseorang
(secara tertulis, lisan, atau keduanya) untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan
umumnya terapi ini sering digunakan untuk orang-orang yang lebih tua (Gary, 2007)
.

B. Tujuan Life Review Therapy


1. Meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan pengalaman hidupnya
2. Memberikan stimulus bagi lansia yang mengalami gangguan interpersonal atau
kesepian.
3. Meningkatkan kualitas hidup lansia dengan menggali ingatan dan perasaan lansia di
masa lalu agar mencapai perasaan damai dalam hidupnya yang sekarang serta memberi
motivasi atau saran positif pada fase kehidupan seorang lansia saat ini

4
C. Manfaat Life Review Therapy
- Mengurangi depresi.
- Mengurangi kesepian.
- Meningkatkan kepercayaan diri.
- Meningkatkan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari.
- Meningkatkan kualitas hidup.
- Mengatasi lansia yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah

D. Hasil Penelitian
Dalam penelitian Life Review Therapy yang diterapkan pada lansia di Dinas UPT
PSLU kabupaten Bondowoso berdampak positif terhadap kualitas hidup pada lansia
kelompok kontrol dengan nilai 0,028, atau P value < α.
Kleijn G, et al (2018) dalam penelitiannya ”The efficacy of Life Review Therapy
combined with Memory Specificity Training (LRT-MST) targeting cancer patients in
palliative care: A randomized controlled trial” menyimpulkan bahwa LRT-MST efektif
terhadap sejumlah pasien kanker dalam perawatan paliatif untuk meningkatkan
kelangsungan integritas ego.
Dari penelitian Narullita (2017) mendapatkan hasil uji paired t test didapatkan rata-
rata harga diri rendah pada kelompok intervensi sebelum diberikan terapi sebesar 17,95 dan
setelah diberikan terapi sebesar 10,20, dengan nilai p value = 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna harga diri rendah setelah diberikan terapi life review
pada kelompok intervensi.
E. Pelaksanaan
Menurut Wheeler (2008) pelaksanaan terapi life review mengacu pada Haight dan
Olson (1989) yang dikenal dengan Haight’s Life Review and Experiencing Form dan
disarankan dilaksanakan secara terstruktur berdasarkan tahap perkembangan kehidupan
yaitu tahap anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Menurut Stuart (2014) bahwa tahapan
perkembangan psikologis sesuai dengan usia seseorang. Tugas perkembangan pada usia
lansia yaitu dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan dan kehilangan,
mempertahankan harga diri, dan mempersiapkan kematian yang akan dihadapi.

Pelaksanaan life review therapy terbagi menjadi 4 (empat) sesi yaitu :

5
1. Sesi 1 adalah menceritakan pengalaman pada masa kanak-kanak
2. Sesi 2 menceritakan pengalaman pada masa remaja
3. Sesi 3 menceritakan pengalaman pada masa dewasa
4. Sesi 4 menceritakan pengalaman pada masa lansia.

Peran perawat dalam melakukan life review therapy yaitu :

1. Membantu lansia melihat makna dari pengalaman masa lalu.


2. Menyelesaikan konflik dan perasaan yang mengancam sehingga dapat membantu
lansia mencapai integritas diri dan kebijaksanaan yang diidentifikasi sebagai tujuan
akhir dari tahap kehidupannya.
3. Membantu lansia memaksimalkan kemampuannya merupakan sebuah tantangan dan
pengalaman berharga bagi perawat.

E. Standar Operasional Prosedur Life Review Therapy

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LIFE REVIEW THERAPY

Topik Life Review Therapy

Definisi Suatu terapi yang menggunakan sejarah kehidupan seseorang


(secara tertulis, lisan, atau keduanya) untuk meningkatkan
kesejahteraan psikologis, dan umumnya terapi ini sering
digunakan untuk orang-orang yang lebih tua

Tujuan 1. Meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan


pengalaman hidupnya
2. Memberikan stimulus bagi lansia yang mengalami gangguan
interpersonal atau kesepian.
3. Meningkatkan kualitas hidup lansia
- Prosedur Persiapan peralatan/bahan : album foto, rekaman musik.
- Persiapan (alat, Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan. Namun demikian,
bahan, lingkungan) terapis bisa memintaklien untuk membawa barang-barang yang
dapat membangkitkan memori tentangmasa lalu (ex. Album
foto, artefak, dll).

6
- Prosedur (tahap Lingkungan:
pelaksanaan) 1. Menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif, ruangan
yang aman dan nyaman
2. Atur agar lingkungan nyaman, tidak ada gangguan dan
terjaga privasinya
Klien:
1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya.
Beri juga kesempatan kepada klien jika ingin memenuhi
kebutuhan dasarnya (ex. Eliminasi)
2. Atur klien dalam posisi duduk. Jika tidak mampu duduk,
maka posisi berbaring setengah duduk (semifowler) juga
memungkinkan.
Jelaskan tujuan kegiatan tersebut
Prosedur
1. Membina hubungan saling percaya(memperkenalkan diri,
jika baru pertama kalimenjumpai klien)Menjelaskan
(mengingatkan kembali) kepada klien urutankegiatan yang
akan dilakukan
2. Melakukan kontrak waktu lamanya kegiatan berlangsung.
3. Memberikan kesempatan/menawarkan pada
individu/kelompok untuk mengungkapkan perihal peristiwa
kehidupan yang paling menyenangkan.
4. Menggunakan album foto dengan ukuran halaman yang
besar sebagai media untuk meletakkan semua gambar atau
dokumen dalam berbagai ukuran. Jika lansia mengalami
gangguan penglihatan, maka sebisa mungkin gunakan
ukuran gambar yang lebih besar agar terlihat lebih jelas.
5. Mengumpulkan album foto dari berbagai kehidupan masa
lalu lansia mulai dari kecil, dewasa hingga menua
6. Lansia mampu menyebutkan satu persatu situasi foto yang
ditampilkan
7. Lansia menjelaskan situasi yang ada pada foto, seperti siapa
saja yang ada didalam foto, dimana tempatnya, kapan

7
terjadinya, serta apa yang dilakukan atau situasi yang terjadi
pada saat mengambil foto tersebut.
8. Menjelaskan tentang nama bagian-bagian dari tingkatan
kehidupan yang pernah dijalani seperti :
- Keluarga inti (informasi kelahiran, kehidupan, dan
kematian mengenai ayah, ibu, kakek, nenek)
- Tahun awal (kelahiran dari anak yang paling mudah)
- Riwayat pekerjaan (tugas anak, riwayat pekrjaan dan
pensiun)
- Bersikap ramah dan perkawinan
- Riwayat pasangan
- Pernikahan anak
- Keluarga dan teman
- Rekreasi, hobi, ketertarikan , dan liburan
- Memperingati hari keagamaan
9. Membuat narasi pada masing-masing kehidupan yang
pernah dijalani lansia. Saat membuat narasi dapat
didampingi oleh orang yang disayangi agar lebih mudah
dikomunikasikan

Evaluasi 1. Klien dapat merasakan manfaat setelah melakukan terapi ini.


2. Kaji respon klien

8
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/69/umj-1x-muhammadnu-3437-1-artikel-l.pdf di
unduh pada 30 November 2018.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc5953483/ di unduh pada 30 november 2018.

Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Harga Diri Rendah Lansia Di Kabupaten Bungo.
available from: Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (33-41)Kopertis Wilayah X 35 T
[Accessed Dec 05 2018]. https://www.researchgate.net/publication/323856884

Anda mungkin juga menyukai