Anda di halaman 1dari 3

UNTUK KEBAHAGIAAN DARI KEMERDEKAAN

Oleh : Prof. Albert Einstein

Saya sangat sadarnya betapa tak bergunanya bertengkar tentang penentuan dari bilai-nilai
dasar. Bila misalnya da orang yang setuju dengan maksud untuk memusnahkan umat manusia
dari bumi ini, maka taklah dapat pendirian serupa itu dibanteras atas dasar-dasar yang layak.
Tapi, bila adalah persesuaian tentang beberapa tujuan dan nilai, maka dengan waras dapatlah
dirundingkan dengan cara yang bagaimana tujuan-tujuan ini akan mungkin dicapai. Demikianlah
dapat kita sebutkan dua buah tujuan, tentang mana kita semua yang membaca ini kira-kira akan
sepaham.

1. Alat-alat pemeliharaan hidup dan kesehatan dari semua makhluk manusia haruslah
dihasilkan dengan tenaga yang sesedikit mungkin.
2. Pemuasan dari kebutuhan-kebutuhan badani, tak dapat disangsikan lagi, adalah sarat
mutlak bagi suatu kehidupan yang layak, tapi yang sendiri tak memadai. Suapaya dapat
puas, maka manusia juga jarus mempunyai kemungkinan untuk memperkembangkan
daya-daya kecerdasan dan keseniannya, dalam derajat yang sesuai dengan sifat-sifat dan
kecakapan-kecakapan perseorangan.

Tujuan pertama meminta pemanjuan dari segala pengetahuan yang berhubungan dengan
hukum-hukum yang menguasai alam dan pergaulan hidup, dengan perkataan lain: pemajuan dari
segala hasrat keilmuan. Sebab, hasrat keilmuan adalah suatu keseluruhan yang fitri, yang bagian-
baginannya saling bertopang menurut suatu cara yang tak oleh seorangpun mungkin diketahui
lebih dulu. Kemajuan dari ilmu menyarankan kemungkinan pertukaran yang tak terbatas dari
segala hasil dan pernilaian – kemerdekaan berbicara dan belajar disemua daerah dari hasrat
intelektual.

Adapun yang saya maksud dengan kemerdekaan ialah syarat-syarat kemasyarakatan yang
tak membawakan bahaya-bahaya atau kerugian-kerugian yang besar bagi seseorang yang
mengucapkan pendapat-pendapat dan pendirian-pendirian tentang ilmu yang umum dan yang
khusus. Kemerdekaan komunikasi ini sangat pentingya bagi petumbuhan dan pengluasan
pengetahuan bersifat ilmu – suatu pertimbangan yang mempunyai arti yang besar sekali.
Pertama, kemerdekaan ini haruslah dijamin lebih dulu dengan undang-undang. Tapi hanya
undang-undang taklah dapat memberikan keamanan bagi kemerdekaan berbicara; supaya tiap
orang dapat mengucapkan pendapat-pendapatnya dengan tak mendapat hukuman, haruslah
semangat sabar dan maaf merata pada seluruh penduduk dunia. Cita-cita kemerdekaan lahirlah
yang demikian memang tak akan kunjung mungkin dicapai, tapi haruslah dengan tak putus-
putusnya diperjuangkan, jika pemikiran secara ilmu – dan pemikiran filsafat dan kreatif pada
umumnya – ingin diberikan kemajuan yang sebesar mungkin.

Bila tujuan yang kedua – kemungkinan untuk memperkembangkan rohani dari seluruh
manusia – ingin dijamin, maka dibutuhkan sangat bentuk kedua dari kemerdekaan lahiriah.
Manusia harus jangan dipaksa bekerja untuk kebutuhan-kebutuhan hidupnya dalam suatu cara
yang tak menyisakan lagi baginya waktu dan tenaga untuk kegiatan-kegiatan perseorangannya.
Bila masalah dari pembagian kerja yang layak dapat dipecahkan, maka kemajuan teknologi akan
menciptakan kemungkinan bagi bentuk kemerdekaan ini.

Pertumbuhan dari ilmu dan kegiatan kreatif dari jiwa pada umumnya membutuhkan
sebuah bentuk kemerdekaan lain lagi, yang dapat disebut sebagai kemerdekaan rohaniah.
Kemerdekaan rohaniah ini adalah, bahwa pemikiran itu tak bergantung dari kebatasan-kebatasan
yang dibentuk oleh prasangka-prasangka otoriter dan kemasyarakatan, juga oleh kebiasaan-
kebiasaan yang bersifat tak filsafat pada umumnya. Kemerdekaan rohaniah ini adalah suatu
pemberian yang jarang dari alam, dan suatu tujuan yang berharga bagi individu.

Tapi, masyarakat banyak dapat memberikan sumbangannya dalam usaha mencapai ini,
dengan paling sedikitnya tak mencampuri pertumbuhan itu. Demikianlah, sekolah-sekolah dapat
mencampuri pertumbuhan dari kemerdekaan rohaniah ini dengan mewujudkan pengaruh-
pengaruh yang otoriter dan dengan membebani orang-orang muda itu dengan beban-beban
rohaniah yang tak sepantasnya; di lain pihak, sekolah-sekolah dapat mewujudkan kemerdekaan
demikian dengan jalan menganjurkan berpikir dengan bebas. Hanya bila kemerdekaan lahiriah
dan rohaniah terus menerus dan dengan seksam diperjuangkan, ada kemungkinan bagi
bertumbuhnya dan sempurnanya rohani, dan dengan itu perbaikan dari hidup lahiriah dan
rohaniah manusia.
(Diterjemahkan dari Elseviers Weekblad oleh Iwan Simatupang)

Anda mungkin juga menyukai