Makalah Manajemen Strategi
Makalah Manajemen Strategi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan
secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan
waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampur adukkan ke
dua kata tersebut.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.
Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan
terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu
dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Tugas pertama dalam manajemen strategis pada umumnya adalah kompilasi dan
penyebarluasan pernyataan misi. Aktivitas ini mendokumentasikan kerangka dasar organisasi
dan mendefinisikan lingkup aktivitas yang hendak dijalankan oleh organisasi.
Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses utama sebagai berikut:
1
Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.
Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat
paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga
termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari
masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran organisasi
terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik finansial maupun
strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan
taktis.
Selain itu stategi dibedakan dengan beberapa macam diantaranya : strategi generic, strategi
ledearhip, strategi perencanaan, strategi diferensiasi, strategi pemasaran, dll.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan alternative Strategi dan Keunggulan Persaingan ?
Apa yang dimaksud dengan Strategi Generic ?
Apa yang dimaksud dengan Strategi Diferensiasi ?
Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Strategi ?
Apa yang dimaksud dengan Strategi Pemasaran ?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa lebih mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen
strategi
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya sebuah strategi dalam suatu
bisnis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam level devisi dan
menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam
industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh devisi tersebut. Strategi bisnis ini
misalnya strategi generik dari Michael E. Porter, strategi dari Jack Trout, Strategic Intent dari
Hamel dan Prahalat dan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne.
Strategi generik dari Michael E. Porter. Strategi ini terdiri dari strategi keunggulan
biaya, strategi deferensiasi dan strategi fokus. Strategi keunggulan biaya secara keseluruhan
merupakan strategi yang membuat unit bisnis bekerja keras mencapai biaya produksi dan
distribusi terendah, sehingga harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat
pangsa pasar yang besar. Strategi Diferensiasi merupakan strategi unit bisnis yang
berkonsentrasi untuk mencapai kinerja terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan
yang dinilai penting oleh sebagian besar pasar. Sedangkan strategi fokus merupakan strategi
unit bisnis yang memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada
mengejar pasar yang lebih besar.
Strategi dari Jack Trout menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah bagaimana
bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak
konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi
spesialisas, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah
dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih
baik.
Hamel dan Prahalat menyatakan bahwa untuk bersaing masa yang akan datang yang
dibutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bagaimana bersaing pada masa yang
akan datang adalah berbeda dengan bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah
untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang
yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju
3
perjalanan pada masa yang akan datang. Keempat, mengambil masa yang akan datang yang
pertama, tanpa mengambil mengambil risiko yang berlebihan.
Sedangkan strategi samudra biru dari Kim dan Mauborgne atau Blue Ocean Strategy,
menganggap bahwa bersaing adalah menciptakan ruang pasar yang tidak ada lawannya. Blue
Oceans merupakan seluruh industri yang tidak ada saat ini, tidak dikenal ruang pasarnya dan
tidak ada persaingan. Dalam blue oceans permintaan itu diciptakan, bukan diperebutkan
dengan persaingan. Permintaan itu dapat tumbuh dengan cepat dan menguntungkan. Untuk
menciptakan blue oceans dengan dua cara, yaitu perusahaan dapat meningkatkan industri
baru yang lengkap, misalnya eBay menciptakan lelang, tetapi secara online. Cara kedua, blue
oceans dapat diciptakan dari dalam red oceans pada saat perusahaan mengubah batas industri
yang ada.
Banyak aliansi strategis mengambil bentuk aliansi pemasaran yang terbagi dalam empat
kategori :
4
Aliansi produk dan/atau pelayanan : Satu perusahaan memberikan lisensi pada perusahaan
lain untuk memproduksi produknya, atau dua perusahaan bersama-sama memasarkan produk
mereka yang saling melengkapi atau suatu produk baru, Sebagai contoh, Apple bekerja sama
dengan Digital Vax untuk bersama merancang, memproduksi, dan memasarkan suatu produk
baru. Sprinty baru-baru ini bergabung dengan RCA sebagai imbalan mengganti pelayanan
telepon mereka kepada Sprint. H&R Blockdan Hyatt Legal Service dua usaha jasa telah
bekerja sama dalam sebuah aliansi pemasaran.
Aliansi promosi : Sebuah perusahaan setuju melakukan promosi untuk produk atau jasa
perusahaan lain. Misalnya, Burger King bekerja sama dengan Disney menawarkan benda-
benda berkarakter Lion king atau Pocahontas serta produk lain kepada pembeli burgernya.
Demikian juga halnya, sebuah bank mungkin bersedia untuk memajang sebuah lukisan dan
suatu galeri lokal.
Aliansi logistik : Di sini, suatu perushaan menawarkan dukungan logistik untuk produk
perusahaan lain. Misalnya, Abbott Laboratories menyimpan dan mengirimkan seluruh produk
medis dan bedah 3M ke rumah-rumah di seluruh Amerika Serikat.
Kolaborasi harga : Satu atau lebih perusahaan turut serta dalam kolobarasi harga khusus.
Biasanya jaringan hotel dan perusahaan penyewaan mobil saling memberikan potongan
harga.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
5
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.
Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan
terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu
dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Proses implementasi strategi adalah salah satu tugas dan tantangan utama seorang
manajer umum (general manajer). Tidak cukup bagi manajer hanya
mengembangkan,merumuskan dan mengevaluasi serangkaian strategi yang akan di tempuh
perusahaan, tetapi berbagai strategi tersebut harus “ diterjemahkan “ kedalam berbagai
kegiatan konkrit dan dikendalikan dengan seksama. Bila proses formulasi strategi terutama
merupakan suatu kegiatan entrepreneurial,maka implementasi strategi merupakan kegiatan
administrative internal. Implementasi strategi yang sukses tergantung pada keterampilan-
keterampilan manajerial,seperti misalnya perencanaan, pengorganisasian, kepemipinan,
motivasi, keterampilan dan menciptakan keterpaduan (fits) yang kuat antarastrategi dan
manajemen serta organisasi perusahaan secara keseluruhan.
6
memeriksa kondisi eksternal meliputik industri sebagai suatu keseluruhan (termasuk tren
yang berdampak pada industri), dan tren sosial dalam empat bidang utama: ekonomi,
teknologi, tren politik-hukum, serta sosial-budaya.
Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni meliputi
strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional). Sementara strategi perusahaan
akan menentukan bisnis apakah yang perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana,
strategi bisnis akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing
bisnis yang telah dipilih. Dan strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana
masing-masing bidang fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi) benar-benar
akan mendukung strategi-strategi bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus berkaitan erat
untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang menyatu.
Data dari pemantauan lingkungan ini kemudian digunakan untuk membuat rencana
strategis bagi organisasi - yang kemudian dilaksanakan. Sebuah pepatah lama menyatakan
bahwa "gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal”. Jika sebuah
organisasi tidak merencanakan arahnya, dia juga terbilang tidak mengambil kendali atas masa
depannya. Tahap implementasi melibatkan hampir semua anggota organisasi. Akibatnya,
perusahaan akan perlu melibatkan lebih banyak karyawan dalam tahap perencanaan.
Sementara perhatian historis lebih diberikan untuk tahap perencanaan, organisasi saat ini
yang cerdik juga menyadari sifat kritis dari aspek pelaksanaan. Rencana terbaik tak ada
artinya jika implementasinya cacat.
7
menghasilkan perbaikan yang absolut dalam efektivitas operasional, tetapi relatif tidak
memberikan peningkatan kepada siapa pun. Dan semakin banyak benchmark yang dilakukan
perusahaan, maka semakin banyak titik temu kompetitif (competitive convergence) yang
terjadi. Artinya, semakin sulit membedakan antara satu perusahaan dengan yang lainnya.
Pemposisian strategik (strategic positioning) berusaha untuk mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan dengan cara mempertahankan apa yang khas dari perusahaan
tersebut. Artinya, menjalankan aktivitas yang berbeda dibanding para pesaing atau
menjalankan aktivitas yang sama melalui cara-cara yang berbeda. Posisi strategik dapat
berbasis pada kebutuhan kastemer, aksesibilitas kastemer, atau keragaman produk atau
layanan perusahaan. Michael A. Porter (Porter, 1996) mengidentifikasi adanya tiga prinsip
dasar yang melandasi strategic positioning, yaitu:
1. Strategi merupakan sebuah karya dari suatu posisi yang unik dan berharga serta
melibatkan seperangkat aktivitas yang berbeda.
Pada prinsipnya, posisi strategik muncul dari tiga sumber daya yang membedakan,
yaitu:
a. Melayani sedikit kebutuhan dari banyak kastemer.
b. Melayani banyak kebutuhan dari sedikit kastemer.
c. Melayani banyak kebutuhan dari banyak kastemer dalam suatu pasar yang
sempit.
Berdasarkan ketiga prinsip dasar di atas, dapat dijelaskan bahwa para pegawai membutuhkan
panduan tentang bagaimana memperdalam (menggali lebih dalam) posisi strategik dari pada
memperluas atau mengkompromikannya. Tentang bagaimana memperluas keunikan
perusahaan sambil memperkuat kesesuaian (fit) di tengah berbagai aktivitasnya. Pekerjaan
untuk menentukan kelompok sasaran (target group) serta kebutuhan yang mana yang akan
dilayani mensyaratkan adanya disiplin, kemampuan untuk menetapkan batasan, dan
komunikasi secara terbuka/transparan. Manajemen Umum lebih dari sekadar pelayanan
(stewardship) fungsi-fungsi individual; dan inti sebenarnya adalah mendefinisikan serta
mengkomunikasikan keunikan posisi perusahaan, membuat trade-offs, dan menempa fit
dalam berbagai aktivitasnya. Jelas sekali bahwa strategi dan kepemimpinan merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
B. STRATEGI GENERIK
Strategi generik merupakan salah satu pendekatan strategi yang dimunculkan oleh Michael
Porter, di mana strategi itu ada 3 kategori, yaitu cost leadership, differentiation, serta focus,
yang dikenal dengan istilah Porter’s generic strategy.
9
1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu
bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar
(market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang
tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan
kefektifan biaya. Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk
di dalamnya adalah pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam
teknologi yang terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak
kurva pembelajaran dan pengalaman (learning and experience curve), optimasi kapasitas
utilitas, dan akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya,
alasan utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward integration), ke hilir (forward
integration), maupun ke samping (horizontal integration) adalah untuk memperoleh berbagai
keuntungan dari strategi biaya rendah ini. Biasanya strategi ini dijalankan beriringan dengan
strategi diferensiasi. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes,
1997; Porter, 1980 dan 1985).
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu
memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi
ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya
perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan
produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi,
maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat
mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen
Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan
dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para
pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan
Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan
memutuskan untuk memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan
bidang organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini
dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan
bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan,
distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan
mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga
yang berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.
(Umar, 1999)
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market
size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing
11
dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan
tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market),
wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998;
Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
C. STRATEGI DIFERENSIASI
Diferensiasi, Salah Satu Strategi Ampuh Yang Mempengaruhi Pemasaran Kamis, 09 Juli
2009 19:23 WIB
Berikut akan dibahas beberapa alas an mengapa strategi diferensiasi merupakan salh satu
strategi yang ampuh dalam pemasaran. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup
produk Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan. Jadi, pada
prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk atau jasa kita, perlu
dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam pemasaran kita meningkat kembali.
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh konsumen.
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di benak konsumen. Sebagai
informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat konsumen lebih
mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena adanya point of interest
yang kita miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Bagi para marketing, keuntungan yang akan diperoleh adalah mereka menjadi lebih percaya
diri dalam memasarkan produknya. Dikatakan lebih percaya diri karena dengan adanya
keunikan tersebut, para marketing akan dapat menjelaskan produk atau jasa mereka dengan
lebih mudah dan hal tersebut juga akan lebih menarik bagi konsumen. Pada dasarnya, segala
sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal
yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut,
konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan
biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau
jasa tersebut. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik
dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain.
12
Dengan adanya keunikan yang kita miliki, maka produk kita akan terlihat lebih baik
dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah nilai tambah dari produk atau jasa
yang kita pasarkan. Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang
relatif sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di mata konsumen,
karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh dengan penawaran produk atau jasa
yang keunggulannya relatif sama dengan yang lain.
Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk atau jasa kita, maka hal
tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa produk atau jasa yang kita
hasilkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka pada
konsumen juga akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain.
Diferensiasi akan membuat nilai jual dari produk atau jasa yang kita pasarkan menjadi lebih
tinggi.
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang berharga bagi kita.
Dengan keunikan produk atau jasa tersebut, kita dapat menjual produk atau jasa kita dengan
harga yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa kita dapat menjual produk kita dengan harga yang
lebih tinggi karena dengan keunikan yang kita miliki, kita dapat dengan percaya diri
mengatakan kepada konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh kita tidak dimiliki oleh produk
atau jasa yang lain. Jadi, dengan kata lain, kita bisa mempromosikan bahwa harga yang kita
pasarkan merupakan suatu hal yang wajar karena konsumen bisa menikmati keunikan yang
tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Keunggulan bersaing menurut Porter (1986) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam
industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi
pemasaran yang efektif. Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik
yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus.
Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap strategi generik di atas
akan bergantung kepada analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang
menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan bersaing di
pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi berikut ini
Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk,
aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu
mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan
produk pesaing lainnya.
13
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place,
price,promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang
dirasakan oleh konsumen melebihi harapan.
Diferensiasi Citra.
Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari
penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat dari elemen
pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun,
memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap
elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang baik secara terus-
menerus (Zyman, S, 2000 : 95).
perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan
jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka
panjang. Preemptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi
suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat menghasilkan
keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing
untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992)
dalam Tjiptono (2001 : 145--146).
Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya
melalui symbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan
diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga
dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa, yaitu :
orang (people)
lingkungan fisik (physical environment)
proses (process)
14
Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga
menerapkan strategi marketing mix yang meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau
lokasi strategis, dan promosi yang memadai.
Simpulan yang dapat ditarik dari konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk
adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat
keuntungan di atas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui kombinasi manusia,
lingkungan, dan proses.
Hal ini dapat dicapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang
diharapkan para pelanggan.Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa
yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expexted service). Bila jasa
yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak
tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi adalah sebaliknya
(perceived >expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia
jasa itu lagi.
Pendekatan Diferensiasi Citra terhadap Keunggulan Bersaing Para pemasar yang tidak
menciptakan hubungan antara penciptaan citra dan penjualan produk sering kali tidak
melakukan pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (2000), banyak perusahaan yang
sukses dalam menjual produk karena produk mereka memiliki citra jelas yang menentukan
posisi mereka di titik yang secara potensial menarik dalam pilihan konsumen yang begitu
banyak.Menurut Trout, J. (2000), kebanyakan perusahaan yang sukses adalah mereka-mereka
yang “memiliki kata” yang menempati tempat spesial dalam benak konsumen. Berbagai
konsep yang berkembang saat ini menyiratkan bahwa pentingnya citra sebagai sarana atau
alat untuk meraih keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan telah secara jelas
mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah berikutnya adalah
mengkomunikasikan citra tersebut agar elemen ini menjadi sumber keunggulan
bersaing yang Anda miliki dalam jangka panjang (Robert Grede, 2002 : 81). Melalui
investasi pada proses pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus, perusahaan akan
menikmati tingkat pengembalian pasar dalam konsep pemasaran, yang lebih tinggi daripada
yang dapat diraih oleh pesaing dalam industri yang sama.
D. PERENCANAAN STRATEGI
15
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological),
atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan
untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi di masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat
ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi,
haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic
planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat,
sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi
( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis
Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini
telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange,
1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan
yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila
strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan
Prencanaan strategis mulai diperbincangkan untuk dipakai pada pemerintahan daerah sejak
awal tahun 1980an. Pada masa tersebut, perencanaan strategis yang diimpor dari model
dunia bisnis dipakai dalam yurisdiksi beberapa pemerintahan kota (di AS), antara lain: San
Fransisco, San Luis Obispo, dan Pasadena (Kalifornia); Philadelphia (Pennsylvania); Albany
(New York); dan Memphis, (Tennessee).
Perencanaan strategis telah diterapkan tidak hanya pada bidang pembangunan ekonomi,tapi
juga di bidang-bidang publik lainnya, antara lain: transportasi, kesehatan, danlingkungan.
Bab ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan strategis dari perspektifperencanaan publik,
dengan menekankan pada aplikasinya ke perencanaan masyarakatluas (sebagai fokus
tradisional dari perencanaan publik). Hal ini berbeda dengan aplikasiperencanaan strategis ke
organisasi yang menekankan pada cara pemerintah kota ataukantor dinasnya menjalankan
misinya secara lebih efektif. Bab ini dimulai denganmembahas unsur-unsur yang
mengindikasikan perencanaan strategis, dan disusul dengankajian pustaka berkaitan dengan
tipe perencanaan tersebut. Bagian berikutnya berkaitandengan pandangan para perencana
praktisi terhadap tipe perencanaan ini.
16
Unsur-unsur Perencanaan Strategis
Unsur sentral perencanaan strategis bidang publik terdapat pada akronim SWOT, yang
diangkat dari model kebijakan Harvard. SWOT merupakan kepanjangan dari strengths
(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), yang
dikaji dari masyarakat, sebagai dasar bagi penyusunan strategi untuk mencapai tujuan dan
sasaran dalam bidang isu-isu kunci. Sorkin, Ferris, dan Hudak (1984) mengidentifikasi unsur
penting lainnya, yaitu langkah-langkah dasar perencanaan strategis di tingkat masyarakat,
yang terdiri dari:
Sebelum tahun 1980an, para perencana perusahaan dan perencana perkotaan tidak pernah
saling berkomunikasi untuk bertukar cara berpikir perencanaan. Pada awal 1980an,
komunikasi antara dua pihak tersebut terjalin, dan perencana perkotaan meminjam
pendekatan perencanaan strategis, yang biasa dipakai di bidang usaha, ke bidang perencanaan
perkotaan. Berdasar bahan-bahan dari literatur, dikaji sifat-sifat perencanaan strategis
perusahaan dan kemungkinannya untuk diterapkan dalam perencanaan publik. Secara
singkat, kajian ini menghasilkan temuan bahwa perencanaanstrategis perusahaan mempunyai
sifat-sifat:
17
lebih menekankan pada pemahaman masyarakat terhadap kontekslingkungannya,
mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap masyarakatmelalui kajian
lingkungan;
mengandung perilaku kompetitif (bersaing) di pihak masyarakat;
menekankan kajian kekuatan dan kelemahan masyarakat dalam konteks peluang dan
ancaman.
berorientasi ke tindakan dan hasil, dengan kata lain lebih terkait dengan pengambilan
keputusan. Banyak kritik terhadap perencanaan komprehensif bahwa tipe perencanaan
tersebut tidak terkait dengan pengambilan keputusan publik dalam praktek nyata
(Altshuler, 1965; dan Bolan, 1967).
Partisipasi
Tuntutan agar perencanaan lebih mewadahi partisipasi tidak hanya dilontarkan oleh
perencanaan strategis. Lebih dari dua puluh tahun, terjadi debat berkaitan dengan partisipasi
dalam perencanaan. Hal yang ditekankan oleh perencanaan strategis adalah partisipasi yang
lebih besar dari bagian-bagian tertentu dari komunitas bisnis swasta, meskipun dorongan
untuk mengadakan kerjasama antara publik dan swasta tidak pernah absen dari literatur
perencanaan (Catanese, 1974; Branch, 1983).
18
Kajian Lingkungan (Peluang dan Ancaman)
Menurut Denhardt (1985: 175), dalam perencanaan strategis “organisasi tidak dianggap
berada di ruang vakum, tapi baik tujuan maupun langkah-langkah organisasi untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilihat dalam konteks sumberdaya dan kendala yang ada dalam
lingkungan organisasi tersebut.” Kepekaan terhadap lingkungan inilah yang membuat
organisasi menjadi lebih cerdas, perencanaannya lebih terfokus dan meningkatkan
kemampuan pemahamannya terhadap resiko relatif berkaitan dengan alternatif-alternatif
rencana. Kajian lingkungan (environmental scan) mendorong organisasi untuk melihat di luar
dirinya dalam ruang maupun waktu. Dalam konteks kajian lingkungan, organisasi dapat
mengukur kekuatan dan kelemahannya yang relative terhadap peluang dan ancaman. Karena
merupakan faktor eksternal, peluang dan ancaman tersebut bersifat harus diterima apa adanya
(given) dan secara esensial tidak dapat diubah.
Perilaku Kompetitif
Sifat lain dari perencanaan strategis perusahaan adalah kekuatan untuk mendorong
masyarakat untuk berperilaku kompetitif. Kota, kabupaten, propinsi berada pada posisi
bersaing dengan kota, kabupaten, propinsi lainnya, dan hal ini telah dipahami oleh para
perencana. Para perencana praktisi telah lama menyadari persaingan kota-kota dengan
lingkungan komunitas di sekitar kota (Catanese dan Farmer, 1978; Krumholz, 1982). Lebih
lagi, para perencana menyadari adanya persaingan antar-daerah, antar negara, terutama dalam
hal penciptaan lapangan kerja dan lokasi investasi industri (Perry dan Watkins, 1977;
Bluestone dan Harrison, 1982).
Hal yang berbeda pada perencanaan strategis perusahaan dalam hal persaingan, bukanlah
kesadaran tentang adanya persaingan tersebut, tapi perspektifnya terhadap persaingan
tersebut. Pada perencanaan tradisional publik, persaingan dipandang sebagai sesuatu yang
dapat merusak kesehatan ekonomi dan sosial masyarakat. Para perencana dan teori
perencanaan selalu mendorong kerjasama dan pengatasan masalah secara bersama. Dalam
perencanaan strategis, kompetisi dipandang sebagai tak terelakkan, maka masyarakat diminta
untuk mengidentifikasikan persaingan dan melakukan antisipasi terhadapnya atau harus
menerima konsekuensi akibat mengabaikan persaingan tersebut.
Sifat berbeda lainnya dari perencanaan strategis perusahaan adalah kajian kritis masyarakat
terhadap kekuatan dan kelemahannya yang relatif terhadap kajian lingkungan (peluang dan
ancaman) dan dalam parameter hal-hal yang telah didiskusikan di atas (orientasi ke tindakan,
proses keterlibatan publik, dan perspektif persaingan dalam hubungan antar pemerintah
daerah). Hal ini juga bukan merupakan hal baru bagi para perencana publik, tapi ketepatan
istilah yang dipakai untuk menjelaskan hal tersebut dan penekanan hal ini mungkin berbeda
19
dalam perencanaan strategis perusahaan (dibandingkan dengan yang terjadi dalam
perencanaan publik). Menurut para penganut perencanaan strategis, perencanaan tradisional
public (perencanaan komprehensif) sering memandang “dunia sekitar dan di dalamnya”
sebagai berdimensi tunggal. Artinya, tujuan, sasaran, dan kebijakan yang dirumuskan dan
dinyatakan di dokumen rencana sering mencakup seluruh topik yang mungkin berkaitan
dengan daerah setempat serta menganggap bahwa kebijakan perencanaan dan unit-unit
administrasi pemerintahan semuanya mempunyai kapasitas dan insentif yang sebanding
(sama) dalam melakukan tindakan sesuai rekomendasi perencanaan. Secara kontras,
perencanaan strategis mendorong kajian yang jujur terhadap kapasitas komunitas dalam
melakukan tindakan, berupaya memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan
dalam konteks peluang dan ancaman. Seperti halnya butir-butir terdahulu, hal-hal tersebut di
atas bukanlah hal baru dalam teori atau praktek perencanaan; meskipun sebelumnya belum
dikembangkan jauh (inilah perbedaan yang dibawa dari sifat perencanaan strategis
perusahaan).
Dengan melihat semua sifat-sifat di atas dan mengkaji teori perencanaan yang telah ada di
literatur, semua sifat yang oleh pendukung perencanaan strategis dikatakan sangat berbeda,
ternyata tidak seluruhnya hal baru. Sejak dulu, para perencana telah diberitahu untuk lebah
relevan dengan pembuatan kebijakan, untuk lebih mewadahi partisipasi lebih banyak orang
dan dengan pihak-pihakyang lebih beragam dalam proses perencanaan, serta untuk
melakukan perencanaan dengan kajian yang realistik mengenai sistem dan jaringan kerja
tempat perencanaan tersebut dilakukan. Perencana dari dulu juga sudah sadar akan adanya
kompetisi serta ide untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dan bertindak sesuai
dengan itu.
E. STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai
tujuannya.”Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya
pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha
kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran
Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
pembeli aktual maupun potensial.Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari
menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan
yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
20
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan
dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk,
komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan
konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang
penjual :
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa
pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan
operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan
harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian
pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan
pemasaran.
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan
untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun
potensial.
21
Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke
tangan konsumen.
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk
menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang
dan jasa dari produsen ke konsumen.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa.
Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.
Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena
adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam
kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan
kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa
dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,
1997).
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands).
22
Pengertian Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen
pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial
memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang
tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang
terkait.
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen
terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan.
Tahap perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan
kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang
selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam
pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.
Konsep Pemasaran
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efi menjalankan konsep pemasaran
agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa
kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang
labih baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran ini harus
diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa
konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup perusahaan
(Swasta, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus
diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar
mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep
pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah
menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna
menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini
23
bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu
dan profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan
majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli
saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang
disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swasta, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Swasta, 1996) :
a) Orientasi konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4.Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan
keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
5.Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada
mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini
menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan.
Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau
gaya hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan muncul
dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu : preferesi homogen, preferensi yang tersebar
dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).
Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang
dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat
menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu
manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, menentukan
cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan mengatur waktu yang
sebaik-baiknya.
Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang cukup baik, misalnya,
adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi
tidak semua segmentasi pasar yang dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya
agar segmentasi pasar yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada
beberapa hal yang mungkin perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi,
diantaranya : dapat diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan
serta dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai
segmen dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua factor
penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu daya tarik
segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan (Kotler, 1997). Setelah evaluasi
dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang akan
dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan
untuk memilih segmen yaitu pilihan etika atas pasar sasaran, interelasi dan segmen-super,
rencana serangan segmen per segmen dan kerjasama antarsegmen.
BAB III
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional,
efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu
yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua
kata tersebut.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Saran
Para pembaca khusnya mahasiswa (i) STIE NOBEL harus lebih meningkatkan
pengetahuannya tentang alternative strategi dan keunggulan persaingan.
DAFTAR PUSTAKA
26
http://www.google.co.id/search?q=STRATEGI+GENERIK&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a#sclient=psy-
ab&hl=id&client=firefox-a&hs=cZH&rls=org.mozilla:en-US
%3Aofficial&source=hp&q=+DEFENISI+STRATEGI+GENERIK+ADALAH&pbx=1&oq=
+DEFENISI+STRATEGI+GENERIK+ADALAH&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=15
988l22087l1l22429l10l9l0l0l0l3l602l1999l0.2.2.5-
2l6l0&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=4a2dd86a33789b7a&biw=1366&bih=601
http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2069019-
strategi-generik/#ixzz1gNKC3PaA
http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2069019-
strategi-generik
27