Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI BAKTERI

Morbus Hansen
 Efflo: Tampak nodul eritema, multiple, berbatas tegas, berbentuk bulat, berukuran
bervariasi dengan diameter 1cm – 3cm, terdistribusi generalisata
 Dx: Morbus Hansen, DD: Erupsi Obat, SLE
 Etio: Mycobacteroium Leprae
 Penunjang: Pemeriksaan BTA, Pemerikan DL (ANA IF), Patch Test
 Tx:
o Tipe PB: Rifampicin 600mg, Ofloxacin 400mg, Monosiklin 100mg
o Tipe MB: Rifampisin 600mg, DDS 100mg, Clofazimin 50mg

Skrofuloderma
 Efflo: Tampak ulkus eritema, soliter, berbatas tegas, berbentuk bulat, berukuran
diameter 4cm, terdistribusi lokalisata. Diatasnya terdapat pus dan debris
 Dx: Skrofuloderma, DD: Hidradenitis Supuratif, Limfadenitis
 Etio: M. Tuberculosis
 Penunjang: Pemeriksaan Tuberkulin, Pemeriksaan Darah Tepi
 Tx:
o Topikal: Kompres Povidon Iodine 1%
o Sistemik: OAT
 Isoniazid 5mg/kgbb
 Rifampisin 10mg/kgbb
 Ethambutol 15mg/kgbb
 Pyrazinamide 20mg/kgbb

Impetigo Krustoa
 Efflo: Tampak erosi multiple, berbatas tegas, berbentuk geografika, berukuran 1x2cm
– 2x3cm, Diatasnya ditutupi krusta berwarna kekuningan
 Dx: Impetigo Krustosa, DD: Dermatitis Kontak, Ektima
 Etio: Streptococus Beta Hemolyticus Grup A
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Kultur
 Tx:
o Topikal: Kompres Permanganas Kalikus 1/5000, Mupirocin 2% 2xsehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg

Impetigo Bulosa
 Efflo: Tampak bula multiple, berbatas tegas, berbentuk bulat, berdinding kendor,
berukuran 0,8cm – 2cm, terdistribusi lokalisata, berisi cairan seropurulent
 Dx: Impetigo Bulosa, DD: Dermatitis Kontak, Pemfigus Bulosa
 Etio: S. Aureus
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Kultur
 Tx:
o Topikal: Mupirocin 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg
Ektima
 Efflo: Tampak ulkus, multiple, berbatas tegas, berbentuk geografika, berukuran
1x2cm- 2x3cm, terdistribusi lokalisata. Diatasnya terdapat krusta berwarna
kekuningan
 Dx: Ektima, DD: Impetigo Krustosa,
 Etio: Streptococus B Hemolyticus, S. Aureus
 Penunjang: Peemriksaan Gram, Kultur
 Tx:
o Topikal: Mupirocin 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg

Folikulitis
 Efflo: Tampak papul/pustula, multiple, berbatas tegas, berbentuk bulat, berukuran
0,3cm – 0,5cm, terdistribusi lokalisata. Ditengahnya terdapat rambut.
 Dx: Folikulitis, DD: Tinea Barbae, Acne Vulgaris
 Etio: S. Aureus
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Pemeriksaan KOH
 Tx:
o Topikal: Kompres Larutan Salin Hangat, Mupirocin 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg

Furunkel
 Efflo: Tampak nodul eritema, soliter, berbatas tegas, berbentuk bulat, berukuran 2cm,
terdistribusi lokalisata.
 Dx: Furunkel, DD: Furunkolosis, Karbunkel
 Etio: S. Aureus
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Kultur
 Tx:
o Topikal: Mupirocin 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg

Karbunkel
 Efflo: Tampak nodul eritema, soliter, berbatas tegas, berbentuk bulat, berukuran 6cm,
terdistribusi lokalisata. Diatasnya terdapat pustula multiple, distribusi berkelompok
 Dx: Karbunkel, DD: Furunkel, Kista Epidermal
 Etio: S. Aureus
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Kultur
 Tx
o Topikal: Mupirocin 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg

Erisipelas
 Efflo: Tampak Patch eritema, soliter, berbatas tegas, berbentuk geografika, berukuran
7cm x 10cm, distribusi lokalisata, teraba hangat dan nyeri tekan.
 Dx: Erisipelas, DD: Selulitis, Dermatitis Kontak, Eritrasma
 Etio: Streptococus Beta Hemolyticus
 Penunjang: Darah Lengkap, Pemeriksaan Gram
 Tx:
o Elevasi Kaki
o Topikal: Natrium Fusidat 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg, Paracetamol 500mg
Selulitis
 Efflo: Tampak Patch eritema, soliter, berbatas tidak tegas, berbentuk geografika,
berukuran 7cm x 10cm, distribusi lokalisata, teraba hangat dan nyeri tekan.
 Dx: Selulitis, DD: Erisipelas, Dermatitis Kontak
 Etio: Streptococus Beta Hemolyticus, S. Aureus
 Penunjang: Pemeriksaan Gram, Darah Lengkap
 Tx:
o Elevasi Kaki
o Topikal: Natrium Fusidat 2% 2x sehari
o Sistemik: Amoxicilin + Asam Klavulanat 3x500mg, Paracetamol 500mg

Eritrasma
 Efflo: Tampak Makula eritema, multiple, berbatas tegas, berbentuk geografika,
berukuran 0,3x0,4cm – 0,4x0,5cm, konfigurasi konfluens, distribusi lokalisata.
 Dx: Eritrasma, DD: Tinea Kruris, Kandidiasis Intertriginosa
 Etio: Corynebacterium minutissium
 Penunjang: Wood Lamp, KOH
 Tx:
o Topikal: Klindamisin 2%
o Sistemik: Eritromisin 4x250mg

REAKSI GIGITAN SERANGGA


Skabies
Cardinal sign : lebih gatal pada malam hari , menyerang secara berkelompok, terdapat
terowongan pada lesi berwarna putih/ keabuan berbentuk garis lurus/ berkelok dengan
Panjang 1 cm pada ujung terowongan terdapat papul/vesikel , menemukan tungau
 Efflo: Papul/ vesikel multiple berbentuk bulat dengan ukuran 0,3-0,4cm batas tegas
Konfigurasi…Distribusi…
 Dx:scabies
 DD: Ptiriasis korporis, dermatitis atopic, urtikaria, insect bite, dermatitis kontak
 Etio: sarcoptes scabies
 Tx: Topikal: Permethrin 5% didiamkan selama 8 jam , diulang setelah 7 hari
 KIE : Semua keluarga diobati / diterapi
Semua karpet, sofa, selimut, Kasur dicuci/ dijemur dibawah sinar matahari
Terapi seluruh anggota keluarga

Creeping Eruption
 Eflo: : papul eritematous menjalar seperti benang berkelok-kelok, yang sedikit
meninggi membentuk terowongan mencapai panjang 10 cm, linier, sepriginosa (snake
like), dan distribusi terlokalisir.
 DD: Insect bite, dermatofitosis
 Etio: cutaneous larva migrans (ancylostoma braziliense, ancylostoma caninum)
 Tx: Albendazole 400 mg diberikan selama 3 hari berturut-turut, cryo terapi
KIE: tidak mengancam kehidupan sembuh sendiri, jaga higienitas, pakai alas kaki
untuk berkegiatan di luar ruangan

Pedikulosis
 Kapitis: rambut , korporis : badan
 Eflo : Makula eritema, papul, krusta, eksoriasi
-Lichenifikasi, hyperpigmentasi tergeneralisasi
 DD: Skabies, insect bites
 Etio : Pediculus humanus var capitis, Pediculus humanus var corporis
 Penunjang : di temukan kutu atau telur di daerah badan atau kepala
 Tx: Krim Permethrin 5%, didiamkan selama 10 menit kemudian dibilas, Krim
gameksan 1% tipis seluruh badan, Emulsi bensil benzoat 25% , malathion 1% untuk
kapitis, malathion 2% untuk korporis , Infeksi sekunderàantibiotik sistemik & topikal
 KIE : korporis : cuci air panas dan setrika pakaian
 Kapitis : cuci rambut dan jaga higinietas

Pedikulosis Pubis
 Alat kelamin
 Eflo : Papul eritema /berwarna abu-abu/kebiruan multiple berbentuk bulat dengan
ukuran 0,3-0,4cm berbatas tegas konfigurasi… distribusi…
 bercak hitam pada celana dalam putih (black dot)
 Etio : Phtirus pubis
 Penunjang : di temukan kutu atau telur di daerah badan atau kepala
 Tx : Cukur bulu pada alat kelamin , Krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat
25% , malathion 2%, pakaian dicuci dan disetrika, Obati dan periksa mitra seksual
 KIE : Jaga kebersihan dan periksa dari mitra seksual

Urtika Papular ( Reaksi awal insect bite)


 Eflo LESI KHAS: Papul eritema multiple berbentuk bulat dengan ukuran 0,3-0,4
cm berbatas tegas konfigurasi… distribusi… ditengahnya terdapat punctum
hemoragik bekas tusukan serangga dan di sekitar lesi disertai dengan urtikaria
 Etio : Lebah, ulat bulu , ngengat
 Diagnosis banding : lesi awal dapat meneyrupai vesikel stadium awal, eksoriasi
nekrotik, pityriasis likeinoides
 Tx:
 Topical : hidrokortison 1-2,5%, obat topical yang mengandung menthol (bedak kocok
yang mengandung kalamin dan menthol), antibiotic topical apabila terjadi infeksi
sekunder
 Sistemik: cetirizine 1x10 mg
 KIE : Menghindari serangga dengan menggunakan pakaian yang menutupi badan dan
ekstremitas , menggunakan insect repellent

REAKSI OBAT
Urtikaria dan angioedema
 Eflo : Lesi utama : teergantung foto disertai dengan Urtika(eritema dan edema
setemopat)berbentuk geografika dengan ukuran axb -cxd berbatas tegas konfigurasi
… distribusi…
 Angioedema : mengenai jaringan yang lebih dalam dermis dan subkutan ( edema pada
kulit dengan batasnya tidak tegas/ difus
 ETIO: Obat ( sulfonamide, penicillin , analgesic, aspirin, codein, opium)
 Pemeriksaan penunjang : skin prick test, DL, IgE total, uji serum autolog= urtikaria
imun, uji dermografis dan uji dengan esbatu (ice cube test) untuk mencari penyebab
fisis, pemeriksaan histopatologi
 DD: vasculitis, mastositosis, pemfigoid bulosa, anakfilaktoid purpura
 TX: Identifikasi dan eliminasi factor penyebab/ pencetus
 sistemik : cetirizine 1x10mg
 topical : bedak kocok yang mengndung kalamin dan menthol 0,5-1%
 Urtikaria luas disertai angioedema : rawat inap kasi antihistamin & kortikosteroid
sistemik
 Kalo ada syok anafilaksis : epinefrin 1:1000 sebanyak 0,3 ml intra muscular setiap 10-
20 menit sesuai kebutuhan

SJS DAN TEN


 Beda di BSA : SJS : <10%, overlapping : 10-30%, TEN : .30%
 Etio : obat
 High risk : allopurionol, sulfamethoxazole, sulfadiazine, sulfapyridine, sulfasalazine,
carbamazepine, lamotrigine, phenobarbital, phenylbutazone, nevirapine, oxicam
NSAID, thiacetazone
 Doubtful risk: paracetamol, pyrazolone, analgesic, kortikosteroid, sertraline
 Trias: lesi kulit, lesi mukosa (minimal 2), gejala sistemik, riwayt minum obat
dalam rentangan 1-8 minggu yang lalu
 Eflo : -eritema, papul, vesikel, purpura, atau bula yang kemudian pecah sehingga
terjdi erosi (<10%). Nikolsky sign (+) = tergantung foto
 DD : SJS , TEN , SSSS, AGEP (Acute generalized exanthematous pustulosis),
generalized bullous fixed drug eruption, lupus eritematous bullosa
 Pemeriksaan penunjang : DL, AGD, elektrolit, albumin dan protein darah,
fungsi ginjal, hati , gula darah sewaktu, pemeriksaan rontgen, histopatologi
 Tx :
o Deteksi dini dan menghentikan obat yang dicurigai menyebabkan SJS/Ten,
Rawat inap , Infus NaCL 0,9% dan dextrose 5% (1:1) 20 tetes/menit
o Sistemik (SJS)
-Deksametason injeksi intravena 10mg@12 jam (1 hari), 10 mg pagi dan 5 mg
siang (1hari), 5mgk pagi 5 mg siang (3 hari), 5 mg pagi (3hari), kemudian
ganti metilprednisolon oral
- Antibiotik: Levofloksasin 1x500 mg per drip intravena, bila ada infeksi (lihat
tanda infeksi,lab,klinis)
Topikal:
-Triamsinolon asetonid pada lesi mukosa
-Kompres NaCL 0,9% pada lesi basah
-Hidrokortison 2,5% krim + Kloramfenikol 2% pada lesi kering
-Observasi Vital Sign
o Sistemik (TEN)
-Deksametason injeksi intravena 10mg@8 jam (1 hari), 10 mg @12jam (1
hari) 10 mg pagi dan 5 mg siang (1hari), 5mgk pagi 5 mg siang (3 hari), 5 mg
pagi (3hari), kemudian ganti metilprednisolon oral
- Antibiotik: Levofloksasin 1x500 mg per drip intravena, bila ada infeksi (lihat
tanda infeksi,lab,klinis)
Topikal:
-Triamsinolon asetonid pada lesi mukosa -Kompres NaCL 0,9% pada lesi
basah -Hidrokortison 2,5% krim + Kloramfenikol 2% pada lesi kering
-Observasi Vital Sign
MENURUT PERDOSKI:
Sistemik
 Kortikosteroid sistemik: deksametason intravena dengan dosis setara prednison 1-4
mg/kgBB/hari untuk SSJ, 3-4 mg/kgBB/hari untuk SSJ-NET, DAN 4-6 mg/kgBB/hari
untuk TEN
 Non Medikamentosa : Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. , mencegah
infeksi sekunder, Berikan nutrisi secara enteral pada fase akut, baik secara oral
maupun , nasogastrik.

INFEKSI VIRUS
HERPES ZOSTER
 Lokasi: Regio thorakalis
Terdapat vesikel multiple, berbentuk bulat, batas tegas, berdinding tegang
berisi cairan seropurulen, berukuran diameter 0,3-0,5cm, konfigurasi
berkelompok, distribusi lokalisata, beberapa diantaranya sudah pecah
membentuk krusta kehitaman. Lesi berada diatas makula eritema, multiple,
berbentuk geografika, batas tegas, berukuran 0,1x0,3cm-0,3x0,5cm, distribusi
lokalisata pada dermatome T4-T6
 Diagnosis kerja: Herpes Zoster thorakalis setinggi T4-T6 (harus isi ini yaa!!!)
DD: herpes simplex, dermatitis venenata
 Etio: HSV tipe 1 atau 2
 Penunjang: Tzanck test (multinucleated giant cell)
 Tx: topical: stadium vesikuler: bedak salisil 2% untuk mencegah vesikel pecah
atau bedak kocok kalamin untuk mengurangi nyeri dan gatal
Bila vesicel pecah: kompres NaCl 0,9% 2x sehari selama 15 menit
Jika timbul infeksi sekunder: mupirocin 2% krim 2x sehari dioleskan pada lesi
Sistemik: acyclovir 5x800mg/hari selama 7-10 hari
 Paracetamol 6x500mg/hari

VARICELLA ZOSTER
 Lokasi: Regio
Terdapat vesikel eritema multiple, berbentuk bulat, berdinding tegang, berisi
cairan serus, berukuran 0,3-0,5cm, berbatas tegas, konfigurasi…. distribusi
generalisata, beberapa diantarnya sudah pecah membentuk erosi, multiple,
berbentuk geografika, batas tegas, ukuran 0,1x0,3cm-0,3x0,5cm.
 Diagnosis kerja: varicela zoster
 DD: Variola, hand, reaksi vesicular terhadap gigitan serangga, Impetigo
Bulosa
 Etio: Virus Varicela Zoster (VVZ)
 PP: tzanck test (sel datia berinti banyak), kultur virus
 Tx: Topikal: stadium vesikel: bedak kocok yang mengandung menthol 0,5%-
1%
Lesi pecah: kompres nacl 0,9% 2 x sehari selama 15 menit
Lesi erosi: mupirocin 2% 2x sehari dioleskan pada lesi
Sistemik: cetirizine 1x10mg per oral (antihistanin)
Paracetamol 6x500mg/hari (antipiretik)
Antivirus hanya diberikan pada pasien imunocompremised

Morbilli
 Lokasi: regio
o Terdapat papule eritema, multiple, berbentuk bulat, berbatas tegas, berukuran
diameter 0,1-0,3cm, konfigurasi monomorf, distribusi generalisata
o Koplik Spot: Makula eritema, berbentuk bulat, berbatas tegas, berukuran
2mm, konfigurasi monomorf, distribusi lokalisata.
 Diagnosis: Morbilli
 DD: reaksi hipersensitivitas akibat obat, rubella, roseola
 Etio: measeles virus
 PP: Biopsi, Kultur, deteksi antibody serum
 Tx: istirahat yang cukup
Terapi simptomatis: paracetamol 6x500 mg/hari (antipiretik), nutrisi adekuat
Atasi infeksi sekunder
Vaksin campak

Hand, foot, and mouth diseases


 Lokasi: telapak tangan dan kaki, mulut
Terdapat vesikel eritema, multiple, berbentuk bulat, berbatas tegas, berukuran
diameter 0,3-0,5cm, distribusi lokalisata. Beberapa diantaranya sudah pecah
membentuk erosi dan krusta
 Diagnosis: Hand, foot, and mouth diseases
 DD: Varisela, Erupsi obat, Eritema multiforme
 Etio: Enterovirus
 PP:
 TX: nonmedikamentosa: isolasi orang yang sakit, asupan cairan yang cukup untuk
mencegah dehidrasi,
 Medikamentosa: suportif
Demam: paracetamol 6x500mg/hari
Nyeri: analgetik
Veruka Vulgaris
 Lokasi: Regio digitalis
 Terdapat papul, multiple, berbentuk bulat, berbatas tegas, berukuran diameter 0,3-
0,5cm, konfigurasi konfluens, distribusi lokalisata
 Diagnosis: veruka vulgaris
 DD: Moluskum Kontagiosum, keratosis seboroik (namun lebih hiperpigmentasi),
nervus verukokus
 Etio: Human Papilomavirus (HPV 2, tapi dapat juga HPV 1 dan 4)
 PP: histopatologi
 Tx: nonmedikamentosa: menjaga hygiene perorangan, hindari kontak langsung
Bedah: bedah listrik, bedah beku, bedah laser
Medikamentosa: destruksi dengan bahan keratolitik: Trikloroasetat 25%

Terapi intralesi: bleomycin dan interferon

Veruka plana
 Lokasi:
 Terdapat papul, multiple, berbentuk bulat/polygonal, berbatas tegas, berukuran 0,1-
0,5cm, konfigurasi konfluens, distribusi lokalisata.
 Diagnosis: veruka plana
 DD: liken planus, akrokeratosis verusiformis
 Etiologi: Human Papiloma Virus (HPV tipe 3 dan 10)
 PP: histopatologi
 Tx: nonmedikamentosa: menjaga hygiene perorangan, hindari kontak langsung
Bedah: bedah listrik, bedah beku, bedah laser
Medikamentosa: destruksi dengan bahan keratolitik: asam salisilat 15-25%

Moluskum Kontagiosum
 Lokasi:
Terdapat papul, multiple, berbentuk bulat seperti kubah, berukuran diameter 0,1-
0,3cm, berbatas tegas, distribusi lokalisata/tersebar
 Diagnosis: Moluskum kontagiosum
 DD: Folikulitis, veruka vulgaris, granuloma piogenikum
 Etiologi: pox virus (virus moluskum kontagiosum)
 PP: histopatologi: ditemukan badan moluskum yang mengandung partikel virus
 Tx: mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum dengan komedo
ekstraktor, jarum suntik/kuret
Elektrokauterisasi, bedah beku CO2 dan N2
Topical: kantaridin 0,7-0,9%, podofilin 10-25%, KOH 10%, asam salisilat 12%,
adapalene 1%, benzoil peroksida 10%

INFEKSI JAMUR
Tinea Kapitis
 Efflo: Patch eritema soliter, bentuk bulat, ukuran diameter 2 cm, ditutupi oleh skuama
putih halus, disertai rambut berwarna keabuan kusam yang terputus 0,5-1 cm diatas
kulit kepala.
 Dx: Tinea Kapitis, DD: Dermatitis seboroik, Alopesia areata
 Etio: Trichophyton dan Microsporum
 Penunjang: Lampu wood, dermoskopi, KOH 20%, Kultur
 Tx: Griseofulvin microsize tablet 300 mg setiap 24 jam peroral selama 2 minggu.
Ketokonazol sampo 2% 3 kali seminggu selama 2 minggu. KIE : minum obat teratur,
menjaga higenitas diri dan lingkungan, tidak menggunakan handuk, topi, sisir
bersama, tidak kontak dengan binatang peliharaan, kontrol 2 minggu.

Tinea Barbae
 Efflo: Papul eritematosa, multiple, bentuk bulat, batas tegas berukuran 1.5 – 2 cm
dengan dasar kulit eritema, Pustule eritematosa multiple bentuk bulat batas tegas
diameter 0.5 cm
 Dx: Tinea Barbae, DD: Folikulitis, acne vulgaris, bermatitis kontak alergi/iritan
 Etio: T. mentagrophytes var mentagrophytes & T. verrucosum
 Penunjang: KOH 20%, lampu wood, kultur jamur
 Tx: Griseofulvin 500 mg/hari selama 6-12 minggu, cetirizine 1x10mg, Ketokonazol
2% cream setiap 12 jam selama 4-6 minggu aplikasikan pada kulit kering . KIE :
minum obat teratur, menjaga higenitas diri dan lingkungan, tidak menggunakan
handuk bersama, tidak kontak dengan binatang peliharaan, kontrol 2 minggu.

Tinea Korporis
 Efflo: Terdapat makula eritema, multiple, berbentuk bulat, batas tegas, ukuran
bervariasi dengan diameter 2-5 cm, di bagian tengah lesitampak lebih bersih
dibandingkan bagian tepi lesi (Central Healing +). Tepi lesi aktif berupa papul
eritema, multiple, berbentuk bulat, batas tegas, ukuran bervariasi dengan diameter
0,1cm s/d 0,5cm,konfigurasi berkelompok.
 Dx: Tinea Korporis, DD: Dermatitis Numularis, Psoriasis Vulgaris
 Etio: T. rubrum, M. canis. T. tonsurans
 Penunjang: Wood Lamp, KOH 10%, Kultur
 Tx:OralDewasa: Griseofulvin 1x500mg/hari 2-4 minggu, Anak: Griseofulvin 10-20
mg/kgbb/hari 2-4 minggu. TopikalKetokonazol 2% krim pemberian 2x sehari selama
2 minggu
KIE : Penyakit dapat menular, Menjaga kulit tetap kering, Higienitas diri
danlingkungan harus tetap dijaga

Tinea Kruris
 Efflo: Patch eritematosa, multipel, batas tegas, bentuk geografika, ukuran bervariasi
dari 1 cm x 2 cm hingga 4 cm x 5 cm, tepi lesi aktif terdapat central healing,
berkonfluens, distribusi lokalisata, di atasnya terdapat skuama putih halus pada
beberapa bagian
 Dx: Tinea Kruris, DD: Kandidiasis intertriginosa, Eritrasma, Psoriasis
 Etio: T. rubrum dan E. floccosum
 Penunjang: Pemeriksaan KOH 10%, Lampu Wood, Kultur jamur
 Tx: Sistemik--> Mebhydrolin tablet 2 x 50 mg jika gatal. Topikal--> Mikonazol krim
2% dioleskan sebanyak 2 kali sehari selama 2 minggu
KIE : menghindari pakaian yang panas (karet, nilon), disarankan untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat, menghindari berkeringat yang berlebihan,
meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan, memperbaiki status gizi dalam
makanan, memperbaiki ventilasi rumah

Tinea Manus
 Efflo: Makula eritematosa multiple batas tegas, bentuk geografika, ukuran 0,3 x 0,5 –
0,4cm x 0,5 cm tersebar diskret Sebagian konfluens distribusi regional, diatasnya
terdapat skuama putih halus.
 Dx: Tinea Manus, DD: dermatitis kontak laergi, dyshidrotic dermatitis
 Etio: T. rubrum, T. interdigitale, E. floccosum
 Penunjang: KOH 10%, Lampu wood, kultur jamur
 Tx:Topikal : Ketokonazol 2% cream setiap 12 jam selama 4-6 minggu. Sistemik :
Griseofulvin 500 mg/hari selama 6-12 minggu, Loratadine 10 mg tiap 24 jam P.O.
KIE : jaga higenitas diri sendiri dan lingkungan, tidak memakai handuk bersama,
tidak kontak dengan binatang peliharaan, hindari tempat lembab.

Tinea Unguium
 Efflo: Diskolorasi, onikodistrofi, onikolisis disertai sub-ungual hyperkeratosis
 Dx: Tinea Unguium, DD: Onikomikosis non-dermatofita, kandidiasis kuku
 Etio: dermatofit
 Penunjang: KOH 20%, Wood’s Light, Kultur Sabouraud’s dextrose agar
 Tx: Non-medikamentosa : Memperbaiki faktor predisposisi yaitu menjaga keadaan
kaki tetap kering dan mencegah adanya trauma. Medikamentosa : Topikal Siklopiroks
8% dalam bentuk cat kuku (nail lacquer) selama 48 minggu. Krim ketokonazol 2%, 2
kali sehari, selama 3-6 bulan.
KIE : menjaga higenitas diri sendiri dan lingkungan.

Pitiriasis Versikolor
 Efflo: makula hiperpigmentasi, multiple, batas tegas ,bentuk bulat lonjong hingga
geografika, ukuran bervariasi diameter 1-2 cm 5x10cm.
 Dx: pitriasis vesikolor, DD: pitiriasis alba, pitiriasis rossea
 Etio: Malassezia furfur
 Penunjang: Wood lamp, KOH 1%
 Tx: Rawat jalan, shampoo ketokonazol 2% dioleskan selama 5 menit lalu dibilas
diulang stiap 3hari. Sistemik : ketokonazol 1x200 mg PO slma 7 hari atau 400mg PO
single dose, fluconazole 400mg PO single dose.
KIE : jelaskan penyakit, segera bershkan keringat, memakai pakaian yg menyerap
keringat, hindari sumber infeksi.

Folikulitis
 Efflo: pustul multipel diatas kulit eritema, batas tegas, bentuk bulat, ukuran bervariasi
dgn diameter 0,3-0,5cm, distribusi diskret, dinding sangat tipis berisi cairan
mukupurulen, terdapat rambut di tengah lesi, beberapa pecah membentuk erosi bentuk
bulat dengan diameterr 0,3-0,5 cm, ditutupi krusta kehitaman
 Dx: folikulitis, DD: furunkolisis, karbunkel, tinea barbe
 Etio: Malassezia furfur
 Penunjang: Pemeriksaan gram, Kultur, KOH 10%, Wood lamp, Uji Sensitivitas
 Tx: Kompres NaCl 0,9% 2x/hari selama 15 menit, Topikal : Natrium Fusidat 2% +
Mupirosin krim 2x/hari selama 7 hari, Sistemik : Amoxicav 3x625 mg po selama 7
hari atau Cefadroxyl 2x500mg selama 7 hari
KIE : penularan, jaga higienitas diri dan lingkungan, pengobatan yang teratur.

Psoriasis Vulgaris
 Efflo: plak eritematosa multiple, berbatas tegas, berbentuk geografika, berukuran
diameter tengah 5 cm, diatasnya terdapat skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
keperakan, terdistribusi simetris pada kedua siku, tangan kanan dan kiri
 Dx: Psoriasis Vulgaris, DD: dermatofitosis, pityriasis rosea. Dermatitis seboroik
 Etio: Faktor Genetik, Autoimun
 Penunjang: pemeriksaan kaarsvlek sign, auspitz sign, koebner fenomena, KOH 10%,
pemeriksaan ASTO, biopsy histopatologi
 Tx: stadium ringan: steroid topikal, asam salisilat 2-10% 1x/hari selama 2 minggu.
Stadium sedang-berat: terapi sinar UVA, UVB, metotrexat 2,5-5mg/minggu sampai
dosis maksimal 1,5 gram, Asam folat 1x1 4-6 minggu, cetirizine 1x10 mg selama 7
hari bila gatal.
KIE: Hindari faktor pencetus misal stress, jelaskan jika penyakit ini adalah penyakit
kronik dan residif (mudah kambuh), jangan melakukan swa terapi dengan steroid
sistemik, patuh pada rekomendasi pengobatan dokter

Pitiriasis Rosea
 Efflo: Plak eritema, multiple, berbatas tegas, bentuk bulat dengan diameter bervariasi
dari 0,5 cm sampai 3 cm, tersebar diskret, bilateral, sebagian ditutupi skuama bewarna
putih halus. Tersusun mengikuti lengkung costae (Christmas tree pattern).
 Dx: Pitiriasis rosea, DD: Dermatofitosis, MH tipe BT, sifilis stadium 2
 Etio: Tidak diketahui pasti, diduga berkaitan dengan reaktivasi virus HHV-7 & HHV-
6
 Tx: Cetirizine 1x10mg, Bedak As.salisilat 1% + Menthol 0,5 %, UV A
 Prognosis: Baik, self-limiting, sembuh dalam 4-10 minggu

Dermatitis Seboroik
 Efflo: Patch eritematosa, multiple, bentuk geografika, batas tegas, berukuran 2x3 cm
sampai 4x5 cm, terdapat skuama halus bewarna putih pada permukaanya, konfluens
dan terdistribusi pada region infraorbitalis.
 Dx: Dermatitis Seboroik, DD: Psoriasis, dermatitis kontak iritan
 Etio: Malassezia furfur, gangguan imunologis, dan aktivitas glandula sebasea
 Penunjang: KOH 10% dan histopatologi
 Tx: Cetrizine tab 1x10 mg/hari, Metil prednisolon 2 x 4 mg/hari, Hidrokortison 1% +
ketokonazole 2% krim 2x1, Cream urea 10% 40 gram 2 kali sehari sesudah mandi
KIE : Menghindari faktor-faktor yang memperberat seperti stress, emosi, Cegah
garukan pada lesi, Menjaga kebersihan diri.

Eritroderma
 Efflo: Terdapat makula eritema, multiple, berbatas tidak tegas, ditutupi skuama putih
dan erosi, tersebar generalisata.
 Dx: Eritroderma, DD: Psoriasis, Dermatitis Kontak, Fixed Drug Eruption
 Etio: alergi obat sistemik, perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik --> keganasan
 Penunjang: DL, LED, Blood Smear, Kimia Klinik, UL, Pemeriksaan Gram, Biopsi
Kulit
 Tx: MRS, monitoring eliminasi penyebab. Oral  Metilprednisolone 3x8 mg,
Loratadin 1x10 mg. TopikalOleum olivarum, Desoxymethasone 0.25 % +
chloramphenicol 2% (bila erosi)
Acne Vulgaris
 Efloresensi : Tampak Papul/Pustul/Nodul/Kista/Komedo , Multiple, berbatas
tegas, berbentuk bulat, berukuran bervariasi dengan diameter 0,1-0,4cm
terdistribusi lokalisata.
 Diagnosis : Akne Vulgaris, DD: Rosasea, Dermatitis perioral,Folikulitis
 Etiologi : Kolonisasi Propionilbacterum acnes, Produksi sebum meningkat,
hiperploliferasi folike pilosebasea, Proses inflamasi
 Penunjang :Pemeriksaan ekskohleasi sebum, pemeriksaan histopatologis,
pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan laboratorium
 Tx:
o Cuci muka 2x1
o Derajat ringan : asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
o Derajat sedang :
 Topikal: asam retinoat 0.05 %+ benzoil peroksida 2,5% 1x1
 Sistemik: doksisiklin 50-100 mg 2x1
- Derajat berat :
- Sistemik: Isotretinoin Oral dosis awal 0.5mg/kgbb/hari pada bulan
pertama lalu dinaikkan menjadi 1.0mg/kgbb/hari sesuaitoleransi
pasien sampai dosis kumulatif 120-150mg/kg tercapai.

Rosasea
 Efloresensi : Tampak Papul eritema multiple, berbatas tegas, berbentuk bulat,
berukuran bervariasi, dengan diameter 01.-0,4cm terdistribusi simetris. di kulit
sekitarnya terdapat telengiektasis eritema multiple berbatas tegas berbentuk garis,
berukuran bervariasi 2cm-4cm, terfistribusi simetris.
 Diagnosis : Rosasea, DD: Akne Vulgaris, Dermatitis seboroik, Dermatitis
perioral, SLE
 Etiologi : Tidak diketahui, hipotesis: makanan, psikis, obat-obatan, infeksi,
musim, imunologi
 Penunjang :Histopatologi
 Tx:
 Topikal : Tetracycline 0.5-2% 2X1 selama 7 hari
 Sistemik : Tetracycline 250-500mg 1x1 3 bulan
 Sunblok SPF15
 Diet rokok, alcohol, kopi,pedas

Rinofima
 Efloresensi : Pada hidung, tambak Nodus eritema multiple, berbatas tegas,
berbentuk bulat/tidak teratur, berukuran bervariasi berdiameter 1cm-3cm,
terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Rinofima, DD: Karsinoma sel basal, adenoma sebasea
 Etiologi : Tidak diketahui, dihubungkan dengan konsumsi alcohol berlebihan
 Penunjang :Histopatologi
 Tx:
o Menjaga higine kulit
o Menghindari alcohol
o Bedah scalpel / Bedah listrik / Bedah beku/ Bedah Laser
o Metronidazole oral 500mg 1x1 selama 20-60 hari
o Isotretinoid oral 0.2-0.5mg/kgBB 1x1 selama 6 bulan

Miliaria
 Efloresensi : Terdapat Vesikel jernih /Papul eritematosa multiple, berbatas tegas
berbentuk bulat berukuran bervariasi diameter 0.1-0.4cm Terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Miliaria
 DD:
a. Miliaria Kristalina : impetigo vesikobulosa
b. Miliaria rubra : folikulitis, akne infantile, eritema toksikum neonatorum
c. Miliaria Profunda : Papular musinosis
 Etiologi : blok mekanik oleh keratotik-plug dari maserasi stratum komeum akibat
keringat yang bertebihan
 Penunjang :-
 Tx:
a. Kristalina : tak perlu pengobatan
b. Rubra : Klorheksidin + Asidum salisilkum 1% 3x1
- Kalau berat : + Citrizin 10mg 1x1, Betamethasone 0.1% 2x1 selama 3 hari
c. Profunda: Anhidrous lanolin

Hidradenitis Supurative
 Efloresensi : Terdapat Nodus eritematosa multiple, berbatas tegas berbentuk bulat
berukuran bervariasi 1-3cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Hidradenitis Supurative DD: Furunkel, karbunkel, Kista epidermoid atau
kista dermoid
 Etiologi : Streptococcus viridans, Staphylococcus aureus, Coryne formobacteria
 Penunjang :-
 Tx:
o Rifampicin 300mg 2x1 + Clindamycin 300mg 2x1 selama 4-12 minggu
o Prednison 5mg 1x1
o Jika telah terbentuk abses dilakukan insisi.

IMS
Kondiloma Akuminata
 Efloresensi : Terdapat Papul eritematosa multiple berbatas tegas berbentuk
papilomatosis, berukuran bervariasi 03-04cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Kondiloma Akuminata DD: benign penile pearly papules, veruka vulgaris,
kondiloma lata, karsinoma verukosa
 Etiologi : HPV Tipe 6, 11
 Penunjang : Test Asam Asetat (TCA)
 Tx:
o Kemoterapi : Tentura podofilin 25%, Asam trikloroasetat (TCA) 80-90%, 5-
FLuorourasil
o Elektrokauterisasi
o Bedah beku
o Bedah scalpel
o Laser CO2
o Interferon

Herpes simpleks
 Efloresensi : Terdapat Vesikel eritematosa multiple berbatas tegas berbentuk bulat,
berukuran bervariasi berdiameter 0.1-0.4cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Herpes simpleks
o DD:
 Pada wajah : Impetigo vesikobulosa
 Pada genital : Ulkus durum, ulkus molle
 Etiologi : Herpes Simpleks Virus
 Penunjang : Tes Tzank
 Tx:
- Episode pertama : Acyclovir 200mg p.o 5x1 selama 7 hari
- Infeksi Rekuren : Acyclovir 200mg p.o 5x1 selama 5 hari

Ulkus Molle
 Efloresensi : Terdapat Ulkus eritematosa soliter berbatas tegas berbentuk bulat
berukuran ~1cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Ulkus Molle DD: Herpes genitalis, sifilis, granuloma inguinale
 Etiologi : Haemophylus ducreyi
 Penunjang : Pewarnaan Gram, Kultur bakteri, Tes PCR
 Tx:
o Ciprofloxacin 500mg 2x1 selama 3 hari
o Kompres larutan salin

Granuloma Inguinale
 Efloresensi : Terdapat Ulkus granulomatosa soliter berbatas tegas berbentuk bulat
berukuran ~2cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Granuloma Inguinale DD: Ulkus sifilis primer, ulkus mole,
limfogranuloma venereum
 Etiologi : Calimobacterium granulomatis
 Penunjang : Tissue smear dengan pewarnaan Giemsa
 Tx:
o Doxycycline 100mg 2x1 p.o

Sifilis
 Efloresensi : Terdapat Makula/Papul, Eritema/kecoklatan multiple, berbatas tegas
berbentuk bulat berukuran 0.1-0.5cm terdistribusi lokalisata/generalisata diatasnya
terdapat skuama berwarna putih
 Diagnosis : Sifilis sekunder / Primer / Sifilis laten lanjut / Sifilis tersier / sifilis
kardiovaskular / Neurosifilis / Sifilis Kongenital Dini/ SIfilis Kongenital Lanjut
 Etiologi : Treponema pallidum
 Penunjang : VDRL/RPR,TPHA, Histopatologi , Darkfield Mikroscopy,
 Tx:
- Benzil benzatin penisilin G (BBPG), dengan dosis:
- Stadium primer dan sekunder:2,4 juta Unit, injeksi intramuskular,
dosistunggal
- Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap minggu, pada hari
ke- 1, 8 dan 15
- Obat alternatif: bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi atau
tidak tersedia BBPG:
- Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hari untuk stadium primer dan
sekunder atau selama 28 hari untuk sifilis laten.
- Eritromisin 4x500mg oral selama 14 hari untuk ibuhamil dengan sifilis
stadium primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten

Limfogranuloma Vereneum
 Efloresensi : Terdapat Papul/vesikel/pustule berwarna pink/warna kulit
multiple/soliter berbatas tidak tegas berbentuk bulat berukuran bervariasi diameter
0.1-0.5cm terdistribusi lokalisata
 Diagnosis : Limfogranuloma Vereneum DD: SKlofuroderma, Limfadenitis piogenik,
limfoma maligna, hernia inguinalis
 Etiologi : Calimobacterium granulomatis
 Penunjang : Tes NAAT, Tes ikatan Komplemen, Tes Frei
 Tx:
o Doxycycline 100mg 2x1 P.O 14 hari
o Insisi dan aspirasi pada bubo yang fluktuasi jelas
o Komopres terbuka dengan Kalikus 1/5000 jika abses pecah
o Obati pasangan seksual

Anda mungkin juga menyukai