Disusun Oleh :
Kelompok 7
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
KASUS
Seorang pasien perempuan datang dengan keluhan demam sejak satu bulan sebelum masuk
rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus dan berkurang setelah minum obat penurun panas,
namun beberapa jam kemudian dirasakan kembali. Pasien juga merasakan nyeri saat berkemih
sehingga menahan berkemih. Pasien merupakan resipien transplantasi ginjal yang ke-14 pada
lima bulan sebelumnya dan pernah terkena infeksi saluran kemih setelah transplantasi. Awalnya,
setelah dilakukan transplantasi ginjal, pasien jarang mandi dan membersihkan diri karena takut
lukanya sulit sembuh. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan gejala yang khas. Saat diperiksa,
pasien mengalami sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 107/61 mmHg,
nadi 103 kali per menit, frekuensi pernafasan 19 kali per menit, dan suhu 38°C. Dari
pemeriksaan fungsi ginjal setelah terdiagnosis ISK didapatkan hasil peningkatan ureum dan
kreatinin.
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
a. Nama : Ny N
b. Umur : 56 th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SMP sederajat
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Jl Mawar no. 24, Asem Payung, Banten
g. No. regristasi : 637 626 xxx
h. Diagnose medis : ISK
Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Demam
Riawayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan demam sejak sebulan yang lalu
sebelum MRS. Demam dirasakan terus menerus dan berkurang setelah minum
obat penurun panas, namun beberapa jam kemudian dirasakan kembali. Pasien
juga merasakan nyeri saat berkemih sehingga menahan untuk berkemih.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien merupakan resipien transplantasi ginjal yang ke
14 pada 5 bulan sebelumnya dan dan pernah terkena ISK setelah transplantasi.
Riwayat kesehatan keluarga : -
Fisiologis
Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi
Pasien jarang mandi dan membersihkan diri karena takut lukanya sulit sembuh.
b. Pola nutrisi
Tidak ada keluhan
c. Pola eliminasi
BAB : Tidak ada keluhan
BAK : Nyeri saat berkemih sehingga pasien menahan BAK
d. Pola aktivitas/istirahat
Pasien dapat melakukan aktivitas
e. Nilai dan keyakinan
Pasien meyakini jika tidak membersihkan diri, lukanya akan cepat sembuh
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Observasi
1. Identifkasi tanda
dan gejala retensi
atau inkontinensia
urine
2. Identifikasi faktor
yang menyebabkan
retensi atau
inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi
urine (mis.
frekuensi,
konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
2. Terapeutik
1. Catat waktu-waktu
dan haluaran
berkemih
2. Batasi asupan
cairan, jika perlu
3. Ambil sampel urine
tengah (midstream)
atau kultur
3. Edukasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
suposituria uretra
jika perlu
2. Hipertermi b.d. proses penyakit Termogulasi membaik A. Manajemen hipertermi
(infeksi)
1. Observasi
1. Identifkasi
penyebab
hipertermi (mis.
dehidrasi terpapar
lingkungan panas
penggunaan
incubator)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar
elektrolit
4. Monitor haluaran
urine
2. Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
selimut hipotermia
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada,
abdomen,aksila)
7. Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
8. Batasi oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
4. Kolaborasi
1. Kolaborasi cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
3. Defisit pengetahuan b.d 1. Perilaku sesuai A. Edukasi Perilaku Upaya
kurangnya terpapar informasi anjuran Kesehatan
meningkat
1. Observasi
2. Presepsi yang
keliru terhadap 1. Identifikasi
masalah menurun kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik
2. Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
3. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
4. Berikan
kesempatan untuk
bertanya
5. Gunakan variasi
mode pembelajaran
6. Gunakan
pendekatan
promosi kesehatan
dengan
memperhatikan
pengaruh dan
hambatan dari
lingkungan, sosial
serta budaya.
7. Berikan pujian dan
dukungan terhadap
usaha positif dan
pencapaiannya
2. Edukasi
1. Jelaskan
penanganan
masalah kesehatan
2. Informasikan
sumber yang tepat
yang tersedia di
masyarakat
3. Anjurkan
menggunakan
fasilitas kesehatan
4. Anjurkan
menentukan
perilaku spesifik
yang akan diubah
(mis. keinginan
mengunjungi
fasilitas kesehatan)
5. Ajarkan
mengidentifikasi.tu
juan yang akan
dicapai
Ajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan sehari
hari
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1,
Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1,
Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1,
Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia
HASIL DISKUSI