Perbedaan perencanaan strategi dengan manajemen strategi
a. Manajemen strategi Berfokus pada pengintegrasian semua fungsi organisasi untuk sukses mencapai kinerja tertentu b. Perrencanaan strategi Dapat dilihat dari 3 hal yaitu dari a. Sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan b. Sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. c. Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenang untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi. 2. Tiga tahapan utama manajemen strategi a. Formulasi strategi, Dimana didalamnya menyangkut tentang perumusan visi & misi, analisis & diagnosis lingkungan eksternal & internal, penetapan tujuan jangka panjang/menengah, menghasilkan sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi yang akan diterapkan b. Implementasi strategi, Menyangku tentang penetapan tujuan strategik/ sasaran, mengembangkan kebijakan, mengalokasikan sumber daya, dan memotivasi karyawan. Termasuk pengembangan strategi yg mendukung kultur lokal, struktur organisasi yg efektif, penyiapan sumber daya, serta menghubungkan antara kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi c. Evaluasi strategi, Menyangkutt tentang mengembangkan ukuran & sistem pengukuran kinerja sesuai dengan strategi yang diimplementasikan, mengukur kinerja, melakukan tindakan korektif 3. Langkah-langkah penyusuunan perencanaan strategi a. Merumuskan visi dan misi b. Merumuskan nilai c. Menetapkan tujuan d. Menetapkan sasaran e. Analisis swot f. Menghasilkan isu-isu strategis g. Menghasilkan alternatif strategi h. Menentukan inisiatif strategi i. Merumuskan kebijakan j. Menetapkan program 4. Sistematika penyusunan rencana strategi a. Membentuk visi strategis mengenai kemana organisasi akan bergerak b. Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai organisasi tersebut c. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan d. Mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif e. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis 5. Pengertian analisis swot dan factor lingkungan eksternal dan internal dalm melakukan analisis swot a. Pengertian analisis swot Analisis swot adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. b. Faktor lingkungan eksternal dan internal a. Factor eksternal (Opportunities/peluang dan Threats/ancaman) Peluang adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis Anda yang cenderung berkontribusi pada kesuksesan bisnis. Sedanglann ancaman adalah segala bentuk dan macan yang dapat membahayakan perusahaan b. Faktor Internal (Strength/kekuatan dan Wakness/kelemahan) Kelemahan adalah faktor negatif yang mengurangi kekuatan. Sedangkan kekuatan adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal 6. Ruanglingkup study kelayanan rumah sakit Ruang lingkup studi kelayakan (feasibility study) suatu rumah sakit meliputi pembahasan analisis lingkungan (proses pengawasan terhadap lingkungn organisasi guna mengidentifikasikan peluang dan hambatan pada saat ini danpada masa mendatang yang dapat berpengaruh terhadap penyusunan strategi ) / situasi kecenderungan aspek internal dan eksternal, analisis permintaan terkait kelayakan dari aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya, analisis kebutuhan dan analisis keuangan serta rekomendasi kelayakan dari rencana pendirian atau pengembangan rumah sakit tersebut. 7. Pengertian dan fungsi hospital by laws a. Pengertian Hospital bylaws atau peraturan internal rumah sakit adalah acuan dalam menyelengarakan rumah sakit. Peraturan ini mengatur pemilik, pengelola dan staf medik untuk mengetahui kejelasan peran dan fungsi mereka sehingga dapat meningkatkan mutu pelanyan rumah sakit. b. Fungsi 1) Sebagai acuan bagi pemilik rumah sakit dalam melakukan pengawasa rumah sakitnya 2) Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun kebijakan yang bersifat teknik operasional 3) Sarana untuk menjamin efektifitas, efisiensi dan mutu 4) Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit. 5) Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit khususnya konflik antara pemilik, direktur rumah sakit dan staf medis. 6) Untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah sakit 8.