Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MOCHAMMAD FARIS RISKI

NPM : 21801091021

MATKUL :KEBIJAKAN PUBLIK

UAS

SOAL

1.Jelaskan mengenai Katagori/ Jenis-jenis Kebijakan Publik.

James E. Anderson (1970) mengelompokkan jenis – jenis kebijakan public


sebagai berikut:

a. Substantive and procedural policies

Substantive Policy.
Suatu kebijakan dilihatdari substansi masalahyangdihadapi oleh pemerintah.
Misalnya: kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dan Iain-lain.
Procedural Policy.
Suatu kebijakan dilihatdari pihak-pihak yang terlibat dalam perumusannya (Policy
Stakeholders).

b. Distributive, Redistributive, and regulatory policies

Distributive policy

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayana/keuntungan kepada


individu-indvidu, kelompok – kelompok, atau perusahaan – perusahaan.

Contoh: kebijakan tentang “Tax Holiday”

Redistributive policy

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi kekayaan, pemilikan,


atau hak – hak.

Contoh: kebijakan tentang pembebasan tanah untuk kepentingan umum

Regulatory policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/ pelarangan terhadapat
perbuatan/tindakan

Contoh:kebijakan tentang larangan memiliki dan menggunakan senjata api

c. Material policy

Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/penyediaan sumber-


sumber material yang nyata bagi penerimannya

d. Public goods and private goods policies.

Public goods policy

Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang – barang/ pelayanan –


pelayanan oleh pemerintah, untuk kepentingan orang banyak

Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang – barang/ private


goods policy

Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang – barang/ pelayanan


oleh pihak swasta, untuk kepentingan individu – individu (perorangan) dipasar
bebas, dengan imbalan biaya tertentu

2.  Jelaskan Mengenai Fungsi-Fungsi Argumen Kebijakan?

Argumen yang substantive berperan untuk membangun atau mengkritik


validitas pertanyaan ,baik pertanyaan tentang kebenaran yang implicit didalam
baik pernyataan itu sendiri atau pernyataan yang terkait dengan norma atau
pertanyaan yang tersirat. Fungsi – fungsi utama argument kebijakan antara lain:

1. Membangitkan perdebatan atau pembahasan untuk meningkatkan keabsahan,


kekuatan, dan kemanjuran dari sebuah kebijakan
2. Memberikan kesimpulan yang kuat secara empiris dan memiliki kebeneran
secara optimal
3. Mengajak dan mempengaruhi pihak lain untuk menerima argument
kebijakan
3. Jelaskan Rekomendasi Aksi-Aksi Kebijakan?
Prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi memungkinkan analis
menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi di masa
mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu,
kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Prosedur rekomendasi meliputi
transformasi informasi mengenai kebijakan di masa depan ke dalam informasi
mengenai aksi-aksi kebijakan yang akan menghasilkan keluaran yang bernilai.
Untuk merekomendasikan suatu tindakan kebijakan khusus diperlukan adanya
informasi tentang konsekuensi-konsekuensi di masa depan setelah dilakukannya
berbagai alternatif tindakan. Sementara itu, membuat rekomendasi kebijakan juga
mengharuskan kita menentukan alternatif mana yang paling baik dan mengapa.
Oleh karenanya prosedur rekomendasi dari analisis kebijakan terkait erat dengan
persoalan etika dan moral.
Prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi memungkinkan analis
menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi di masa
mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu,
kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Prosedur rekomendasi meliputi
transformasi informasi mengenai aksi-aksi kebijakan yang akan menghasilkan
keluaran yang bernilai.
Merekomendasikan suatu tindakan (aksi-aksi) kebijakan khusus
diperlukan adanya informasi tentang konsekuensi-konsekuensi di masa depan
setelah dilakukannya berbagai alternatif tindakan. Sementara itu, membuat
rekomendasi kebijakan juga mengharuskan kita menentukan alternatif mana yang
paling baik dan mengapa. Oleh karenanya prosedur analisis kebijakan dari
rekomendasi terkait erat dengan persoalan etika dan moral.
4. Jelaskan mengenai model-model kebijakan publik?
BENTUK – BENTUK MODEL KEBIJAKAN PUBLIK
1. Model kelembagaan
2. Model kelompok
3. Model elit
4. Model rasional
5. Model incremental
6. Model sistem
1.Model Kelembagaan
Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih merupajan
model tradisional, dimana fokus model ini terletak pada struktur organisasi
pemerintahan. Jadi yang sangat berpengaruh di dalam model ini hanyalah
lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau daerah, sedang.
Adapun aktor eksternal pada model ini seperti media massa, kelompok
think-thank (LSM, Kelompok budayawan, kelompok mahasiswa,
cendikiawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain,) serta
masyarakat hanya berfungsi memberikan pengaruh dalam batas
kewenangannya. Jadi kebijakan yang telah dibuat akan dijalankan dahulu
oleh aktor internal, yaitu lembaga-lembaga pemerintahah tersebut.
2.Model Kelompok
Pada model ini pemerintah membuat kebijakan karena adanya
tekanan dari berbagai kelompok. Kebijakan publik merupakan hasil
perimbangan (equilibrium) dari berbagai tekanan kepada pemerintah, dari
berbagai kelompok kepentngan. Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu
kelompok kepentingan ditentukan oleh jumla anggotanya, harta
kekayaannya, kekuatan, dan kebaikan organisasi, kepemimpinan,
hubungannya yang erat dengan pembuat keputusan, kohesi intern para
anggotanya.
Contoh kasus :
Pemerintah kabupaten kebumen, melalui bupati KH. M.Nashirudin Al
Mansyur menyatakan status “qou”, yakni kembali pada keadaan semula
atas permasalahan tanah dinas penelitian pengembangan (Dislitbang) TNI
AD dengan Masyarakat wilayah Urut Sewu Kebumen. Artinya
penggunaan lahan untuk kegiatan dilaksanakan seperti sebelum ada
permasalahan.”TNI dapat melaksanakan latihan seperti sedia kala.
Sedangkan para petani melaksanakan kegiatan bercocok tanam,”
selanjutnya penyelesaian permasalahan tanah selanjutnya akan diadakan
peninjauan dilapangan oleh TNI, Pemerintah Daerah, serta masyarakat.
Hal itu dalam rangka penentuan batas kepemilikan tanah (suara merdeka).
 
3.Model Elit
Model ini menggambarkan pembuatan kebijakan publik dalam
bentuk piramida, dimana masyarakat berada pada tingkat paling bawah,
elit pada ujung piramida dan aktor internal birokrasi pembuat kebijakan
publik (dalam hal ini pemerintah) berada ditengah – tengah antara
masyarakat dan elit.
Masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan
menciptakan opini tentang isu kebijakan yang seharusnya menjadi agenda
politik di tingkat atas. Sementara birokrat/administrator hanya menjadi
mediator bagi jalannya informasi yang mengalir dari atas ke bawah. Elit
politik selalu ingin mempertahankan status quo, maka kebijakannya
menjadi konservatif. Perubahan kebijakan bersifat trial and error yang
hanya mengubah atau memperbaiki kebijakan sebelumnya.
Contoh kasus :
Salah satu kasus dari model elit yaitu kebijakan yang di buat oleh
pemerintah untuk mengetas atau mengurangi kemiskinan, yang di sebut
Bantuan Langsung Tunai atau BLT. Kebijakan ini bisa dikatakan
kebijakan yang trial & eror, karena dalam kenyataan penerapannya
kebijakan ini tidak mempengaruhi apa – apa. Uang yang harusnya diterima
oleh masyarakat yang kurang mampu justru dipotong di sana – sini oleh
berbagai oknum dan berbagai alasan. Oleh karena itu kelanjutan kebijakan
ini tidak diteruskan.
 
4.Model Rasional
Model rasional adalah model yang mana di dalam pengambilan
keputusan melalui prosedurnya akan mengajak pada pilihan alternatif yang
paling efisien dari pencapaian tujuan kebijakan, yang ditekankan pada
penerapan rasionalisme dan positifisme.
5.Model Incremental
Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui
proses politisi dimana didalamnya ada tawar menawar dan kompromi
untuk kepentingan para pembuat keputusan sendiri.
Incrementalism :
 Menilai alternatif secara tidak komprehensif tapi memusatkan perhatian
hanya pada kebijakan yang berbeda secara inkremental.
 Hanya sejumlah kecil alternatif kebijakan yang dipertimbangkan.
 Setiap alternatif kebijakan, hanya sejumlah kecil konsekuensi akibat –
akibat kebijakan yang terbatas saja yang dinilai.
 Setiap masalah yang menantang pembuat kebijakan secara terus menerus
diredenifisikan.
 
6.Model Sistem
Pendekatan sistem diperkenalkan oleh David Easton yang
melakukan analogi dengan sistem biologi. Pada dasarnya sistem biologi
merupakan proses interaksi antara organisme dengan lingkungannya, yang
akhirnya menciptakan kelangsungan dan perubahan hidup yang relatif
stabil. Ini kemudian dianalogikan dengan kehidupan sistem politik.
Model ini didasarkan pada konsep – konsep kekuatan – kekuatan
lingkungan, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, geografis, dan
sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik merupakan hasil
(output) dari sistem politik. Kebijakan model ini juga melihat dari tuntutan
– tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya diubah menjadi
kebijakan punlik yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat. Intinya
sistem politik berfungsi mengubah inputs menjadi outputs.

5. Jelaskan mengenai Formulasi Kebijakan Publik?


Formulasi kebijakan publik adalah langkah yang paling awal dalam
proses kebijakan publik secara keseluruhan, oleh karena apa yang terjadi pada
tahap ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya kebijakan publik yang dibuat
itu pada masa yang akan datang
Tjokroamidjojo mengatakan bahwa folicy formulation sama dengan
pembentukan kebijakan merupakan serangkaian tindakan pemilihan berbagai
alternatif yang dilakukan secara terus menerus dan tidak pernah selesai, dalam hal
ini didalamnya termasuk pembuatan keputusan. Lebih jauh tentang proses
pembuatan kebijakan negara (publik).

6.Menjelaskan mengenai Implementasi Kebijakan Publik?

Implementasi kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara


pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat
yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi
masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin
akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan
sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan
sangat baik,mungkin akan mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang
diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan

7. Jelaskan mengenai Evaluasi Kebijakan Publik?

Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh
suatu kebijakan publik dapat “membuahkan hasil”, yaitu dengan membandingkan
antara hasil yang diperoleh dengan tujuan dan/atau target kebijakan publik yang
ditentukan

Anda mungkin juga menyukai