2 Folikulitis Eosinofilik
2 Folikulitis Eosinofilik
KELAINAtt KULIT
DAN KttLAMIN
PADA PIASiEN HiV/AIDS
ED:TOR:
AFIF NURUた ‖:DAVAIl
SJAIFUL FAHM:DAILl
NURJANNAH』 ANE N:00E
WRESI::NDRIAIM:
SANTOSO EDY 3UD10N0
JUSuF BARAKBAH
EDITOR:
AFIF NURUL HIDAYATI
SJAIFUL FAHMI DAILI
NURDJANNAH JANE NIODE
WRESTIINDRIATMI
SANTOSO EDY BUD10NO
JUSUF BARAKBAH
A$Pg
w
v/-d[i\
Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
II
Dttα お′
り
PADA HIV/AIDS
,
G′ ′
′タRα 力″
リ ノ
〕タ滋れ Erdina H.D. Pusponegoro
`″
BAB 10
DERpIATOFITOSIS PADA PASIEN IIIV/AIDS。 … 152
T.M. Sri Redjeki, Nurdjannah Jane Niode
BAB ll
INFEKSIJAPIIUR SISTEⅣ IIK DENGAN
ⅣIANIFESTASI KULIT PADA
IⅣ lUNOKOMPROMAIS 165
Eliza Miranda, Sandra Wdaty, Kusmarinah Bramono
BAB 13
FOLIKULITIS EOSINOFILIK PADA PASIEN
HIV/AIDS
-5″ i 士
MiltittStutik・ ,Dhelya Widasmara黎
つ 棚冬 曰 多協器 か
錮黎 窃
Z驚鶴罵協驚
協:瑣ztti#fZ慨 胤解∫ 夕‰ル鱈
DEFINISI
Folikulitis Eosinofllik (FE) adalah penyakit pada folikel
rambutyang ditandai dengan rasa gatal, kambuhan, penyebabnya
belum diketahui, sering dihubungkan dengan infeksi HIV
terutama pada CD4+ kurang dari 300 sel/ul. Tempat
predileksi
biasanya pada tubuh bagian atas, perut, dan kaki't
pada tahun 1965,Ise dan ofuji melaporkan kasus pustul
folikular rekuren dan eosinofilia pada wanita Jepang' Lima
tahun kemudian, Ofuji menamai kondisi kulit ini Folikulitis
&麟 ″
″κ ′
励″佗鰤 ::胤 脇劣Z:2η
BAB 13
覺
228 D″ ゴiィ ン″ブ
αs″ ′
Jた DЙ θ
夕α″7α α
S″ α″
α
′
Fο ′わ′
′′ ル′ααα P“ た″圏
おEο s′ ″φ ′ IArDS
ⅣIANIFESTASI KLINIS
Efloresensi FEberupapapul danpustul yang steril.Gatal dapat
tettadi pada 50%kasus,beberapa dengan intensitas yang heb激 .
Gambar 13.1
FE pada permukaan ekstensor ekstremitas inferioI tampak papul
eritematosa dan pustul.
[Foto koleksi pribadi Dwi Murtiastutik dr;SpKK(l!, FINSDV FAADV].
&″ シ
商腸あ
″々胤劣筋胤I露鑑 229
β/4β ′θ
圏目□
Gambar 13.2
Folikulitis eosinofatik di dada dan perut bagian atas muncul papul
eritematosa dan pustula [Foto koleksi pribadi Dwi Murtiastutik dr,SpKK(K),
FINSDY FAADV.
Gambar 13.3
Folikulitis eosinofatik pada punggung muncul papul eritematosa dan pushrl steril.
[Foto koleksi pribadi Dwi Murtiastutik dr,SpKK(K), FINSDV FAADV]
230 D″ ヵ協 ′′
加 滋′
北 D力 ι夕α瀦 滅αS″ α′
α
― ― 一一――― ― ――‐
― ――
Li]:11三 T「 I _______ 一 :― │
PEMERIKSAAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium terdapat leukosiiosis dan
eosinofi lia. Immunoelektroforesis menggambarkan peningkatan
kadar imunoglobulin E (IgE), rendahnya tingkat immunoglobulin
G3 (IgG3), dan rendahnya tingkat immunoglobulin A (IgA).
Kultur lesi kulit menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri
atau jamur. Jumlah CD4 biasanya kurang dari 300 sel /uL pada
pasien terinfeksi HIV.2'5
Pengambilan dua spesimen punch biopsy, untuk
memungkinkan membagi vertikal dan melintang, telah diusulkan
untuk meningkatkan sensitivitas, menemukan ciri-ciri dari FE.
Infundibulum dari folikel rambut menunjukkan spongiosis dan
pustulosis eosinofilik. Infiltrat sering meluas ke kelenjar sebaseus
yang berdekatan. Meskipun sebagian besar folikel dipertahankan,
beberapa dinding folikel dihancurkan oleh infiltrasi inflamasi.
Infiltrat ini terutama terdiri dari eosinofll. Infiltrat inflamasi cukup
padat di perivaskular dan perifolikular yang terdiri dari eosinofil,
limfosit (terutama CD4r'dan makrofag. FE terkait HIV memiliki
infiltrasi inflamasi perivaskular lebih intens dan menyebar
dibandingkan dengan papular pruritus erupsi tidak terkait HIV.2J
Folikularmusinosis dapat dilihat di lesi folikulitis
eosinofilik. Pewarnaan khusus memberikan hasil negatif untuk
mikroorganisme. Lesi dari telapak tangan dan kaki memiliki
pustul subkorneal dan intraepidermis, disertai dengan variabel
dermal infi ltrasi infl amasi.25
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding FE meliputi beberapa kelainan yang se-
cara klinis menyerupai FE, yaitu:2,a'6
o Bentuk klasik folikulitis eosinofilik
. Erupsi akneformis
, Akne vulgaris
. Eksim folikular
. Folikulitis (bakteri, jamur, atau dermatofitik)
. Psoriasis pustulosa
&″ レ
“勧あ
浅″祠 鰍LI脇:231
BAB 13
. Fotodermatitis
. Infeksi oportunistik
TERAPI
Banyak terapi topikal dan sistemik yang tersedia untuk FE.
Modalitas pengobatan dipilih berdasarkan tingkat keparahan penyakit,
keinginan pasien (termasuk biaya dan kenyamanan), dan respons.
Terapi antiretrovirus diberikan bersama dengan terapi isotetinoin.
FE juga dapat merespons dengan baik terhadap indometasin sistemilg
yang dianggap terapi lini pertama pasien di Jepang.6,7,8
Kortikosteroid topikal adalah terapi andalan pengobatan untuk
FE. Mekanisme kerja kortikosteroid pada FE tidak sepenuhnya
dipahami. Sifat antiinflamasi dan imunosupresif bahan ini dapat
menyebabkan efek pengobatan. Penentuan potensi steroid tergantung
pada lokasi lesi kulit. Di kulit kepala, steroid poten dalam larutan
alkohol, misalnya fluosinonida 0,05yo, sering diindikasikan. Pada
wajah dan bagian tubuh sensitif lainny4 kortikosteroid potensi rendah,
seperti hidrokortison 1%, mungkin cukup. Rejimen khas terdiri dari
aplikasi dua kali sehari kortikosteroid topikal. Hal ini mengurangi
peradangan dan plakat pada kebanyakan pasien. Atofi kulit karena
penggmam kortikosteroid topikal biasanya tidak masalah kecuali
obat terus diberikan setelah kulit sudah normal. Flare yang parah
dapat dibbati dengan pemberian singkat prednison ora1.6,7,8
PENCEGAHAN
Sampai saat in belum ada metode tertentu untuk pencegahan.
KOMPLIKASI
Folikulitis eosinofllik adalah penyakit kulit tanpa gejala
sisa yang bermakna. Satu-satunya gejala sisa penyakit ini ialah
hiperpigmentasi kulit dan skuama.T'e
PROGNOSIS
Folikulitis eosinofilik adalah penyakit kulit kambuhan,
dikaitkan dengan infeksi HIV dan AIDS yang memiliki
peningkatan risiko menderita infeksi oportunistik.2
EDUKASI
Pasien diberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit
tersebut seperti sifat penyakit yang remisi dan eksaserbasi,
penyebab penyakit yang belum diketahui, pengobatan,
逢″
レ"幼 ル
あ″&′協劣″鰍LI筈l鑑:233
BAB 13
Daftar Pustaka
l. James W, Elston D, Berger I Andrews G. Viral disease. Andrews'
Diseases of the skin. 1 1 ft ed. London: SaunderslElsevier; 20 I I .p.4 I 0- 1.
2. Janniger CK, Bronze MS, Shea CR. Eosinophilic folliculitis. Emedicine
[cited I 8 Mar 20 I 6] Available from: http://emedcine.medscape.com
3. Uitrlein L, Saavedra A, Allen R. Cutaneous manifestations of Human
Immunodeficiency Virus Disease. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff Il editors. Fitzpatrick's dermatology in
一
l
general medicine. 8ft ed. New York McGraw-Hill Medical ; 2012. p. 4593 4.
4. Colve R. Generalized cutaneous manifestations of STD and HIV
infection: Typical presentations, differential diagnosis, and management.
In: Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey
L, et al,editor. Sexually transmitted diseases. 4fted. New York: McGraw-
Hill Medical; 2008.p. 1 177 -98.
5. Scavo S, Magro G, Caltabiano R. Erythematous and edematous eruption
of the face. Eosinophilic pustular folliculitis. Int J Dermatol. 20101'
a9Q):975-7.
6. Bunker CB, Gotch F. HIV and the skin. In: RookA, Bums T, editors. Rook's
textbook of dermatology. 8sed. UK: Wiley-Blackwell; 20 I 0.p3 5. 1.